Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 79

Oleh :

Dr. Hadi Setyo, Sp.OG


Yaitu ibu hamil yang mengalami resiko atau
bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan
maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu
hamil yang normal
 Kehamilan resiko tinggi merupakan kehamilan yang sering menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi terhadap ibu maupun janin. Baik itu selama proses kehamilan, persalinan, dan setelah
melahirkan atau nifas. Data statistik memperlihatkan kenyataan bahwa kehamilan yang sehat
mencapai persentase 80% hingga 90%. Selebihnya, merupakan porsi kehamilan resiko
tinggi. Seorang perempuan hamil dapat di kategorikan berisiko atau mengalami kehamilan risiko
tinggi jika :
a. Terdapat Penyakit yang menyertai kehamilan
1. Penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah dan ginjal : darah tinggi, rendahnya kadar
protein dalam darah dan tingginya kadar protein dalam urin.
2. Inkompatibilitas darah atau ketiksesuaian golongan darah misalnya pada janin dan ibu yang
dapat menyebabkan bahaya baik bagi janin maupun ibu seperti ketidaksesuaian resus.
3. Endokrinopati atau kelainan endokrin seperti penyakit gula
4. Kardiopati atau kelainan jantung pada ibu
5. Haematopati atau kelainan darah, misalnya adanya gangguan pembekuan darah yang
memungkinkan terjadinya perdarahan yang lama.
6. Infeksi, misalnya infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus dan Herpes simpleks),

b. Penyulit kehamilan
1. Partus prematurus
2. Perdarahan dalam kehamilan
3. Ketidaksesuaian antara besarnya rahim dan tuanya kehamilan, misalnya
hidramnion atau cairan ketuban yang banyak, gemelli atau kehamilan kembar dan
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan.
4. Kehamilan serotin atau kehamilan lewat waktu yaitu usia kehamilan lebih dari 42
minggu.
5. Kelainan uterus atau kandungan, misalnya bekas seksio sesarea dan lain-lain
c. Riwayat obstetris yang buruk
1. Kematian anak pada persalinan yang lalu atau anak lahir dengan kelainan
congenital (cacat bawaan)
2. Mengalami partus prematurus
3. Abortus habitualis atau keguguran yang terjadi berulang kali
4. Infertilitas tidak disengaja lebih dari 5 tahun
d. Keadaan kondisi umum ibu
1. Umur ibu, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Paritas atau banyaknya melahirkan, berisiko tinggi pada ibu yang sudah
melahirkan lebih dari 4 orang anak.
3. Berat badan ibu, yaitu ibu yang terlalu kurus atau ibu yang terlalu gemuk.
4. Tinggi badan ibu, yaitu tinggi badan kurang dari 145 cm.
5. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
6. Jarak antara dua kehamilan yang terlalu berdekatan yaitu kurang dari 2 tahun.
7. Keadaan sosio ekonomi yang rendah
8. Ketagihan alkohol, tembakau dan morfin.
 Kehamilan resiko tinggi merupakan kehamilan yang sering menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi terhadap ibu maupun janin. Baik itu selama
proses kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan atau nifas.

Dampak Yang Bisa Terjadi Pasca Persalinan dengan Resiko Tinggi :


1. Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan
adalah perdarahan dengan jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Perdarahan
post partum dalam 24 jam pertama biasanya masih berada dalam pengawasan ketat
dokter.
2. Perdarahan Masa Nifas
perdarahan masa nifas dapat terjadi ketika Anda sudah tidak berada di rumah sakit
lagi. Oleh karena itu Anda harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya
perdarahan post partum.
3. Infeksi Pasca Persalinan (Postpartum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan. Keadaan ini
ditandai oleh peningkatan suhu tubuh. Infeksi yang secara langsung berhubungan
dengan proses persalinan adalah infeksi pada rahim, daerah sekitar rahim, atau
vagina. Infeksi ginjal juga terjadi segera setelah persalinan. Beberapa keadaan pada
ibu yang mungkin dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi post partum, antara
lain anemia, hipertensi pada kehamilan,
4. Ruptur Uteri
adalah robekan pada rahim atau rahim tidak utuh. Terdapat keadaan yang meningkatkan
kejadian ruptur uteri, misalnya ibu yang mengalami operasi caesar pada kehamilan
sebelumnya. Selain itu, kehamilan dengan janin yang terlalu besar, kehamilan dengan
peregangan rahim yang berlebihan, seperti pada kehamilan kembar, dapat pula menyebabkan
rahim sangat teregang dan menipis sehingga robek.
5. Trauma Perineum
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dan anus. Trauma
perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan
6. Dampak pada bayi:
Bayi lahir belum cukup bulan (prematur), Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR),
Keguguran (abortus), Persalinan tidak lancar / macet, Janin mati dalam kandungan.

7. Dampak pada ibu:


Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan, Ibu hamil / bersalin meninggal dunia, Keracunan
kehamilan/kejang-kejang.
 Angka kematian ibu dan bayi di indonesia
masih tergolong tinggi, terdapat kematian
8 -9 orang ibu dari setiap 1000 kelahiran
bayi hidup.
 Tingginya angka kematian ibu dan bayi
sebenarnya dapat di cegah.
 PERTANYAAN YANG TIMBUL ADALAH SIAPA
SAJAKAH YANG BERESIKO MENGALAMI
KEJADIAN TERSEBUT DAN BAGAIMANA
PENCEGAHANNYA............
 Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Tinggi badan ibu kurang dari 145cm.
 Berat badan ibu terlalu berlebih atau juga terlalu kurang.
 Telah memiliki anak lebih dari 4.
 Jarak antara kehamilan yang satu dan yang lain kurang dari 2 tahun.
 Terdapat riwayat proses persalinan yang kurang baik. Hal ini mencakup riwayat seperti
mengalami keguguran lebih dari 2 kali, mengalami persalinan premature lebih dari 2 kali,
pernah mengalami kematian janin di dalam perut atau disebut dengan nama kematian
perinatal, mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan, terjadi kehamilan mola, pernah
dibantu dengan cara obstetric operatif, mengalami pre-eklampsi dan juga eklampsi, terdapat
riwayat inersia uteri dan operasi ginekologik serta hal-hal beresiko tinggi lainnya.
 Ibu menderita penyakit anemia.
 Ibu menderita penyakit hipertensi.
 Ibu mengalami pendarahan berlebihan di masa kehamilan.
 Terdapat sakit kepala yang hebat.
 Munculnya bengkak pada tungkai ibu.
 Terdapat kelainan pada janin.
 Bentuk panggul ibu menjadi tidak normal.
 Terdapat riwayat penyakit kronis misalnya diabetes dan lain-lain.
 Bayi lahir belum cukup bulan
 Bayi lahir dengan berat bayi lahir rendah
(BBLR)
 Keguguran ( abortus )
 Persalinan tidak lancar
 Pendarahan sebelum dan sesudah
persalinan
 Janin mati dalam kandungan
 Ibu meninggal dalam persalinan
 Keracunan kehamilan / kejang - kejang
Kehamilan dengan resiko tinggi dapat di cegah
jika gejalanya dapat ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan memperbaikinya
 Memeriksaan kehamilan sedini mungkin,
dengan intensitas paling sedikit 4 kali selama
masa kehamilan.
 Dengan mendapatkan imunisasi TT .
 Bila ditemukan kelainan resiko tinggi
pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
 Makan makanan yang bergizi 4 sehat 5
sempurna.
 Dengan mengenal tanda – tanda kehamilan
resiko tinggi.
 Melakukan pengawasan yang intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi
pemeriksaan prenatal.
 Melakukan diagnostik perinatal karena sering diperlukan pemeriksaan kadar oestriol
atau HPL. Cephalometri dengan ultrasound, registrasi rythme bunyi jantung anak dan
pemeriksaan air ketuban dengan amnioskopi atau amniocentesis.
 Melakukan pilihan induksi persalinan atau seksio.
 Pemelihara kesehatan agar tidak sakit.
 Melakukan kontrol kehamilan secara teratur.
 Jaga asupan gizinya dengan makan makanan yang bergizi serta diet yang seimbang.
 Menjaga berat badan ibu dan bayi sehingga terkontrol dan tidak mengalami tekananan
darah tinggi.
 Melakukan olahraga ringan yang sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi seperti berenang
dan berjalan kaki.
Persalinan resiko tinggi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, misal
kebiasaan hidup yang kurang sehat,konsumsi rokok minuman keras dan obat
– obatan.
Persalinan dengan resti dapat di sebabkan karena adanya penyakit – penyakit
saat kehamilan :
1. Infeksi saluran kemih
sering umum didapati dalam saat kehamilan adalah di saluran kemih dan
ginjal.
2. Anemia
Biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan akan pentingnya zat gizi pada
saat kehamilan. Karena zat besi yang terkandung dalam gizi makanan
digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu, membentuk sel
darah merah janin.
3. Keracunan Kehamilan
Keracuunan kehamilan dalam bentuk pre-eklampsia dan eklampsia.Yaitu
penyakit hypertensi/peninggkatan tekanan darah pada waktu hamil tanpa
kejang (pre-eklamsia) atau denngan kejang (eklampsia).
4. Dan Persalinan Resiko Tinggi dapat pula
dikarenakan Cara Persalinan yang abnormal :
a. Pecahnya ketuban sebelum waktunya
b. Prematur dan berat badan bayi rendah
c. Panggul sempit
d. Bayi sungsang
e. Operasi Sesar
 Istilah perinatologi berasal dari kata perinatal. Perinatal adalah masa menjelang
seorang bayi dilahirkan sampai satu bulan sesudah dilahirkan. Masa ini adalah masa
yang sangat penting dalam kehidupan seseorang mengingat banyak hal yang
berubah dalam masa ini. Jadi, perinatologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai
hal yang menyangkut perinatal.

 Sebelum dilahirkan, bayi berada dalam lingkungan yang nyaman dan terlindung. Ia
berada dalam kandungan sang ibu yang hangat dan aman. Begitu dilahirkan,
semuanya langsung berubah. Ia dihadapkan pada lingkungan yang terus berubah
dan ia harus belajar untuk beradaptasi dengan hal tersebut. Suhu yang lebih dingin,
cahaya yang lebih menyilaukan dan banyak lagi hal lain yang harus ia hadapi. Belum
lagi serbuan kuman penyakit yang menyerangnya.

 Tidak salah bila masa ini disebut sebagai masa paling berbahaya dalam kehidupan
seseorang. Bayangkan saja, seseorang yang begitu kecil dan mungil harus berpindah
secara mendadak dari sebuah lingkungan yang aman dan nyaman ke lingkungan
yang berbeda sama sekali
Jika adaptasi ini gagal maka perinatal tersebut dapat mengalami kematian. Namun
kematian perinatal ini dapat diturunkan melalui fase Perinatal, dan Antenatal.
 DASAR PERKEMBANGAN ILMU PERINATOLOGI
1. angka kematian perinatal / neonatal yang tinggi
2. angka retardasi mental yang terjadi sejak proses kehamilan / kelahiran tinggi.
3. data survei epidemiologi
4. penelitian kesehatan reproduksi, fisiologi janin dan neonatus
5. kelangsungan hidup bayi BBLR (bayi berat lahir rendah) dan prematur.
6. keluarga berencana

 Permasalahan perinatologi di negara berkembang


1. Mortalitas masih tinggi
- Kehamilan tanpa perawatan antenatal.
- Terlambat melakukan rujukan ke pusat pelayanan kesehatan.
- Terlambat memberikan pertolongan adekuat di pusat pelayanan.
- Persalinan masih ditolong oleh tenaga nonmedis (dukun).
- Akibat persalinan terlantar atau persalinan lama.
- Karena komplikasi kehamilan
2. Morbiditas masih tinggi
- Trauma persalinan yang tidak legeartis.
- Terlambat melakukan rujukan, pertolongan tidak adekuat karena saran dan kemampuan
belum memadai.
- Sebagai akibat penyakit yang menyertai kehamilan atau komplikasi kehamilan.
3. Kelahiran dengan berat bayi lahir rendah
Disebabkan:
- Prematuritas tinggi.
- Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim terhambat.
- Berat lahir rendah untuk kehamilan.
- Penyakit ibu dan komplikasi kehamilan
- Gizi rendah dan anemia.
- Grandemultipara dengan interval pendek
4. Kelainan kongenital
- Di negara maju—industri, kelainan kongenital penyebab kematian makin menonjol.
- Bentuk kelainan kongenital:
- Kelainan genetik (kromosom) 20-25%
- Infeksi TORCH dan sifilis 2-3%
- Penyakit ibu: DM, jantung, asma, dan kecanduan 4%
- Pengaruh obat-taledomida 1%
- Faktor multipel atau tidak diketahui 65-75%
Dengan melakukan pemantauan intrauterin, dapat diketahui kelainan kongenital sehingga
dapat dipertimbangkan untuk melakukan tindakan :
- Operasi—perbaikan intrauterin.
- Melakukan gugur kandung dengan indikasi medis.

Di negara berkembang, upaya untuk menurunkan angka


kematian perinatal dengan menjabarkan aspek sosial
perinatologi melalui pendekatan epidemiologi
Pengertian Fetus adalah Janin yang sudah memperlihatkan bagian – bagian tubuh
dengan jelas atau sempurna.

 Kehamilan merupakan masa di mana seorang perempuan membawa embrio atau fetus

dalam tubuhnya. Dalam masa kehamilan bisa terjadi banyak gestasi seperti dalam kasus

kembar, atau kembar tiga. Kehamilan manusia umunya terjadi selama 40 minggu antara

masa terakhr menstruasi hingga kelahiran (38 minggu dari proses pembuahan). Istilah ibu

hamil dalam ilmu medis adalah gravida, sementara calon bayi di dalamnya disebut sebagai

embrio (pada minggu-minggu awal kehamilan) dan seklanjutnya disebut janin (hingga waktu

kelahiran). Seorang ibu hamil yang baru pertama kali hamil disebut primigravida atau

gravida 1. Sedangkan seorang perempuan yang belum pernah hamil disebut sebagai gravida 0.
Definisi medis serta legal kehamilan manusia dibagi dalam periode triwulan, hal
tersebut sebgai cara untuk memudahkan tahapan berbeda pada perkembangan
janin. Pada saat masa Triwulan pertama memiliki resiko tertinggi mengalami
keguguran (kematian alami embrio ataupun janin), sementara pada waktu triwulan
kedua, perkembangan janin bisa dimonitor serta didiagnosa. Dan pada Triwulan
ketiga, menandakan awal viabilitas yang itu berarti janin bisa tetap hidup jika terjadi
kelahiran awal alami ataupun kelahiran yang dipaksakan.
Kondisi fetus di dalam ibu hamil ini sangat penting diketahui terutama bagi
perempuan yang telah menikah agar mereka bisa menjaga kehamilan serta
mencegah terjadinya keguguran pada awal masa kehamilan. Selama masa
kehamilan, seorang wanita diharuskan untuk lebih hati-hati dalam memilih makanan
yang akan dikonsumsi dan menjauhi aktifitas yang dapat membahayakan janin yang
ada dalam kandungan. Tidak hanya istri, suami juga harus bekerja sama dengan
istrinya dalam menjaga calon bayi.
OLEH : DR. HADI SETYO Sp.OG
 KELAINAN KONGENITAL BERUPA GANGGUAN DALAM
ORGANOGENESIS DAN SISTEM REPRODUKSI PADA JANIN
YANG GENETIK NORMAL
 VULVA
1. Hymen inferforata
2. Atresia labia minora
3. Hipertropi labia minora
4. Duplikasi vulva
5. Hipoplasi vulva
6. Kelainan perineum
 VAGINA
1. Septum vagina
2. Aplasia dan atresia vagina
3. Kista vagina
 KELAINAN UTERUS DAN TUBA FALLOPI
 KELAINAN OVARIUM
 KELAINAN GENITAL DAN TRAKTUS URINARIUS
 KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI KARENA KEADAAN TIDAK
NORMAL ATAU PENGARUH HORMONAL
 PENATALAKSANAN KELAINAN SISTEM
REPRODUKSI
 ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
 KONSELING
 PERSIAPAN PRE- OPERATIF
 PEMANTAUAN POST OPERATIF
 UNTUK TUGAS INDIVIDU , DIKETIK/
DITULIS DAN DIKUMPULKAN MINGGU
DEPAN!!!
JENIS PENYAKIT KANDUNGAN
 RADANG PADA GENETALIA
EKSTERNA
 Bartolinitis
 Vaginitis
 Vulvo vaginitis
 RADANG PADA GENETALIA
INTERNA
 Cervicitis
 Endometritis
 Miometritis
 Parametritis
 Adneksitis
 Peritonitis pelvis
 BARTHOLINITIS / INFEKSI PADA GLANDULA
BARTOLINI.
 Sering timbul pada Gonorea, ada juga sebab lain
,mis; sreptokokus atau basil koli
 Pada bartolinitis akuta kelenjar membesar,
merah , nyeri dan lebih panas drpd daerah
sekitarnya. Isinya cpt menjadi nanah dan yang
dapat keluar melalui duktusnya,jika duktus
tersumbat akan terkumpul dan menjadi abses.
 Therapi : jika blm mjd abses dapat diatasi dgn
antibiotik. Abses incisi. Jika kejadian sering
berulang dan menahun kista bartholini.
 GEJALA : nyeri pd saat kencing, leucorroe yg gatal,
gangguan coitus, introitus dan pd labia mjd merah dan
bengkak, srg tertutup sekret.
 SEBAB2 :
 Higiene yg kurang spt pd wanita yang gemuk dan tua
 Gonococcus
 Candida albicans
 Trichomonas
 Oxyuris
 Pediculi pubis
 Diabetes
 Vulvitis jg terjadi sekunder terhadap leucorrhoe dan
fistul genitalis
 THERAPI :
Therapi yang paling baik adalah terapi causal, mis;
infeksi kuman dgn antibiotik, atimycotika dng
cortisan, trichomonas dgn derivat imidazol,
oxyuriasis dgn peperazine, pediculi dng DDT.
pada anak selalu hrs diingat vulvitis gonorroica,
pada dewasa kemungkinan diabetes selalu
dipertimbangkan.
 SEBAB 2 : flora vagina terdiri dari bbrp jenis
kuman, antara lain doderlein, streptokokus,
stafilokokus, difteroid, yg dlm keadaan
normal hidup diantara simbiosis mereka. Jika
simbiosisi ini terganggu kuman lain dpt
berkembang biak timbullah vaginitis non
spesifik. Selain itu terdapat vaginitis karena
trichomonas, kandida albikans, dan
hemofilus vaginalis.
 GEJALA :
Leukorea,terdiri dr cairan yang bercampur
lendir dan dpt mjd mukopurulen. Gejala ini
sering disertai oleh rasa gatal dan membakar.
Vaginitis biasanya disertai vulvitis (
vulvovaginitis ). Pada vulvovaginitis permukaan
vagina dan vulva menjadi merah dan agak
bengkak, pada vagina dapat ditemukan bintik2
merah ( vaginitis granularis ) .
 THERAPI :
Therapi causal.
 CERVICITIS
Adalah radang dr selaput lendir canalis cervicalis.
 Gejala :
 Fluor hebat biasanya kental atau purulen dan kadang2
berbau.
 Erosio pada portio , nampak merah menyala.
 Pd inspeculo dpt dilihat fluor yang purulen yang
mengalir pd canalis cervicalis.
 Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis
 Pada cervicitis kronis dpt dilihat bintik putih dalm
selaput lendir yang merah ( ovula nabothii )
 SEBAB 2.
 Gonorrhoe
 Sekunder terhadap kolpitis ( vaginitis )
 Tindakan intra uterin : dilatasi dll
 Alat-alat atau obat kontrasepsi
 Robekan servik terutama yang menyebabkan
ectropion
 ULCUS PADA PORTIO :
 Ulcus carcinomatosum
 Ulcus lueticum
 Ulcus tuberculosum
 EROSIO PORTIONIS.
 Pada cercivitis chronics sering terjadi erotio pd
permukaan portio sekitar ostium uteri externum.
 THERAPI CERVICITIS
 Antibiotik terutama kalau diketemukan gonococcus
dalam sekret
 Kalau cercivitis tidak spesifik diobati dgn rendaman
AgNO3 10% dan irigasi
 Cercivitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dgn
melakukan konisasi. Kalau sebabnya ectropion dapat
dilakukan plasti / amputasi.
 Erotio dapat disembuhkan dgn obat keras spt; AgNO3
atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris
dengan harapan diganti dgn epitel gepeng berlapis
banyak.
 TERMASUK :
 Endometritis
 Myometritis
 Parametritis
 Salpingitis pyosalping
 Oophoritispyovarium
radang tinggi biasanya disebabkan karena
infeksi yg tjd pd traktus genitalis bag. bawah
A. Endometritis akut
Terutama terjadi pd post partum / post bortum
- Gejala – gejala
 Demam
 Lochia berbau
 Lochia lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi
 Bila tdk menjalar ke parametrium atau perimetrium
tidak ada nyeri
- Terapi
 Uterotonika
 Istirahat, letak fowler
 Antibiotika
 Endometritis senilis perlu dikuret untuk
menyampingkan corpus carcinoma. Dpt diberikan
estrogen.
 Gejala

 Fluor albus yang keluar dr ostium.


 Kelainan haid seperti metrorrhagi dan
menorrhagi.

 Terapi

 Perlu dilakukan kuretase untuk DD dengan


carcinoma corpus uteri, polyp atau myoma
submucosa. Kadang2 ditemukan endometritis
tuberculosa.
 Kuretase juga bersifat therapeutis
 Biasanyatidak berdiri sendiri ttp lanjutan
dari endometritis, maka gejala dan terapinya
seperti endometritis. Diagnosa hanya dibuat
scr patolog – anatomis.
 Salpingitis
menjalar ke ovarium hingga jg
terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis
dinamakan adnexitis.
 Etiologi

Plg srg disebabkan oleh gonococcus, disamping


itu oleh staphylococ, streptococ dan bac. Tbc.

 Infeksi dpt tjd sbb :


 Naikdr cavum uteri
 Menjalar dr organ yang berdekatan spt;
appendix yang meradang.
 Haematogen terutama salpingitis tbc.
 Gejala-gejala
 Demam tinggi
 Nyeri diperut bag.bawah kanan dan kiri
terutama bl ditekan.
 Defense ki dan ka atas lig poupart.
 Mual dan muntah
 Kadang ada tenesmi pd anum krn proses dekat
pd rectum atau sigmoid.
 Toucher : - nyeri bila portio digoyang
- nyeri ki ka dr uterus
- kdg 2 ada penebalan pd tuba
- tuba yg sehat tdk dppt diraba
DD
 Kehamilan ektopik; biasnya tdk ada demam LED
tdk tinggi dan leukositose tdk seberapa, kalau
GM + maka adnexitas dpt dikesampingkan , bl –
keduanya mungkin
 Appendixitis ; tempat nyeri tekan lbh tinggi (
Mc. Burney )

Terapi
 Istirahat,broad spectrum antibiotic dan
corticosteroid
 Usus harus kosong.
 Merupakankelanjutan dr adnexitis akut,
dr permulaan sifatnya kronis spt adnexitis
tbc.
 Gejala-gejala
 Anamnesis sdh menderita adnexitis akut.
 Nyeri diperut bag, bwh ; nyeri ini
bertambah sebelum dan sewaktu haid.
Kadang nyeri pinggang atau waktu BAB.
 Dysmenorrhoe
 Menorrhagi
 infertilitas
 Diagnosa
 Dengan toucher dpt teraba adnex tumor.
 Adnex tumor ini dpt berupa pyosalping atau
hidrosalping, krn perisalping dpt tjd
perlengketan dgn alat2 sekitarnya.
 LED meninggi, biasanya ada leuko dan
lymphocytosis.
 Salah satu bentuk yang khas adalah salpingitis
asthmica nadosa dimana proses radang hanya
nampak pd pars isthmica brp tonjolan kecil yang
menyerupai myoma.
 Adnexitis pd seorang virgo hrs menimbulkan
kecurigaan pd adnexitis tbc.
DD
 Bilaadnex bilateral maka diagnosa blh
dikatakan pasti.
 Adnex yang unilateral hrs dibedakan dr :
 Appendixitis kronis
 KET
TERAPI
 Antibiotik dan istirahat
 UKG
 Kalau tdk ada perbaikan dipertimbangkan terapi
operatif
 Parametritisadalah radang jaringan
longgar didlm lig latum, radang ini
biasanya unilateral.
 Ethiologi :
 Dari endometritis dengan 3 cara :
 Per continuitatum: endometritis- metritis-
parametritis
 Limponogen
 Haematogen
 Dari robekan servik
 Perforasi uterus oleh alat2 ( sonde,
kuretase, IUD )
 Diagnosa

 Stlbbrp lama dgn toucher dapat diraba infiltrat


yg keras yg sampai ke dinding panggul. Infiltrat
lbh teraba dgn toucher rectal
 Uterus terdesak ke fihak yang sehat.

 DD

 Adnexitis

 Terapi

 Antibiotik-resorptif
 Biasanyaterjadi sbg lanjutan dr
salpingophoritis, kadang2 tjd krn
endometritis atau parametritis.

 Ethiologi
 GO
 Sepsis
 Appendixitis.

 Gejala
 Nyeri di perut bag bawah
Diagnosa
 Pd toucher teraba infiltrat dlm cavum douglas.
 Sebagai akibat dr pelveoperitonitis dpt tjd
douglas abses.
 Douglas abses dpt tjd krn :
 Nanah yang keluar dr salpingitis purulenta.
 Pyosalping yang pecah
 Haematocele retrouterina yang terinfeksi
 Abses ovarium yang pecah
 Dr abses appendiculer
 Pelveoperitonitis purulenta
 Pervorasi usus dr tipus abdominalis.
 Gejala

 Demam intermittens : pasien menggigil


 Tenesmi ad anum
 Diagnosa
 Pada toucher teraba tahanan yang kenyal yg
berfluktuasi dlm cavum douglas dan yg nyeri
tekan.
 DD

 Haematocele retrouterina
 Tumor2 retrouterina
 Abces dalam parametrium
 Prognosa
 Jauh lbh baik drpd peritonitis umum.
 Prognosa buruk pd pelveoperitonitis septika dan
kurang buruk pd pelveoperitonitis gonorrohoica.
 Pelveoperitonitis dapat menyebabkan
retroflexio uteri fixata.

 Terapi
 Broad spectrum antibiotik
 Istirahat dlm letak fowler
 Opiat untuk mengurangi rasa nyeri
 Infus untuk mempertahankan balans elektrolit
 Dekompresi dengan abott miller tube
 Pada douglas abses dilakukan kolpotomia
posterior.
Ilmu Obstetri dan Ginekologi yang pada permulaannya hanya berbicara tentang
Kebidanan dan Penyakit Kandungan,

Pada perkembangannya sekarang sudah berkembang menjadi 5 (lima) Divisi atau Sub
Bagian yaitu :

1. Feto Maternal,

yang berkaitan dengan masalah ibu dan anak.

2. Onkologi Ginekologi,

yang memperhatikan masalah kanker alat kandungan perempuan. 3. Fertiliti


dan Endokrinologi Reproduksi (FER),

yang berkaitan dalam masalah hormon perempuan dan Keluarga Berencana


termasuk teknologi reproduksi berbantu (bayi tabung).

4. Uroginekologi,

yang berkaitan dalam masalah dasar panggul perempuan


5. Obstetri Ginekologi Sosial atau ObGinSos.
satu sub bagian lagi yang mampu memperhatikan aspek klinik dan sosialnya
serta memberi manfaat bagi kesehatan individu maupun komuniti
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara alat dan fungsi
reproduksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial.

Dalam kesehari-hariannya, ObGinSos mempunyai dua bentuk yaitu :


1. bentuk mikro (individu),
yaitu kondisi sehat fisik, mental dan sosial bukan hanya sekedar
bebas dari penyakit atau kecacatan saja. Karena itu pendekatannya
bersifat biopsikososial. Bio ditujukan kepada penyakitnya, sedangkan
psikososial diarahkan kepada manuasianya yang sakit. Hasil
pelayanannya harus bisa memberikan perbaikan fisik, kalau mungkin
rasa puas dan nyaman secara psikis dan sejahtera/produktif secara
sosial, minimal dalam lingkungan keluarga. Tolok ukur
keberhasilannya Quality of life (QOL). Kompetensi yang diperlukan
disini adalah kompetensi Klinik dan Etik (CURE dan CARE).
2. bentuk makro (komuniti)
perhatiannya ditujukan kepada gambaran epidemiologi klinik di satu wilayah,
yang menyangkut kejadian penyakit (the occurance of the disease), prevalensi,
faktor risiko, penyebaran, perjalanan penyakit dan prognosis (the course and
the outcome of the disease).

ObGinSos, dalam kesehari-hariannya tidak mempunyai wujud fisik tertent.


para pengampu ObGinSos sering disebut sebagai Konsultan.
 Dewasa Ini keterampilan melakukan pemeriksaan USG Merupakan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang spesialis obstetri dan
ginekologi. Banyak diagnosis kasus-kasus obgin yang memerlukan bantuan
pemeriksaan USG sehingga dengan keterampilan yang baik maka banyak
kasus yang dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
 Penggunaan USG membantu dokter spesialis dalam melakukan praktek
baik dalam bidang Obstetri maupun Ginekologi. Kemajuan teknologi USG
saat ini dengan colour Doppler dan USG 4D makin meningkatkan akurasi
dan pemanfaatan USG. Hal ini harus dibarengi dengan kemampuan
penguasaan alat tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan diagnosis.

 Terapan ALARM (Advance Labour and Risk Management)


kompetensi yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu dengan
menekankan penanganan esensial yang dapat mencegah kematian dan
kesakitan ibu dalam proses persalinan.
 Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial
adalah pengembangan obstetri dan ginekologi dan tatalaksananya dengan
Mengikut sertakan ilmu pencegahan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) sehingga ikut serta memperhitungkan faktor lingkungan yang
berkaitan dengan fenomena kematian maternal dan perinatal serta penyakit
alat reproduksi wanita

 In Vivo Fertilization atau program bayi tabung


bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya
in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau tabung,” vertilization
artinya pembuahan)
langkah-langkah dalam metode IVF (In Vitro Fertilization):
1 : Merangsang ovarium
Terapi hormonal sangat disarankan pada saat fase merangsang ovarium.
2: Mengumpulkan telur
3: Fertilisasi
4: Memindahkan Embrio

You might also like