Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Asesmen Sikap/Afektif

Maya Amelia Febriani (1707483)


Ovi Syafiaul Maulana (1707413)
Raja Dimas Rizky Aditya (1707...)
Definisi Afektif
Istilah afektif dipergunakan untuk mengidentifikasi dimensi perasaan
dan kesadaran siswa (the feeling dimension of consciousness) –
emosi di dalam, perilaku, atau keinginan yang mempengaruhi
pemikiran dan tindakan kita. Seperti pencapaian/prestasi
(achievement), affektif merupakan suatu karakteristik manusia yang
multidimensional, termasuk perilaku (attitude), nilai, dan minat.

Alasan Asesmen Afektif


Pertama, outcome afektif mewakili outcome penting dan proses
bersekolah dalam pandangan siswa sendiri. Kedua, perasaan siswa
secara kuat berhubungan dengan pencapaian akademik, dan oleh
karena itulah memberikan pengaruh yang hebat pada pencapaian
akademik.
Tiga Aturan Dasar
Aturan dasar 1

Harus selalu waspada akan sifat alami interpersonal yang


snesitif dari perasaan siswa dan berusaha untuk
memperkenalkan pengaruh positif melalui penilaian anda
akan hasil akhirnya.

Aturan dasar 2

Kenali batas ketika berhubungan dengan dimensi afektif dari


pengajaran.

Aturan dasar 3

Jika anda cukup perhatian untuk memahami hasil afektif dan


untuk mengembangkan kualitas penilaian hasil tersebut, maka
beri perhatian khusus untuk menggunakan hasilnya dengan
serius dan ubah cara mengajar ketika dibutuhkan.
Perolehan Belajar (1) Dan (2) Sekolah (3)
Sekolah, Virtual, Masyarakat, Keluarga

SIKAP (3) PENGETAHUAN (1) KETRAMPILAM (2)


Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Mencipta
JENIS-JENIS AFEKTIF
Berdasarkan jenis afektif yang diungkapkan Anderson, maka jenis-jenis
afektif adalah:
Perilaku

Tempat Motivasi
pengontrolan

Konsep
Minat
akademis diri

Pilihan
Tipe-tipe afektif bervariasi dalam tiga dimensi penting,
diantaranya:

1. Berkenaan dengan perasaan tentang objek yang berbeda.


Attitude dan nilai dapat difokuskan pada rentang objek yang tak
terbatas, sedangkan academic self-concept memiliki fokus
sentral yang lebih terbatas.
2. Variasi dalam arahnya. Berfikir tentang afektif merupakan
perluasan keluar dan titik netral dalam arah secara kontinyu
dan positif ke negatif
3. Variasi dalam intensitasnya. Perasaan dan nertal dan arahnya
secara extrim dapat menjadi positif dan negatif yang sangat
kuat.
CARA PENILAIAN

• PENILAIAN KEMAMPUAN Ujian tulis, …


KOGNITIF

• PENILAIAN KEMAMPUAN Praktik, diamati


PSIKOMOTOR

Pengamatan ,
• PENILAIAN KEMAMPUAN
infoman, angket
AFEKTIF
sebaya, hidden
camera
Pilihan Metode Penilaian

1. Format respon terbatas (selected respon)


Contoh:
Apakah kita setuju atau tidak setuju dengan pemyataan berikut sebagai
pandangan terhadap pembelajaran;

Kerja kelompok yang dilaksanakan menolong saya untuk belajar lebih tentang
keterampilan kepeinimpinan saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidaksetuju
e. Sangat tidak setuju
Lanjutan

2. Respon tertulis
Jenis lain angket yang dapat ditampilkan adalah jenis angket essay,
sehingga responden bebas mengisi sesuai perasaannya secara total. Kita
juga boleh menggabungkan beberapa jenis penilaian affektif didalam
mengevaluasi pemahaman.

3. Angket
Sangat sering seorang pengembang angket menggabungkan format
jenis respon terbatas dengan format jeris open ended. Jika kita mencari
komentar responden terhadap suatu masalah, tanyakan hal ini dengan
konteks khusus yang jelas.

4. Menilai Afektif melalui Penilaian Kinerja


Dalam suatu pengertian, penggunaan pengamatan dan pendapat
sebagai dasar untuk mengevaluasi affektif merupakan praktek yang sama
tuanya dengan umat manusia. Pengertian bahwa performans assessment
dapat dijadikan sebagai indikator standar dalam membuat kesimpulan ketika
kita melihat siswa melakukan sesuatu.
Langkah pembuatan instrument affektif termasuk sikap dan
minat adalah sebagai berikut:

Memilih ranah kognitif yang akan dinilai

Menentukan indikator minat

Memilih tipe skala yang akan digunakan

Menelaah instrument (oleh teman sejawat)

Memperbaiki instrument

Menyiapkan kuesioner atau inventori laopran diri

Menskor inventori dan Menganalisis hasil inventori skala minat dan sikap
BENTUK INSTRUMEN PENGUKURAN PADA ASESMEN AFEKTIF BERUPA
PENILAIAN FORMATIF :

PENGUKURAN
KEPRIBADIAN

SKALA SIKAP

ASESMEN
AFEKTIF
OBSERVASI/PE
NGAMATAN
LANGSUNG

WAWANCARA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
RANAH AFEKTIF
• Pengukuran ranah afektif dapat dilakukan melalui metode observasi, angket penilaian diri.
• Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat
dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologi.
• Metode penilaian diri dengan asumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang
adalah dirinya sendiri.
• Skala pengkuran dapat menggunakan skala Likert, Skala pilihan ganda, skala Thurstone,
skala Guttman, semantic differential, dan pengkuran minat (Arikunto, 2008).
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF, YAITU:
1. menentukan spesifikasi instrumen
2. menulis instrumen
3. menentukan skala instrumen
4. menentukan pedoman penskoran
5. menelaah instrumen
6. merakit instrumen
7. melakukan ujicoba
8. menganalisis hasil ujicoba
9. memperbaiki instrumen
10. melaksanakan pengukuran
11. menafsirkan hasil pengukuran
Contoh Ceklis Asesmen Sebaya
(Kinerja saat diskusi kelompok)

Inisiatif Saling Kedisiplinan Kualitas ide


menghargai
Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tika Handayani
Damar Kencana
Indra Wirabrata

Zulfi Andri
Masitah
Contoh Pedoman Wawancara

1. Dalam kelompok anda, adakah kawan yang terkesan


pasif dalam menyelesaikan tugas? Siapa?
2. Apa yang paling menyenangkan dari kuliah yang
disampaikan oleh Ibu Ira?
3. Anda telah mengikuti PLPG selama hampir 7 hari.
Ceritakan (boleh diselingi gambar, ilustrasi atau
diagram) pemahaman anda guru yang profesional itu
guru yang bagaimana.
RUJUKAN:
Direktorat Pembinaan SMA. (2004). Pedoman Pengembangan Instrumen dan
Penilain Ranah Afektif. Tersedia: http://www.dikmenum.go.id [20 April 2009].
Direktorat Pembinaan SMA. (2004). Penilaian Afektif. Ditjen Manajemen
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.
Tersedia: http://www.dikmenum.go.id. [15 Mei 2009].
Stiggins, R.J. (1994). Student – Centered Classroom Assessment. New York:
Macmillan College Publishing Company.
Sudrajat, Akhmad. (2004). Penilaian Ranah Afektif.
Tersedia: http://www.wordpress.com/2008/08/15/penilaian-ranah-afektif. [15
Mei 2009].

You might also like