Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 74

DEBIT BANJIR

METODE MELCHIOR

5/22/2018
Angka koefisien aliran
Angka koefisien aliran pada kenyataanya selalu berubah-ubah
harganya terutama dikarenakan pengaruh hujan-hujan
terdahulu, sehingga faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk
menetapkan angka koefisien aliran adalah kondisi tanah,
keadaan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, temperatur udara,
kecepatan angin dan hujan-hujan terdahulu. Selanjutnya angka
koefisien aliran metode melchior umumnya dipakai 0,41 ; 0,52 ;
0,62 dan 0,74. Namun demikian melchior menganjurkan harga C
= 0,52

5/22/2018
Angka Reduksi

5/22/2018
Hubungan Luas Ellips (F) dan Presentase Angka
Reduksi (B2)
F Hujan selama beberapa jam

km2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 16 20 24

0 44 64 80 89 92 92 93 93 94 94 95 96 98 100

10 37 57 70 80 82 84 86 87 88 90 91 95 97 100

50 29 45 57 66 70 74 77 79 81 83 88 94 96 100

300 20 33 43 52 57 61 65 69 73 77 85 93 95 100

~ 12 23 32 42 50 54 60 66 70 74 83 92 94 100

5/22/2018
Waktu konsentrasi

5/22/2018
Untuk menghitung besarnya debit puncak banjir atau debit
maksimum Qmaks dengan metode melchior yang penting diketahui
adalah lamawaktu konsentrasi (t) dan untuk mendapatkan nilai waktu
konsentrasi harus diketahui nilai kecepatan aliranya (V) terlebih
dahulu. Untuk menghitung kecepatan aliran juga harus diketahui
besarnya hujan harian R dalam m3/det/km2. Untuk memperkirakan
ancar-ancar nilai R dapat digunakan tabel berikut.
Luas Ellips R Luas Ellips R Luas Ellips R
km2 m3/det/km km2 m3/det/km km2 m3/det/km
0,14 29,60 144 4,75 720 2,30
0,72 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,40 19,90 288 3,60 1440 1,55
7,20 14,15 360 3,30 2160 1,20
14 11,85 432 3,05 2880 1,00
29 9,00 504 2,85 4320 0,70
72 6,25 576 2,65 5760 0,54
100 5,25 648 2,45 7200 0,48

5/22/2018
5/22/2018
Hasil perhitungan debit maksimum metode melchior untuk sungai-sungai di
pulau jawa cukup memuaskan untuk dipakai, tetapi apabila dipakai untuk
daerah aliran sungai yang sangat luas, hasilnya agak terlalu kecil.
Disarankan bahwa harga R yang dihasilkan dari perhitungan perlu ditambah
yang besar prosentasenya ditetapkan berdasarkan waktu konsentrasi (t), seperti
pada tabel berikut :
t ( menit) (%) t ( menit) (%)
0-40 2 630-720 10
40-115 3 720-810 11
115-190 4 810-895 12
190-270 5 895-980 13
270-360 6 980-1070 14
360-450 7 1070-1155 15
450-540 8 1155-1240 16
540-630 9 1240-1330 17
5/22/2018
Contoh Soal !
Luas daerah aliran sungai di luar jakarta berupa
industri ringan = 24,26 km2 dan luas ellips
daerah aliran sungainya = 19,72 km2. Untuk
panjang sungainya = 12,98 km, mempunyai
kemiringan dasar sungai rata-rata S = 0,006.
Hitung besarnya debit banjir yang terjadi di
daerah industri ringan tersebut apabila terjadi
hujan harian maksimum 120 mm.

5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
METODE WEDUWEN

5/22/2018
Angka Koefisien Aliran

5/22/2018
Angka Reduksi

5/22/2018
5/22/2018
Waktu Konsentrasi

5/22/2018
Waktu Konsentrasi

5/22/2018
5/22/2018
Contoh Soal :
Diketahui luas sub-daerah aliran sungai
ciliwung = 24,26 km2, sedangkan panjang
sungainya = 12,98 km dan kemiringan dasar
sungai rata-rata S = 0,006. Hujan rencana 40
tahunan sebesar 203 mm. berapa besarnya
debit banjir maksimum periode ulang 10
tahunan

5/22/2018
Penyelesaian :

5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
Metode Haspers
Haspers melakukan penelitian pada beberapa daerah
aliran sungai dengan luas 200 km2. Selanjutnya untuk
menghitung debit puncak banjir digunakan rumus
Q = C . β . R. A
Dimana :
Q = debit puncak banjir ( m3/detik)
C = koefisien aliran
β = angka reduksi
R = hujan terpusat maksimum (m3/detik/km2)
5/22/2018
Angka Koefisien Aliran

5/22/2018
Angka Reduksi

5/22/2018
Waktu Konsentrasi
Untuk waktu konsentrasi haspers menetapkan
dengan rumus :
t = 0,1 L0,8 S-0,3
Dimana :
t = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang sungai utama (km)
S = kemiringan dasar sungai

5/22/2018
Waktu Konsentrasi

5/22/2018
Waktu Konsentrasi

5/22/2018
PENELUSURAN BANJIR
Penelusuran aliran adalah prosedur untuk menetapkan waktu
dan besarnya aliran (flow hydrograf) pada suatu titik
pengamatan yang ditetapkan. Apabila aliran sungai banjir maka
prosedur untuk menetapkan penelusuran aliranya disebut
penelusuran banjir (flood routing). Dasar pertimbangan
penelusuran banjir adalah apabila terjadi peningkatan debit
sungai, maka tinggi muka air sungai akan naik. Dengan naiknya
tinggi sungai, maka volume air yang ada untuk sementara waktu
akan tertampung dalam alur sungai. Selanjutnya pada saat
terjadi penurunan debit banjir, jumlah volume air yang sama
akan dilepaskan dari penampunganya dan mengakibatkan
munculnya gelombang muka air banjir yang bergerak ke hilir
sungai. Sedangkan gerakan gelombang muka air banjir itu sendiri
mempunyai pengaruh terhadap waktu dasar (time base) menjadi
lebih panjang dan puncak banjirnya akan turun secara bertahap
yang mengakibatkan gelombang banjir akan menjadi lemah.

5/22/2018
Pergerakan gelombang sungai alami dalam
perencanaan biasanya diprediksi dengan menggunakan
pendekatan perhitungan sebagai berikut :

1. Penelusuran banjir dengan cara hidrologis


(hydrological routing)
2. Penelusuran banjir dengan cara hidrolika
(hydraulic routing)
3. Penelusuran banjir pada aliran (stream flow
routing)

5/22/2018
Untuk mendapatkan pendekatan perhitungan
penelusuran banjir di atas, pada bab ini hanya dibahas
penelusuran banjir dengan cara hidrologis (hydrologic
routing) untuk waduk dan sungai, dengan prinsip
apabila diketahui aliran pada suatu titik di bagian hulu
sungai maka penelusuran banjir dapat dilakukan untuk
menghitung aliran di bagian hilirnya. Prinsip-prinsip
penelusuran ini juga berlaku untuk perhitungan
pengaruh tampungan air berdasarkan bentuk
gelombang banjirnya.
Pada sistem hidrologi faktor input I(t), output O(t), dan
simpanan atau tampungan S(t) secara umum
persamaan kontinuitasnya dinyatakan sebagai berikut :

5/22/2018
5/22/2018
Hubungan antara debit dan tampungan

5/22/2018
5/22/2018
Dimana fungsi f ditetapkan berdasarkan kondisi alam sistem
hidrologi yang perlu diteliti di lapangan. Bentuk spesifik fungsi
tampungan yang termasuk dalam prosedur ini tergantung pada
kondisi alam. Sehingga sistem analisanya, meliputi tiga sistem
utama yang perlu dianalisa yaitu :
• Penelusuran waduk (reservoir routing) dengan metode tinggi
tampungan (level pool method) dimana tampungan
merupakan fungsi non-linier dari outflow Q dengan
persamaan
S = f (Q)
Persamaan diatas menunjukan bahwa fungsi f(Q)
ditetapkan berdasarkan tinggi muka air tampungan waduk
• Tampungan air metode muskingum untuk penelusuran aliran
sungai, merupakan hubungan linier antara I dan Q
• Model linier waduk dianalisa menjadi fungsi linier dari Q dan
penurunan waktu
5/22/2018
Hubungan antara outflow dan tampungan pada sistem hidrologi
mempunyai pengaruh yang penting pada penelusuran aliran sungai
atau saluran. Hubungan ini dimungkinkan sebagai bentuk
hubungan invariabel atau variabel. Apabila dS / dt = I – Q, dan
tampungan outflow dihubungkan dengan S = f ( Q), maka
mekanismenya dapat ditunjukan seperti pada gambar 7.2.a dimana
titik P merupakan tampungan maksimum dan titik R merupakan
outflow maksimum.
Hubungan variabel tampungan S – outflow ini juga dapat
digunakan untuk tampungan memanjang dan tampungan
menyempit pada penelusuran aliran sungai atau saluran, yang
profil permukaan airnya pad apersamaan tersebut dimungkinkan
berbentuk seperti kurva (lengkung) karena pengaruh efek back
water. Gambar 7.2.b, menunjukan jumlah tampungan air karena
pengaruh back water yang besarnya tergantung dan perubahan
waktu aliran melalui sistem saluran.
5/22/2018
Pada kenyataanya pengaruh tampungan air akan
direditribusikan kembali dalam bentuk hidrograf, dengan
menggeser titik pusat hidrograf inflow ke posisi titik pusat
hidrograf outflow sepanjang waktu redistribusi (time of
redistribution). Tetapi untuk saluran yang sangat panjang,
gelombang banjir yang masuk akan berjalan dengan jarak
tempuh sampai titik yang dipertimbangkan. Selanjutnya titik
pusat hidrograf digeser yang lama waktunya lebih panjang dari
waktu redistribusi, sehingga tambahan waktunya dianggap
sebagai waktu translasi (time of translation) seperti ditunjukan
pad agambar 7.3. Adapun jumlah waktu yang digunakan untuk
pergerakan banjir (time of flood movement) antara titik pusat
hidrograf inflow dan outflow biasanya dianggap sama dengan
waktu redistribusi dan waktu translasi. Proses redistribusi ini
akan merubah bentuk hidrograf, bilaman translasi berubah
posisi.
5/22/2018
5/22/2018
Penelusuran Banjir di Waduk
Penelusuran banjir di waduk menggunakan
metode penelusuran banjir melalui permukaan
tampungan (level pool routing). Prosedur ini
biasanya digunakan untuk menghitung hidrograf
outflow melalui waduk atau embung dengan
mempertimbangkan kondisi permukaan
horisontal air, yang dihasilkan dari hidrograf
inflow dan karakteristik tampungan waduk.

5/22/2018
Gambar Perubahan Tampungan Selama Periode Penelusuran Banjir

5/22/2018
5/22/2018
Persamaan debit berdasarkan tinggi muka air melimpah
ambang spillway :

Q = C B H3/2
Dimana :
Q = Debit (m3/det)
C = Koefisien ambang spillway (m)
H = Tinggi muka air yang melimpas ambang
spillway (m)

5/22/2018
5/22/2018
Contoh soal :
Diketahui hasil perhitungan debit banjir rencana periode
ulang 50 tahunan yang masuk tampungan embung
Mojorejo, dengan metode hidrograf sintetis Naayasu
sebagai beikut :
Data hidrograf satuan sintetis metode Nakayasu periode
ulang 50 tahunan.
waktu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Debit 0 4,98 12,28 8,27 6,23 5,02 4,21 2,18 1,07 0,59 0,34 0,2 0,12 0,07 0,04 0,01

5/22/2018
Elevasi Volume
70 0
Lebar ambang spillway = 6,0 70,1 19806
m dan elevasi spillway = 70 70,2 39612
m. persamaan outfow 70,3 59418
70,4 79224
spillway ditetapkan Q = 1,864 70,5 99030
B. H3/2 . Dari hasil 70,6 118836
70,7 138642
pengukuran lapangan 70,8 158448
diperoleh data lengkung 70,9 178254
kapasitas volume tampungan 71 98606
71,1 217866
embung sebagai berikut : 71,2 237672
71,3 257478
71,4 277264
71,5 297090
5/22/2018
Penyelesaian :
tinggi X1 (2S/∆t) +
Y1 debit tampungan Keterangan
muka air Q
(m) m3/det) m3 (m3/det)
1 2 3 4 5
0,0 0,00 0 0
0,1 0,35 19806 11,36 elevasi ambang
0,2 1,00 39612 23,01 spillway = 70 m
0,3 1,84 59418 34,85
0,4 2,83 79224 46,84
0,5 3,95 99030 58,97
0,6 5,20 118836 71,22
0,7 6,55 138642 83,57
0,8 8,00 158448 96,03
0,9 9,55 178254 108,58
1,0 11,18 198060 121,22
1,1 12,90 217866 133,94
1,2 14,70 237672 146,74
1,3 16,58 257478 159,62
1,4 18,53 277284 172,57
1,5 20,55 297090 185,6
5/22/2018
Langkah – langkah perhitungan :
• Kolom 1 = elevasi di atas crest spillway
• Kolom2 = debit outflow di atas elevasi di atas crest
spillway
Q = 1,864 . B . H1,5
= 1,864 x 6 x 0,101,5 = 0,35
• Kolom 3 = volume tampungan pada elevasi di atas ambang
spillway ditetapkan berdasarkan data lengkung kapasitas
tampungan embung.
• Kolom 4 = (2S/∆t) + Q ; Interval waktu ∆t = 1 jam = 3600
detik
= 2 x kol. 3/3600 + kol.2
= 2 x 19806/3600 + 0,35 = 11,36 m3/det

5/22/2018
Selanjutnya perhitungan dilakukan pengulangan dengan langkah-
langkah yang sama. Langkah selanjutnya dilakukan
penggambaran hubungan antara (2Sj/∆t) + Qi dan outflow

5/22/2018
Selanjutnya langkah-
langkah perhitungan
penelusuran banjir
melalui tampungan
embung mojorejo

5/22/2018
Langkah – langkah perhitungan :

5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
1 Penelusuran Banjir Sungai
Metode muskingum

5/22/2018
Bentuk Profil Muka Air Selama Gelombang Banjir

5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
5/22/2018
Contoh Soal :
Data pengamatan hidrograf inflow dan outflow
sepanjang penampang sungai amprong yang tercatat
pada tanggal 26 nopember 2007 sebagai berikut :

Waktu (jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

inflow (m3/det) 5 20 49 55 32 25 20 15 10 7 6 5 4 3 3

outflow
5 6 15 30 40 36 29 25 20 15 11 9 7 6 5
(m3/det)

Perkirakan besarnya nilai konstanta K dan nilai X yang


sesuai dengan kondisi aliran sungai yang digunkana
untuk persamaan Muskingum

5/22/2018
Penyelesaian :

5/22/2018
Langkah perhitungan tabel:
• Masukkan data inflow dan outflow pad akolom 1,2 dan 3
• Kolom 4 = kolom 2 – kolom 3
• Kolom 5 = kolom 2 – kolom 4
• Kolom 5 = ( 0 + 14 ) / 2 = 7 m3/det…dst
• Kolom 6 = kolom 5 x ∆t
= 7 x 1 jam = 7 m3/det.jam…dst
• Kolom 7 = akumulasi ∆S m3/det.jam…dst
• Kolom 8 dan 9 = memasukan nilai X pada persamaan
(XI + (1-X) Q )
=( 0,20 x 5 + ( 1 – 0,20 ) x 5
= 5 m3/det.jam…dst

5/22/2018
Selanjutnya dilakukan ploting antara nilai
tampungan S dan (XI + (1-X) Q )

5/22/2018
Berdasarkan gambar di atas dapat ditetapkan bahwa
nilai konstanta tmapungan sungai amprong K = 0,58
jam dengan memasukkan faktor penimbang silai X =
0,14

5/22/2018
Contoh Soal :
Data pengamatan hidrograf inflow tanggal 5 desember
2007, pada stasiun duga air sungai amprong, sebagai
berikut
Waktu (jam) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
inflow
3 21 52 58 33 26 20 14 11 9 7 6 5 4 4
(m3/det)

Tentukan hidrograf outflow sungai amprong, apabila


outflow awalnya diukur Q = 5 m3/detik

5/22/2018
Penyelesaian :

5/22/2018
5/22/2018
Waktu Inflow C1IJ+1 C2 . Ij C3 . Qj Outflow
(m3/de
(jam) t) 0,4193 0,5819 -0,0012 (m3/det)
1 2 3 4 5 6
1 3 5
2 21 8,81 1,75 -0,006 10,55
3 52 21,8 12,22 -0,013 34,01
4 58 24,32 30,26 -0,041 54,54
5 33 13,84 33,75 -0,066 47,52
6 26 10,9 19,2 -0,057 30,05
7 20 8,39 15,13 -0,036 23,48
8 14 5,87 11,64 -0,028 17,48
9 11 4,61 8,15 -0,021 12,74
10 9 3,77 6,4 -0,015 10,16
11 7 2,94 5,24 -0,012 8,16
12 6 2,52 4,07 -0,010 6,58
13 5 2,1 3,49 -0,008 5,58
14 4 1,68 2,91 -0,007 4,58
15 4 1,68 2,33 -0,006 4,00
5/22/2018
Langkah-langkah perhitungan :
• Masukkan data hidrograf inflow pada kolom 1 dan 2
• Kolom 3 = C1 x Ij+1
= 0,4193 x 21 = 8,81
• Kolom 4 = C2 x Ij
= 0,5619 x 3 = 1,75
• Kolom 5 = C3 x Q j
= -0,0012 x 5 = -0,006
• Kolom 6 = kolom 3 + kolom 4 + kolom 5
= 8,81 + 1,75 – 0,006 = 10,55 m3/detik
5/22/2018
Kemudian hasil perhitungan penelusuran banjir
melalui penampang sungai dilakukan ploting
hidrograf inflow dan outflow

5/22/2018

You might also like