Kelas A & B Rombel 1&2 Oleh : Rumaharman, S.Si SEJARAH KRISTAL
Pada zaman dulu istilah kristal hanya
digunakan untuk kristal kuarsa saja, tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka pengertian itu berkembang, dimana istilah kristal juga digunakan untuk semua mineral yang mempunyai ekspresi bentuk kristal yang sempurna. Pertama Kali : Pliny Roma De Isle (1736)
Tahun 1611 : Johannes Kepler Tahun 1784 & 1801 : Hauy
Nicholas Steno (1639-1686) Tahun 1850 : M.A. Bravais
Gugliemini (1655-1710)
Tahun 1690 : Christian Huygen
Pliny adalah orang yang pertama kali mempublikasikan kristal dalam bukunya yang berjudul Natural History. Johannes Kepler seorang astronom menulis tentang "Hexagonal Snow" mengemukakan bahwa suatu kenampakan dari bentuk kristal kemungkinan akibat tersusunnya secara geometri unit-unit yang kecil secara teratur. berdasarkan hasil tes dan percobaannya dengan kristal kuarsa, maka keluar dalil yang berbunyi sama, lebih dikenal dengan ketetapan suatu sudut kristal kristal atau ( The Law Contancy Of Interpasial Angeles ) yang menyatakan bahwa : a. Sudut antara dua bidang kristal dalam suatu individu kristal yang tetap atau konstan walaupun bidang-bidang kristalnya bergeser tempat karena pertumbuhan kristal itu sendiri. b. Sudut antara dua bidang kristal sama besarnya dengan sudut yang bersamaan pada individu lainnya setiap jenis mineral yang sama. Gugliemini mengemukakan tentang teori struktur kristal, yang didasarkan pada arah- arah belahan yang terdapat pada kristal (arah belahan berarti bidang kristal). Tetapi keduanya tidak begitu diketahui dan sedikit berpengaruh pada perkembangan kristalografi selanjutnya. Christian Huygen melakukan studi tentang sifat optik dari kristal kalsit (CaCO3) dan hipotesisnya menerangkan keteraturan struktur internal dari kristal. Huygen menggambarkan kristal terdiri dari partikel material yang mempunyai bentuk yang tetap, bentuk ini tertentu untuk tiap-tiap bahan. mempublikasikan sebuah essay tentang teori struktur kristal dan diikuti oleh tulisan lain "Traite de Mineralogie". Teori ini didasarkan pada hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan bahwa : semua kristal selalu terbentuk atau tersusun oleh unt-unit kecil yang berbentuk polyhedral dan setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang karakteristik. Hauy juga menemukan sumbu-sumbu acuan pada kristal yang selanjutnya disebut sebagai "sumbu kristal". Selanjutnya Hauy menyatakan bahwa perpotongan bidang kristal terhadap sumbu kristal akan selalu menunjukkan perbandingan parameter yang simpel dan tetap. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hauy atau The Law of Simple Rational Intercepts. Roma De Isle (1736) adalah orang yang pertama kali melakukan pengukuran sudut Kristal dengan menggunakan alat Geniometer kontak. M.A. Bravais memperlihatkan adanya 14 aturan pola susunan atom/ion dalam ruang (space lattice) yang kemudian disebut sebagai Bravais lattice dan pola-poia inilah yang dijumpai pada kristal. Demikian secara terus menerus pengetahuan tentang kristal selalu berkembang, dengan diketemukannya sinar-X pada tahun 1912, maka kemajuan teknik difraksi sinar-X selalu mendukung kemajuan tersebut. Sehingga yang pada mulanya orang mempelajari kristal sebagai bagian dari mineralogi , tetapi karena perkembangan masalahnya maka akhirnya pengetahuan dan metoda mempelajari kristal terpisah dari mineralogi dan berkembang sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yaitu Kristalografi.