Referat Malaria

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

REFERAT

“MALARIA”
Oleh:
Halwa Nadiatina Laila 2131210010

Dosen Pembimbing :
dr. Yasmita Rahadjeng, Sp.PD
LATAR BELAKANG
• Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di
daerah tropis dan sub tropis terutama pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan

• Daerah endemis malaria bertambah luas, bahkan menimbulkan Kejadian Luar


Biasa (KLB) pada daerah-daerah yang telah berhasil menanggulangi malaria

• Kondisi tersebut diperberat dengan semakin luasnya daerah yang resisten


terhadap obat anti malaria yang selama ini digunakan yaitu klorokuin bahkan juga
sulfadoksin-pyremethamin yang lebih dikenal dengan fansidar

RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi malaria dan bagaimana klasifikasinya?
2. Bagaimana diagnosa penyakit malaria?
3. Bagaimana tatalaksana malaria sesuai klasifikasinya?

TUJUAN
Menambah pengetahuan mengenai malaria, klasifikasi, cara mendiagnosa, dan
tatalaksananya.
TINJAUAN PUSTAKA
• Malaria: penyakit yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium yang
menyerang sel darah merah pada manusia.4 Malaria dapat bersifat
akut maupun kronis dan ditandai dengan demam, anemia, menggigil,
dan splenomegali.
• Di Indonesia: Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax
• Faktor Resiko:
• Ras/suku bangsa: HbS pada Afrika
• Defisiensi enzim G6PD
• Imunitas

• Etiologi
• Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika
• Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana
• Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana)
• Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale
• Plasmodium knowlesi, gejala menyerupai P.falciparum
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
PATOFISIOLOGI
1.Stadium cincin, permukaan EP akan mengekspresikan antigen RESA (Ring
Erytrocite Suirgace Antigen) (menghilang setelah parasit matur) → penonjolan →
knob dengan Histidin Rich Protein-1 (HRP-1) → merogoni,→ toksin malaria
Glikosilfosfatidilinol (GPI) → TNF-α dan Interleukin (IL)-1 dari makrofag.12,16
2.Stimulasi yang terjadi pada sel endotel, monosit, dan makrofag akan
menyebabkan keluarnya sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α, interleukin 1 (IL-1),
IL-6, IL-3, lymphotoxin (LT), interferon γ (INF-γ).
3.Rosetting adalah perlekatan antara satu buah eritrosit yang mengandung
merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non-parasit
sehingga berbentuk seperti bunga. menyebabkan obstruksi aliran darah lokal
maupun dalam jarigan sehingga mempermudah terjadinya sitoadherensi.12,16
4.Sitoadherensi → eritrosit matur tidak beredar kembali ke dalam sirkulasi →
Sekuestrasi pada organ-organ vital dan hampir semua jaringan dalam tubuh.
Sekuestrasi tertinggi terdapat di otak, diikuti dengan hepar dan ginjal, paru,
jantung, dan usus12,16
MASA INKUBASI
MANIFESTASI KLINIS
• Periode Dingin : Berlangsung selama 15’-1 jam, diikuti peningkatan
temperatur
• Menggigil, kulit dingin dan kering, sianosis.

• Periode Panas : 2 jam atau lebih, diikuti periode keringat


• Muka merah
• Suhu ≥40C
• Nadi cepat, RR , hipotensi
• Penurunan kesadaran
• Kejang (anak)
• Muntah

• Periode Berkeringat
• Keringat mulai dari temporal → seluruh tubuh
• Capek, lemas, sering tidur
• Terasa sehat ketika bangun tidur
DIAGNOSA
• Anamnesa
Pada malaria non komplikasi
• Keluhan utama : demam, menggigil, dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal-pegal
• Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria
• Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
• Riwayat mendapat transfusi darah
• Gejala klinis pada anak dapat tidak khas
Pada malaria berat
• Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
• Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri).
• Kejang-kejang.
• Panas sangat tinggi.
• Mata atau tubuh kuning.
• Perdarahan gusi, hidung atau saluran cerna.
• Nafas cepat dan atau sesak napas.
• Muntah terus menerus.
• Tidak dapat makan dan minum.
• Warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman.
• Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria).
• Telapak tangan sangat pucat
PEMERIKSAAN FISIK
• Malaria non-komplikasi
• Demam (T ≥37,5C)
• Pucat pada konjugtiva palpebra atau telapak tangan
• Pembesaran limpa (splenomegali)
• Pembesaran hati (hepatomegali)

• Malaria berat dengan komplikasi


• Temperatur aksila ≥ 40° C.
• Kejang
• Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan pada anak-anak < 50 mmHg.
• Nadi cepat dan lemah/kecil.
• Frekuensi nafas > 35 x per menit pada orang dewasa atau 40 x per menit pada balita, anak di bawah 1
tahun > 50 x per menit.
• Penurunan derajat kesadaran.
• Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, hematom).
• Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni
kurang).
• Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat).
• Terlihat mata kuning/ikterik.
• Adanyan ronki pada kedua paru.
• Pembesaran limpa dan atau hepar.
• Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
• Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologik).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan mikroskop pada sediaan hapusan tebal dan tipis Spesies, semi
kuantitatif dan kualitatif
2. Darah rutin
3. Kimia darah (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium, kalium, analisis gas darah)
4. EKG
5. Foto thoraks
6. Analisis cairan serebrospinalis
7. Biakan darah dan uji serologi
8. Urinalisa
9. Rapid Diagnostic Test (RDT)
10. Teknik Quantity Buffy Coat (QBC)
11. Teknik Kawamoto
12. Tes imunoserologi seperti IFAT dan ELISA
DIAGNOSA BANDING
1. Malaria tanpa komplikasi:
• Demam tifoid
• Demam dengue
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
• Leptospirosis ringan
• Infeksi virus akut lainnya

2. Malaria berat atau dengan komplikasi:


• Radang otak (meningitis/ensefalitis)
• Stroke (gangguan serebrovaskular)
• Tifoid ensefalopati
• Hepatitis
• Leptospirosis berat
• Glomerulonefritis akut atau kronik
• Sepsis
• Demam berdarah dengue atau Dengue Shock Syndrome
TATALAKSANA
• P.falciparum dan P.vivax :
Dihidroartemisin-Piperakuin
(DHP) + Primakuin 0,25mg/kgBB
• P.falciparum

• P.vivax

• Pengobatan Malaria Ovale: DHP +


Primakuin selama 14 hari. Dosis
pemberian sama dengan malaria
vivaks
• Pengobatan infeksi campur
P.falciparum + P.vivax/ovale: ACT
selama 3 hari + Primakuin dengan
dosis 0,25mg/kgBB/hari selama 14
hari
• Pada Ibu Hamil
• P.falciparum dan P.vivax
• Malaria berat: injeksi artesunat atau kina HCL drip IV

• Pengobatan malaria berat pada puskesmas/klinik non perawatan


• Pasien malaria harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan pelayanan
lengkap. Sebelum dirujuk, diberikan artesunat intramuskular (2,4mg/kgBB)

• Pada puskesmas/klinik perawatan/rumah sakit


• Artesunat merupakan pilihan pertama, namun jika tidak ada dapat diganti
dengan kina drip.
• Artesunat parenteral tersedia dalam vial berisi 60mg serbuk kering asam
artesunik dan pelarut natrium bikarbonat 5%. Keduanya dicampur menjadi 1 ml
larutan sodium artesunat, kemudian diencerkan dengan Dextrose 5% atau NaCL
0,9% sebanyak 5mL sehingga didapatkan konsentrasi 60mg/6mL (10mg/mL).
Obat diberikan secara bolus perlahan.

• Artesunat diberikan dengan dosis 2,4mg/kgBB intravena sebanyak 3


kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgBB IV setiap 24
jam sehari sampai penderita mampu minum obat secara oral.
• Kina drip diberikan pada daerah yang tidak tersedia artesunat
intramuskular/intravena. Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina
dihidroklorida 25%. Satu ampul berisi 500mg/2mL
ALGORITMA
ALGORITMA
MALARIA
BERAT
ALGORITMA
MALARIA
BERAT
DENGAN
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN

• Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria


• Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu,
berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk, dan lain lain
• Obat kemoprofilaksis doksisiklin 100mg/hari, diberikan 1-2
hari sebelum bepergian, selama di daerah tersebut, dan 4
minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan kepada ibu
hamil dan anak dibawah usia 8 tahun, dan tidak boleh
diberikan selama lebih dari 6 bulan
TERIMA KASIH

You might also like