Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 47

Penyakit Metabolik

Sapi Perah

Wahyu Dwi Katmono 061511535003


Efin Windi Dayanti 061511535010
Dinda Dwi Prastika 061511535019
Vivi Oktaviana 061511535031
Pokok Bahasan
• Milk Fever
• Mastitis
• Bloat
• Asidosis Lactis
• Ketosis
• Stress Panas / Heat Stres
• Grass Tetani
• Defisiensi Copper
• Keracunan Urea
• Indigesti Sederhana
Milk Fever
 Etiologi
Parturient hypocalcemia atau parturient paresis
yang berarti penurunan kadar kalsium darah pada
saat melahirkan. secara akut yang diikuti dengan
penurunan kadar kalsium darah secara cepat dari
normal (9,5 mg/dl) menjadi S5 mg/dl, muncul dalam
tiga hari setelah melahirkan.
 Gejala klinis

– Stadium pertama mungkin tidak terlihat karena


penyakit berlangsung dengan cepat
– Stadium kedua ditandai dengan berbaring pada
sternal (sternal recumbency).
– Stadium ketiga melibatkan kolaps dan koma
 Pencegahan & Pengobatan
o Menghindari pemberian rumput yang basah
o Memberikan asupan kalsium rendah
o diet magnesium dan fosfor yang cukup
o hindari pemberian pakan yang berlebihan hay atau silase.
o Memberikan derivat vitamin D melalui injeksi
• Mengembalikan Ca dalam darah pada kondisi normal tanpa
penundaan serta mencegah terjadinya kerusakan otot dan
syaraf akibat hewan berbaring terlalu lama.
• Larutan Kalsium boroglukonat 20-30% sebanyak 1:1 terhadap
berat badan diberikan melalui injeksi secara intravena
jugularis atau vena mammaria selama 10-15 menit
Mastitis
 Etiologi
– Mastitis pada sapi perah disebabkan oleh berbagai
jenis mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam
ambing melalui saluran puting susu
• faktor pemicu infeksi
– pemerahan yang tidak higienis,
– manajemen pemerahan yang salah,
– luka pada puting susu,
– dan adanya mikroorganisme patogen di lingkungan
kandang.
• Gejala Klinis
– Perakut : kelenjar susu bengkak, panas, nyeri dan
mengeluarkan sekresi abnormal disertai dengan
demam serta gejala lain seperti depresi, denyut nadi
lemah dan anoreksia
– Akut : perubahan kelenjar susu seperti pada mastitis
perakut tetapi demam dan depresi lebih ringan
sampai sedang
– Subakut : tidak ada perubahan secara sistemik,
perubahan pada kelenjar susu dan sekresi yang
dikeluarkan tidak begitu jelas
• Diagnosa
– Uji dilakukan menggunakan Californian mastitis
test (CMT)atau aulendorfer mastitis probe (AMP).
• Pencegahan
Meminimalkan terjadinya infeksi silang antara
puting susu yang terinfeksi ke puting susu yang
sehat, pengobatan sapi yang terinfeksi pada saat
masa kering
• Pengobatan
pemberian antibiotik penisilin secara intra
mamae
Bloat
• Etiologi
intake berlebihan karbohidrat mudah
terfermentasi, berlangsung secara akut maupun yang
kronik, Penyebab utama akumulasi asam laktat
secara berlebihan di dalam rumen.
• Gejala klinis
– pembesaran rumen dan spasmus abdominal
– berhenti melakukan ruminasi
– Dalam kurun waktu 24 jam, stagger dan kolaps
– mabuk,
– buta asimetris dengan denyut jantung tinggi,
– anoreksi, depresi dan dehidrasi
• Diagnosa
– Pemeriksaan laboratorium, pH ingesta rumen,
plasma dan urine sangat mendukung untuk
menegakkan diagnosis.
• Pencegahan dan pengobatan
– mencegah terjadi pembesaran rumen
– diberikan ransum berupa'biji-bijian secara bertahap
– Larutan penyangga dicampurkan ke dalam diet sodium
bikarbonat, antibiotik dapat menekan pertumbuhan
bakteria penghasil asam laktat .
– Pengobatan mengurangi tekanan pembentukan gas
(bloat) sebelum terjadi kegagalan jantung
– Obat-obatan bloat diberikan secara intraruminal
seperti larutan magnesium oksida untuk mendispersi
gas di dalam rumen.
Asidosis Lactis
• Etiologi
– terjadi akibat intake karbohidrat secara berlebihan
yang mudah terfermentasi, Betuk akut terjadi
karena megkonsumsi karbohidrat berlebihan,
sedangkan bentuk kronik terjadi karena diberi
diet yang tidak seimbang mengandung pakan
konsentrat berlebihan.
• Patogenesa
– Peningkata jumlah karbohidrat
– peningkatan FVA dan pH rumen akan menurun, saat
pH rumen turun jumlah mikroba akan turun akibat
kematian pada mikroba
– Asam laktat diproduksi oleh bakteri akan diabsorbsi
dan masuk dalam sistem sirkulasi dan pH darah pun
juga turun.
– Kerusakan dinding rumen akan terjadi akibat kondisi
asam kerusakan rumen ini juga dapat menyebabkan
bakteri dan mikrba menginvasi dinding rumen.
• Gejala klinis
– ataksia, ikoordinasi gerak
– kelemahan dan depresi
– kebutaan dan anoreksia, rasa sakit abdominal
dengan gigi gemertak dan tampak distensi
abdominal
– diare, feses akan sedikit berbuih, berbau asam
dan berwarna kuning coklat atau keabuan.
• Diagnosis
– Pemeriksaan secara laboratoris yaitu dengan pH
ingesta rumen,plasma dan urine.
• Diagnosis banding
– poliencephalomalacia,
– uroliathisi,
– peritonitis,
– parturient hypocalsemia
• Pencegahan dan pengobatan
– menghindari perubahan pakan yang mendadak
– pengaturan ransum yang sesuai
 Terapi yang dapat dilakukan, ditambahkan larutan
elektrolit seimbang
 antasida peroral 8-12 liter dicampur air hangat
diberi dengan stomach tube
 Antihistamin dilakukan dosis normal
Ketosis
• Etiologi
– Kondisi tidak seimbangnya karbohidrat, energi
lebih besar dibanding asupan yang diperoleh
– sering terjadi pada sapi perah setelah melahirkan
ketosis dibagi menjadi dua yaitu ketosis primer dan
sekunder.
• primer terjadi tanpa diikuti oleh penyakit lain yang
mendasari
• sekunder terjadi karena adanya komplikasi akibat
penyakit lain
• Patogenesa
– Hipoglisemia dapat menimbulka gejala klinis.
– Tingkat keparahan dipengaruhi oleh status
hipoglisemia
– Kebutuhan glukosa meningkat sebelum dan sesudah
partus
– Oksidasi lemak tidak sempurna menyebabkan badan
keton, level gula darah turun, dan keton dalam darah
meningkat ,terjadi infiltrasi lemak pada hepar.
• Gejala klinis
– wasting dan syaraf
– produksi susu menurun
– Berat badan menurun
– feses menjadi keras dan kering
– Bau keton pada nafas dan hasil uji keton pada urine
positif
– Sapi berputar-putar
– membenturkan kepala
– hipersalivasi, hiperestesia, tremor dan tetani
• Diagnosis
– anamnesis
– Pemeriksaan biokimia
– hipoglisemia, ketonemia dan ketonurea
– Penggunaan ketolac – strip test dan pink test
liquid
• Diagnosis banding
– penyakit metabolisme lainnya, penyakit pada
sistem saraf pusat, dan penyakit rabies.
• Pencegahan dan pengobatan
– hinari sapi dalam keadaan gemuk pada masa akhir
produksi
– Beri serat cukup dan hindari pemberian pakan
dengan protein tinggi
– hindari juga pemberian pakan dengan karbohidrat
tinggi
Stress Panas / Heat Stress
• Etiologi
– respon fisiologis, biokimia, dan tingkah laku pada
ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia, dan biologis
lingkungan.
– terjadi akibat perubahan temperatur secara ekstrim
– Akibat stress dapat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan, produksi susu, efisiensi penggunaan
pakan, reproduksi dan kesehatan ternak
• Efek strees panas terhadap hormonal
– mengganggu fungsi kelenjar tiroid
– mempengaruhi selera makan hewan
– penurunan konsentrasi growth hormon dan
glukokortikoid
– meningkatkan metabolisme air dan elektrolit
• Efek yang timbul akibat stress panas
– produksi susu akan turun
– pengurangan pertumbuhan kelenjar mamae,
– mempengaruhi komposisi susu yang dihasilkan
– angka konsepsi atau kebuntingan yang rendah
• Pencegahan dan pengobatan
– menanam pohon pelindung,
– kadang menghadap timut ke barat
– ventilasi kandang harus baik, atap kandang
menggunakan bahan penyerap panas,
– sapi sering disiram air dingin
– pengaturan kepadatan kandang
Grass Tetani
Grass stagger, Kopziekte, Wheat pasture posoning, Hypomagnesemia atau
Hypomagnesic tetany

• Etiologi
Terjadi karena rendahnya kadar magnesium
darah akibat rendahnya asupan magnesium atau
kehilangan magnesium,
• Gejala Klinis
– mati mendadak atau kejang
– Anoreksi diikuti hiperestesia
– stimulasi kortikal
– hewan pincang, gallop, kemudian kaki tidak bisa
digerakkan
– Hewan kejang dengan posisi kepala mendongak,
kaki seperti mengayuh, bola mata berputar-putar,
mulut berbuih
• Diagnosis
– Konsentrasi magnesium plasma
– konsentrasi cisternal CSF
– Kadar magnesium di vitreous humour stabil
• Pengobatan, Pengendalian, Pencegahan
– Pentobarbitone (3 mg/kg; 8–10 ml of 200 mg/ml pada
sapidewasa) secara bolus intravena
– Xylazine (0,05 mg/kg i/v [15 ml dari 2% larutan]) atau
acetylpromazine (0,05 mg/kg i/v [3 ml dari 10 mg/ml ACP])
– preparat kalsium buroglukonas 40%, 400-500 ml
ditambah 30 ml 25% magnesium sulfat secara intravena
– Magnesium 25% 400 ml yang tersisa bisa diberikan secara
intravena atau subkutan.
– Hindari memberi pakan hijauan muda yang tumbuh subur
– Hindari pemupukan tinggi kalium atau mengambil pakan
dari area yang intensive pemupukuan kalium
Defisiensi Copper
• Etiologi
– terjadi akibat asupan yang mengandung zat
tembaga rendah atau proses penyerapan zat
tembaga di saluran cerna rendah
– pakan mengandung sulfat dan atau molybdenum
tinggi, penyerapan copper menurun drastis. Pakan
yang mengandung kalsium tinggi juga menggangu
penyerapan copper.
• Gejala Klinis
– diare cair profus, pertumbuhan terhambat,
pertambahan berat badan rendah atau hewan
mengalami kekurusan.
– Rambut hewan kasar, depigmentasi, membran
mukosa pucat dan mikrositik hipokromik anemia
– Fraktur spontan
– Pada anakan akan menimbulkan "enzootic
neonatal ataxia" (swayback);
• Diagnosis
– pengukuran kadar copper sampel dari hepar
Namun biopsi hepar sangat berisiko, Pengukuran
kadar copper plasma melalu pemeriksaan darah
tidak valid
• Pengobatan, Pengendalian, Pencegahan
– Terapi copper glycinate secara subkutan atau
melalu pakan suplementasi mineral yang
mengandung copper
– Bolus Copper oxide
Keracunan Urea
• Etiologi
– Urea di dalam rumen dimanfaatkan oleh mikroba
dan menghasilkan amonia
– Amonia zat beracun dan menyebabkan kondisi
yang dikenal sebagai encephalopati hepatis
• Gejala Klinis
– hipersalivasi dan berbuih, gigi menggeretak
karena adanya rasa sakit dan tampak telinga dan
wajahnya menegang. Adanya rasa sakit daerah
abdomen disertai bloat
– peningkatan frekuensi respirasi
– lebih sering urinasi
– kejang dan ambruk
• Diagnosis
– anamnesis dan pemeriksaan fisik
– Periksa kadar amonia di dalam darah
• Pengobatan, Pengendalian, Pencegahan
– Gunakan sonde lambung untuk mengurangi bloat
yang terjadi berikan air dingin sapi dewasa
sebanyak 45 liter asam asetat 6% atau cuka
– berikan urea secara bertahap dalam jumlah yang
sedikit
Indigesti Sederhana
• Etiologi
– penyakit pada saluran pencernaan
– sering terjadi pada sapi dikandangkan
– Penyebab utama biasanya adalah pakan yang
terlalu tinggi kandungan seratnya
– Faktor risiko perubahan pakan mendadak, kualitas
pakan buruk, pemberian antibiotika jangka
panjang atau kekurangan minum
• Gejala Klinis
– anoreksia
– Rumen sangat penuh sarat dan keras
– Palpasi flank (rumen) membekas seperti kita menekan
tanah liat
– Kontraksi rumen menurun
– Konsistensi feses normal atau mengeras
– tidak ada masa feses di dalam saluran pencernaan
– Feses biasanya lunak hingga cair dan berbau
• Diagnosis
– anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Diferensial diagnosis :
– ketosis, retikuloperitonitis traumatika, Left
Displace Abomasum.
• Pengobatan, Pengendalian, Pencegahan
– Hentikan pakan silage, pakan tinggi serat
– Berikan pakan rumput dan air
– Pemberian rumenotorik
– Berikan minum atau air
– vitamin B membantu proses pencernaan mikrobial
Terimakasih

You might also like