Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 75

Seminar Hasil Penelitian

Prevalensi Nyeri Kanker dan


Karakteristik Pasien Nyeri Kanker
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Pembimbing:
dr. Johan Kurnianda, SpPD-KHOM
dr. Kartika Widayati, SpPD-KHOM
Presentan: dr. Levina Prima Rosalia
Latar Belakang
Debilitas
Kanker umum
Nyeri
Terapi anti
Kanker
Komorbiditas
kanker

- Gejala kanker yang sering Kondisi fisik,


- Beban berat bagi pasien psikologis, & sosial

Quality of
(The British Pain Society, 2010; Life (QoL) ↓
Shute, 2013; Ades et al., 2005)
Latar Belakang

50%
(tahun 1985)
Prevalensi Prevalensi
nyeri kanker masih
cukup tinggi tinggi???
53%
(tahun 2007)

Banyak guideline
manajemen nyeri
kanker
(van Everdingen et al., 2007)
Latar Belakang
• Beberapa penelitian & literatur nyeri kanker (+) 
prevalensi, karakteristik & faktor yang mempengaruhi
nyeri kanker masih bervariasi
• Informasi mengenai prevalensi & intensitas nyeri kanker:
 mekanisme investigasi epidemiologi nyeri kanker, faktor
resiko spesifik lokasi, & manajemen yang efektif
 mengetahui apa yang diharapkan dalam perjalanan
penyakit & memperbaiki pelayanan terhadap pasien

(van Everdingen et al., 2007; Isaac et al., 2012)


Pertanyaan Penelitian
Berapakah prevalensi nyeri kanker dan
bagaimanakah karakteristik pasien nyeri kanker
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

Tujuan Penelitian

Mengetahui prevalensi nyeri kanker dan


karakteristik pasien nyeri kanker
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tinjauan Pustaka

Definisi nyeri menurut International Association


for the Study of Pain : pengalaman tidak
menyenangkan, emosional, sensoris, dan
multidimensional yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan baik potensial maupun aktual

(National Comprehensive Cancer Network, 2014)


Jenis
Kanker
Ulkus Stadium
kanker Kanker

Komorbid
NYERI Lokasi
Metastase
KANKER

Terapi
Kanker Usia

Jenis
Kelamin

(van Everdingen et al., 2007; Davis dan Walsh, 2014; Portenoy et al., 2011)
PENILAIAN NYERI
• Alat penilai nyeri tervalidasi:
– Visual Analogue Scale (VAS)
– Numerical Rating Scale (NRS)
– Verbal Rating Scale (VRS)
– Faces Pain Rating Scale (FPRS)
• NRS lebih mudah digunakan &
sama sensitifnya dengan VAS
• Intensitas: ringan (1-3),
sedang (4-6), berat (7-10)

(NCCN, 2014; Shute, 2013; Hawker et al., 2011; Terri Ades et al., 2005)
Metode Penelitian

Rancangan Penelitian:
Deskriptif, cross sectional

Tempat dan Waktu Penelitian:


Instalasi Rawat Jalan Tulip RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, Februari 2015-Januari 2016
Metode Penelitian

Populasi Penelitian:
• Populasi target : semua pasien kanker usia
dewasa di propinsi DIY
• Populasi terjangkau: pasien kanker usia dewasa
di Instalasi Rawat Jalan Tulip RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta dan memenuhi kriteria penelitian
Metode Penelitian
• Estimasi besar sampel : rumus penghitungan sampel pada
penelitian deskriptif kategorik (Dahlan, 2010)
Keterangan:
n = jumlah sampel
Zα= deviat baku alfa
P = proporsi kategori variabel yang diteliti
Q = 1-P
d = presisi

• Jumlah sampel yang diperlukan dengan presisi 5%:

= minimal 383 pasien


Alur Penelitian
Pasien kanker di Instalasi Rawat
Jalan Tulip RSUP Dr. Sardjito

Kriteria Inklusi: Kriteria Eksklusi:


• Pasien IRJ Tulip RSUP Dr. Sardjito • Leukemia
• ≥ 18 tahun • Kanker primer yang tidak
• Kanker tegak dengan PA diketahui
• Intak secara kognitif • Keganasan ganda
• Bersedia ikutserta dalam penelitian

Kuesioner:
- Data demografi
- Kanker: jenis, stadium, metastase, komorbiditas,
status performa, ulkus kanker
- Riwayat terapi anti kanker
- Terapi untuk nyeri kanker
- Penilaian intensitas nyeri dengan NRS

Analisis statistik
Analisis Statistik

• Data kontinu : rerata ± SD; data numerik : tabel & diagram


• Perbedaan karakteristik pasien pada kelompok nyeri kanker
dibandingkan kelompok tidak nyeri kanker, serta pada kelompok nyeri
sedang-berat dibandingkan dengan kelompok nyeri ringan  uji Chi
Square atau uji Fisher/Kolmogorov-Smirnov jika tidak memenuhi
syarat
• Signifikan : p < 0,05
Metode Penelitian

• Komisi etika penelitian biomedis Fakultas Kedokteran


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta serta ijin dari
Direktur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
• Subyek penelitian menandatangani informed consent
Hasil Penelitian

• Total 459 subyek penelitian


• Rerata usia: 51,05 (±10,78) tahun; rentang usia
18-80 tahun
Tabel 1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian (n = 459)
Variabel Frekuensi
Usia:
18-59 tahun 367 (80%)
≥60 tahun 92 (20%)
Jenis kelamin
Laki-laki 84 (18,3%)
Perempuan 375 (81,7%)
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SLTP 153 (33,3%)
Tamat SLTP 306 (66,7%)
Jenis kanker
Payudara 253 (55,1%)
Kolorektal 53 (11,5%)
Kepala dan leher 51 (11,1%)
Limfoma 49 (10,7%)
Ginekologi 27 (5,9%)
Tiroid 7 (1,5%)
Sarkoma 4 (0,9%)
Timoma 3 (0,7%)
Urologis 3 (0,7%)
Testis 3 (0,7%)
Paru 2 (0,4%)
Pankreas 2 (0,4%)
Adrenal 1 (0,2%)
Gaster 1 (0,2%)
Variabel Frekuensi
Metastase jauh
Ya 120 (26,14%)
Tidak 339 (73,86%)
Lokasi Metastase
Tulang 31 (22,1%)
Liver 34 (24,3%)
Paru 62 (44,3%)
Lain-lain (limpa, kulit, peritoneum, 13 (9,3%)
omentum, vesika urinaria, ovarium, testis)
Metastase multipel
Ya 20 (16,67%)
Tidak 100 (83,33%)
Status performa
ECOG 0 45 (9,8%)
ECOG 1 205 (44,7%)
ECOG 2 188 (41,0%)
ECOG 3 20 (4,4%)
ECOG 4 1 (0,2%)
Terapi kanker
Belum diterapi 17 (3,7%)
Sudah diterapi 442 (96,3%)
Komorbiditas
Ada 115 (25,1%)
Tidak ada 344 (74,9%)
Ulkus kanker
Ada 64 (13,9%)
Tidak ada 395 (86,1%)
Diagram pie prevalensi nyeri kanker Diagram pie kelompok nyeri
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berdasarkan intensitas nyeri
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tabel 2. Hasil analisis perbedaan karakteristik pasien pada kelompok nyeri
kanker dibandingkan tidak nyeri kanker di RSUP. Dr. Sardjito
Nyeri Tidak nyeri
Variabel p
n % n %
Usia
18-59 tahun 205 55,9 162 44,1 0,942a
≥60 tahun 51 55,4 41 44,6
Jenis kelamin
Laki-laki 53 63,1 31 36,9 0,135a
Perempuan 203 54,1 172 55,9
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SLTP 94 61,4 59 38,6 0,084a
Tamat SLTP 162 52,9 144 47,1
Jenis kanker
Payudara 138 54,5 115 45,5 0,993b
Kolorektal 32 60,4 21 39,6
Kepala dan leher 33 64,7 18 35,3
Limfoma 24 49,0 25 51,0
Ginekologis 15 55,6 12 44,4
Tiroid 2 28,6 5 71,4
Sarkoma 3 75 1 25
Timoma 0 0 3 100
Urologis 2 66,7 1 33,3
Testis 3 100 0 0
Paru 1 50 1 50
Pankreas 2 100 0 0
Adrenal 0 0 1 100
Gaster 1 100 0 0
Nyeri Tidak nyeri
Variabel p
n % n %
Metastase jauh
Ya 70 58,3 50 41,7 0,511a
Tidak 186 50,4 183 49,6
Metastase tulang
Ya 19 61,3 12 38,7 0,698a
Tidak 51 57,3 38 42,7
Metastase multipel
Ya 12 60 8 40 0,868a
Tidak 58 58 42 42
Status performa
ECOG 0 0 0 45 100 0,000a*
ECOG 1 79 38,5 126 61,5
ECOG 2 159 84,6 29 15,4
ECOG 3 17 85 3 15
ECOG 4 1 100 0 0
Terapi kanker
Belum diterapi 9 52,9 8 47,1 0,811a
Sudah diterapi 247 55,9 195 44,1
Komorbiditas
Tidak ada 191 55,5 153 44,5 0,852a
Ada 65 56,5 50 43,5
Ulkus kanker
Ada 45 70,3 19 29,7 0,012a*
Tidak ada 211 53,4 184 46,6

Keterangan: a. Uji statistik menggunakan Chi-square, b. Uji statistik menggunakan Kolmogorov-


Smirnov, *bermakna secara statistik
Tabel 3. Prevalensi nyeri kanker berdasarkan intensitas nyeri
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Prevalensi nyeri kanker
Variabel Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat
(NRS 1-3) (NRS 4-6) (NRS 7-10)
Populasi total (n= 256) 85 (33,2%) 91 (35,6%) 80 (31,2%)
Usia
18-59 tahun 68 (33,2%) 74 (36,1%) 63 (30,7%)
≥60 tahun 17 (33,3%) 17 (33,3%) 17 (33,3%)
Jenis kelamin
Laki-laki 15 (28,3%) 21 (39,6%) 17 (32,1%)
Perempuan 70 (34,5%) 70 (34,5%) 63 (31,0%)
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SLTP 36 (38,2%) 29 (30,9%) 29 (30,9%)
Tamat SLTP 49 (30,2%) 62 (38,3%) 51 (31,5%)
Jenis kanker
Payudara 57 (41,3%) 51 (37,0%) 30 (21,7%)
Kolorektal 9 (28,1%) 11 (34,4%) 12 (37,5%)
Kepala dan leher 8 (24,2%) 8 (24,2%) 17 (51,6%)
Limfoma 6 (25%) 9 (37,5%) 9 (37,5%)
Ginekologi 3 (20%) 4 (26,7%) 8 (53,3%)
Tiroid 1 (50%) 0 (0%) 1 (50%)
Sarkoma 1 (33,3%) 2 (66,7%) 0 (0%)
Urologis 0 (0%) 0 (0%) 2 (100%)
Testis 0 (0%) 3 (100%) 0 (0%)
Paru 0 (0%) 1 (100%) 0 (0%)
Pankreas 0 (0%) 1 (50%) 1 (50%)
Gaster 0 (0%) 1 (100%) 0 (0%)
Prevalensi nyeri kanker
Variabel Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat
(NRS 1-3) (NRS 4-6) (NRS 7-10)
Metastase jauh
Ya 17 (24,3%) 21 (30,0%) 32 (45,7%)
Tidak 68 (36,6%) 70 (37,6%) 48 (25,8%)
Lokasi Metastase
Tulang 1 (5,2%) 9 (47,4%) 9 (47,4%)
Liver 6 (28,6%) 5 (23,8%) 10 (47,6%)
Paru 11 (31,4%) 8 (22,9%) 16 (45,7%)
Lain-lain 1 (14,3%) 2 (28,6%) 4 (57,1%)
Metastase multipel
Ya 2 (16,7%) 3 (25%) 7 (58,3%)
Tidak 15 (25,9%) 18 (31%) 25 (43,1%)
Status performa
ECOG 0 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
ECOG 1 61 (77,2%) 17 (21,5%) 1 (1,3%)
ECOG 2 19 (11,9%) 68 (42,8%) 72 (45,3%)
ECOG 3 5 (29,4%) 6 (35,3%) 6 (35,3%)
ECOG 4 0 (0%) 0 (0%) 1 (100%)
Terapi kanker
Belum diterapi 2 (22,2%) 5 (55,6%) 2 (22,2%)
Sudah diterapi 83 (33,6%) 86 (34,8%) 78 (31,6%)
Komorbiditas
Tidak ada 63 (33,0%) 72 (37,7%) 56 (29,3%)
Ada 22 (33,9%) 19 (29,2%) 24 (36,9%)
Ulkus kanker
Ada 9 (20,0%) 19 (42,2%) 17 (37,8%)
Tidak ada 76 (36,0%) 72 (34,1%) 63 (29,9%)
Tabel 4. Hasil analisis perbedaan karakteristik pasien pada kelompok nyeri ringan
dibandingkan nyeri sedang-berat di RSUP. Dr. Sardjito
Nyeri sedang-berat Nyeri ringan p
Variabel
n % n %
Usia
18-59 tahun 137 66,8 68 33,2 0,982a
≥60 tahun 34 66,7 17 33,3
Jenis kelamin
Laki-laki 38 71,7 15 28,3 0,395a
Perempuan 133 65,5 70 34,5
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SLTP 58 61,7 36 38,3 0,187a
Tamat SLTP 113 69,8 49 30,2
Jenis kanker
Payudara 81 58,7 57 41,3 0,223b
Kolorektal 23 71,9 9 28,1
Kepala dan leher 25 75,8 8 24,2
Limfoma 18 75,0 6 25,0
Ginekologi 12 80,0 3 20,0
Tiroid 1 50 1 50
Sarkoma 2 66,7 1 33,3
Urologis 2 100 0 0
Testis 3 100 0 0
Paru 1 100 0 0
Pankreas 2 100 0 0
Gaster 1 100 0 0
Nyeri sedang-berat Nyeri ringan p
Variabel
n % n %
Metastase jauh
Ya 53 75,7 17 24,3 0,063a
Tidak 118 63,4 68 36,6
Metastase tulang
Ya 18 94,7 1 5,3 0,028c*
Tidak 35 68,6 16 31,4
Metastase multipel
Ya 10 83,3 2 16,7 0,717c
Tidak 43 74,1 15 25,9
Status performa
ECOG 1 19 24,0 60 76,0 0,000b*
ECOG 2 140 88,0 19 12,0
ECOG 3 12 70,6 5 29,4
ECOG 4 1 100 0 0
Terapi kanker
Belum diterapi 7 77,8 2 22,2 0,722c
Sudah diterapi 164 66,4 83 33,6
Komorbiditas
Tidak ada 128 67 63 33 0,899a
Ada 43 66,2 22 33,8
Ulkus kanker
Ada 36 80 9 20 0,038a*
Tidak ada 135 64 76 36
Keterangan: a. Uji statistik menggunakan Chi-square, b. Uji statistik menggunakan Kolmogorov-
Smirnov, c. Uji statistik menggunakan Fisher, *bermakna secara statistik
Tabel 5. Pemberian anti nyeri dan respons terapi pada
pasien nyeri kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Variabel Frekuensi
Mendapatkan anti nyeri
Ya 118 (46,1%)
Tidak 138 (53,9%)
Jenis anti nyeri
Paracetamol 12 (10,2%)
OAINS 40 (33,9%)
Tramadol 35 (29,7%)
Opioid 26 (22,0%)
Tidak diketahui 5 (4,2%)
Respons terhadap anti nyeri
Nyeri menghilang 8 (6,8%)
Nyeri berkurang 90 (76,3%)
Nyeri menetap 20 (16,9%)
Kesesuaian Manajemen Nyeri

• Kelompok pasien dengan nyeri berat (n=80):


– 54 pasien (45,8%) mendapat terapi antinyeri
– Hanya 13 pasien (24,1%) mendapat opioid kuat
• Kelompok pasien dengan nyeri sedang (n=91):
– 43 pasien (36,4%) mendapat terapi antinyeri
– Hanya 17 pasien (39,5%) mendapat opioid
lemah (Tramadol)
Prevalensi Nyeri Kanker

• Penelitian ini = 55,8%


• Prevalensi nyeri kanker dari berbagai penelitian:
• Tahun 1985 = 50%1
• Tahun 2012 = 53%2
• Tahun 2010 = 72%3

(1. van den Beuken-van Everdingen et al., 2007; 2. Ripamonti et al., 2012; 3. Raphael et al., 2010)
Perbedaan Karakteristik Usia

• Usia tidak membedakan nyeri kanker  sesuai dengan


penelitian sebelumnya (Raphael et al., 2010; Howe, 2007)
• Penelitian lain: usia tua lebih sedikit mengalami nyeri
kanker (van Everdingen et al., 2007; Caraceni dan Portenoy, 1999),
terutama pada pasien dengan gangguan kognitif (Raphael
et al., 2010)
• Pada penelitian ini tidak ada pasien yang mengalami
gangguan kognitif
Perbedaan Karakteristik Jenis Kelamin

• Proporsi pasien laki-laki yang mengalami nyeri kanker lebih


banyak dibanding perempuan (63,1% vs 54,1%), tidak
berbeda bermakna secara statistik
• Penelitian sebelumnya: perempuan lebih sering mengalami
nyeri kanker (Green et al., 2011; van Everdingen et al., 2007)
• Kemungkinan penyebab: perbedaan faktor etnis dan budaya
• Perbedaan persepsi nyeri antara perempuan dan laki-laki
dipengaruhi oleh faktor hormonal, psikologis, dan budaya (Bartley
dan Fillingim, 2013)
Perbedaan Karakteristik Jenis Kelamin

• Penelitian di Singapura: hasil keparahan nyeri yang paling


tinggi dirasakan oleh populasi India dan yang paling rendah
oleh populasi Melayu (Campbell dan Edwards, 2012)
• Penelitian lain membandingkan persepsi nyeri antara
perempuan Cina dengan Australia  perempuan Australia
melaporkan nyeri yang lebih sering dan berat (Campbell dan
Edwards, 2012)
Perbedaan Karakteristik
Tingkat Pendidikan
• Proporsi pasien nyeri kanker pada kelompok pasien tidak
tamat SLTP lebih banyak dibandingkan tamat SLTP (61,4% vs
52,9%), tidak bermakna secara statistik
• Penelitian di Belanda: tingkat pendidikan rendah
meningkatkan risiko nyeri kanker (van Everdingen et al., 2007)
• Penyebab: komunikasi kepada dokter mengenai nyeri yang
kurang efektif atau ketakutan menggunakan opioid pada
tingkat pendidikan rendah  terapi antinyeri kurang
adekuat (van Everdingen et al., 2007)
Perbedaan Karakteristik Status Performa

• Nyeri kanker lebih sering dijumpai pada pasien dengan


status performa yang buruk
• Nyeri kanker menurunkan kekuatan, vitalitas, toleransi
aktivitas, dan mobilitas (Raphael et al., 2010)
• Status performa pasien nyeri kanker lebih rendah
dibanding tanpa nyeri kanker  nyeri kanker
berhubungan dengan tingkat disabilitas lebih tinggi &
tingkat aktivitas lebih rendah (Raphael et al., 2010)
Perbedaan Karakteristik Ulkus Kanker

• Nyeri kanker lebih sering dijumpai pada pasien dengan ulkus kanker
• Komplikasi: nyeri, bau, eksudasi, perdarahan, edema, tekanan
emosional, masalah sosial, keterbatasan fungsional, dan infeksi
(Queen, 2003)
• Penyebab nyeri (The European Oncology Nursing Society, 2015):
– Tekanan tumor pada struktur tubuh
– Kerusakan saraf akibat perkembangan tumor
– Pembengkakan akibat gangguan drainase kapiler dan limfatik
– Infeksi
– Paparan pada akhiran saraf dermal
– Teknik perawatan luka yang kurang tepat
– Faktor emosional
Intensitas Nyeri

• Penelitian ini: status performa, metastase tulang, dan ulkus


kanker mempengaruhi intensitas/derajat nyeri kanker
• Penelitian sebelumnya: intensitas nyeri yang lebih berat
berhubungan dengan status performa yang lebih rendah
(Wang et al., 1999; Caraceni dan Portenoy, 1999)
• Penelitian sebelumnya:
– metastase tulang berhubungan dengan intensitas nyeri yang
paling tinggi (Mercadante, 2008)
– metastase tulang mengalami nyeri yang lebih berat dibanding
metastase jaringan lunak (Parala-Metz dan Davis, 2013)
• Penyebab nyeri pada metastase tulang (Urch, 2004):
• pelepasan mediator inflamasi
• peningkatan tekanan di dalam tulang
• mikrofraktur
• peregangan periosteum
• spasme otot reaktif
• infiltrasi serabut saraf
• kompresi dari saraf akibat kolapsnya vertebra
• Destruksi tulang lebih lanjut  fraktur patologis (Urch,
2004)
Terapi Antinyeri

• 53,9% pasien nyeri kanker belum mendapat terapi antinyeri


• Penelitian sebelumnya:
– Breivik et al. (2010): 77% pasien nyeri kanker mendapat terapi
antinyeri; 41% nya opioid kuat. Respons tidak adekuat: 58% pasien
– Greco et al. (2014): prevalensi terapi antinyeri substandard: 25,3%
– David dan Walsh (2014): kegagalan manajemen nyeri kanker pada
38-74% pasien
• Masih banyak pasien nyeri kanker yang tidak mendapatkan
manajemen nyeri yang adekuat  manajemen nyeri belum
sesuai pedoman
• Penyebab (David dan Walsh, 2004):
– Ketidakmampuan pasien untuk mengkomunikasikan nyeri
– Kurangnya apresiasi dokter terhadap intensitas nyeri pasien
– Kurangnya pengetahuan mengenai manajemen nyeri
– Kurangnya dokumentasi mengenai nyeri dan terapi antinyeri
– Ketakutan terhadap terapi opioid (opioid phobia): kurangnya
pengetahuan mengenai farmakologi, konversi, dan analgesik
ekuivalen opioid, takut efek samping dan kecanduan opioid
– Hambatan regulasi dalam pengadaan, peresepan, dan
pemberian opioid
Kesimpulan
• Prevalensi nyeri kanker di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta:
55,8%
• Proporsi pasien berdasarkan intensitas nyeri: nyeri ringan
33,2%, nyeri sedang 35,2%, dan nyeri berat 31,6%
• Ulkus kanker dan status performa mempengaruhi frekuensi
nyeri kanker
• Metastase tulang, ulkus kanker dan status performa
mempengaruhi intensitas nyeri kanker
• Manajemen nyeri kanker masih belum adekuat
Saran
• Edukasi mengenai nyeri dan manajemen nyeri diperlukan dalam
pendidikan bagi setiap profesi medis
• Pencatatan intensitas nyeri dan evaluasi pengobatan antinyeri pada
pasien kanker seharusnya dilakukan pada setiap kunjungan
• Ketakutan terhadap terapi opioid perlu diperbaiki dan adanya
hambatan regulasi dalam pengadaan, peresepan, dan pemberian
opioid perlu mendapat perhatian
• Penelitian longitudinal lanjutan untuk menunjukkan hubungan
perubahan tingkat nyeri dengan perubahan status performa dan
perbaikan ataupun perburukan ulkus
TERIMA KASIH
Mohon Asupan
• Jumlah sampel cukup besar dan dapat memberikan gambaran
mengenai pasien nyeri kanker di Indonesia, khususnya di
Yogyakarta
• Penelitian mengenai prevalensi nyeri kanker dan karakteristik
pasiennya di Indonesia belum pernah dipublikasikan sebelumnya
• Penelitian ini bermanfaat untuk dikembangkan dan
disempurnakan sebagai landasan penelitian selanjutnya, &
membantu praktisi dalam manajemen nyeri kanker lebih baik
Kerangka Teori
Jenis kanker
Pasien kanker Stadium kanker
Lokasi metastase
Usia
Jenis kelamin
Tidak nyeri Nyeri kanker Tingkat pendidikan
Terapi antikanker
Komorbiditas
Intensitas nyeri Depresi
Faktor spiritual

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Terapi sesuai tingkat nyeri

Nyeri membaik Nyeri tidak membaik


Kerangka Konsep
Pasien kanker solid

Jenis kanker
Stadium kanker
Lokasi metastase
Usia
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Riwayat terapi anti kanker
Komorbiditas

Tidak nyeri Nyeri kanker

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat


(NRS 1-3) (NRS 4-6) (NRS 7-10)
Latar Belakang
• Prevalensi & intensitas nyeri kanker dapat dipengaruhi:
jenis kanker, stadium kanker, usia, jenis kelamin, lokasi
metastasis, dan komorbiditas
• Penyebab tidak adekuatnya terapi:
– penilaian nyeri yang kurang
– ketidakmauan pasien mengkonsumsi opioid
– kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien
– jarangnya pelaporan nyeri oleh pasien

(Davis dan Walsh, 2014; Stockler, 2012)


Manfaat Penelitian
Bagi masyarakat: informasi dan pengetahuan mengenai nyeri
kanker  meningkatkan kesadaran pasien akan perlunya
manajemen nyeri kanker yang efektif dan optimal

Bagi klinisi: dasar untuk memberikan edukasi kepada pasien


kanker mengenai kemungkinan mengalami nyeri dan
memonitor lebih ketat pasien dengan resiko tinggi

Bagi peneliti: dapat menjadi acuan & wawasan untuk


penelitian selanjutnya
Keaslian Penelitian

• Publikasi mengenai prevalensi nyeri kanker dan


karakteristik pasien nyeri kanker di Indonesia belum ada
• Tinjauan pustaka penelitian Abdurrasyid (2013) 
prevalensi nyeri kanker di RS Dharmais Jakarta bulan
Oktober – Desember 2012  42,2%
Keaslian Penelitian
Peneliti / Judul & Hasil
Metode
van den • 52 penelitian : tahun 1966-2005, internasional
Beuken-van • Prevalensi nyeri kanker: pasien yang telah menyelesaikan terapi
Everdingen et kuratif 33%, pasien yang sedang terapi antikanker 59%, pasien
al, 2007, stadium lanjut/metastatik 64%, pasien seluruh stadium 53%
Metaanalisis • Prevalensi paling tinggi pada kanker kepala dan leher: 70%
• ⅓ pasien nyeri  nyeri sedang-berat
Keaslian Penelitian

Peneliti / Judul & Hasil


Metode
Mercadante et • 2655 pasien kanker, Italia, 62,3% rawat jalan
al., 2008, Cross • Prevalensi nyeri 34%
sectional study • Nyeri berat pada pasien rawat inap (p<0.0001) dan metastase
tulang. Jenis kelamin tidak berpengaruh

H Breivik et al., • The European Pain in Cancer (EPIC) survey, Eropa dan Israel
2010, Cross • 5084 orang, prevalensi nyeri kanker: 72%
sectional study • Prevalensi >85% pada kanker pankreas, tulang, otak, limfoma,
paru, dan kepala leher
• 93% nyeri sedang-berat, 44% nyeri berat, 3% nyeri sangat berat
(Portenoy et al., 2011)
WHO Analgesic Ladder (Portenoy et al., 2011)
Nyeri Kanker

Nosiseptif Neuropatik Psikogenik

Somatik Viseral

(Portenoy et al., 2011)


Status Performa ECOG
• 0 = aktivitas normal, tidak ada keterbatasan fisik
• 1 = penyakit bergejala, keterbatasan dalam aktivitas fisik yang
berat, dapat berjalan dan melakukan pekerjaan ringan
• 2 = penyakit bergejala, berada di tempat tidur <50% sepanjang
hari, dapat berjalan dan merawat diri, tidak bisa melakukan
aktivitas kerja
• 3 = penyakit bergejala, berada di tempat tidur >50% sepanjang
hari, terbatas dalam merawat diri
• 4 = harus berbaring terus menerus, tidak bisa melakukan rawat
diri apapun, tergantung penuh
• 5 = meninggal
Metode Penelitian
Definisi Operasional
• Kanker : penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol
dan dapat menyerang jaringan sekitarnya (National Cancer Institute, 2009)
• Penentuan stadium kanker : sistem TNM yang diciptakan oleh American Joint
Comittee on Cancer (AJCC) dan International Union for Cancer Control (UICC)
(American Cancer Society, 2014)
• Metastase : tumor yang dibentuk oleh sel-sel kanker metastatik (menyebar)
di bagian tubuh di luar lokasi kanker primer (American Cancer Society, 2014).
Pada penelitian ini: metastase yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan
pencitraan dan/atau sitologi
Definisi Operasional
• Intak secara kognitif : tidak mengalami gangguan kognitif. Gangguan kognitif
didefinisikan sebagai gangguan dalam mengingat, mempelajari hal baru,
berkonsentrasi, atau membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari (CDC, 2011).
• Pendidikan dasar di Indonesia : jenjang pendidikan awal selama 9 tahun
yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) selama 3 tahun. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan
dibagi menjadi tamat SLTP dan tidak tamat SLTP.
• Penyakit penyerta / komorbiditas : adanya satu atau lebih kondisi/penyakit
kronik selain kanker yang terjadi pada pasien
Definisi Operasional
• Terapi antikanker : operasi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal,
serta terapi bifosfonat untuk metastase tulang
• Nyeri kanker : nyeri yang dirasakan oleh pasien kanker, yang dapat
disebabkan oleh kanker, terapi kanker, debilitas umum, ataupun penyakit
penyerta lainnya (The British Pain Society, 2010). Berdasarkan intensitas :
ringan (skala 1-3), sedang (skala 4-6), berat (skala 7-10)
• Status performa : tingkat fungsional pasien dalam kemampuannya merawat
diri sendiri, aktivitas sehari-hari, dan kemampuan fisik, yang dinilai dengan
skala ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group)
• Ulkus kanker : luka yang disebabkan oleh infiltrasi sel kanker ke kulit dan
pembuluh darah maupun limfe di sekitarnya yang menyebabkan hilangnya
vaskularitas dan nekrosis jaringan
Metode Penelitian
Variabel Penelitian:
• Variabel bebas : jenis kanker, stadium kanker,
metastase, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
riwayat terapi anti kanker, dan komorbiditas
• Variabel tergantung: nyeri kanker intensitas
sedang-berat
Metode Penelitian

Alat Ukur:
• NRS: alat pengukur intensitas nyeri unidimensional
tervalidasi. Responden memilih angka 0-10 yang
paling menggambarkan intensitas nyeri yang
dirasakan (Macintyre et al., 2010)
• Laki-laki < perempuan
• Jenis kanker terbanyak : kanker payudara (55,1%)
• Prevalensi 5 tahun kanker di Indonesia: payudara
(26,5%), serviks (9,2%), kolorektal (9,0%) (World
Health Organization, 2012)
Debilitas umum
• Definisi: kehilangan kekuatan tubuh
• Gejala: nyeri, fatigue, atropi otot, kehilangan
konsentrasi, defisiensi memori
Prevalensi & Insidensi
• Prevalensi : jumlah orang dalam populasi yang
mengalami penyakit, gangguan atau kondisi
tertentu pada suatu tempo waktu dihubungkan
dengan besar populasi
• Insidensi : jumlah kasus baru suatu penyakit
yang muncul dalam satu periode waktu
dibandingkan dengan unit populasi tertentu
dalam periode tertentu
Faktor yang mempengaruhi
Prevalensi
• Durasi penyakit yang lebih lama
• Pemanjangan usia Px tanpa pengobatan
• Peningkatan insidensi
• Kasus-kasus migrasi ke dalam populasi
• Migrasi keluar dari orang yang sehat
• Migrasi kedalam dari orang yang rentan
• Peningkatan sarana diagnostik
Faktor yang mempengaruhi
Prevalensi
• Durasi penyakit yang lebih pendek
• Meningkatnya fatalitas kasus
• Menurun insidensi
• Migrasi kedalam dari orang yang sehat
• Migrasi keluar dari kasus
• Peningkatan tingkat kesembuhan
Odds ratio
• The odds ratio  pengukuran kekuatan efek  kekuatan
hubungan atau non-independence antara 2 nilai data.
• Pada descriptive statistic. Berperan penting pada regresi logistik
• Berbeda dengan relative risk, odds ratio memperlakukan 2 variabel
yang dibandingkan secara simetris, dapat hitung pada beberapa
jenis sampel non-random
• Odds ratio 1  kondisi atau event yang diteliti terjadi di kedua
kelompok
• Odds ratio >1  kondisi atau event yang diteliti lebih sering terjadi
di kelompok pertama. Odds ratio <1  lebih jarang terjadi pada
kelompok pertama
Relative risk
• Relative risk (RR) : rasio probabilitas
sebuah kejadian terjadi pada kelompok
terpapar dibandingkan kelompok tidak
terpapar
• Relative risk is used in randomized
controlled trials and cohort studies.
Standard Deviation
• Standard deviation (σ)  berapa banyak
variasi / dispersi dari mean atau nilai.
• Standard deviation rendah  data
cenderung sangat dekat dengan mean
• Standard deviation tinggi  data
cenderung memiliki kisaran yang luas
Variabel Kategorik

• Variabel Kategorik  klasifikasi strata


dimana masing-masing strata belum tentu
memiliki karakteristik sama
• Variabel kategorik memerlukan acuan
dalam membagi setiap strata dalam
penelitian
• Variabel kategoris cenderung lebih kasar
dalam perhitungan secara statistik
Variabel numerik

• Variabel numerik tidak memerlukan


operasional dalam setiap strata hasil
variabel
• Variabel numerik diperoleh berdasar hasil
pengukuran variabel penelitian
• Variabel numerik memiliki jarak yang
sama pada setiap hasil variabel

You might also like