Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

30 April 2018 Arya Dirgantara, ST., M.

Sc
3.1 Sasaran dan Pertimbangan Dalam Desain

Sasaran desain perkerasan jalan adalah sebagai berikut :


1. Nilai ekonomi, keamanan, dan pelayanan yang maksimum selama umur rencana.
2. Kapasitas menerima beban yang maksimum (memadai) sesuai besar beban
rencana.
3. Penurunan kinerja yang minimum selama umur rencana.
4. Polusi suara dan polusi udara yang minimum selama proses konstruksi.
5. Gangguan yang minimum terhadap tata guna lahan.
6. Nilai estetika yang baik.

Beberapa dari tujuan tersebut saling bertentangan satu sama lainnya. Sebagai
contoh kapasitas menerima beban bertentangan dengan nilai ekonomis (lebih
mahal).
Dalam desain perkerasan jalan biasanya menghadapi beberapa pertimbangan
ekonomis, fisik, dan persyaratan teknis seperti :

1. Tersedianya waktu dan dana untuk desain dan konstruksi.


2. Tingkat pelayanan jalan minimum yang diperbolehkan sebelum rehabilitasi.
3. Ketersediaan material.
4. Ketebalan maksimum dan minimum lapisan perkerasan.
5. Kemampuan dalam konstruksi dan tenaga untuk pemeliharaan dan peralatan.
6. Kemampuan untuk pengujian.
7. Kemampuan struktural dan ketersediaan model ekonomis.
8. Kualitas dan banyak data untuk desain yang tersedia.
3.2 Metode Desain
Metode desain perkerasan bisa dikelompokkan menjadi 4 metode pendekatan :
1. Metode Berdasarkan Pengalaman
Standar ini pada umumnya berdasarkan pada pengalaman sebelumnya dan dapat
diaplikasikan dengan material setempat dan dana yang tersedia. Walaupun metode
ini kuno, namun masih digunakan oleh sejumlah kecil departemen karena
kesederhanaannya, biaya desain yang murah, dan dapat dipercaya untuk kondisi
tertentu.
2. Metode Berdasarkan Rumus Tanah atau Tes Kekuatan Sederhana
Metode ini berdasarkan korelasi empiris antara tebal lapisan perkerasan yang
dibutuhkan dengan klasifikasi tanah atau tes kekuatan sederhana dari material tanah
dasar seperti tes CBR. Pendekatan ini juga tergolong kuno dan mengasumsikan
bahwa beban lalu lintas paling banyak diterima oleh tanah dasar, dimana lapisan
perkerasan digunakan hanya untuk melicinkan permukaan jalan dan mengurangi
debu.
3. Metode Berdasarkan Evaluasi Statistik Dari Kinerja Perkerasan
Metode berdasarkan pada observasi lapangan yang luas dari perkerasan dalam
beberapa kondisi berbeda dan mengembangkan korelasi empiris antara tebal
perkerasan dan sifat material, lalu lintas, dan kondisi lingkungan. Keunggulan utama
dari pendekatan ini dibanding metode sebelumnya adalah metode ini
mempertimbangkan perubahan tingkat pelayanan selama usia perkerasan.

4. Metode Berdasarkan Analisis Struktur Sistem Berlapis


Pendekatan ini lebih mendasar daripada metode lainnya karena mempertimbangkan
perilaku dasar material seperti tegangan, renggangan, dan deformasi. Dalam kasus
ini, beban lalu lintas diaplikasikan pada simulasi lapisan perkerasan berlapis dan
perilaku kritis material dihitung. Bagaimanapun, pendekatan ini membutuhkan
pengujian dan perhitungan yang luas.
3.3 Tegangan dan Regangan Pada Perkerasan Lentur
 Ketika roda lalu lintas bergerak di atas permukaan perkerasan, bekerja beban
getaran. Beban getaran ini menghasilkan tegangan dan regangan pada lapisan-
lapisan perkerasan, termasuk tanah dasar.
 Ketika tegangan dan regangan berulang dalam beberapa tahun, perkerasan
akhirnya memburuk.

3.3.1 Tekanan Ban, Tekanan, Kontak, dan Bidang Kontak


 Interaksi antara kendaraan dan perkerasan adalah kompleks karena kekasaran
perkerasan meningkatkan gaya yang bekerja akibat kendaraan.
 Tekanan kontak (Contact Pressure) antara beban dan perkerasan sangat sedikit
berbeda dari tekanan roda akibat tekanan pada dinding roda. Sebagai contoh,
untuk ban bertekanan tinggi, tekanan kontak pada tengah roda bisa jadi lebih
besar daripada yang dibawah dinding roda. Untuk ban bertekanan rendah berlaku
kebalikannya.
Gambar 3.1 Tekanan roda, tekanan kontak, dan bidang kontak

Dari gambar 3.1 dapat diambil 2 asumsi yaitu :


1. Tekanan kontak secara seragam didistribusikan sepanjang bidang kontak
2. Tekanan kontak sama dengan tekanan roda, sehingga :
pc  pt  P (3.1)
Bidang kontak bisa dihubungkan dengan beban dan tekanan roda sebagai :
P
A (3 . 2 )
p
3.3.2 Efek Perubahan Beban Lalu lintas dan Tekanan Roda

 Ketika beban statis bekerja pada permukaan perkerasan, tegangan vertikal pada
permukaan akan sama dengan tekanan roda sebagaimana diasumsikan
sebelumnya.
 Sebagaimana kedalaman dalam lapisan perkerasan sampai tanah dasar
meningkat, tegangan vertikal berkurang.
 Jika beban meningkat sedangkan tekanan roda dijaga konstan, tegangan vetikal
pada permukaan sama tetapi tegangan vertikal meningkat pada pada lapisan lebih
dalam.
 Jika beban dijaga konstan sedangkan tekanan roda ditingkatkan, tegangan vertikal
pada permukaan meningkat untuk mengimbangi tekanan roda sedangkan pada
lapisan yang lebih dalam tidak berubah secara signifikan.
 Bisa disimpulkan bahwa beban mempengaruhi lapisan yang lebih dalam,
sedangkan beban roda mempengaruhi lapisan permukaan.
3.4 Beberapa Penelitian Tentang Jalan

 Sejumlah penelitian pengujian jalan sudah dilakukan oleh beberapa departemen


guna mengembangkan pengertian yang lebih baikdari kinerja perkerasan untuk
berbagai tipe material, tingkat beban, dan kondisi lingkungan.
 Material baru yang belum pernah digunakan sebelumnya bisa juga digunakan
pada pengujian jalan untuk mengevaluasi kemungkinan aplikasi dan kinerjanya.
 Kondisi perkerasan dievaluasi secara periodik dengan survey kondisi jalan,
mengukur kekerasan, pengujian beban lapangan, dan coring serta pengambilan
sampel diikuti dengan pengujian laboratorium.
 Hasil dari eksperimen pengujian jalan menghasilkan informasi yang berguna
untuk desain perkerasan dan kinerjanya.
3.4.1 AASHO (American Assosiation of State Highway Officials)
Road Test

 Desain perkerasan sebelum tahun 1950 pada dasarnya berdasarkan pada


pengetahuan empiris dan engineering judgement.
 Pengujian jalan AASHO didesain untuk menyediakan metoda desain empiris untuk
tebal perkerasan pilihan dalam perkerasan jalan raya.
 Hasil pengujian dari AASHO Road Test digunakan untuk mengembangkan konsep
pelayanan kinerja dan untuk mendefinisikan kerusakan perkerasan.
 AASHO Road Test ini mempunyai beberapa batasan seperti :
1. Satu lingkungan yang tidak bisa diaplikasikan pada lingkungan lain
2. Sekumpulan sifat material yang terbatas
3. Truk dengan tekanan roda kecil yang tidak sama untuk kendaraan sekarang.
4. Pengujian yang dipercepat dengan keterbukaan lingkungan yang terbatas.
3.4.2 Long – Term Pavement Performance Program (LTPP)

 Pada tahun 1987, program LTPP adalah sebuah studi komprehensif selama 20
tahun dalam pelayanan perkerasan, memulai rangkaian eksperimen lapangan
jangka panjang yang teliti untuk memonitor lebih dari 2400 bagian perkerasan
aspal dan perkerasan semen PC melintasi Amerika Serikat dan Kanada.
 Bagian perkerasan ini ditutupi beragam tipe material, volume lalu lintas, dan
kondisi lingkungan.
 Data yang sudah dikumpulkan melalui program LTPP meliputi :
1. Survey kondisi
2. Laporan tahunan pengukuran kekerasan (roughness)
3. Laporan tahunan pengujian struktur non destruktif menggunakan Falling Weight
Deflectometer (FWD)
4. Pengujian coring, sampling, dan pengujian laboratorium.
5. Laporan tahunan pengukuran kelicinan.
3.3.3 Eksperimen Jalan Lainnya

 Ekperimen jalan lainnya sudah dilakukan oleh berbagai departemen transportasi di


seluruh dunia termasuk Westrack di Nevada (NCHRP, 2000), MnRoad di
Minnesota (MDOT, 1994), the National Center for Asphalt Technology (NCAT)
Pavement Test Track (Metcalf, 1996).
 Ekperimen jalan tersebut sudah digunakan oleh berbagai departemen untuk
mengevaluasi kinerja dari berbagai tipe material dengan berbagai tingkat lalu lintas
dan kondisi lingkungan.
TUGAS

• Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis alat (alat berat maupun


alat pembantu) yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi
perkerasan lentur, sertakan dengan gambarnya.
TERIMA KASIH

You might also like