Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

Fraktur Basis Cranii di Fossa Media Basis Cranii

Pembimbing :
dr. Hera Prasetia, Sp.BS

Yuanita Wahyuningsih
201720401011099

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


RSUD JOMBANG
2018
FRAKTUR BASIS CRANII
DI FOSSA MEDIA BASIS
CRANII
Definisi
Fraktur basis cranii / Basilar Skull Fracture (BSF

merupakan fraktur akibat benturan langsung di sekitar dasar tulang teng-


korak (oksiput, mastoid, supraorbital), transmisi energy yang berasal dari
benturan pada wajah atau mandibular, atau efek “remote” dari benturan
pada kepala (“tekanan gelombang” yang dipropagasi dari titik benturan-
atau perubahan bentuk tengkorak).
Anatomi
Anatomi
Basis Cranii Anterior
Anatomi
Basis Cranii Media
Anatomi
Basis Cranii Posterior
Anatomi
Pembuluh Darah
Epidemiologi
 Cedera kepala di eropa tahun 2006
Mortalitas kasus cedera kepala adalah 15 per 100.000 orang per ta
hun.
tingkat fatal kasus 2,7%
Tahun 2014, insiden kasus cedera kepala 21 per 100.000 orang per
tahun.
 Data di Indonesia menurut resume Riset Kesehatan Dasar (RISK
ESDAS)
Indonesia tahun 2007  prevalensi cedera menurut bagian tubuh.
Prevalensi kasus cedera kepala mencapai 16,4%
 Data dari Amerika melaporkan tiap tahunnya ada sekitar 30 juta kas
us cedera yang masuk instalasi gawat darurat, rawat inap di rumah
sakit dan meninggal yang terjadi di Amerika Serikat.
Mekanisme Fraktur Basis Cranii
Transmisi energi yang berasal dari benturan pada wajah
atau mandibular atau efek “remote‟ dari benturan pada
kepala (“gelombang tekanan” yang dipropagasi dari titik be
nturan atau perubahan bentuk tengkorak).

Fraktur Cincin Basis Kranii


Jenis Fraktur Basis Cranii
Fraktur basis cranii fossa anterior

• Bagian: sinus paranasalis, permukaan cribiform, dan atap orbita


• fraktur fossa cranii anterior  cedera lamina cribrosa os etmoidalis  robe
knya meningeal yang menutupi mukoperiostium  Pasien dapat mengalami
epistaksis dan terjadi rhinnore atau CSF rhinnorea
• Fraktur pars orbita os frontal  perdarahan subkonjungtiva (raccoon eye
s atau periorbital ekimosis) yang merupakan salah satu tanda klinis dari fra
ktur basis cranii fossa anterior6.
Cedera Nervus di Fossa Anterior Basis Cranii

• N. I (Olfactorii)
dari cedera fossa anterior fossa (daerah cribiform). Indera penciuma
n dapat kembali setelah beberapa waktu.

• N.II (Ophticus) dengan kemungkinan terburuknya adalah kebutaan.


Hal ini merupakan hasil dari kerusakan kanalis optikus atau orbit. K
erusakan dari tubuh sphenoid dengan sella turcica dapat menyebab
kan cedera chiasma optic yang dapat menyebabkan kebutaan bite
mporal10
Jenis Fraktur Basis Cranii
Fraktur basis cranii fossa media (fraktur temporal dan fraktur sphenoid)

• Bagian: mayor dari tulang spheinoidal dan tulang temporal.


• fraktur basis cranii di fossa media basis cranii: fraktur pada tulang temporal dan fraktur pada tulang
sphenoidal6
Jenis Fraktur Basis Cranii
Perbedaan garis fraktur pada fraktur os temporal
Gambaran Fraktur Longitudinal Fraktur Transveral
Insiden 80% 20%
Mekanisme cedera dari os. temporal atau os. parietal cedera dari os. frontal atau os. oksipital

Otorhea CSF Sering Jarang


Perforasi Sering Jarang
Membran Timpani kerusakan n. Facialis 20% (tidak meningkat dan onset lambat) 50% (berat, menetap, dan onset immedi
ate)
Hearing loss Sering (tipe konduktif dan sensorineural pa Sering (sensorineural atau campuran)
da nada tinggi)

Hemotimpanicum Sering Jarang


Nistagmus Sering (spontanitas, intensitas rendah atau Sering (spontan, intensitas tinggi)
tergantung posisi)
Otorhea Sering jarang
Vertigo Sering (kurang intens) Sering (lebih intens, biasanya terjjadi pa
da fase akut, dengan disertai nausea da
n vomiting)
Jenis Fraktur Basis Cranii
Fraktur tulang Sphenoidal

• Bagian: meliputi fraktur body sphenoidal,(sinus sphenoidal, sella turc


ica, bagian atas dari clivus).
• fraktur yang berbentuk “greater wing” (yang melewati orbital, nasal,
dan permukaan temporal)
• fraktur yang berbentuk “lesser wing” (melalui planum dan anterior cli
noid), dan fraktur yang melewati pterygoid.
• Gejala dari fraktur ini adalah6:
- Rhinorrhea CSF
- Cedera pada nervus kranialis III, IV, VI yang dapat menyebabkan ophthal
moplegia
- Cedera cedera nervus optikus
- Cedera cedera Chiasma dan abnormalitas endokrin (di fraktur sellar)
- cedera pada Internal carotid artery (ICA): pada bagian supraclinoid dapat
menyebabkan iskemia cerebral, terbentuknya pseudo aneurysm, dan fist
ula caroticocavernosus. Cedera karotis juga bisa terjadi ketika sebuah ga
ris fraktur menyilang melewati kanalis karotis. CT angiografi harus segera
dilakukan terutama garis fraktur yang mendekati jalur arteri karotiss inter
na yang dapat terdeteksi pada irisan tipis CT
Cedera Nervus di Fossa Media Basis Cranii
• N. III (Occulomotorius)
Gx : diplopia dan kerusakan Extra Occular Muscle (EOM), dilatasi pupil, serta ketidakmampu
an untuk mata mengarah ke medial, superiror, atau inferior.
Terapi : terdiri dari pemakaian sebuah patch yang menutupi mata, akan sembuh dengan sendiriny
a biasanya terjadi selama 4-6 minggu10,11.

• N. IV (Trochlearis)
Gx : diplopia menggunakan
Terapi: tutup dengan patch dan sembuh dengan sendirinya10.

• N. VI (abduscen)
Gx : diplopia. Tidak dapat abduksi
Kerusakan terjadi pada clivus yang juga terjadi karena terpotong atau avulsi ketika meninggalkan
pons.
Terapi: secara conservative dengan pemulihan spontan11
Jenis Fraktur Basis Cranii
Fraktur basis cranii fossa posterior (Fraktur Clivus)
• Bagian: clivus, condylar, dan sebagian dari petrous os temporal.
• Fraktur fossa cranii posterior  darah dapat merembes ke tengkuk di bawah otot-otot
postvertebralis Beberapa hari kemudian darah ditemukan dan muncul di otot otot
trigonu posterior, dekat prosesus mastoideus.
• Membrane mukosa atap nasofaring dapat robek, dan darah mengalir keluar
• Pada fraktur yang mengenai foramen jugularis n.IX, X dan XI dapat cedera6.
• Fraktur Clivus terdapat pada 9:25000 (yaitu 0,39%) direkam dalam satu kasus seri le
bih dari 5 tahun. Semua pasien telah Cacat saraf kranial (II, III, IV, V, VI, VII, VII), den
gan VI dan VII paling umum (66%). Fraktur secara longitudinal memiliki prognosis lebi
h buruk, dengan 3 dari 5 pasien meninggal karena cedera verebrobasilar. Fraktur sec
ara transverse dengan perbandingan 1 keluar dan 4 meninggal dari cedera arteri karo
tis6
Cedera nervus di Fossa Posterior Basis Cranii
• Cedera nervus kranialis pada fraktur basis cranii bagian fos
sa posterior akan mengenai nervus kranialis IX (glosofaringe
us), X (vagus), XI (accessory) yang keluar dari foramen jugu
laris dan nervus kranialis XII (hipoglossus).

• N. IX mengarah ke disfagia dan hilangnya reflek muntah.

• N. X menghasilkan kelemahan korda ipsilateral atau langit-la


ngit dengan suara serak. saraf tulang belakang aksesori me
nyebabkan kelemahan dengan rotasi kepala dan elevasi ba
hu.

• N. XII dapat menyebabkan atrofi ipsilateral lidah.


Pemeriksaan Penunjang
 Kriteria New Orlans
adalah pemeriksaan CT scan diperlukan untuk cedera kepal
a minor (hilangnya kesadaran dengan pemeriksaan neurolo
gi didapatkan hasil normal)
jika diterapkan berikut:
sakit kepala, muntah, usia >60 tahun, konsumsi obat/alcohol
, kejang, amnesia anterograde, cedera jaringan lunak14.

 Pemeriksaan X-ray skull


tidak di rekomendasikan pada cedera kepala karena mempe
rlambat diagnosis dari cedera intracranial. Pemeriksaan ini l
ebih berguna pada kejadian non- cedera kecelakaan pad
a anak13.
• HRCT scan merupakan gold standard untuk cedera basis cr
anii. Pemeriksaan ini merupakan modalitas terbaik untuk me
ngevaluasi fraktur tulang.
• CT angiografi merupakan pemeriksaan yang paling unggul,
cepat, teknik non-invasif untuk menilai vaskularisasi dari cer
ebral14,15.
• CT sisternogram berguna dalam deteksi kebocoran CSF. Te
rlibat dalam administrasi dari kontras radiopaque tergantung
dari CT scan).
Terapi
 Fraktur tulang temporal  konservatif
 Fraktur tulang spenoidal
terapi operasi diindikasikan untuk setiap cedera basis cranii
yang melibatkan displacement osseous > 3mm atau dengan
terdeteksi positif adanya kebocoran cairan serebrospinal ata
u pneumatocephalus..
Terapi
 Hearing loss
Akan kembali spontan, pada telinga yang masih intak membutuhka
n waktu 3 bulan
 Disfungsi vestibular
Kebocoran perilymph dari dalam maupun tengah telinga (fistula peri
limphatik) bisa terjadi karena keduanya menyebabkan penurunan p
endengaran dan disfungsi vestibular. Eksplorasi bedah dan perbaik
an fistula dengan otot, lemak, atau allograft akan dibutuhkan6
Evaluasi
Cedera Karotis

Sekitar 50% pasien dengan fraktur basis cranii menunjukkan adanya ker
usakan iskemik otak dari otak secara perlahan.
Cedera karotis termasuk gangguan karotid, kompresi oleh fraktur fragme
n atau hematoma terkait, dinding arteri contusion atau hematoma
diseksi arteri, fistula karotis, dan oklusi.
Evaluasi
CSF juga dievaluasi
Lihat ada tidaknya gejala rings sign
CSF dengan darah diletakkan diatas sepotong kertas filter. Dar
ah akan menyebar menjauhi dari CSF (central blood with clear
ring)

Beta-2-transferin
merupakan protein yang di produksi oleh enzim yang hanya
ada dalam CNS. Uji memerlukan 0.5cc cairan. Sangat sensitif
dan spesifik untuk CSF. Beta-trace protein ditemukan dalam
CSF, jantung dan serum. Meningkat dengan insufisiensi ginjal
, multipel sklerosis,infarctions serebral, dan beberapa CNS tum
or17.
Daftar Pustaka
1. American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera kepala
. Dalam: Advanced Trauma Life Support for Doctors. Ikatan Ahli Be
dah Indonesia, penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI; 2004. 16
8-193.
2. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L
, Hartanto H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, pe
nerjemah. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Ja
karta: EGC: 2006.740-59
3. Netter FH, Machado CA. Atlas of Human Anatomy. Version 3. Icon
Learning System LLC;2003.
4. https://radiopaedia.org/articles/blood-supply-of-the-meninges
5. Listiono L D. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, edisi III; Cedera Kepal
a Bab 6. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
6. The Indian Jornal of neurotrauma 10. Skull base fracture: an instutional exper
ience with review of literature. Elseiver; 2013.120-126
7. Ernst, et all. 6 Diagnosing Injuries of the Skull Base.Georg Thieme Verlag KG
:2006
8. Damianos SA, David BJ, Ameen AA, et al. Compound anterior cranial base fr
actures: classification using computerized tomography scanning as a basis fo
r selection of patients for dural repair. J Neurosurg 1998;88:471-477
9. Kang HM, Kim MG, Boo SH, Kim KH, Yeo EK, Lee SK, Yeo SG. Comparison
of the clinical relevance of traditional and new classification systems of tempo
ral bone
10. fractures. Eur Arch Otorhinolaryngol. 2012 Aug;269(8):1893-9
11. Gjerris F. Traumatic lesions of the visual pathways. In: Vinken PJ, Bruyn GW,
eds. Handbook of Neurology. Vol 24. New York: Elsevier; 1976:27–57.
12. Kline LB, Morawetz RB, Swaid SN. Indirect injury of the optic nerve. Neurosu
rgery. 1984;14:756–764.
13. Journal of Neurosurgical Sciences [2000, 44(2):77-82; discussion 82-3]
14. Smits M, Dippel DW, de Haan GG, Dekker HM, Vos PE, Ko
ol DR, Nederkoorn PJ, Hofman PA, Twijnstra A, Tanghe HL,
Hunink MG.
15. External validation of the Canadian CT Head Rule and the
New Orleans Criteria for CT scanning in patients with minor
head injury.
16. JAMA. 2005 Sep 28;294(12):1519-25. PubMed PMID: 1618
9365.
17. Dula, DJ, MD and Fales, F, MD. The 'Ring Sign': Is It a Relia
ble Indicator for Cerebral Spinal Fluid? Annals of Emergenc
y Medicine, 1993;22:718-720
18. Moyer, P. Beta-Trace Protein Shows Promise as a Marker f
or Diagnosing CSF Leaks. Doctor’s Guide. Online[Available
]: http://www.docguide.com/dg.nsf/PrintPrint/5DF097A1EB0
4B3FA85256C3E00731E65, 2002
TERIMA KASIH

You might also like