The Hermitage hotel won an award for best conservation building from IAI Jakarta in 2015. The building, originally constructed in 1923-1924 as a telephone office, has undergone several changes of use and periods of disuse. In 2008 it was transferred to a developer for renovation as a hotel while maintaining its status as a Category A heritage building. The renovation used preservation, restoration, and revitalization approaches to convert the building to a five-star hotel without major physical changes. Judges praised the project for introducing new activities and functions that respected the existing protected structure.
The Hermitage hotel won an award for best conservation building from IAI Jakarta in 2015. The building, originally constructed in 1923-1924 as a telephone office, has undergone several changes of use and periods of disuse. In 2008 it was transferred to a developer for renovation as a hotel while maintaining its status as a Category A heritage building. The renovation used preservation, restoration, and revitalization approaches to convert the building to a five-star hotel without major physical changes. Judges praised the project for introducing new activities and functions that respected the existing protected structure.
The Hermitage hotel won an award for best conservation building from IAI Jakarta in 2015. The building, originally constructed in 1923-1924 as a telephone office, has undergone several changes of use and periods of disuse. In 2008 it was transferred to a developer for renovation as a hotel while maintaining its status as a Category A heritage building. The renovation used preservation, restoration, and revitalization approaches to convert the building to a five-star hotel without major physical changes. Judges praised the project for introducing new activities and functions that respected the existing protected structure.
The Hermitage hotel won an award for best conservation building from IAI Jakarta in 2015. The building, originally constructed in 1923-1924 as a telephone office, has undergone several changes of use and periods of disuse. In 2008 it was transferred to a developer for renovation as a hotel while maintaining its status as a Category A heritage building. The renovation used preservation, restoration, and revitalization approaches to convert the building to a five-star hotel without major physical changes. Judges praised the project for introducing new activities and functions that respected the existing protected structure.
THE HERMITAGE – Pemenang Penghargaan Pujian, Kategori Bangunan Konservasi
Oleh : Singgih Salim
Co-author : Sylvania Hutagalung
Arsitektur adalah salah satu artefak budaya
yang sangat penting. Kita tidak bisa melepaskan sebuah karya arsitektur dari konteks dan narasi budaya dimana dia hadir. ‘Architecture should speak of its time and place, but yearn for timelessness,’ begitulah sebuah kutipan yang terkenal dari seorang Frank Gehry. Para arsitek seperti kembali diingatkan bahwa ‘ketahanan’ sebuah karya dalam merespon tantangan-tantangan di masa depan menjadi sebuah pertimbangan yang kian krusial. IAI Jakarta, sebagai payung praktik keprofesian arsitek tertinggi di Jakarta, juga turut mempertimbangkan alasan-alasan ini dalam menseleksi karya-karya terbaik para The Hermitage, menjadi contoh karya arsiteknya. Salah satu karya dari kategori arsitektur yang mampu merangkul fungsi baru walau menyandang status cagar budaya Bangunan Cagar Budaya, yaitu Hotel The kategori A. Hermitage, menjadi pembuktian dengan Foto: Dining Grivy menyabet Penghargaa Pujian IAI Jakarta 2015. Bangunan,dengan status cagar budaya kategori A ini, dibangun sekitar tahun 1923-1924. Bangunan ini dinamakan Telefoongebouw Menteng ketika pertama dibangun. Sebelum tahun 1945, gedung ini dipakai sebagai kantor Departement van Onderwijs en Eredients (Kementrian Pendidikan dan Agama). Pada tahun 1945-1950, bangunan ini beralih fungsi menjadi kantor Pusat Komite Nasional Indonesia. Bangunan ini beralih fungsi kembali pada tahun 1950 menjadi kantor Departemen Pendidikan, hingga akhirnya berpindah tangan ke Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 1966. Setelah itu Golongan A gedung ini mengalami masa tak berkepemilikan hingga akhirnya diambil • Bangunan dilarang dibongkar dan atau alih oleh Universitas Bung Karno. diubah Pada tahun 2008 Pemerintah Daerah DKI Jakarta sepakat menyerahkan • Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, kepemilikan bangunan kepada PT. Menteng Heritage Realty (MHR) terbakar atau tidak layak tegak dapat sebagai pengelola dan pengembanguntuk mengupayakan revitalisasi dilakukan pembongkaran untuk dibangun bangunan secara mandiri. Revitalisasi kemudian berlangsung selama 2,5 kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya. tahun, dan bangunan diubah fungsinya menjadi hotel The Hermitage • Pemeliharaan dan perawatan bangunan yang berada dibawah pengelolaan operator GLA (Grace Leo Associates). harus menggunakan bahan yang sama / Perubahanfungsi ini memberikan kesempatan bagi arsitek untuk sejenis atau memiliki karakter yang sama, melakukan konservasi dan menambahkan ruang serta elemen-elemen dengan mempertahankan detail ornamen untuk menyesuaikan dengan fungsi yang baru. bangunan yang telah ada Untuk The Hermitage sendiri, arsitek Jasin Tedjasukmana dari KIAT • Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi Architects, menggunakan pendekatan preservasi, restorasi, dan sesuai rencana kota yang berlaku tanpa revitalisasi. Preservasi dilakukan di bagian-bagian penting, dimana mengubah bentuk bangunan aslinya perubahan tidak diperbolehkan sama sekali. Restorasi dilakukan pada • Di dalam persil atau lahan bangunan cagar bagian-bagian penting yang telah rusak, dimana bagian-bagian penting ini budaya dimungkinkan adanya bangunan dikembalikan bentuk fisiknya seperti semula sesuai dengan apa yang tambahan yang menjadi satu kesatuan yang disyarakatkan pada status cagar budaya kategori A yang disandang utuh dengan Kolaborasi lintasbangunan ilmu yangutama apik membuat The bangunan ini. Sementara revitalisasi dilakukan dengan mengganti fungsi Hermitage memenuhi kompetensi kedua dan bangunan menjadi hotel bintang lima sehingga bangunan bisa hidup ketiga dari 13 kompetensi arsitek, yaitu solusi pengetahuan arsitektur dan solusi pengetahuan kembali dengan fungsi baru tanpa harus mensyaratkan perubahan fisik seni. sama sekali. Foto: Culinary Bonanza Dewan juri Penghargaan IAI Jakarta 2015 menilai bahwa The Hermitage memenuhi 13 butir kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang arsitek. Dalam mengolah bangunan dengan status cagar budaya, KIAT Architects dinilai BERHASIL MENYUNTIKKAN AKTIVITAS DAN FUNGSI BARU YANG TETAP SELARAS DENGAN BANGUNAN EKSISTING YANG DILINDUNGI. Halaman tengah eksisting tetap dipertahankan fungsinya sebagai area terbuka dengan desain baru menjadi outdoor café, juga sebagai sirkulasi udara terbuka di antara bangunan yang mengelilinginya. Area merah Golongan B • Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan diubah menjadi bangunan baru delapan lantai yang apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar berfungsi sebagai unit kamar, kolam renang, berikut atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran fasilitas di lantai atasnya. Area biru pada kompleks untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya mempunyai STATUS CAGAR BUDAYA KATEGORI C, yang • Pemeliharan dan perawatan bangunan harus terpaksa dibongkar untuk menambahkan luas area lantai dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap, basement. Area ini dibangun kembali dengan wajah yang dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting. sama seperti aslinya dan modul unit hunian disesuaikan • Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dengan bentuk jendela eksisting. Area hijau menyandang dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam STATUS CAGAR BUDAYA DENGANKATEGORI B. Bagian ini asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan • Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya tetap dipertahankan dan tidak ada perubahan fisik baik dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang wajah maupun dinding-dinding dalam. Dengan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan memanfaatkan ruang yang ada, maka area ini difungsikan utama menjadi area publik, seperti lounge, coffee shop, dan Kanvas arsitektur yang baik memungkinkan terjadinya olah interior meeting room. yang baik dan sangat menyeluruh, alasan yang menjadi nilai lebih pada karya The Hermitage. Foto: Indonesia Holidays Para juri memberi nilai lebih pada proyek ini didasari oleh pertimbangan, diantaranya,detil pelaksanaan pekerjaan interior yang menguasai setiap sudut bangunan bahkan nyaris mengambil alih aspek arsitekturnya sendiri. Para juri memutuskan bahwa di samping memberi pujian pada bangunan, penghargaan setinggi-tingginya juga disampaikankepada tim arsitek, tim interior (Tom Elliot, PAI) dan tim dekorasi (Josephine Komara, Obin House) dan konsultan lain yang sudah membuat bangunan ini begitu “kaya”. Kolaborasi lintas ilmu yang apik seperti ini menjadi pertimbangan dewan juri untuk menyatakan bahwa karya ini memenuhi kompetensi kedua dan ketiga dari 13 kompetensi arsitek, yaitu Golongan C • Perubahan bangunan dapat dilakukan solusi pengetahuan arsitektur dan solusi pengetahuan seni. dengan tetap mempertahankan pola tampak Selain itu, kemampuan pemilik dan arsitek untuk menyuntikkan muka, arsitektur utama dan bentuk atap fungsi baru supaya revitalisasi menjadi maksimal adalah bangunan kelebihan tersendiri. Pemilihan skala antara bangunan baru dan • Detail ornamen dan bahan bangunan lama menjadi menarik walaupun kemudian timbul pertanyaan disesuaikan dengan arsitektur bangunan tentang peningkatan KDB dan juga KLB yang menjadi tidak disekitarnya dalam keserasian lingkungan proporsional. • Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat Nilai romantisme yang tinggi tanpa diikuti dengan kecermatan dilakukan di belakang bangunan cagar proses pembuatan tidak akan menghasilkan apapun yang budaya yang harus sesuai dengan arsitektur menguntungkan untuk jangka panjang, seperti yang disyaratkan bangunan cagar budaya dalam keserasian pada kompetensi pertama, yaitu solusi perancangan arsitektur. lingkungan • Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana Kota Walaupun mendapatkan penghargaan pujian, para juri juga memberikan masukan dan kritik terhadap bangunan ini. Bangunan ini dianggap kurang memperhatikan faktor keselamatan pada bagian kamar di bangunan baru demi mempertahankanelemen bangunan lama. Hal ini jelas terlihat pada gubahan railing balkon bangunan baruyang terlalu pendek. Selain itu, arsitek tidak membuat elemen baru untuk menciptakan ketegangan dan interaksi antara yang lama dan yang baru, sehingga bangunan dapat menunjukkan jejak adaptasinya, tidak sekedar bertoleransi terhadap usianya. Walaupun telah berubah fungsi, bangunan The Hermitage merupakan sebuah karya arsitektur yang “menganggap penting” keberadaan sebuah sejarah masa lalu, dan mengubahnya menjadi sebuah bentuk yang kontemporer. Keberadaan The Hermitage ini menjadi sebuah penanda bahwa dengan pendekatan desain yang tepat, keindahan bangunan tersebut Gubahan railing balkon bangunan baru yang terlalu pendek, dapat muncul kembali walaupun masa faktor keselamatan yang kurang diperhatikan menjadi kritik dari dewan juri. kejayaannya telah lama usai. Foto: Agoda.com The Hermitage, hotel mewah bergaya Art Deco sistem insentif bagi para perorangan pemilik bangunan bersejarah, Amerika Serikat: masyarakat membentuk suatu dana abadi (trust fund) untuk membeli, Negara-negara Eropa sesudah Perang Dunia memugar, dan memanfaatkan dalam batas- ke-2 punya banyak dana untuk mengambil alih, batas yang ketat bangunan-bangunan memugar dan mengurus banyak sekali bersejarah. bangunan bersejarah pemerintah Belanda membuat satu langkah Tanpa solusi pada sisi ekonomi seperti di atas, maju, dengan mengizinkan swasta rasanya masalah pelestarian bangunan memanfaatkan bangunan bersejarah yang bersejarah akan tetap tersendat dan terus- telah dipugar pemerintah, melalui suatu menerus menghadapi rindangan dan bahkan keterikatan kontrak. konflik