Professional Documents
Culture Documents
Tugas Pancasila Persentasi
Tugas Pancasila Persentasi
Korupsi merusak
perkembangan ekonomi
suatu bangsa. Jika suatu projek ekonomi
dijalankan sarat dengan unsur-unsur korupsi
(penyuapan untuk kelulusan projek, nepotisme
dalam penunjukan pelaksana projek,
penggelepan dalam pelaksanaannya dan lain-
lain bentuk korupsi dalam projek), maka
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari
projek tersebut tidak akan tercapai.
5. Bahaya korupsi terhadap birokrasi
Korupsi juga menyebabkan tidak efisiennya birokrasi
dan meningkatnya biaya administrasi dalam birokrasi.
Jika birokrasi telah dikungkungi oleh korupsi dengan
berbagai bentuknya, maka prinsip dasar birokrasi yang
rasional, efisien, dan kualifikasi akan tidak pernah
terlaksana. Kualitas layanan pasti sangat jelek dan
mengecewakan publik. Hanya orang yang berpunya
saja yang akan dapat layanan baik karena mampu
menyuap. Keadaan ini dapat menyebabkan meluasnya
keresahan sosial, ketidaksetaraan sosial dan selanjutnya
mungkin kemarahan sosial yang menyebabkan
jatuhnya para birokrat.
KORUPSI DALAM PERSPEKTIF
PANCASILA
Tindakan-tindakan
korupsi merupakan bentuk
penyelewengan dari butir-butir Pancasila, dijelaskan
sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dalam hal ini jelas perilaku tindakan
pidana korupsi ini tidak mencerminkann perilaku
tersebut karena perilaku tindak pidana korupsi adalah
perilaku yang tidak percaya dan taqwa kepada Tuhan.
Dia menafikan bahwa Tuhan itu Maha Melihat lagi
Maha Mendengar.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam sila ini perilaku tindak pidana korupsi sangat
melanggar bahkan sama sekali tidak mencerminkan perilaku
ini, seperti mengakui persamaan derajat, saling mencintai,
sikap tenggang rasa, gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan serta membela kebenaran dan keadilan.
Rata-rata bahkan sebagian besar pelaku tindak
pidana korupsi itu, tidak ada perbuatan yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasana gotong royong,
adil, menghormati hak-hak orang lain, suka memberi
pertolongan, menjauhi sikap pemerasan terhadap
orang lain, tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum, serta tidak ada rasa
bersama-sama untuk berusaha mewujudkan kemajuan
yang merata dan keadilan sosial.
UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam
memberantas tindak korupsi di Indone-sia, antara lain
sebagai berikut :
Upaya pencegahan (preventif).
Upaya penindakan (kuratif).
Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat).
Upaya Pencegahan (Preventif)
Menanamkan semangat nasional yang positif dengan
mengutamakan pengabdian pada bangsa dan negara
melalui pendidikan formal, informal dan agama.
Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip
keterampilan teknis.
Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup
sederhana dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang
memadai dan ada jaminan masa tua.
Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan
disiplin kerja yang tinggi.
Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang
memiliki tanggung jawab etis tinggi dan dibarengi
sistem kontrol yang efisien.
Upaya Penindakan (Kuratif)
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka
yang terbukti melanggar dengan diberikan peringatan,
dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum
pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan
oleh KPK :
Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM.
Ia diduga melakukan pungutan liar dalam pengurusan
dokumen keimigrasian.
Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan
Busway pada Pemda DKI Jakarta (2004).
Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah
yang merugikan keuangan negara Rp 10 milyar lebih
(2004).
Menetapkan seorang Bupati di Kalimantan Timur sebagai
tersangka dalam kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang
diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 miliar
(2004).
Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
Memiliki tanggung jawab guna melakukan
partisipasi politik dan kontrol sosial terkait dengan
kepentingan publik.
Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan
mulai dari pemerintahan desa hingga ke tingkat
pusat/nasional.
Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman
tentang penyelenggaraan pemerintahan negara dan
aspek-aspek hukumnya.
Mampu memposisikan diri sebagai subjek
pembangunan dan berperan aktif dalam setiap
pengambilan keputusan untuk kepentingan
masyarakat luas.
Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
1. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi
non-pemerintah yang mengawasi dan melaporkan
kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri
dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk
memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan
rakyat untuk terlibat melawan praktik korupsi. ICW
lahir di Jakarta pada tgl 21 Juni 1998 di tengah-tengah
gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan
pasca-Soeharto yg bebas korupsi.
2. Transparency International (TI) adalah organisasi
internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik
dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba
sekarang menjadi organisasi non-pemerintah yang
bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi
tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan Korupsi
Global.