Professional Documents
Culture Documents
Askep Bedah Ortopedi KLMPK
Askep Bedah Ortopedi KLMPK
Askep Bedah Ortopedi KLMPK
Oleh:
1. Nandya Melinda
2. Novi Susanti
3. Nur Sa’dah
Jenis
Pengertian Ruang lingkup
pembedahan
Macam-macam
Pemeriksaan
Penatalaksanaan gangguan
penunjang
ortopedi
Komplikasi ASKEP
APASIH ortopedi itu???
Trauma
Jenis-jenis pembedahan
ortopedi
1. Reduksi terbuka
2. Fiksasi intema
3. Graft tulang
4. Amputasi
5. Artroplasti
6. Menisektomi
7. Penggantian sendi
9. Transfer tendon
10. Fasiotomi
Macam-macam gangguan
ortopedik
Tertutup
(simple)
Terbuka
Complete
(compound)
1.
Incomplete Patologis
Fraktur
2. Bedah rekonstruksi wajah
3. Amputasi :
• Terbuka (provisional)
• Tertutup atau flaps
Syok hipovolemik
Retensi urine
Infeksi
2. Riwayat Keperawatan
• Keluhan Pada pasien Bedah orthopedi
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Move /Gerak
b. Anggota gerak :
• Sendi bahu
• Sendi siku
• Sendi pergelangan tangan
• Tulang belakang
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan fraktur, masalah
ortopedi, pembengkakan atau inflamasi.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan pembengkakan, alat yang mengikat, atau
gangguan aliran balik vena.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
hilangnya kemandirian.
4. Gangguan citra tubuh, harga diri, atau kinerja peran
berhubungan dengan masalah muskuloskeletal.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri, pembengkakan atau peggunaan alat
imobilisasi.
Diagnosa Keperawatan Pasca Operatif
•Bergabung dalam
latihan penguatan
otot
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
4. Hambatan Tujuan : Pasien • Bantu klien • Meningkatakan
mobilitas memaksimalkan menggerakkan bagian dan
fisik mobilitas dalam cedera dengan tetap memperbaiki
berhubungan batas terapiutik. memberikan tingkat
dengan nyeri, sokongan yang mobilitas fisik
pembengkaka adekuat dan sokongan
n, prosedur Krtiteria Hasil • Ekstermitas yang memberikan
pembedahan, •Meminta bantuan bengkak ditinggikan tahanan
adanya alat bila bergerak dan disokong dengan • Menghindari
imobilisasi bantal. perluasan luka
•Meninggikan • Nyeri dikontrol • Mengurangi
eksternitas yang dengan bidai dan rasa nyeri
bengkak setelah berikan anti nyeri /Alat bantu
bergeser. sebelum digerakkan. membantu
•Menggunakan • Ajarkan pasien pasien terbiasa
alatimobilitas menggunakan alat menggunakan
sesuai petunjuk bantu gerak alat bantu
(tongkat, kursi roda), kelak,
•Mematuhi dan anjurkan klien
pembatasan untuk latihan
pembebanan menggunakan alat
sesuai anjuran. bantu
Kesimpulan
Bedah ortopedi adalah suatu tindakan bedah untuk
memulihkan kondisi disfungsi muskuloskeletal seperti,
fraktur yang tidak stabil, deformitas, dislokasi sendi,
jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen,
serta sistem muskuloskeletal. Bedah ortopedi meliputi proses
keperawatan preoperatif ortopedi dan pascaoperatif
ortopedi.
Pada umumnya individu yang akan mengalami beragam
ketakutan, rasa ketidaknyamanan, ketakutan akan kematian
yang muncul ketika klien berhadapan dengan pesiapan operasi.
Periode preoperasi adalah waktu untuk menghilangkan
ketakutan klien dengan mempersiapkan mental dan fisik
untuk menjalani operasi. Fase preoperasi dimulai ketika klien
pertama kali mempertimbangkan dan diakhiri ketika masuk ke
dalam ruang operasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Bruner, Sundrat. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
• Herdam, Heater. (2012). Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012- 2014. Jakarta : EGC.
• Nurnaningsih, Lukman. (2012). Asuhan Keperawatan
pada Klien Bedah Ortopedi. Jakarta: Salemba Medika.
• Sawitri Endang &Agus sudaryanto. (2009 ).pengaruh
Pemberian Informasi Pra Bedah terhadap Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pra Bedah Mayor di Bangsal
Orthope di RSUI Kustati Surakarta.
• Smitzer.( 2005). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.