Presentation 1

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

KELOMPOK 3

ELISYA SOFYANI 1611311024


FEBRIYATUL HUSNA 1611311001
MERI HANDAYANI 1611312016
NADIA NOFITA 1611311013
RANIA SUILIA 1611311009
ULFA MAWADDAH N. 1611312013
Pluralisme berasal dari kata “plural“ yang berarti
kemajemukan atau keanekaragaman dan “isme“ yang berarti
paham , jadi pluralism adalah paham kemajemukan . Atau bias
juga yang berarti banyak atau berbilang atau “bentuk kata yang
digunakan untuk menunjukkan lebih dari satu” Secara sederhana
pluralisme dapat diartikan sebagai paham yang mentoleransi
adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya.
tujuan akhir dari gerakan pluralisme ; untuk menghilangkan
keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang dianut,
sedangkan yang lain salah.²
1. Faktor Internal
Faktor internal disini yaitu mengenai masalah
teologis. Keyakinan seseorang yang mutlak dan absolut
terhadap apa yang diyakini dan diimaninya merupakan
hal yang wajar. Sikap absolutisme agama tak ada yang
mempertantangkannya hingga muncul teori tentang
relativisme agama. Pemikiran relativisme ini merupakan
sebuah sikap pluralisme terhadap agama.
2. aktor Eksternal
a.Faktor Sosio-Politik
Faktor ini berhubungan dengan munculnya pemikiran mengenai masalah
liberalisme yang menyuarakan kebebasan, toleransi, kesamaan, dan
pluralisme. Liberalisme inilah yang menjadi cikal bakal pluralisme. Politik
liberal atau proses demokratisasi telah menciptakan perubahan yang
sistematis dan luar biasa dalam sikap dan pandangan manusia terhadapa
agama secara umum. Sehingga dari sikap ini timbullah pluralisme agama.
b.Faktor Keilmuan
Faktor keilmuan yang berkaitan dengan munculnya pluralisme yaitu
maraknya studi-studi ilmiah modern terhadap agama-agama dunia, atau yang
sering dikenal dengan perbandingan agama. Diantara temuan dan kesimpulan
penting yang telah dicapai adalah bahwa agama-agama di dunia hanyalah
merupakan ekspresi atau manifestasi yang beragam dari suatu hakikat
metafisik yang absolut dan tunggal, dengan kata lain semua agama adalah
sama .4
1. Dasar Filosofis Kemanusian
Penerimaan kemajemukan dalam paham pluralisme adalah
sesuatu yang MUTLAK, tidak dapat ditawar-tawar. Manusia pada
dasarnya adalah makhluk sosial yang mempunyai harkat dan
martabat yang sama, mempunyai unsur-unsur essensial (inti sari)
serta tujuan atau cita-cita hidup terdalam yang sama, yakni
damai sejahtera lahir dan batin. Namun dari lain sisi, manusia
berbeda satu sama lain, baik secara individual atau perorangan
maupun komunal atau kelompok, dari segi eksistensi atau
perwujudan/pengungkapan diri, tata hidup dan tujuan hidup.
2. Dasar Sosial Kemasyarakatan Dan Budaya
Pengakuan akan adanya dan penerimaan akan kemajemukan
merupakan konsekwensi dan konsistensi komitmen sosial
maupun konstitusional sebagai suatu masyarakat (suku, bangsa,
bahkan dunia), yang berbudaya. Kemajemukan merupakan unsur
penentu bagi adanya dan kekhasan dari suatu masyarakat.

3. Dasar Teologis
Dalam suatu masyarakat agamawi , seperti masyarakat
Indonesia kendati ada berbagai macam agama yang berbeda
dalam berbagai aspek atau unsur-unsurnya, namun
kemajemukan sedianya harus diterima.
1. Nilai kebebasan dan pengakuhan terhadap eksistensi agama lain
Pluralisme perlu diterima dengan positif optimis dan berbuat sebaik
mungkin brdasarkan kenyataan banyaknya agama di muka bumi ini.
2. Nilai Keadilan
Keadilan individual, yaitu keadilan yang tergantung dari kehendak baik atau
buruk masing-masing individu. Adapun keadilan sosial, lebih dekat dengan
ketidakadilan struktural. Mahrus El-Mawa mengemukakan bahwa keadilan
dalam keragaman sosial juga dapat didefinisikan sebagai keadilan yang
pelaksanaannya bergantung dari struktur proses-proses ekonomis, politis,
sosial, budaya, dan idiologis dalam masyarakat.
3. Nilai tenggang rasa dan saling menghormati
Dalam masyarakat majemuk yang menghimpun penganut beberapa
agama, teologi eksklusivis tidak dapat dijadikan landasan untuk hidup
berdampingan secara damai dan rukun.
Demokrasi secara etimologi, berasal dari kata demos =
rakyat dan krotos = pemerintahan atau kedaulatan. Karena
itu, secara umum demokrasi sering di artikan dengan suatu
system pemerintahan dari oleh dan untuk rakyat.
Sedangkan pengertian demokrasi secara terminologis,
menurut Franz Magnis Suseno setidaknya ada lima prinsip
Negara demokrasi tersebut.
Menurut Franz Magnis Suseno setidaknya ada lima prinsip
Negara demokrasi tersebut:
1. Menganut system Negara hukum.
2. Social control.
3. Adanya pemilihan yang bebas.
4. Prinsip mayoritas.
5. Adanya jaminan atas HAM.
Hendri B. Mayo menyatakan bahwa demokrasi itu haruslah
didasari oleh beberapa norma dasar, yakni dengan:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai
dalam satu masyarakat yang sedang berubah.
3. Penyelenggaraan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minuman.
5. Mengakui serta menganggap secara wajar adanya
keanekaragaman dalam masyarakat yang tercemin
dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta
tingkahlaku.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
1. Negara Hukum
Negara hukum adalah negara yang memberikan perlindungan
hokum bagi warga negaranya melalui perlembagaan peradilan yang
bebas dan imparsial(tidak memihak) dan sekaligus juga terdapat
jaminan terhadap perlindyngan HAM
2. Pemerintahan yang good Governance
Dimana pelaksanaanya dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, responsive terhadap kebutuhan rakyat, dalam suasana
demokratis, akuntabel, serta transparan.
3. Badan pemegang kekuasaan legislative
Yaitu yang di isi oleh orang-orang yang memiliki civic scill yang solid
dan tinggi, seperti DPR RI yang memiliki fungsi buggeting, controlling
dan regulating.
4. Peradilan yang bebas dan mandiri
Peran dunia peradilan dalam kaitannya dengan demokrasi juga
berada pada peran yang sentral. Corak peradilan yang dapat
menopang tegaknya demokrasi pada suatu Negara adalah peradilan
yang bebas, dalam artian tidak berada atau tidak terpengaruh oleh
tekanan dan kepentingan kekuasaan.
5. Masyarakat Madani
Antara lain dicirikan dengan masyarakat yang terbuka dan
berperadaban, bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
kritis, berpartisipasi aktif serta egaliter.
6. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
Yaitu terlaksananya kebebasan dalam pers, namun pers dalam
pemberitaannya tetap senantiasa dilandasi dengan rasa tanggung
jawab kepada masyarakat dan bangsa dengan berdasarkan kepada
fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Insfrastruktur politik
Yaitu lembaga-lembaga yang berperan memberikan masukan
(input) Dalam suatu proses politik, seperti partai politik, LSM,
perguruan tinggi, pers, dll.
Sesuai dengan semangat UUD 1945, maka system demokrasi yang
dianut Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Menurut Prof. Hazairin,
demokrasi pancasila pada dasarnya adalah demokrasi yang
sebagaimana telah dipraktekan oleh semua pihak sejak dulu hingga
sekarang.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi asli bangsa Indonesia .
sejalan dengan ini maka ada pendapat yang menyatakan bahwa
demokrasi pancasila itu miniaturnya dapat dilihat pada system
musyawarah dan mufakat hokum adat Minangkabau.
Demokrasi pancasila acuannya adalah suara atau nilai kebenaran,
bukan suara mayoritas sebagaimana yang dianut oleh demokrasi
liberal. Pemahaman seperti ini dapat kita berikan terutama pada
makna yang terkandung dalam sila ke IV Pancasila, dengan kata
kuncinya yaitu permusyawaratan/perwakilan. Kata kerakyatan dalam
sila diatas berasal dari kata “ra’in” yang berarti pemimpin. Sedangkan
kata-kata “hikmah” berarti kebijaksaan. Jadi dapat ditarik kesimpulan,
kepemimpinan/keputusan diarahkan pada kebudian.
Ada beberapa istilah yang berhubungan erat dengan istilah
demokrasi yang penting dijelaskan lebih dahulu, seperti monarki,
oligarki, dan kata demokrasi sendiri. Secara sederhana demokrasi
adalah pemerintahan oleh rakyat, pemerintahan oleh seluruh
rakyat dan bukan kelompok atau golongan tertentu.
Demokrasi untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Herodotus
dan kemudian dikembangkan oleh masyarakat Yunani Kuno. Kota
yang sering di identikkan dengan lahirnya demokrasi modern
adalah Athena (Yunani) sebagai kota yang menjadi cikal bakal
lahirnya democracy, dalam masyarakat Athena ada dua
demokrasi.yaitu demokrasi langsung dan demokrasi klasik.
TERIMA KASIH

You might also like