Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

NENI SUMANTI

NIM. 1601032901
MASTITIS
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat
disertai infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman
terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting
susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini biasanya
menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis
laktasional atau mastitis puerperalis.
Macam-macam mastitis dibedakan berdasarkan
tempatnya serta berdasarkan penyebab dan kondisinya
Mastitis berdasarkan tempatnya Mastitis menurut kondisinya
dibedakan menjadi 3, yaitu: dibagi pula menjadi 3, yaitu :
 Mastitis yang menyebabkan  Mastitis periductal
abses di bawah areola Mastitis periductal biasanya
mammae muncul pada wanita di usia
 Mastitis di tengah-tengah menjelang menopause,
mammae yang menyebabkan penyebab utamanya tidak
abses di tempat itu jelas diketahui.
 Mastitis pada jaringan di  Mastitis
bawah dorsal dari kelenjar- puerperalis/lactational
kelenjar yang menyebabkan Mastitis puerperalis banyak
abses antara mammae dan dialami oleh wanita hamil
otot-otot di bawahnya. atau menyusui.
 Mastitis supurativa
Penyebab utama mastitis
Stasis ASI
Infeksi 2. Gejala mastitis non
1. Gejala mastitis
infeksiosa
infeksiosa
 Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti
gejala flu dan ada juga yang di sertai
takikardia  Adanya bercak panas/nyeri
 Demam suhu > 38,5 derajat celcius tekan yang akut
 Ada luka pada puting payudara  Bercak kecil keras yang nyeri
 Kulit payudara kemerahan atau
mengkilat tekan saja
 Terasa keras dan tegang  Tidak ada demam dan ibu masih
 Payudara membengkak, mengeras, merasa naik-baik.
lebih hangat, kemerahan yang
berbatas tegas
 Peningkatan kadar natrium sehingga
bayi tidak mau menyusu karena ASI
yang terasa asin
Pencegahan 2. Penatalaksaan yang efektif
1. Perbaikan pemahaman pada payudara yang penuh
dan kencang
penatalaksanaan Hal-hal yang harus dilakukan yaitu
menyusui :
 Menyusui sidini mungkin  Ibu harus dibantu untuk
setelah melahirkan memperbaiki kenyutan pada
payudara oleh bayinya untuk
 Menyusui dengan posisi memperbaiki pengeluaran ASI
yang benar serta mencegah luka pada
punting susu.
 Memberikan ASI On
 Ibu harus didorong untuk
Demand dan memberikan menyusui sesering mungkin dan
ASI eklusif selama bayi menghendaki tanpa
 Makan dengan gizi yang batas.
seimbang  Perawatan payudara dengan
dikompres dengan air hangat
dan pemerasan ASI.
3. Perhatian dini terhadap semua tanda statis ASI
Ibu harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya benjolan,
nyeri/panas/kemerahan :
 Bila ibu mempunyai salah satu faktor resiko, seperti kealpaan
menyusui.
 Bila ibu mengalami demam/merasa sakit, seperti sakit kepala.
Bila ibu mempunyai satu dari tanda-tanda tersebut, maka ibu
perlu untuk :
 Beristirahat, di tempat tidur bila mungkin.
 Sering menyusui pada payudara yang terkena.
 Mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam
dengan air hangat/pancuran.
 Memijat dengan lembut setiap daerah benjolan saat bayi
menyusui untuk membantu ASI mengalir dari daerah tersebut.
 Mencari pertolongan dari nakes bila ibu merasa lebih baik pada
keesokan harinya
4. Perhatian dini pada kesulitan 5. Pengendalian infeksi
menyusui lain : Petugas kesehatan dan ibu perlu
 Ibu membutuhkan bantuan mencuci tangan secara
terlatih dalam menyusui setiap menyeluruh dan sering sebelum
saat ibu mengalami kesulitan dan setelah kontak dengan
yang dapat menyebabkan statis bayi.Kontak kulit dini, diikuti
ASI, seperti : dengan rawat gabung bayi
 Nyeri/puting pecah-pecah. Bayi dengan ibu merupakan jalan
yang tidak puas, menyusu penting untuk mengurangi
sangat sering, jarang atau lama. infeksi rumah sakit.
 Kehilangan percaya diri pada
suplay ASInya, menganggap
ASInya tidak cukup.
 Pengenalan makanan lain secara
dini.
 Menggunakan dot.
Penatalaksanaan
penatalaksana mastitis dimulai dengan
memperbaikteknik menyusui ibu. Aliran ASI yang
baik merupakan hal penting dalam tata laksana
mastitis karena stasis Tata ASI merupakan masalah
yang biasanya mengawali terjadinya mastitis.Ibu
dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari
payudara yang bermasalah.Tetapi bila ibu merasa
sangat nyeri, ibu dapat mulai menyusui dari sisi
payudara yang sehat, kemudian sesegera mungkin
dipindahkan ke payudara bermasalah, bila sebagian
ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah
berkurang.Posisikan bayi pada payudara sedemikian
rupa sehingga dagu atau ujung hidung berada pada
tempat yang mengalami sumbatan.
Thank
You

You might also like