Professional Documents
Culture Documents
Neuro Lapkas
Neuro Lapkas
Reflex Patologis + -
Fasikulasi - +
Klonus +
MANIFESTASI
Cedera saraf spinal dapat menyebabkan gambaran paraplegia
atau quadriplegia. Akibat dari cedera kepala bergantung pada
tingkat cedera pada medulla dan tipe cedera.
• Myelography
Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomis yang
detail, terutama elemen osseus vertebra. Myelography
merupakan proses yang invasif, karena melibatkan penetrasi
pada ruang subarakhnoid.
Akut :
Imobilisasi
Pengaturan berat badan, posisi tubuh, dan aktivitas
Modalitas termal (terapi panas dan dingin)
Pemijatan
Traksi (tergantung kasus)
Pemakaian alat bantu (misalnya korset atau tongkat)
Kronik:
Terapi psikologis
Modulasi nyeri (akupunktur atau modalitas termal)
Latihan kondisi otot
Rehabilitasi vokasional
Pengaturan berat badan, posisi tubuh, dan aktivitas
Terapi Farmakologi
• NSAIDs
• Tricyclic Antidepressants
• Muscle Relaxants
• Analgesik
• Antikonvulsan
Keluhan kelumpuhan pada kedua kaki yang Status generalis dalam batas
terjadi secara mendadak ±5 hari sebelum normal, sedangkan status neurologis
masuk rumah sakit, awalnya terasa seperti didapatkan; Kesadaran: compos
kesemutan pada kaki sebelah kiri, kemudian mentis, GCS 15, Kekuatan motorik;
kaki kanan lagi. Kadang terasa nyeri pada eks. superior dextra et sinistra 555
daerah dada dan menjalar hingga tembus dan eks inferior dextra et sinistra
ke tulang belakang(+), pasien mengaku BAK 000. Pemeriksaan sensorik
lancar, dan belum BAB 1 minggu. Kemudian didapatkan hipestesi setinggi
ada riwayat trauma KLL 3 tahun yang lalu, thorakal 6 hingga ke daerah ujung
riwayat angkat beban berat (+), Riwayat tungkai bawah (distal). Untuk
batuk lama (-), riwayat kontak dengan rangsang meningeal (-), rangsang
pasien TB (-), riwayat nyeri dada fisiologis (+), rangsang patologis (-).
sebelumnya (-), riwayat Hipertensi (+) tidak Pemeriksaan N. Cranialis dalam
terkontrol. batas normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil CT SCAN Vertebrae didapatkan tampak
gambaran destruksi pada vertebrae thorakal 6.
Sehingga dari hasil ini bisa disimpulkan
diagnosa pasien Myeloradikulopati.
Fasikulasi - +
Apabila terdapat lesi pada daerah
LMN, maka tubuh tidak akan bisa Sifat nyeri Mengikat Menjalar
bergerak secara terencana dan malah
sebaliknya tidak bereaksi sama sekali, Klonus +
dan ini sesuai dengan hasil
pemeriksaan yang ditemukan pada
pasien.
Karakteristik Lesi Komplet Lesi Inkomplet
Motorik Hilang dibawah lesi Sering (+)
Protopatik (nyeri,suhu) Hilang dibawah lesi Sering (+)
Propioseptik (joint Hilang dibawah lesi Sering (+)
position, vibrasi)
Sakral sparing Negative Positif
- Anal reflex
- Sadde hipertensi
- Toe reflex (untuk
mencukupi posisi dan
arah)
Ro. Vertebra Sering fraktur, luksasi atau listesis Sering normal
Selain itu, karena Lesi (komplit) kompresi fraktur setinggi thorakal 6 maka
motorik, protopatik (nyeri, suhu), nyeri menjalar (+), vibrasi serta sakral
sparing (anal reflex, sadde hipertensi, toe reflex) negatif atau untuk
motorik hilang dibawah lesi. Dan keluhan ini sama dirasakan oleh pasien.
Selain itu, pasien juga di Diagnosa banding
(Diferential Diagnose) dengan Tumor Metastase
karena hal ini didukung dengan hasil
pemeriksaan Carcinoembryonic antigen (CEA)
138,22 ng/mL nilai normal <5,0 ng/mL.
Pemeriksaan CEA ini bertujuan untuk
mengetahui adanya kanker usus besar, khususnya
ardenocarcinoma. Jadi dapat disimpulkan juga
destruksi pada vertebrae thorakal 6 bisa akibat
dari tumor metastase.
Dan apabila dilihat dari hasil CT-SCAN pasien kemungkinan Tumor
metastasenya ke arah Tumor Ekstradural. Karena sesuai dengan teori;
Teori ini sesuai dengan klinis dan hasil CT SCAN pada pasien. Jadi
kesimpulan diagnosa pada pasien ini sudah tepat, yaitu; “Myeloradiculopati
Thoracal e.c Lesi kompresi fraktur setinggi Vertebra Thorakal 6”.
Bagaimana Terapi pada pasien ini?