Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

Analisis Isi Media

Pengertian
 Analisis isi adalah metode penelitian untuk menggambarkan
isi pesan yang tersurat secara obyektif, sistematis, dan
kuantitatif.
◦ Tersurat, artinya pesan komunikasi yang tertulis dalam media
cetak, terucap dalam media audio, atau tergambar dalam
media visual. Analisis terhadap apa yang benar-benar ada dan
tertera dalam naskah tulisan, naskah audio, atau naskah audio
visual. Bukan yang tersirat (tidak tertulis).

◦ Obyektif, artinya menggunakan alat ukur kategori yang


distandarisasi lebih dahulu. Syarat objektif baru dapat
dilakukan oleh peneliti bila tersedia kategori-kategori analisis
yang sudah didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga
peneliti lain dapat mengikutinya dengan reliabilitas tinggi. Ciri
objektif ini juga berarti, siapapun yang akan melakukan analisis
akan menghasilkan temuan yang sama jika kategori yang
dipakai benar.
Pengertian
◦ Sistematis, adalah mengikuti langkah-langkah yang
tersusun secara bertahap sehingga hasil yang
diperoleh lebih baik dan dapat dilakukan replikasi
atau pengulangan bila diperlukan. Isi pernyataan atau
isi pesan yang relevan diteliti dengan menggunakan
prosedur yang sama. Bila unit penelitian yang
digunakan per paragraf misalnya, untuk semua bahan
penelitian dianalisis dengan unit analisis per paragraf

◦ Kuantitiatif, artinya data yang dikumpulkan akan


dihitung atau diukur dengan satuan angka-angka
dalam merumuskan kesimpulan
Kegunaan Analisis Isi
 Metode analisis isi pada umumnya berguna untuk
melihat isi media yang tersurat meliputi perhatian
media terhadap isu, tokoh atau lembaga,
kelengkapan informasi, kecenderungan,
keberpihakan, jenis isu, arah isu, dan penempatan isu
oleh media.
 Mengetahui faktor-faktor tersebut dapat berguna
untuk mengetahui isu yang sedang berkembang,
pendapat umum, arah pendapat umum, persepsi dan
citra suatu lembaga. Dengan demikian dapat
dijadikan dasar dalam membuat keputusan seperti
melaksanakan kampanye untuk men-counter isu,
meluruskan pemberitaan, memperbaiki citra dan
menggalang pendapat umum.
Prosedur Analisis Isi
1. Merumuskan tujuan analisis isi
2. Menetapkan kategori dan definisi kategori
3. Menetapkan unit analisis
4. Menyiapkan lembar koding
5. Menetapkan populasi dan pengambilan
sampel
6. Melakukan pengkodean (coding)
7. Menganalisis data
8. Kesimpulan
1. Merumuskan tujuan analisis isi

 Sebelum melakukan analisis isi media, terlebih


dahulu dirumuskan apa tujuan melakukan analisis isi.
 Apa yang ingin diketahui dengan analisis isi.
 Pertanyaan apa yang ingin dijawab melalui penelitian
analisis isi yang dilakukan?
 Misalnya Bagaimana frekuensi isu dan arah isu
kebebasan beragama di Indonesia?
 Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan
tujuan analisis isi adalah untuk mendeskripsikan
banyaknya isu dan arah isu pemberitaan media
terhadap kebebasan beragama di Indonesia yang
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 1) Jumlah isu kebebasan beragama di Indonesia
 2) Arah isu kebebasan beragama di Indonesia
2. Menetapkan kategori dan definisi
kategori
 Kategori adalah obyek apa yang ingin dilihat
dalam naskah. Kategori sering juga disebut
konsep yang hendak diukur
 Setelah ditetapkan kemudian dirumuskan
definisi masing-masing kategori
 Dari contoh di atas, perlu ditetapkan konsep
atau istilah apa saja yang akan diukur, yaitu :
◦ Isu
◦ Kebebasan beragama
◦ Jumlah isu kebebasan beragama
◦ Arah isu
Contoh kategori dan definisi
 Isu adalah informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu dan berkembang di
dalam masyarakat pada satu priode waktu tertentu. Isu yang berkembang di masyarakat
dipantau melalui pemberitaan media massa suratkabar, majalah, radio, televisi dan
media on line.
 Kebebasan beragama adalah pendapat atau penilaian anggota masyarakat memilih,
menganut, meyakini dan menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari
pihak manapun di wilayah hukum Indonesia.
 Isu kebebasan beragama adalah pemberitaan media massa (suratkabar, majalah,
radio, televisi dan on line tentang kebebasan memilih, menganut, meyakini, dan
menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah
hukum Indonesia.
 Jumlah adalah akumulasi munculnya sesuatu. Dalam konteks ini, jumlah isu kebebasan
berapagam adalah akumulasi pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio,
televisi dan on line tentang penilaian untuk memilih, menganut, meyakini, dan
menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah
hukum Indonesia.
 Arah isu pemberitaan media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi dan on line
tentang penilaian bebas atau tidak bebas dalam memilih, menganut, meyakini, dan
menjalankan syariat agama secara bebas tanpa halangan dari pihak manapun di wilayah
hukum Indonesia.
 Bebas artinya tidak ada halangan dari pihak manapun
 Tidak bebas artinya ada halangan dari pihak tertentu
Menetapkan Unit analisis
 Unit analisis adalah satuan naskah yang dapat
dijadikan untuk menemukan kategori penelitian.
 Unit analisis dapat berupa, kata, kalimat, judul,
paragraf, atau satuan berita.
 Bila unit analisis adalah kata, maka semua kata harus
diteliti untuk menemukan kategori yang dimaksud.
Bila unit analisis adalah kalimat, maka semua kalimat
harus diteliti untuk menemukan kategori. Bila unit
analisis paragraf, maka semua paragraf harus diteliti
untuk menemukan kategori begitu juga dengan
satuan naskah berita.
Membuat lembar koding
 Buatlah lembar kerja yang berisi kolom-kolom apa
saja yang hendak diukur dan dicatat
 Dari contoh di atas, yang hendak dicatat adalah:
◦ Nama media
◦ Hari/Tanggal terbit/siar
◦ Rubrik/Halaman untuk media cetak atau Program
acara dan waktu pada siaran *
◦ Bentuk pemberitaan (Media cetak :Berita, Kolom,
Feature, Tajuk; Media siaran: Berita, Dialog, Ulasan
dsb.) **
◦ Judul
◦ Isi yang meliputi narasumber dan penilaian
Contoh lembar koding
No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan
Tanggal Halaman* pemberitaan
Narasumber Arah isu

1
2
3
4
dst

No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan


Tanggal Halaman* pemberitaa Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf dst
n
Narasumber Arah isu Narasumber Arah isu Narasumber Arah isu
1
2
3
4
5
6
Dst
Melakukan uji kategori
 Sebelum penelitian, definisi kategori yang
telah dirumuskan perlu diuji coba.
 Gunakan koder ganjil
 Hitung nilai reliabilitas kategori dengan
rumus Holsti

Keterangan:
r = nilai reliabilitas
2M = jumlah kesepakan 2 orang coder
N1 = jumlah item yang dinilai koder 1
N2 = jumlah item yang dinilai koder 2

Reliabel bila nilai r ≥ 0,7


5. Menetapkan Populasi dan Memilih Sampel

 Populasi adalah suluruh bahan yang akan dianalisis.


 Bila terlalu banyak media dapat dibatasi pada media
tertentu atau priode tertentu.
 Misalnya priode pemberitaan Suratkabar dari Januari –
Juni 2012.
 Bila tidak dibatasi, kita tidak mampu menelitinya
Media Jumlah
Suratkabar ± 1100
Majalah ± 150
Radio ± 330
Televisi ± 13
Online (Portal) ± 10
Contoh Populasi
 Untuk kasus kita di atas, dapat kita batasi pada
suratkabar berita yang beredar secara nasional saja
dengan masa pemberitan Januari – Juni 2012.
 Dengan demikian populasi penelitian adalah:
 Kompas
 Media Indonesia
 Seputar Indonesia
 Suara Pembaruan
 Sinar Harapan
 Koran Tempo
 Jumlah Populasi
Jumlah media x hari terbit x bulan
6 x 7 x 6 = 256 edisi
Populasi
 Dalam contoh di atas, pemberitaan kebebasan
beragama di Indonesia tidak setiap hari muncul di
suratkabar.
 Bila demikian halnya, alangkah baiknya
pengambilan sampel tidak dilakukan.
 Kumpulkan semua berita tentang kebebasan
beragama dari 6 suratkabar dalam priode
penelitian.
 Penelitian dilakukan menggunakan sensus.
Memilih Sampel
 Bila populasi terlalu besar, dapat dipilih
sampel. Sampel adalah wakil dari populasi
yang dijadikan bahan penelitian
 Sampel harus representatif (benar-benar
mewakili populasi)
 Sifat populasi sama dengan sifat sampel
 Besar sampel ditentukan oleh beberapa
faktor:
◦ Keragaman populasi
◦ Tingkat kesalahan yang ditolerir
◦ Tingkat kepercayaan yang diinginkan
a. Tingkat keragaman populasi
• Semakin heterogen populasi
sampel makin besar dan
sebaliknya. Semakin hoogen
populasi sampel makin kecil.
• Keragaman populasi adalah
rasio perbedaan anggota
populasi. Heterogen 50 : 50,
Homogen 100:1 100 : 0 83 : 17 67: 33 50 : 50
• Lihat ilustrasi di samping
KERAGAMAN (VARIASI) POPULASI

BESAR SAMPEL
b. Tingkat kesalahan yang ditolerir (sampling error)

 Jika semua anggota POPULASI

populasi diteliti semua


sebagai sampel, maka
SAMPEL

nilai sampling error


adalah 0%.
 Semakin besar sampel,
semakin kecil angka
sampling error.
Sebaliknya semakin
kecil sampel, semakin
besar angka sampling
0% 10 % 20 % 30 % 40 %

error. SAMPLING ERROR

BESAR SAMPEL
c. Tingkat kepercayaan Distribsi
sampel
Nilai di dalam
interval

Nilai di luar
interval

 Tingkat kepercayaan itu tidak


mungkin berupa 100%. Karena
betapapun sampel diambil
secara ketat selalu ada MEAN POPULASI

Nilai X

kemungkinan salah.
 Tingkat kepercayaan yang
kerap dipakai dipakai adalah
90%, 95% dan 99%. Tingkat
kepercayaan 90% berarti
probabilitas kemungkinan hasil
sampel sama dengan populasi
adalah 90%. Kemungkinan
salah adalah sebesar 10%.
Sementara tingkat
kepercayaan 95% berarti
probabilitas kemungkinan hasil 68 %

sampel sama dengan populasi 90 %

adalah 95%. 95%

99 %

-2.58 SE -1.96 SE -1.65 SE -1SE MEAN 1 SE 1.65 SE 1.96 SE 2.58 SE


Rumus sampling

Keterangan:
Z = Mengacu pda nilai Z (tingkat kepercayaan). Jika tingkat kepercayaan yang
dipakai 90% maka nilai z = 1.65. Tingkat kepercayaan 95 % maka nilai z = 1.96.
Tingkat kepercayaan 99 % maka nilai z = 2.58

p(p-1) variasi pupulasi. Variasi populasi dinyatakan dalam proporsi. Proporsi dibagi
dua bagian dengan total 100 atau 1. Misalnya 0.5

E = Tingkat kesalahan yang dikehendaki (sampling error) Misalnya 10 % (0.1) atau 5


% (0.05)

N = jumlah populasi
Teknik sampling
 Acak Sederhana
◦ Memilih sampel dengan cara memilih secara acak
(probabilistik) Seperti diundi
 Sistematis
◦ Memilih sampel dengan rumus sederhana (sistem).
Misalnya kelipatan
 Stratifikasi
◦ Bila populasi memiliki strata (lapisan). Sampel harus
dipilih mewakili masing-masing strata
 Cluster (gugus)
◦ Bila populasi memiliki gugus (kelompok) maka harus
diambil sampel mewakili gugus
Sampling Rotated

 Dalam analisis isi media, dikenal metode


pengambilan sampel dengan sistem rotated.
 Bila isi media yang akan dianalisis muncul
secara rutin dalam setiap penerbitan, maka
sampel dapat diambil dengan rotated.
 Misalnya : Jenis isu yang diberitakan oleh
Harian Kompas Bulan Januari – Juni 2012
◦ Jenis isu permasalahan yang diberitakan
◦ Pemuatannya di Kompas setiap hari
 Untuk masalah seperti ini, sangat tepat
digunakan sampling rotated
Rotated
 Sample diambil mewakili
◦ Hari dalam seminggu
◦ Minggu dalam satu bulan
◦ Bulan dalam satu tahun
◦ Sample dalam 1 bulan hanya 7 edisi (mewakili hari dan minggu)

Juni 2012

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu

Minggu
I 1 2 3
II 4 5 6 7 8 9 10
III 11 12 13 14 15 16 17
IV 18 19 20 21 22 23 24
V 25 26 27 28 29 30

17 Juni Israj’ Mi’raj


6. Melakukan Penelitian (Proses coding)
 Meneliti (membaca) naskah dan menandai setiap
unit analisis dengan kode.
 Pengkodean dapat dilakukan di lembar koding
No. Nama Media Hari/ Rubrik/ Bentuk ** Judul Isi pemberitaan
Tanggal Halaman* pemberitaan Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf dst
Narasumber Arah isu Narasumber Arah isu Narasumber Arah isu
1 Kompas Adi Bebas Ulil Tidak Bejo Bebas
2 Kompas
3 Media Indonesia
4 Media Indonesia
5 Seputar Indonesia
6 Seputar Indonesia
7 Suara Pembaruan
8 Suara Pembaruan
9 Sinar Harapan
10 Sinar Harapan
11 Koran Tempo
12 Koran Tempo
13
14
7. Pengolahan data
 Setelah semua bahan dianalisis dan diberi kode.
 Menghitung data dengan statistik (sesuai kebutuhan)
◦ Misal : Statistik Deskriptif
45
40
35
30
25
20
15 Tidak
10
5 Bebas
0
Kesimpulan
 Dari hasil penelitian terhadap isi media
suratkabar nasional dapat disimpulkan:
◦ Terdapat 200 berita yang memuat masalah
kebebasan beragama di Indonesia selama
priode Januari – Juni 2012
◦ Penilaian masyarakat terhadap kebebasan
beragama di Indonesia cenderung bebas.
Referensi

Emmert, Philip & Barker, Larry L., (1989) Measurement of Communication Behavior, Longman,
New York.
Kippendorf, Klaus, (1993) Analisis Isi: Pengatar ke Metodologi, Alihbahasa Farid Waliji, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Neumann, W. Lawrence, (2000) Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches, Fourth Edition, Allyn and Bacon, Boston.
Rakhmat, Jalaluddin, (1984) Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung.
Ruben, Rebecca B.; Palmgreen, Philip; Sypher, Howard E., (2004) Communication Research
Measures A Sourcebook, Lawrence Erlbaum Associates, Publisher, New Jersey.
Stempel III, Guido H.; Weaver, David H; Wilhoit, G. Cleveland (Editor) (2003) Mass
Communication Research and Theory, Pearson Edudation, New York.
Wimmer, Roger D. and Dominick, Joseph R., (2000) Mass Media Research An Introduction,
Wadsworth Publishing Company, Belmont C.A.

You might also like