Askep Bedah Ortopedi KLMPK

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

Askep bedah ortopedi

Oleh:
1. Nandya Melinda
2. Novi Susanti
3. Nur Sa’dah
Jenis
Pengertian Ruang lingkup
pembedahan

Macam-macam
Pemeriksaan
Penatalaksanaan gangguan
penunjang
ortopedi

Komplikasi ASKEP
APASIH ortopedi itu???

Ortopedi berasal dari kata Yunani yaitu “ortos”


yang berarti lurus/bebas dari deformitas dan
“paes” yang berarti anak. Jadi dalam arti
sempit, ortopedi adalah seni untuk mencegah
dan memperbaiki kelainan bentuk pada anak-
anak dan menganggap bahwa kelainan bentuk
pada orang dewasa imumnya berasal dari
kelainan waktu anak-anak. (American Board of
Orthopaedic Surgery, 1953)
Orthopedik adalah cabang ilmu bedah yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan pemulihan fungsi sistem rangka, persendiannya, dan
stuktur yang berkaitan. Berhubungan dengan koreksi deformitas sistem
muskuloskeletal; berhubungan dengan orthopedik (Dorland, 1998).

Bedah orthopedi adalah suatu tindakan bedah untuk memulihkan kondisi


disfungsi muskuloskeletal seperti, fraktur yang tidak stabil, deformitas,
dislokasi sendi, jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen,
serta sistem muskuloskeletal (Brunner & Suddart).
Ruang lingkup bedah ortopedi

Kelainan bawaan dan perkembangan

Infeksi dan inflamasi

Penyakit reumatik, artropati, arthritis


metabolik

Kelainan metabolik dan endokrin pada tulang

Kelainan degenerative tulang dan sendi


Kelainan neuromuscular

Kelainan epifis dan lempeng


epifis

Tumor dan sejenisnya

Trauma
Jenis-jenis pembedahan
ortopedi
1. Reduksi terbuka

2. Fiksasi intema

3. Graft tulang

4. Amputasi

5. Artroplasti
6. Menisektomi

7. Penggantian sendi

8. Penggantian sendi total

9. Transfer tendon

10. Fasiotomi
Macam-macam gangguan
ortopedik

Tertutup
(simple)
Terbuka
Complete
(compound)

1.
Incomplete Patologis
Fraktur
2. Bedah rekonstruksi wajah

3. Amputasi :
• Terbuka (provisional)
• Tertutup atau flaps

4. Penggantian sendi total


Penatalaksanaan
• Banyak pasien yang mengalami difungsi muskuloskletal harus
menjalani pembedahan untuk mengoreksi masalahnya.
• Masalah yang dapat dikoreksi meliputi stabilisasi, fraktur,
deformitas, penyaki sendi, jaringan infeksi atau nekrosis,
gangguan peredaran darah (missal : sindrom kompartemen)
adanya tumor.
• Prosedur pembedahan yang sering dilakukan adalah meliputi
reduksi terbuka dengan fiksasi interna (ORIF : open
reduction and internal fixation) untuk fraktur antroplasti,
menisektomi, dan penggantian sendi untuk masalah sendi,
amputai untuk masalah extremitas berat (missal : ganggren
trauma pasif).
• Sasaran kebanyakan bedah orthopedic adalah memperbaiki
fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas
sertamengurangi nyeri dan distabilitas.
Pemeriksaan penunjang

1. pre operasi otropedi


a. Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan darah
• Kadar Hb
• Hitung darah putih
• Kadar kalsium seum dan fosfor serum
• Fosfatase asam dan fosfatase alkali
• Kadar enzym serum kreatinin kinase (CK) dan
SGOT, aspartat aminotransferase
• Led
b. Pemeriksaan urin : kadar kalsium urin
c. Pemeriksaan radiologi
• Sinar X
• CT Scan
• MRI
• Angiogradi
• Venogram
• Mielografi
• Discografi
• Artrografi
• Biopsi
2. Post operasi ortopedi
a. Pemeriksaan lab
• Pemeriksaan darah : kadar Hb dan profil
koagulas
• Pemeriksaan urin : kadar kalsium urin
b. Pemeriksaan radiologi
• Sinar X
• CT Scan
• MRI
• Arteriogram
• Miolografi
• Discografi
• Artrografi
Komplikasi

Syok hipovolemik

Atelaktasis dan pnemonia

Retensi urine

Infeksi

Trombosis Vena Profunda


PENGKAJIAN
1. Fokus pengkajian (Smeltzer, 2012)
• Hidrasi
• Riwayat Pengobatan
• Infeksi

2. Riwayat Keperawatan
• Keluhan Pada pasien Bedah orthopedi
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Move /Gerak
b. Anggota gerak :
• Sendi bahu
• Sendi siku
• Sendi pergelangan tangan
• Tulang belakang
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan fraktur, masalah
ortopedi, pembengkakan atau inflamasi.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan pembengkakan, alat yang mengikat, atau
gangguan aliran balik vena.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
hilangnya kemandirian.
4. Gangguan citra tubuh, harga diri, atau kinerja peran
berhubungan dengan masalah muskuloskeletal.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri, pembengkakan atau peggunaan alat
imobilisasi.
Diagnosa Keperawatan Pasca Operatif

1. Nyeri berhubungan dengan prosedur


pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan pembengkakan alat
yang mengikat, atau gangguan aliran darah.
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan hilangnya kemandirian.
4. Hamabatan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri, pembengkakan, prosedur
pembedahan, adanya alat imobilisasi.
Intervensi Pre Operatif
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri Tujuan : Nyeri dapat • Mengobservasi • Mengetahui tanda-
berhubunga berkurang atau tanda-tanda vital tanda vital pasien
n dengan teratasi. pasien • Tehnik
fraktur, • Tingkatkan nonfarmalogik
masalah kenyamanan untuk dapat
ortopedi, Kriteria Hasil: mengurangi nyeri meminimalkan atau
pembengka •Klien melaporkan klien dengan mengurangi nyeri ,
kan, atau nyeri berkurang. mengajarkan cara relaksasi
inflamasi. nonfarmakologik/ps mengurangi
•Penurunan skala ikilogik, misal ketegangan otot.
nyeri / skala nyeri 1 distraksi,relaksasi • Untuk
•Menyatakan bahwa • Atur periode mempertahankan
obat yang dipakai istirahat tanpa energi pasien dan
efektif dalam terganggu. mengurangi nyeri
mengontrol nyeri • Meninggikan pasien
ekstremitas yang • Untuk
• Dapat bergerak
bengkak. memperbaiki aliran
dengan rasa nyaman • Kolaborasi balik vena
yang bertambah. Pemberian • Kolaborasi dapat
analgesik sesuai mempercepat
indikasi proses
kesembuhan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
2. Perubahan Tujuan : Perfusi • Kaji status • Mengetahui
perfusi jaringan normal. neurovaskuler perubahan
jaringan (misal warna kulit, perfusi jaringan
perifer suhu, pengisian perifer dari
Kriteria Hasil :
berhubungan kapiler, denyut pasien.
•Klien
dengan nadi, rasa nyeri, • Untuk
memperlihatkan
pembengkakan edema, parastesi, memperbaiki
perfusi jaringan
, alat yang dan kekuatan otot ) aliran balik vena
yang adekuat
mengikat, • Tinggikan • Pelonggaran dapat
•Warna kulit
atau gangguan ekstermitas yang memperbaiki
normal
aliran balik bengkak. perfusi jaringan
• Kulit hangat
vena • Longgarkan balutan perifer
• Respons pengisian
gips yang terlalu ekstremitas
kapiler normal (<3
ketat. Jika pasien.
detik)
peredaran darah • Posisi yang
•Perasaan dan
mengalami gangguan nyaman dapat
emosi stabil
segera lapor ke tim mengurangi
(normal)
medis segera. keluhan pasien
•Edema berkurang
• Memposisikan
pasien senyaman
mungkin
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
3. Defisit Tujuan : Pasien • Observasi tingkat • Melalui observasi
perawatan mampu fungsional pasien setiap yang cermat,
diri melakukan pergantian tugas jaga, perawat dapat
berhubung perawatan diri dokumentasikan dan menentukan
an dengan secara mandiri laporkan setiap perubahan tindakan
hilangnya maupun dengan • Lakukan program keperawatan yang
kemandiri bantuan. penanganan untuk kondisi sesuai untuk
an penyebab gangguan memenuhi
muskuloskeletal, pantau kebutuhan pasien
Kriteria Hasil: kemajuan, laporkan respon • Untuk
• Pasien terhadap penanganan baik memastikan
mengungkapak respon yang diharapkan perawatan yang
an seara maupun yang tidak konsisten
verbal diharapkan. Penanganan • Untuk
kepuasan harus dilakukan secara menigkatkan
tentang konsisten koping individu
kebersihan • Dorong pasien untuk dari pasien
tubuh mengungkapkan perasaan • Untuk membantu
dan keluhannya mengenai memenuhi
• Pasien merasa defisit perawatan diri perawatan diri
nyaman • Bantu pasien dalam pasien
melakukan perawatan diri
No Diagosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
4. Gangguan Tujuan :Pasien mampu • Bina • BHSP yang baik
citra menunjukkan hubungan dapat mempermudah
tubuh, peningkatan citra tubuh saling dalam komunikasi dan
harga diri, secara maksimal. percaya menambah
atau (BHSP) kepercayaan pasien
kinerja • Dorong klien akan kondisi fisik.
peran Kriteria Hasil: mengungkapk • Penjelasan yang baik
berhubung • Klien mengekspresikan an perasaan dapat membuat psien
an dengan kosep diri yang positif dan rasa lebih siap dalam
masalah ketakutan, melakukan terapi
muskulosk • Mampu menerima • Berikan operasi.
eletal perubahan konsep diri, informasi • Informasi yang
sementara maupun tentang akurat dapat
menetap. gangguan membantu pasien
• Mampu mendiskusikan msukuloskele dalam menerima
perubahan kinerja tal yang perubahan citra
peran. dialami tubuh, penurunan
pasien rasa diri atau
• Berpartisipasi dalam ketidakmampuan
pengambilan keputusan melakukan kewajiban
rencana perawatan peran dalam hidupnya
Tujuan dan
No Diagnosa Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
5. Hambatan Tujuan : Pasien • Bantu klien • Meningkatakan
moblitas menggerakkan bagian dan memperbaiki
fisik dapat cedera dengan tetap tingkat mobilitas
berhubung memaksimalka memberikan sokongan fisik dan
an nyeri, yang adekuat. sokongan
pembengka n mobilitas • Ekstermitas yang memberikan
kan atau dalam batas bengkak ditinggikan dan tahann.
peggunaan disokong dengan bantal. • Menghindari
alat terapeutik. • Nyeri dikontrol dengan perluasan luka
imobilisasi. bidai dan berikan anti • Mengurangi rasa
nyeri sebelum nyeri
Krtiteria Hasil: digerakkan. • Alat bantu
• Meminta • Bila pascaoperasi harus membantu pasien
bantuan bila menggunakan alat bantu terbiasa
akan bergerak (tongkat, kursi roda), menggunakan alat
dan anjurkan klien untuk bantu kelak
• Mampu latihan
menggunakan
alat bantu.
Intervensi pasca operasi
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri Tujuan : Nyeri • Mengobservasi • Mengetahui tanda-
berhubu dapat berkurang tanda-tanda vital tanda vital pasien
ngan atau teratasi. pasien. • Posisi yang nyaman
dengan • Posisikan pasien dapat mengurangi
prosedur senyaman mungkin. nyeri pasien akibat
pembeda Kriteria Hasil: • Mengobservasi pembedahan
han •Menggunakan tingkat dan jenis • Untuk mengetahui
berbagai pendekatan nyeri pasien akibat tingkat dan jenis
untuk mengurangi prosedur nyeri dengan metode
nyeri pembedahan. P,Q,R,S,T
• Atur periode • Untuk
• Penurunan skala istirahat tanpa mempertahankan
nyeri / skala nyeri 1 terganggu. energi pasien dan
• Menyatakan bahwa
• Kolaborasi dengan mengurangi nyeri
obat yang dipakai Tim medis : pasien
efektif dalam pemberian • Kolaborasi dapat
mengontrol nyeri analgetik. mempercepat proses
kesembuhan
•Dapat bergerak
dengan rasa nyaman
yang bertambah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Diagnosa Rasional
Hasil
2. Resiko Tujuan : Perfusi • Kaji status • Mengetahui
perubahan jaringan normal. neurovaskuler perubahan perfusi
perfusi (misal warna jaringan perifer
jaringan kulit, suhu, dari pasien.
perifer b.d Kriteria Hasil : pengisian kapiler, • Untuk
pembengkakan •Klien denyut nadi, rasa memperbaiki
, alat yang memperlihatkan nyeri, edema, aliran balik vena
mengikat, atau perfusi jaringan parastesi, dan • Pelonggaran dapat
gangguan yang adekuat kekuatan otot) memperbaiki
aliran darah •Warna kulit normal • Tinggikan perfusi jaringan
•Kulit hangat ekstermitas yang perifer
•Respons pengisian sakit. ekstremitas
kapiler normal (<3 • Balutan yang pasien.
detik) ketat harus • Memperbaiki
•Perasaan dan emosi dilonggarkan. peredaran darah
stabil (normal), • Anjurkan pasien
•Memperlihatkan untuk melakukan
pegurangan pengesetan otot,
pembengkakan latihan
pergelangan kaki,
pemompaan betis
set up jam
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
3. Perubahan Tujuan : Pasien • Bantu klien untuk • Menghindari
pemeliharaa mampu merubah posisi adanya ulkus
n kesehatan memperlihatkan setiap 2 jam. tekanan
berhubungan upaya memperbaiki • Pantau adanya • Menentukan
dengan kesehatan. luka akibat intervensi
hilangnya tekanan. selanjutnya.
kemandirian • Lakukan • Menghindari
Kriteria hasil : perawatan kulit, kerusakan kulit
•Mengubah posisi lakukan pemijatan lebih lanjut
sendiri untuk dan minimalkan • Diet seimbang
menghilangkan tekanan pada dengan protein
tekanan pada kulit penonjolan tulang. danvitamin yang
• Kolaborasi adekuat sangat
•Menjaga hidrasi yang kepada tim gizi, diperlukan untuk
adekuat pemberian menu penyembuhan
•Melakukan latihan seimbang dan luka
pernapasan pembatasan susu.

•Bergabung dalam
latihan penguatan
otot
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
4. Hambatan Tujuan : Pasien • Bantu klien • Meningkatakan
mobilitas memaksimalkan menggerakkan bagian dan
fisik mobilitas dalam cedera dengan tetap memperbaiki
berhubungan batas terapiutik. memberikan tingkat
dengan nyeri, sokongan yang mobilitas fisik
pembengkaka adekuat dan sokongan
n, prosedur Krtiteria Hasil • Ekstermitas yang memberikan
pembedahan, •Meminta bantuan bengkak ditinggikan tahanan
adanya alat bila bergerak dan disokong dengan • Menghindari
imobilisasi bantal. perluasan luka
•Meninggikan • Nyeri dikontrol • Mengurangi
eksternitas yang dengan bidai dan rasa nyeri
bengkak setelah berikan anti nyeri /Alat bantu
bergeser. sebelum digerakkan. membantu
•Menggunakan • Ajarkan pasien pasien terbiasa
alatimobilitas menggunakan alat menggunakan
sesuai petunjuk bantu gerak alat bantu
(tongkat, kursi roda), kelak,
•Mematuhi dan anjurkan klien
pembatasan untuk latihan
pembebanan menggunakan alat
sesuai anjuran. bantu
Kesimpulan
Bedah ortopedi adalah suatu tindakan bedah untuk
memulihkan kondisi disfungsi muskuloskeletal seperti,
fraktur yang tidak stabil, deformitas, dislokasi sendi,
jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen,
serta sistem muskuloskeletal. Bedah ortopedi meliputi proses
keperawatan preoperatif ortopedi dan pascaoperatif
ortopedi.
Pada umumnya individu yang akan mengalami beragam
ketakutan, rasa ketidaknyamanan, ketakutan akan kematian
yang muncul ketika klien berhadapan dengan pesiapan operasi.
Periode preoperasi adalah waktu untuk menghilangkan
ketakutan klien dengan mempersiapkan mental dan fisik
untuk menjalani operasi. Fase preoperasi dimulai ketika klien
pertama kali mempertimbangkan dan diakhiri ketika masuk ke
dalam ruang operasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Bruner, Sundrat. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
• Herdam, Heater. (2012). Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012- 2014. Jakarta : EGC.
• Nurnaningsih, Lukman. (2012). Asuhan Keperawatan
pada Klien Bedah Ortopedi. Jakarta: Salemba Medika.
• Sawitri Endang &Agus sudaryanto. (2009 ).pengaruh
Pemberian Informasi Pra Bedah terhadap Tingkat
Kecemasan pada Pasien Pra Bedah Mayor di Bangsal
Orthope di RSUI Kustati Surakarta.
• Smitzer.( 2005). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.

You might also like