Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

FONDASI RAKIT

Raft Foundation

Agnes PR – Kaka S – M Syahrullah – Irfan


PENGERTIAN FONDASI RAKIT
(RAFT FOUNDATION)

Pondasi rakit (raft foundation) adalah salah satu tipe pondasi bangunan
gedung bertingkat
Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk
meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan
di bawahnya.
PENGGUNAAN FONDASI RAKIT
(RAFT FOUNDATION)

Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar


mempunyai daya dukung yang rendah dan/atau beban
kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50 % dari luas
bangunan diperlukan untuk pondasi telapak sebar
konvensional agar dapat mendukung pondasi.
Disarankan penggunaan pondasi rakit sebab lebih
ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan
penulangan beton.
JENIS-JENIS PONDASI RAKIT

Pondasi rakit terbagi lagi dalam beberapa jenis yang


lazim atau sering digunakan, yaitu:
1. Pelat rata
2. Pelat yang ditebalkan di bawah kolom
3. Balok dan pelat
4. Pelat dengan kaki tiang
5. Dinding ruang bawah tanah sebagai bagian pondasi
telapak
1 2 3

5
4
METODE PELAKSANAAN PONDASI RAKIT
(RAFT FOUNDATION)

Tahapan Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi Rakit


1. Persiapan Peralatan
a. Menentukan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan pengecoran, peralatan
tersebut harus memiliki daya jangkau dan daya angkut yang memadai.
b. Semua peralatan harus telah diperiksa dan diinspeksi secara rutin dan ketika akan melakukan
pengecoran.
c. Pipa penghubung harus dipasang dengan jarak 2 meter dengan spesi 1 meter terhadap
tumpuan.
d. Menyediakan penerangan yang baik di lokasi pengecoran apabila pekerjaan dilakukan di
malam hari.
e. Menyiapkan terpal (tarpaulin) penutup untuk mengantisipasi bila terjadi hujan dan
mengarahkan air hujan ke luar lokasi pengecoran.
f. Pompa beton harus berada dekat dengan lokasi pengecoran untuk menghindari terlalu
banyaknya sambungan pipa.
2. Persiapan Pengecoran Beton
a. Sebelum memulai pekerjaan, persetujuan dan izin kerja harus diberikan oleh Sub
Kontraktor dan semua inspeksi harus sudah dilaksanakan dan disetujui oleh Supervisor
Sub Konsultan.
b. Ketinggian beton yang akan dituangkan harus diberi tanda dengan jelas di sekitar
formwork.
c. Lokasi pengecoran selanjutnya dibersihkan menggunakan udara terkompresi dan
membuang sisa-sisa kawat pengikat serta disiram dengan air bersih yang kemudian
dialirkan keluar lokasi pengecoran.
d. Pagar pengaman atau barikade pengaman harus sudah terpasang agar proses
pengecoran tidak mengganggu pekerjaan yang lain.
e. Untuk pemesanan beton, jumlah beton dihitung berdasarkan shop drawing yang telah
disetujui. Untuk pengecoran skala kecil, pemesanan dilakukan sesuai perhitungan.
Untuk pengecoran skala besar, jumlah pemesanan ditambah 3% dari total beton yang
dibutuhkan dan harus dikalkulasi berulang kali untuk mencegah pemesanan berlebih.
f. Peralatan cadangan harus siap di posisi yang ditentukan dan telah diperiksa serta telah
disetujui oleh Sub Konsultan sebelum pengecoran berlangsung.
3. Pengecekan Beton

a. Surat pengantaran beton harus dicek untuk memastikan mix design,


kuantitas, dan slump tepat.
b. Waktu pembuatan beton harus dicek dan dipastikan pengecoran
sebelum 2 jam setelah pembuatan.
c. Tes slump harus dikerjakan menurut sampel kubus yang diambil.
d. Metode pengambilan sampel :
Pondasi rakit, pelat lantai dan balok = setiap 25m3 harus diambil 1 set
sampel (3 silinder). Bila jumlah beton melebihi 100m3 , 1 set sampel
diambil setiap 100m3. Kolom dan dinding = setiap truk mixer harus diambil
1 set sampel. 1 set sampel berisi 3 silinder. 1 silinder untuk pengujian kuat
tekan beton 7 hari, 1 silinder untuk pengujian kuat tekan beton 28 hari,
dan 1 silinder untuk cadangan.
4. Pelaksanaan Pengecoran Pondasi Rakit
a. Tidak boleh ada penambahan air pada beton.
b. Memastikan semua platform dan jalan pekerja telah terpasang di sekitar lokasi
pengecoran.
c. Pengecoran harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pengecoran tidak rata, segregasi, terbuangnya material, serta rusaknya
formwork.
d. Beton haruslah terbentuk sedekat mungkin dengan hasil akhir sehingga tidak
membutuhkan pekerjaan lain setelahnya.
e. Beton haruslah dicor secara berlapis sesuai ukuran vibrator, kecuali untuk area
basemen yang dicor langsung hingga level final.
f. Beton tidak boleh digerakkan secara lateral oleh vibrator.
g. Beton harus digetarkan sesuai pola yang ditentukan untuk
memastikan kepadatan beton.
h. Ketukan ataupun getaran lain dari luar tidak diperbolehkan.
i. Beton tidak boleh jatuh bebas, lebih dari 1,5m untuk pekerjaan
tertutup dan 0,9m untuk pekerjaan terbuka.
j. Lapisan beton horizontal yang telah dipadatkan tidak boleh melebihi
0.3m spasi harus diatur agar tidak terjadi segregasi.
k. Setelah ketinggian beton mencapai batas yang diinginkan, dilakukan
pengukuran level dan finish dibuat sesuai standar desain.
l. Bila beton akan dituang ke lokasi yang bersinggungan dengan beton
yang sudah ada sebelumnya, tembok beton yang telah ada akan
disiram air atau dilapisi cairan pengikat yang telah disetujui.
m. Setelah beton mengeras dan formwork telah dilepas, beton
diselimuti dengan karung goni basah dengan overlap 100mm dan
tidak dibuka setidaknya selama 7 hari.
Alat-alat yang Digunakan Dalam Metode
Pelaksanaan Raft Foundation

1. Beton ready mix 7. Converter 2-3 sockets =


2. Pagar pembatas = dia. 2 inch, tinggi disesuaikan (biasanya 1-2 unit)
1100 mm. 8. Dumper = 1unit
3. Perlengkapan curing = karung goni 9. Theodolit dan perlengkapan
4. Truk mixer = sesuai volume beton leveling = disesuaikan
5. Pompa beton = disesuaikan 10.Penyemprot air = 1 unit
6. Mobile crane = disesuaikan (biasanya 11. Kompressor : disesuaikan
cukup 1 unit) 12.Bucket beton = 1 unit
13.Vibrator : disesuaikan
Kebutuhan Sumber Daya

Untuk keseluruhan pengecoran digunakan sumber daya


tenaga kerja berupa :
- Tenaga kerja untuk leveling (survei)
- Tenaga kerja untuk pekerjaan jidar
- Tenaga kerja untuk vibrator
- Tenaga kerja untuk pengecoran
- Tenaga kerja untuk curing
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam
Pekerjaan Pondasi Rakit

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pekerjaan Pondasi Rakit


1. Izin kerja alat dan pekerja
2. Pengawasan pengujian slump
3. Pengawasan pengujian tekan
4. Perlengkapan K3 yang digunakan
5. Pengawasan K3 dalam pekerjaan
6. Alur keluar-masuk truk mixer
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PONDASI
RAKIT (RAFT FOUNDATION)

Kelebihan Pondasi Rakit (Raft Foundation)


1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat
kolom strukturnya.
3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal disbanding
pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun
gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan, dan lain-lain.
Kekurangan Pondasi Rakit (Raft Foundation)
1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (persiapan
lebih lama)
2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton
kering/sesuai umur beton)
3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya
4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur
5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah
dilakukan galian tanah.
PENERAPAN PONDASI RAKIT
(RAFT FOUNDATION)

You might also like