Professional Documents
Culture Documents
Tekim Kuliah Offshore Operation
Tekim Kuliah Offshore Operation
Tekim Kuliah Offshore Operation
DAFTAR ISI
1. Kondisi Lingkungan Laut
2. Struktur Anjungan Lepas Pantai
3. Pengaruh Kondisi Lingkungan Laut Terhadap Struktur Anjungan Lepas Pantai
4. Anjungan Pemboran dan Proses Operasi Pemboran
5. Anjungan Produksi dan Proses Produksi Migas
1. KONDISI LINGKUNGAN LAUT
Kondisi linkungan laut mencakup 3 hal,
yaitu:
a. Karakteristik Dasar Laut
b. Air Laut
c. Udara di Atas Permukaan Laut
A. KARAKTERISTIK DASAR LAUT
1. Batas-batas Pantai
Daerah peralihan antara daratan dan lautan
sering ditandai oleh adanya suatu perubahan
kedalaman yang berangsur-angsur. Daerah ini
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Continental Shelf
Continental Slope
Continental Rise
2. Morfologi Dasar Laut
Ridge and Rise
Trench
Abysal Plain
Continental Island
Island Arc
Mid-Oceanic Volcanic Island
Attol
Seamount dan Guyot
3. Sedimen Dasar Laut
Seluruh permukaan
dasar lautan ditutupi
oleh partikel-partikel
sedimen yang telah
diendapkan secara
perlahan-lahan selama
berjuta-juta tahun.
Secara relatif ketebalan
lapisan sedimen
berbeda-beda misalnya
600 m di Lautan Pasifik,
500 – 1000 m di Lautan
Atlantik, 4000 m di
Lautan Artik dan 9000
m di Puerto Rico Trench.
Dasar perencanaan unit
pada operasi offshore
dapat menggunakan
dasar Detnorkske Veritas
(Dn V) yaitu
pengembangan metoda
perhitungan respon unit
terapung terhadap
gelombang yang teratur
periodanya.
Untuk perencanaan unit
yang tertumpu pada
dasar laut, kriteria
perencanaan sesuai
dengan sifat lokasi
penentuan unit. Design
gaya untuk platform dan
unit terapun seperti pada
gambar
Terdapat dua metoda yang dapat digunakan untuk
memperkirakan beban ombak terhadap unit tetap dan
terapung lepas pantai, yaitu:
a. Metode analisa spectral:
- Untuk unit terapung
- Analisa statistik linear
- Evaluasi kemungkinan ombak terbesar rata-rata yang
terjadi selama umur operasi unit
b. Metode perencanaan gelombang
- Untuk unit terapung dan unit tetap
- Direncanakan untuk periode dan tinggi gelombang spesifik
- Evaluasi beban akibat ombak teratur dengan ketinggian
dan periode spesifik
Dalam pemboran lepas pantai, sangat penting untuk
mengetahui kondisi dasar laut dan karakteristik lapisan
tanahnya. Dimana permasalahannya yaitu untuk menentukan
tipe dari penyangga dasar dari unit pemboran, kedalaman laut
juga memiliki pengaruh terhadap kestabilan.
Penentuan sifat-sifat tanah dasar laut akan
mempengaruhi efektifitas dari jangkar. Jika dasar laut sangat
lunak atau sangat keras, penjangkaran konvensional tidak
dapat digunakan. Pada formasi lunak, jangkar yang tertanam
dapat memberikan daya dukung pada instalasi, atau tiang
pancang dapat mengendalikan diri untuk titik penambat yang
diinginkan rig pada suatu station.
Penembusan kaki dari unit jack-up dipengaruhi oeh
sifat tanah dasar laut, juga pada tiang pancang pada tipe
anjungan tetap. Pada bagian atas dari semua sumur lepas
pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik tanah.
Sifat-sifat tanah perlu diketahui untuk dapat membor
suatu daerah, dengan cara:
a. Analisa sampel tanah yang diberikan dari core. Core ini
diambil menggunakan barge shaped coring rig.
b. Test driving pada tiang pancang.
c. Analisa sampel dasar laut yang diperoleh dari drag test.
d. Test performance jangkar dengan supply boat.
e. Inspeksi langsung dengan menyelam.
Setelah mengetahui
kondisi dasar laut dan
lapisan tanahnya,
dapatlah diketahui
perkiraan kerusakan
tanah atau pergeseran.
Kerusakan permukaan
tanah akan berubah
pada unit Jack-Up, juga
dapat menyebabkan
pergeseran pada unit
terapung sepanjang
cengkeraman jangkar.
1. Exploration
Pencarian/penentuan lapisan tanah yang menyimpan
minyak atau bahan tambang lainnya di dasar lautan, dan
dilakukan oleh ahli geofisik.
2. Exploratory Drilling
Setelah daerah yang diperkirakan mengandung minyak
ditentukan, pemboran harus dilakukan untuk memastikan
perkiraan. Biasanya dilakukan dengan mobile drilling rig
yang diikatkan ke kapal. Unutk kedalaman hingga 76
meter digunakan Jack Up Rig. Sedangkan kedalaman
kurang dari 15 meter digunakan submersible dan
kedalaman lebih dari 76 meter digunakan floating drilling
rig
2.2. JENIS KEGIATAN
3. Development Drilling
Yaitu proses pembuatan/pemboran lubang ke dalam tanah yang diketahui
mengandung minyak untuk diambil dengan cara yang paling ekonomis dan
efisien. Biasanya membutuhkan pemboran beberapa sumur sekaligus dari satu
lokasi. Desain platform saat ini memungkinkan pemboran 32 sampai 40 sumur
dari satu platform.
4. Production Operations
Dilakukan setelah Development Drilling dilakukan. Pada laut dalam, peralatan
produksi dan pemprosesan ditempatkan pada self contained platform yang
sama yang digunakan untuk development drilling. Di laut dangkal biasnaya
dijadikan well protector platform setelah proses produksi dimulai. Suatu
platform yang terpisah tapi berdekatan dengan well protector platform
dibangun untuk pemprosesan atau penempatan peralatan.
5. Transportation
Biasanya untuk laut dangkal, minyak diangkut ke darat dengan menggunakan
barge atau pipa panjang. Sedangkan untuk laut dalam penyimpanan dan
transportasi minyak disimpan dalam kapal tanker
2.3. KLASIFIKASI ANJUNGAN LEPAS PANTAI
1. Jacket Template
Memiliki ciri khas berupa jacket bagi konduktor dan
template untuk pemancangan pile. Tipe ini
dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut
sedang yang dasarnya tebal, lunak, dan berlumpur.
Tiang pancang juga menyokong struktur terhadap beban
lateral yang dialami yang diakibatkan oleh angin,
gelombang, dan arus.
GAMBAR PLATFORM TIPE JACKET
2.4.1. ANJUNGAN TETAP (FIXED OFFSHORE
PLATFORM
2. Caissons
Platform kecil dengan dek kecil, dibutuhkan
untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih dari
60m) dengan kandungan minyak yang tidak
banyak. Dalam hal ini pile dipancang samapai
kedalaman yang cukup untuk menyokong dek
kecil.
PLATFORM TIPE CAISSON
2.4.1. ANJUNGAN TETAP (FIXED OFFSHORE
PLATFORM
3. Concrete Gravity Platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah
keras did asar laut tidak jauh dari
permukaan lumpur. Pondasi struktur
dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat
dari beton. Pondasi yang berat ini
menyokong beberapa tower yang
kemudian menyokong dek baja
PLATFORM TIPE CONCRETE GRAVITY PLATFORM
2.4.2. ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
Anjungan lepas pantai terapung merupakan anjungan
yang mempunyai karakter bergerak mengikuti gerakan
gelompang, ciri khasnya adalah mobilitas dan
kemampuannya mengantisipasi gerakan akibat
gelombang dan arus laut.
2.4.2. ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
1. Semi sub mersible platform
Memiliki kemampuan membor di laut dalam. Sistem
kerja platform ini adalah pada saat udara dikeluarkan
dari lambung bawah, rig tidak seluruhnya terendam ke
dasar laut tapi hanya sebagian, masih mengapung di
atas titik pemboran. Lambung bawah diisi dengan air
untuk memberikan kestabilan pada rig. Rig jenis ini
ditahan di lokasi oleh sauh dengan sistem dynamic
positioning
PLATFORM SEMI SUBMERSIBLE RIG
2.4.2. ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
2. Jack Up Platform
Digunakan untuk pemboran di perairan darat yang
dangkal yang tenang seperti danau, rawa, sungai, dan
kanal. Biasanya berupa anjungan besar yang
mengapung dan harus ditarik dengan kapal tunda ke
lokasi. Setelah ditarik ke lokasi, tiga atau empat kakinya
diturunkan sampai menyentuh dasar laut, anjungannya
terletak di atas permukaan air. Sesuai untuk perairan
dangkal.
PLATFORM JACK-UP RIG
2.4.3. ANJUNGAN STRUKTUR LENTUR
(COMPLIANT OFFSHORE PLATFORM)
Tujuan dibangunnya konsep anjungan ini adalah untuk
memenuhi persyaratan fungsi-fungsi khusus seperti faktor
ekonomi dan teknis. Anjungan ini biasanya lebih ringan
dari jenis lain karena memiliki kekakuan yang tidak besar.
Beberapa anjungan struktur ini memanfaatkan gaya apung
untuk menahan beban yang bekerja pada struktur
tersebut. Station keeping merupakan salah satu
pertimbangan yang dianggap cukup penting dalam
perencanaan anjungan struktur lentur, oleh karena itu
diperlukan sistem penambatan yang mampu menjaga
struktur tersebut agar selalu berada di lokasi dalam batas-
batas yang telah ditentukan.
PLATFORM TENSION LEG
PLATFORM GUYED TOWER
PLATFORM TRUSS SPAR
2.5. TAHAPAN PERENCANAAN STRUKTUR
B. Layout Equipment
Posisi, dimensi, dan berat peralatan yang akan dipasang di
atas deck harus diperhatikan secara seksama sehingga dapat
memberikan ruang diantara equipment. Perlu diperhatikan
juga framing untuk menahan beban equipment dan ruang
antara equipment. Hal ini berguna untuk mendapatkan
dimensi, ruang, dan kekuatan framing deck yang akan
direncanakan
C. Deck Framing
Berfungsi mentransfer beban-beban dari area deck ke deck
leg untuk diteruskan ke jacket lalu ke pondasi. Sistem yang
digunakan dengan menyalurkan beban pada lantai deck yang
biasanya berupa deck plate dan balok-balok utama (beams)
kepada sistem rangka longitudinal yang tersusun dari elemen-
Pemilihan ukuran awal deck plate dilakukan dengan menggunakan beban merata maksimum
pada deck. Pelat pada deck didesain untuk dapat menerima beban yang bekerja diatasnya,
kemudian disalurkan ke balok-balok utama deck (deck beams). Dalam desain pelat harus
diperhatikan kemungkinan korosi, tegangan, dan lendutan yang mungkin terjadi. Lendutan
yang berlebihan harus dapat dihindari dengan mempertebal pelat atau memperpendek
bentang. Untuk struktur anjungan dianjurkan ketebalan minimal pelat adalah 5/16 inch,
tetapi umumnya digunakan pelat 3/8 inch.
Beban dari deck plate diteruskan ke balok utama deck. Pada umumnya balok utama
dipasang pada setiap bentang yang sama. Jarak antara beack bams biasanya ditentukan
oleh jarak antara well head.
Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai dari
landas kontinen meskipun dengan kemajuan teknologi dan
meningkatnya harga minyak mentah, pengeboran dan
produksi di perairan yanglebih dalam telah menjadi lebih
baik, layak dan ekonomis.
Sebuah anjungan yang khas mungkin memiliki sekitar tiga
puluh mata bor, pengeboran yang terarah memungkinkan
sumur bor dapat diakses pada duakedalaman yang
berbeda dan juga pada posisiterpencil sampai 5 mil (8
kilometer) dari platform.
3. PENGARUH KONDISI LAUT TERHADAP
ANJUNGAN LEPAS PANTAI
2. Caissons
Platform kecil dengan dek kecil, dibutuhkan
untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih dari
60m) dengan kandungan minyak yang tidak
banyak. Dalam hal ini pile dipancang samapai
kedalaman yang cukup untuk menyokong dek
kecil.
PLATFORM TIPE CAISSON
ANJUNGAN TETAP (FIXED OFFSHORE PLATFORM
3. Concrete Gravity Platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras did asar
laut tidak jauh dari permukaan lumpur. Pondasi struktur
dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton.
Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower yang
kemudian menyokong dek baja
PLATFORM TIPE CONCRETE GRAVITY PLATFORM
ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
Anjungan lepas pantai terapung merupakan anjungan
yang mempunyai karakter bergerak mengikuti gerakan
gelompang, ciri khasnya adalah mobilitas dan
kemampuannya mengantisipasi gerakan akibat
gelombang dan arus laut.
ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
1. Barge rig
Barge rig didesain untuk kedalam air yang
dangkal. Rig ini mengapung pada situs
pemboran dan lower hull akan terbenam
hingga dasar laut. Area permukaan lower hull
menjaga rig dari tenggelam ke dalam lumpur
dan memberikan kestabilan ketika pemboran.
Anjungan Terapung (Floating
Offshore
2. Submersible Rig Platform)
Perbedaan mendasar antara submersible dan
semisubmersible rig adalah submersible pontoon dan
legnya tenggelam dan mencapai dasar permukaan.
Berbeda dengan semisubmersible yang melayang.
Pada submersible rig, syarat kedalaman lautnya lebih
dangkal dibanding semisubmersible rig.
ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
3. Semi sub mersible platform
Memiliki kemampuan membor di laut dalam. Sistem
kerja platform ini adalah pada saat udara dikeluarkan
dari lambung bawah, rig tidak seluruhnya terendam ke
dasar laut tapi hanya sebagian, masih mengapung di
atas titik pemboran. Lambung bawah diisi dengan air
untuk memberikan kestabilan pada rig. Rig jenis ini
ditahan di lokasi oleh sauh dengan sistem dynamic
positioning
PLATFORM SEMI SUBMERSIBLE RIG
Pemindahan atau moving semi submersible rig
ANJUNGAN TERAPUNG (FLOATING OFFSHORE
PLATFORM)
4. Jack Up Platform
Digunakan untuk pemboran di perairan darat yang
dangkal yang tenang seperti danau, rawa, sungai, dan
kanal. Biasanya berupa anjungan besar yang
mengapung dan harus ditarik dengan kapal tunda ke
lokasi. Setelah ditarik ke lokasi, tiga atau empat kakinya
diturunkan sampai menyentuh dasar laut, anjungannya
terletak di atas permukaan air. Sesuai untuk perairan
dangkal.
PLATFORM JACK-UP RIG
Pemindahan Jack Up dengan cara diderek oleh kapal boat:
ANJUNGAN STRUKTUR LENTUR
(COMPLIANT OFFSHORE PLATFORM)
Tujuan dibangunnya konsep anjungan ini adalah untuk
memenuhi persyaratan fungsi-fungsi khusus seperti faktor
ekonomi dan teknis. Anjungan ini biasanya lebih ringan
dari jenis lain karena memiliki kekakuan yang tidak besar.
Beberapa anjungan struktur ini memanfaatkan gaya apung
untuk menahan beban yang bekerja pada struktur
tersebut. Station keeping merupakan salah satu
pertimbangan yang dianggap cukup penting dalam
perencanaan anjungan struktur lentur, oleh karena itu
diperlukan sistem penambatan yang mampu menjaga
struktur tersebut agar selalu berada di lokasi dalam batas-
batas yang telah ditentukan.
PLATFORM TENSION LEG
PLATFORM GUYED TOWER
5. Spar Platform
Spar Platform adalah sebuah
Bangunan LepasPantai
terapung yang menggunakan
Buoyant Hull atau sebuah
Tangki raksasa sebagai
pengapung sekaligus tempat
penyimpanan minyak hasil
eksploitasi.
Proses perakitan Hull Spar Platform
Spar diikat oleh mooring yang terikat di dasar laut agar tidak
berpindah-pindah dari lokasi.
PLATFORM TRUSS SPAR
6. Drillships
Untuk pengeboran di kedalaman laut
hingga 7500 feet (2286 meter)
digunakanlah drillship. Dapat
memasang Dynamic positioning
(propeller) untuk stabilisasi rig,
sehingga tidak perlu dipasang
kawat dan mooring. Rig ini
ditempatkan diatas kapal laut
sehingga mendukung untuk
mobilitas tinggi dan sanggup
beroperasi pada lokasi yang jauh
dari daratan. Penempatan
tower berada diatas kapal yang
pada bagian bawah kapal dalam
kkondisi terbuka ke laut.
B. OPERASI PEMBORAN LEPAS PANTAI
1. Operasi Pemboran pada Fixed Platform
Pemboran pada fixed platform yaitu sumur dibor secara
berarah (directional drilling) membentuk sistem klaster
untuk mencapai pola spasi pengurasan yang baik.
Pada pemboran pada fixed platform, diperlukan
perencanaan khusus pada instalasi marine conductor,
control beban pada platform dan komplesinya.
a.) Marine Conductor Instalation
Marine conductor disebut juga dengan drive pipe. Drive pipe diturunkan
menembus guide ring, yang merupakan instalasi dari platform pada spasi tersendiri selama
tahapan konstruks. Rings memberikan daya dukung lateral pada sumur di atas dasar laut.
Pemasangan drive pipe dilakukan dengan diesel hammer, sehingga menembus dasar laut.
Hammer dipukulkan ke bagian atas drive pipe dari traveling block dengan sling
yang berdiameter 1.5in dan berat hammer 17000lb. Setelah drive pipe ditempatkan, lalu
dipotong dengan ketinggian yang memungkinkan untuk dipasang peralatan flowline dan fill
up line, kemudian operasi pemboran dapat dilakukan. Pada tahap awal, umumnya pemboran
dilakukan dengan air laut.
Permasalahan pada operasi ini yaitu mempengaruhi setting depth dari marine
conductor dan dalam penyemenan casing.
Pada saat tertentu, ketika casing string akan disemen, harus mempertimbangkan
kedalaman laut dan setting depth marine conductornya. Ketinggian bubur semen pada
annulus harus diperhitungkan, karena akan mendesak lantai bor. Hal ini harus diperhatikan
yaitu kenaikan dan formation strength ketika penyemenan dan waktu filter cake semen
mengganti mud cake.
Terdapat beberapa alat yang khusus, yaitu:
a. Rigit type centralizer.
b. Flensa riser nipple.
c. Rangkaian casing yang sesuai didudukan pada convensional manner dengan slip dan
seal assemblies atau boll weevil type casing hanger.
b.) Platform Load Control
Platformsudah barang tentu dirancang untuk suatu
kondisi beban tertentu. Sebagai akibat dan maksimum beban
yang diizinkan, penekanan beban pada penempatan
peralatan yang permanen harus mempertimbangkan variasi
distribusi beban pada platform. Anjungan harus mampu
menahan beban menara, beban rangkaian pipa berat, pipa
dan racks, cairan dan lumpur, additive, dan lain lain.
Saat penempatan peralatan diketahui, maka beban
maksimum yang diderita platform dapat dihitung. Sudah
barang tentu beban maksimum pada saat operasi tidak boleh
melebihi beban maksimum yang diizinkan.
c.) Completion pada Fixed Platform
Teknik komplesi bervariasi dari suatu daerah ke
daerah lain. Penempatan safety device dibawah dasar laut
sangat penting untuk menjaga kejadian blow out yang
merusak atau menghancurkan sumur dari dasar laut. X-
mastree dan safety valve yang dipasang sesuai dengan
tekanan kerjanya. Dalam suatu daerah operasi pemboran,
sumur yang telah dikomplesi dapat diproduksikan pada
anjungan tersebut.
2. Operasi Pemboran pada Jack Up Rig
Sistem yang digunakan untuk pemboran pada Jack Up
Rig sangat tergantung pada kedalaman air, dan maksimum
kondisi laut selama sumur diproduksi. Tipe komplesi juga
sangat dipertimbangkan untuk mengetahui komplesi berada
di dasar laut atau di permukaan.
a.) free standing well
Keadaan air merupakan batasan dan kondisi laut yang
mendukung, maka sumur akan dikomplesi di permukaan dan
dengan demikian sumur berdiri bebas. Tanpa membutuhkan
adanya penyangga.
Drive pipe akan dihammer masuk ke dalam dasar laut
sampai kokoh. Jika tidak dapat menembus formasi dasar laut,
maka dilakukan dengan membor dan dilakukan penyemenan.
Setelah conductor hole dibor,
conductor string dimasukkan dan
disemen dari dasar laut. Centralizer
digunakan. Drive pipe dan conductor
dipotong di atas ketinggan permukaan
laut dan dimasang casing head, drilling
spool dan annular preventer di atas
flensa. Fasilitas ini terletak pada bawah
lubang lantai bor.
Selanjutnya, casing yang sesuai
tidak mungkin digantungkan di
permukaan, karena akan memberikan
beban dan menyebabkan pelengkungan
pada pipa antara dasar sumur sampai di
permukaan. Digunakan alat seperti
casing hanger landing nipple dan hanger
assembly.
b.) Protective Well Jacket
Jacket pelindung sumur diperlukan pada pemboran
dengan kedalaman air relatif besar atau kondisi air laut yang
tidak memungkinkan untuk dipasang free standing well dan
sumur dikomplesi di permukaan, maka diperlukan struktur
penyangga dengan menempatkan well jacket.
Jacket dan drive pipe akan dipasang. Alternatif lain jika
sumur telah dibor dengan free standign well, daya dukung
lateral diberikan oleh drilling slot, maka pemasangan jacket
dilakukan setelah penyemenan production casing.
c.) Mud Line Suspension
Casing string akan duduk di dasar laut dengan hanger dan akan
diperpanjang ke permukaan dengan menggunakan riser. Sistem ini
diterapkan dengan penempatan di permukaan dan conventional wellhead
dan peralatan BOP.
TIPE
A D A ANJUNGAN
B E B E R A PPRODUKSI
A TIPE ANJUNGAN
P R O D U K S I YA N G U M U M
D I G U N A K A N , A N TA R A L A I N :
• T E M P L AT E P L AT F O R M
• C O N C R E T E G R AV I T Y
P L AT F O R M
• G U Y E D T O W E R P L AT F O R M
• T E N S I O N L E G P L AT F O R M
• D R I L L T R O U G H P L AT F O R M
Template Platform
Pada dasarnya anjungan ini terdiri dari struktur pipa baja yang besar (Jacket) dan
ruang Deck. Melalui kaki anjungan, jacket diikatkan pada tiang pancang dasar laut yang
berfungsi sebagai penyangga anjungan, sedangkan ruang deck berfungsi untuk menyokong
kegiatan operasional dan beban lainnya.
Tipe template ini cocok digunakan pada kedalaman laut antara 200 hingga 300
meter. Sedangkan untuk kedalaman yang lebih dalam, tipe ini kurang praktis karena
memerlukan tiang penyangga dengan ukuran besar dan juga panjang yang memadai.
TEMPLATE PLATFORM
Oil Skimmer
Scrubber Gas
Chemical
Stasiun Pompa
Electric
FWKO Kompressor
a. Separator Produksi
b. Scrubber gas
c. Free Water Knock Out Tank
d. Manifold
e. Flowline
f. Compresor
g. Glycol Tower Absorber
h. Glycol rake Generation
UNIT PERALATAN CPA
Kompresor Flare
Glycol
Pompa
Dehydrator
Pipa manifold
PERALATAN PADA ANJUNGAN KOMPRESOR
Nama alat Fungsi Gambar