• Fermentasi pangan tidak hanya menghasilkan flavor dan karakteristik pangan yang diinginkan tetapi juga dapat meningkat daya awet pangan dan mengurangi jumlah kejadian sakit akibat penyakit bawaan pangan • Fermentasi pangan dapat menghasilkan beberapa jenis metabolit yang mempunyai sifat antimikroba • Penggunaan antimikroba hasil fermentasi pangan digunakan dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas pangan non-fermentasi • Metabolit hasil fermentasi : asam laktat, asetat (vinegar), nitrit, sulfit, paraben, diasetat, dan etilformat digunakan dalam berbagai pangan non-fermentasi. Biopreservasi pangan dengan sel hidup bakteri asam laktat • Preservasi pangan dengan sel hidup bakteri : proses penambahan sel hidup bakteri asam laktat mesofilik (Lactococcus lactis, beberapa spesies Lactobacillus species, dan Pediococcus ) dalam jumlah tinggi untuk mengendalikan bakteri pembusuk dan patogen selama penyimpanan pangan dingin (suhu di bawah 5oC) • Bakteri mesofilik asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen psikrotrofik serta mematikan bakteri pembusuk dan patogen pada suhu 10- 12oC • Penambahan bakteri asam laktat pada daging segar, panganan laut, telur cair, dan beberapa produk olahan daging seperti bacon dapat menghambat pertumbuhan Clostridium botulinum, Salmonella serovars, dan Staphylococcus aureus • Sel bakteri Lactobacillus, Lactococcus, dan Leuconostoc yang ditambahkan pada susu segar, daging, telur, dan panganan laut dalam keadaan dingin dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk psikrotrofik seperti Pseudomonas spp • Penambahan sel hidup bakteri asam laktat dapat menghambat 90% atau lebih pertumbuhan psikrotrof selama 4-10 hari dalam penyimpanan dingin • Penambahan sel bakteri asam laktat pada susu segar dingin dapat meningkatkan produksi keju dan memperpanjang umur simpan keju cottage • Kemampuan penghambatan bakteri asam laktat karena dapat mengeluarkan komponen intraselular antimikroba seperti asam organik, bakteriosin, dan hidrogen peroksida dari sel melalui proses non metabolism bakteri asam laktat. Biopreservasi asam organik • Bakteri Lactobacillus spp.,Acetobacter aceti, dan Propionibacterium spp dimasukan dalam daftar GRAS dan digunakan sebagai aditif pangan untuk memperkaya flavor dan meningkatkan umur simpan serta menghambat mikroorganisme yang tidak diinginkn • Asam organik dan garam dari asam organik digunakan dalam pangan dengan konsentrasi 1- 2% • Asam asetat dan garam asetat memberi karakteristik aroma pada pangan dan digunakan untuk tujuan menghambat dan menurunkan viabilitas (daya hidup) bakteri gram positif dan negatif, khamir dan kapang • Asam asetat pada konsentrasi 0,2% bersifat bakteriostatik dan pada konsentrasi di atas 0,3% bersifat bakterisidal serta lebih efektif mengendalikan bakteri gram negatif • Efek antimikroba asam asetat tergantung pada pH dan efek bakterisidal akan lebih efektif pada pH rendah (pH lebih rendah dari 4,5) • Penggunaan asam asetat digunakan pada pencucian karkas • Asam propionat dan garam propionat digunakan dalam pangan sebagai komponen fungistatik, mengendalikan pertumbuhan dan menurunkan viabilitas bakteri gram negatif dan positif • Bakteri gram negatif lebih sensitif pada pH 5,0 atau lebih rendah bahkan pada konsentrasi asam 0,1-0,2%. • Asam laktat dan garam laktat digunakan untuk memperkaya flavor pangan dan sebagai antibakteri • Asam laktat dan garam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan negatif pada pH 5.0 • Asam laktat tidak mempunyai sifat fungistatik dalam lingkungan pangan. • Efek antimikroba asam asetat, propionat dan laktat karena ketiga asam tersebut merupakan molekul yang tidak berdisosiasi • Konstanta disosiasi (pKa) untuk asetat adalah 4.8, propionat 4.9 dan asam laktat adalah 3.8. • Kebanyakan pH pangan adalah 5,0 atau lebih sehingga fraksi yang tidak berdisosiasi pada ketiga asam tersebut menjadi cukup rendah dan yang paling rendah adalah asam laktat • Aksi antimikroba molekul yang tidak berdisosiasi dihasilkan oleh disosiasi molekul dalam sitoplasma yang selanjutnya masuk ke dalam sel melalui membran • Pengeluaran proton H+ setelah disosiasi diawali dengan penurunan gradien proton transmembran dan neutralisasi gaya gerak proton serta penurunan pH internal menyebabkan denaturasi dan kehilangan viabilitas. • Asam juga dapat menginduksi cedera subletal sel dan peningkatan kehilangan viabilitas Biopreservasi diasetil • Diasetil diproduksi oleh beberapa species asam laktat dalam jumlah tinggi khususnya melalui metabolism asam sitrat • Diasetil bersifat sebagai antibakteri gram positif dan negatif • Bakteri gram negatif sensitif terhadap diasetil pada pH 5.0 atau lebih rendah • Kombinasi diasetil dengan panas dapat bersifat bakterisidal lebih tinggi dibandingkan perlakuan secara mandiri • Diasetil bersifat mudah menguap dan kegunaannya dalam pangan dapat hilang terutama pada penyimpanan yang lama • Diasetil dapat dikonversi menjadi asetoin yang mempunyai efek antibakteri lebih rendah sehingga dapat menimbulkan kesulitan pada penggunaan diasetil dalam produk pangan yang dikemas hampa udara • Akti antibakteri diasetil disebabkan oleh deaktivasi beberapa enzim penting. Gugus dikarbonil (–CO–CO–) bereaksi dengan arginin dalam enzim dan memodifikasi situs katalisis enzim. Biopreservasi hidrogen peroksida • Beberapa bakteri asam laktat menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) pada kondisi pertumbuhan aerobik • H2O2 bersifat bakteriostatik pada 6-8 µg/ml dan efek bakterisidal 30-40 µg/ml • H2O2 : pengoksidasi kuat dan digunakan untuk mengendalikan bakteri, fungi, dan virus termasuk bakteriofag • Kondisi anaerobik, jumlah H2O2 yang dihasilkan sangat sedikit • H2O2 bakteri mampu mengaktivasi system lactoperoxidase thiocyanate dalam susu mentah • H2O2 menyebabkan lactoperoxidase menghasilkan anion hypothiocyanate (OSCN–) yang merupakan pengoksidasi kuat dan dapat mengoksidasi gugus – SH dari protein seperti protein membran bakteri gram negatif • Pengoksidasi kuat mampu merusak komponen selular khususnya membran • Pengoksidasi dapat menghasilkan efek yang tidak diinginkan pada kualitas pangan seperti perubahan warna pada daging olahan sehingga penggunaan H2O2 digunakan secara terbatas pada preservasi pangan. Biopreservasi reuterin • Bakteri Lactobacillus reuteri yang ditemukan dalam saluran pencernaan hewan dan manusia dapat menghasilkan molekul kecil yang disebut reuterin (α-hydroxypropionaldehyde; CHO– CH2–CH2OH) yang bersifat sebagai antimikroba bakteri gram positif dan gram negatif • Aktivitas antibakteri reuterin dilakukan melalui inaktivasi beberapa enzim penting seperti enzim ribonukleotida reduktase • Reuterin dapat dihasilkan oleh bakteri ketika berada dalam media yang mengandung gliserol • Penambahan reuterin pada pangan tertentu juga efektif menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan Biopreservasi bakteriosin • Bacteriosin : kelompok peptida bioaktif yang dihasilkan oleh beberapa strain bakteri asam laktat dan asam propionat • Penggunaan bakteriosin pada kondisi normal mempunyai efek bakterisida terhadap bakteri pembusuk gram positif dan bakteri patogen serta pada kondisi stress mempunyai efek bakterisida bakteri gram negatif • Peptide bakteriosin disintesis di ribosom, kationik, amfipatik, mempunyai bentuk α-helik atau struktur helain dan dapat mempunyai tioester, disulfida atau gugus bebas tiol • S truktur helik amfipatik pada bagian polar dan non polar bakteriosin menyebabkan berinteraksi dengan fase air dan lemak yang berikatan dengan permukaan membran sel bakteri dan destabilisasi fungsi dan kematian sel • Produksi bakteriosin dipengaruhi oleh jenis bakteri, kondisi inkubasi seperti pH media • Jenis bakteriosin : pediocin AcH , pediocin PA-1, curvacin A dan sakacin A, serta sakacin P dan bavaricin A • Secara umum bakteriosin mengandung kurang dari 60 asam amino tetapi efisiensi bakterisidal tidak berhubungan dengan jumlah asam amino • Molekul bakteriosin cenderung beragregasi karena merupakan molekul hidrofobik khususnya ketika disimpan dalam cairan dengan konsentrasi tinggi • Sifat bakterisidal bakteriosin tinggi pada pH rendah, relatif stabil pada suhu tinggi dan tidak dipengaruhi oleh pelarut organik Mekanisme aksi • Bakteriosin bakteri asam laktat dapat mematikan sel bakteri sensitif dengan cepat dan mempunyai potensi tinggi pada konsentrasi sangat rendah • Konsentrasi minimum inhibisi (MIC) 0.01 µg/ml untuk pediocin AcH terhadap Listeria monocytogenes. • Aksi antibakteri bakteriosin : 1. Bakteriosin nisin dan pediosin mempunyai spektrum yang lebih luas dibandingkan leukosin atau sakasin. 2. Konsentrasi minimum inhibisi bakteriosin terhadap strain bakteri sensitif berbeda, seperti pediocin mempunyai konsentrasi minimum lebih rendah dibanding leukosin terhadap L. monocytogenes . 3. E fisiensi bakterisidal bakteriosin meningkat pada pH asam, suhu tinggi, adanya deterjen, dan pada fase pertumbuhan sel eksponensial. 4. Dalam populasi strain yang sensitif, terdapat sel yang resisten terhadap bakteriosin, tetapi sifat ini tidak stabil karena sel tersebut menjadi sensitif lagi karena adanya bakteriosin. 5. Strain yang resistan terhadap satu bakteriosin dapat menjadi sensitif terhadap bakteriosin lain. 6. Bakteri gram negatif dan gram-positif yang resisten dapat mengalami cedera oleh stress fisik dan kimia dan menjadi sensitif terhadap bakteriosin. 7. Spora bakteri sensitif akan resisten terhadap bakteriosin tetapi menjadi sensitif pada saat germinasi dan melakukan pertumbuhan.
• Efek baktersidal bakteriosin terhadap sel bakteri terutama
disebabkan oleh distabilisasi fungsi membran sitoplasma dan berpengaruh terhadap transpor nutrisi dan sintesis ATP. • Produksi bakteriosin secara langsung berkaitan dengan massa sel • Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sel dapat berpengaruh terhadap produksi molekul bakteriosin • Produksi bakteriosin dipengaruhi : komposisi nutrisi, pH awal dan akhir, potensi redoks serta waktu dan temperatur inkubasi, serta strain dan species • Faktor-faktor tersebut digunakan untuk optimisasi pertumbuhan dan produksi bakteriosin • Molekul bakteriosin yang disekresikan oleh bakteri akan diadsorbsi pada permukaan sel atau bebas berada dalam medium tergantung pada pH lingkungan • Molekul bakteriosin ditemukan lebih banyak pada lingkungan dengan pH 1.5-2.0, sedangkan pada pH 6.0-7.0 bakteriosin terikat pada permukaan sel Biopreservasi metabolit khamir
• Metabolit khamir strain Saccharomyces cerevisiae dapat bersifat
antimikroba • Isolat khamir yang berada pada permukaan buah dan sayuran dapat mencegah pembusukan yang disebabkan oleh kapang • Beberapa komponen penghambat tersebut adalah molekul protein yang berukuran kecil dan enzim • S el khamir tertentu ditemukan melekat kuat pada miselia kapang dan menghasilkan α-glukonase yang dapat mendegradasi dinding sel dan mematikan kapang • Khamir tersebut juga dianggap bukan merupakan mikroorganisme patogen karena secara normal berada pada permukaan buah dan sayuran yang dikonsumsi mentah • Khamir tersebut juga dipertimbangkan sebagai fungisida untuk meningkatkan preservasi buah dan sayuran