Professional Documents
Culture Documents
Sindrom Nefrotik 20 Maret 2018
Sindrom Nefrotik 20 Maret 2018
Sindrom Nefrotik 20 Maret 2018
Nefrotik
Preseptor:
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr.
SpA(K), MM.
Keterangan Umum
Nama : An. Z
Usia : 18 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kuningan
Agama : Islam
Tinggi badan : 72 cm
Berat badan : 14 kg
Anamnesis
Keluhan Utama :
Bengkak seluruh tubuh
Anamnesis Khusus :
Pasien datang dengan keluhan bengkak
seluruh tubuh sejak 21 hari sebelum masuk rumah
sakit. Bengkak diawali dari kelopak mata sejak 24
hari yang lalu yang pertama kali muncul saat
bangun tidur, lalu semakin bertambah ke perut
dan seluruh tubuh. Keluhan bengkak disertai
dengan keluhan buang air kecil yang menjadi
lebih sedikit sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan bengkak disertai sesak. Riwayat
sering terbangun saat malam hari untuk buang
air kecil tidak ada. Riwayat alergi terhadap
obat-obatan atau makanan tertentu tidak ada.
Selama bengkak, ibu pasien mengeluh
buang air kecil pasien berwarna kuning keruh
namun tidak berwarna seperti coca cola atau
kemerahan seperti air cucian daging. Keluhan
adanya sakit kepala tidak ada. Pasien tidak
pernah muntah atau kejang. Riwayat adanya
bercak merah di wajah tidak ada. Pasien tidak
tampak lebih kecil dibanding teman sebayanya.
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah
mengalami masalah kehamilan. Pasien lahir
cukup bulan di rumah sakit dengan persalinan
normal dan ditolong oleh dokter. Sejak lahir,
pasien tidak mendapatkan ASI, karena ibu
pasien tidak dapat menghasilkan ASI sehingga
pasien hanya minum susu formula. Pasien sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai
dengan umurnya.
Karena keluhan bengkaknya, pasien
dirawat di rumah sakit sekitar Kamulyaan
selama 12 hari dan tidak mengalami perbaikan
sehingga pasien dirujuk ke RSHS.
Pasien baru pertama kali sakit seperti ini.
Riwayat keluarga dengan sakit serupa tidak
ada. Sebelum sakit, pasien makan tiga kali
sehari dengan 1 mangkok nasi disertai lauk
pauk 1 butir telur atau 1 potong ikan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis,
tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 130/100
Nadi : 120 x/ menit
Respirasi : 40x/ menit
Suhu : 36,9 °C
SpO2 : 98%, room air
Antropometri
Tinggi badan : 72 cm
Berat badan : 14 kg
Lingkar Kepala : 47 cm
LPT: 0,44
Status Gizi:
BB/PB : > 3 SD
BB/U : > 2 SD
PB/U : < -3 SD
Status Generalis
Kepala:
Puffy face (+)
Mata: Edema Palpebra +/+, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik,
Mulut dan hidung: Tidak ada kelainan
Leher
KGB tidak teraba membesar
Thorax:
Bentuk dan gerak simetris, tidak ada
deformitas
Jantung : Bunyi jantung S1 S2 normal murni
regular, murmur (-)
Paru :VBS kiri=kanan, wheezing (-/-), ronkhi (-/-
)
Khusus
Prednison 60mg/LPT
Metilprednisolon 4mg
Captopril 3 x 3 mg PO
Albumin 20% 70ml (habis dalam 4 jam)
Prognosis
Dikarakteristikan dengan:
1. Proteinuria
2. Edema
3. Hiperlipidemia
4. Hipoalbuminemia
Sumber:
• Nelson Textbook of Pediatric, 19th edition, hal. 1801
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua, hal. 1
EPIDEMIOLOGI
Insidensi: 2-5 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <16
tahun
Di Indonesia:
• 6 kasus/tahun tiap 100.000 anak usia <14 tahun
• SN sensitif steroid (85%):
♂:♀ 2:1
Terjadi sebelum usia 8 tahun
Sumber:
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-5, hal. 686
Etiologi
Kebanyakan anak dengan sindrom nefrotik
memiliki jenis nefrotik sindrom idiopatik (primer).
Sumber:
• Nelson Textbook of Pediatric, edisi ke-19, hal. 1802
Sumber:
• Nelson Textbook of Pediatric, edisi ke-19, hal. 1802
KLASIFIKASI
Berdasarkan histologi sindrom nefrotik:
• Sindrom nefrotik kelainan minimal
• Sindrom nefrotik kelainan nonminimal, seperti:
Glomerulosklerosis fokal segmental
Glomerulonefritis proliferatif mesangial
Glomerulonefritis membrano proliferatif
Glomerulopati membranosa
Sumber:
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-5, hal. 686
Batasan
Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2
LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps jarang : relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 x per tahun pengamatan
Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun
Dependen steroid : relaps 2 x berurutan pada saat dosis steroid
diturunkan (alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison
dosis penuh (full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
Sensitif steroid : remisi terjadi pada pemberian prednison dosis
penuh selama 4 minggu
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua, hal. 3
Manifestasi Klinis
Triad gejala
Proteinuria berhubungan dengan
Protein urin >40 besar hilangnya protein
mg/m2LPB/jam atau dalam urin:
>50 mg/m2LPB/24jam. • Hypoalbuminemia
Rasio protein/kreatinin Kadar albumin
urin >2,5 dalam serum <2,5
gr/dL
Secara semikuantitatif
• Edema
dengan Bang atau
• Hyperlipidemia
Dipstick: protein pada
Kolesterol total
urin ≥+2
darah >200mg/dL
Sumber:
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-5, hal. 686
• Usia penderita umumnya <6 tahun saat onset.
• Terdapat pembengkakan periorbital dan oliguria,
dan sering setelah influenza-like syndrome.
• Setelah beberapa hari, edema semakin terlihat.
• Sedimen urin biasanya normal, namun secara
mikroskopis, hematuria bisa ada.
• Konsentrasi albumin plasma rendah
• Level lipid meningkat
Sumber:
• Current Diagnosis and Treatment: Pediatrics, edisi ke-22, hal. 760
Mekanisme
PATOFISIOLOGI
• Terjadi meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerulus
yang menyebabkan proteinuria hebat dan hipoalbuminemia.
Sumber:
• Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia, hal. 274
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Urin lengkap
• Protein kuantitatif urin
• Darah:
Darah rutin
Kadar albumin dan kolesterol plasma
Kadar ureum, kreatinin
Titer ASTO
Kadar komplemen C3, C4, ANA
Sumber:
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-5, hal. 686
TATA LAKSANA
• SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit
Mempercepat pemeriksaan,
Penanggulangan edema,
Memulai pengobatan steroid, dan
Edukasi orangtua.
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua, hal. 3
Sebelum pengobatan steroid dimulai,
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua, hal. 4
TERAPI INISIAL
• Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80
mg/hari) dalam dosis terbagi, untuk menginduksi remisi.
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua, hal. 6
KOMPLIKASI
• INFEKSI
Pasien sindrom nefrotik sangat rentan terhadap infeksi, bila terdapat
infeksi perlu segera diobati dengan pemberian antibiotik.
• TROMBOSIS
15% pasien SN relaps menunjukkan bukti defek ventilasi-perfusi pada
pemeriksaan skintigrafi yang berarti terdapat trombosis pembuluh
vaskular paru yang asimtomatik.
• HIPERLIPIDEMIA
Pada SN relaps atau resisten steroid terjadi peningkatan kadar LDL
dan VLDL kolesterol, trigliserida dan lipoprotein (a) (Lpa) sedangkan
kolesterol HDL menurun atau normal
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua
• HIPOKALSEMIA
Pada SN dapat terjadi hipokalsemia karena:
Penggunaan steroid jangka panjang yang menimbulkan osteoporosis dan
osteopenia
Kebocoran metabolit vitamin D2
• HIPOVOLEMIA
Pemberian diuretik yang berlebihan atau dalam keadaan SN relaps dapat
terjadi hipovolemia dengan gejala hipotensi, takikardia, ekstremitas dingin,
dan sering disertai sakit perut
• HIPERTENSI
Hipertensi dapat ditemukan pada awitan penyakit atau dalam perjalanan
penyakit SN akibat toksisitas steroid
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua
• EFEK SAMPING STEROID
peningkatan napsu makan,
gangguan pertumbuhan,
perubahan perilaku,
peningkatan risiko infeksi,
retensi air dan garam,
hipertensi, dan
demineralisasi tulang.
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua
TANDA CUSHING
INDIKASI BIOPSI GINJAL
Biopsi ginjal terindikasi pada keadaan-keadaan di bawah ini:
1. Pada presentasi awal
1. Awitan sindrom nefrotik pada usia <1 tahun atau lebih dari 16
tahun
2. Terdapat hematuria nyata, hematuria mikroskopik persisten, kadar
komplemen C3 serum yang rendah
3. Hipertensi menetap
4. Penurunan fungsi ginjal yang tidak disebabkan oleh Hipovolemia
5. Tersangka sindrom nefrotik sekunder
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua
INDIKASI MELAKUKAN RUJUKAN KEPADA AHLI NEFROLOGI ANAK
Sumber:
• Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak – Edisi kedua
PROGNOSIS
• Bergantung pada etiologi
Sumber:
• Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke-5, hal. 690
NEPHRITIC VS NEPHROTIC
Nephritic Nephrotic
Definisi
Sudden onset dari hematuria, Manifestasi dari penyakit glomerular
edema, hipertensi dan yang ditandai dengan proteinuria,
insufisiensi renal hypoalbuminemia, edema dan
hyperlipidemia
Etiologi
- Postinfection - Genetic Disorder
- Membranoproliferative - Idiopathic Nephrotic Syndrome
- IgA Nephropathy - Secondary causes (Infections, Drugs,
- Henoch-Schonlen purpura Immunologic or Allergic disorder,
- SLE Associated with Malignant disease,
- Hereditary Glomerular Hyperfiltration)
Manifestasi Klinis
- Hematuria - Proteinuria Masif
- Hipertensi - Hypoalbuminemia
- Edema - Edema
- Oligouria - Hyperlipidemia
1. Nelson Textbook of Pediatrics, 19th Edition-Kliegman, hlm. 1802 Part XXIII Nephrology
2. Current Diagnosis and Treatment Pediatric 22 Ed 2014, hlm. 758 Chapter 24
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke 5
TERIMA KASIH