Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 23

DIAN ADHE BIANGGO NAUE

04112681519011
Mikosis = Infeksi jamur
Sangat sering dijumpai pada
kulit/struktur kulit
Berdasarkan bagian yang terinfeksi:
Superfisial
Kutan
Sub kutan
Hanya terbatas pada permukaan
paling luar dari kulit dan rambut 
KERATIN
Tidak menimbulkan respon imun
Tidak bersifat merusak dan bahkan
tanpa gejala
Mudah didiagnosa dan diobati
Tersebar di seluruh dunia
Pada lingkungan tropis tertentu,
bisa menyerang hingga 60%
populasi
Disebabkan oleh jamur Malassezia
furfur
Morfologi
Pada sediaan kerokan kulit, M. furfur
tampak seperti kelompok bulatan
atau oval, sel seperti ragi berdinding
tebal, diameter 3 – 8 µm
Pada biakan dengan media standar
yang berisi atau dilapisi minyak
zaitun, M. furfur tumbuh berupa
koloni ragi berwarna krem hingga
coklat
Epidemiologi
Worldwide / terjadi di seluruh dunia
Paling banyak di daerah tropis dan
subtropis
Usia dewasa muda adalah yang paling
sering terinfeksi
Hanya menginfeksi manusia
Transfer langsung atau tidak langsung
bahan keratin yang terinfeksi
 Gejala klinis
 Lesi berupa macule kecil
dengan hypo ataupun
hipersegmentasi
 Lesi tidak rata, berbatas
tegas dan ditutupi sisik
halus
 Pada kulit gelap lesi
hyposegmentasi; pada
kulit terang lesi
berwarna merah muda
atau coklat muda
 Menginfeksi semua
bagian tubuh terutama
pinggang, lengan, dada,
bahu, wajah dan leher
Diagnosa laboratorium
Pengamatan langsung secara mikroskopis
bagian-bagian jamur dari preparat kerokan kulit
ditambah KOH 10%.
Pembiakan bisa dilakukan dengan penanaman
di media yang berisi minyak zaitun sebagai
sumber lemak.
Pertumbuhan koloni seperti ragi akan muncul
setelah inkubasi pada suhu 300 C selama 5 – 7
hari.
Secara mikroskopis koloni tersebut terdiri dari
sel tunas dengan hifa yang kadang nampak
Pengobatan
Meskipun bisa diobati secara langsung,
tapi penyakit ini umumnya kronis dan
menetap. Pengobatan terdiri dari
penggunaan topical azoles atau shampo
selenium sulfide. Untuk infeksi yang
menyebar, bisa digunakan ketoconazole
oral.
disebabkan oleh jamur hitam Hortaea
werneckii (dulu dikenal Exophiala werneckii).

Morfologi
 Secara mikroskopis, H. Werneckii tampak
dematiacous (berpigmen coklat), hifa septate yang
kadang bercabang, lebarnya 1,5 – 3,0 µm.
Arthrokonidia dan sel tunas yang memanjang juga
sering nampak
pada pembiakan di media mikologis pada suhu 250C,
kapang hitam menghasilkan annellokonidia (konidia
yan memiliki annelids atau cincin) yang sering
meluncur dari sisi konidiofor.

Epidemiologi
 jamur tropis atau subtropis
 mungkin disebabkan oleh trauma pada lapisan
permukaan epidermis
 paling banyak ditemukan di Afrika, Asia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan dimana anak-anak dan
dewasa paling sering terinfeksi. Kejadian paling banyak
ditemukan pada wanita.
Gejala klinis
 tampak berupa macule
coklat yang tersendiri
dan tak beraturan,
biasanya pada telapak
tangan dan telapak kaki.
 Tidak menyerang
rambut dan tidak
menular. Biopsi atau
pembedahan lokal perlu
dipertimbangkan
karena lesi yang
menyerupai malignant
melanoma.
Diagnosa laboratorium
 mudah didiagnosa dengan pemeriksaan mikroskopis
kerokan kulit dengan KOH 10% atau 20%.
 Hifa coklat dan bentuk ragi hanya sebatas lapisan luar
stratum corneum dan mudah dideteksi dengan
pewarnaan H&E.
 Koloni seperti ragi yang berwarna coklat akan tumbuh
dalam 3 minggu, semakin lama menjadi koloni velvety
(seperti beludru).

 Pengobatan
Pengobatan dengan terapi topikal, termasuk Whitfield
oinment, krim azole dan terbinafine
merupakan infeksi superfisial pada rambut yang
disebabkan oleh jamur seperti ragi dari genus
Trichosporon: T. inkin, T. asahi, T. beigelii, T.
mucoides.

Epidemiologi
Terjadi di daerah tropis dan subtropis,
berkaitan dengan kurangnya kebersihan.
Morfologi
Pemeriksaan mikroskopis
menunjukkan bagian hifa,
arthrokonidia (sel segi
panjang yang terbentuk
dari fragmentasi sel hifa)
dan blastokonidia (sel
tunas)
Gejala klinis
 menyerang rambut
pangkal paha dan aksila.
 Jamur mengelilingi batang
rambut dan membentuk
pembengkakan yang
berwarna putih hingga
coklat di sepanjang untai
rambut.
 Pembengkakan lembut dan
pucat, mudah dilepas
dengan jempol dan
telunjuk yang menjepit
rambut.
 Infeksi ini tidak merusak
batang rambut.
Diagnosa laboratorium
rambut yang terinfeksi ditanam pada media yang tidak
mengandung cycloheximide (dapat menghambat
Trichosporon spp). Inkubasi selama 48 – 72 jam pada
suhu kamar.
Koloni Trichosporon spp yang tumbuh akan berwarna
krim, kering dan berkerut.

Pengobatan
dengan topikal azole, namun yang paling penting adalah
meningkatkan kebersihan. Mencukur rambut yang
terinfeksi juga efektif untuk menghindari pengobatan.
menyerang rambut terutama kulit kepala
disebabkan oleh jamur Piedraia hortae

Morfologi
Tumbuh sebagai kapang berwarna coklat hingga hitam
kemerahan.
Bila biakan diinkubasi, askospora yang berisi askus dan
berbentuk poros akan tumbuh dalam struktur khusus.
Struktur ini (askus dan askospora) juga dihasilkan
dalam masa hifa keras yang mengelilingi batang
rambut.
Epidemiologi
Piedra hitam banyak terdapat di daerah tropis di
Amerika Latin dan Afrika Tengah. Disebabkan oleh
kurangnya kebersihan.

Gejala klinis
tampak sebagai nodule kecil berwarna hitam yang
mengelilingi batang rambut.
Biasanya tanpa gejala dan mengenai kulit kepala.
Massa hifa terikat bersama suatu substansi seperti
semen dan mengandung askus dan askospora, suatu
spora seksual jamur.
Diagnosa laboratorium
menunjukkan hifa
bercabang, berwarna
coklat dan terikat
bersama substansi
seperti semen.
Pengobatan
Pengobatan piedra hitam sangat mudah yaitu
dengan memotong rambut dan mencuci rambut
secara rutin dan teratur.

You might also like