Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 52

By: Supriadi, S.Kp M.H.

S
(Acute and Chronic Wound Specialist)
TRAUMA

PANAS
ARUS Mengenai
LISTRIK kulit,
mukosa
dan
PETIR jaringan
yang lebih
dalam.
BAHAN KIMIA
Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn);
Gas, Cairan, dan Bahan padat (Solid)

Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)

Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical


Burn)

Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)


P
H
Y
S
I
O
L
O
G
Y
Derajat 1 : epidermis
Derajat 2 : dermis
Derajat 3 : dermis dan organ di bawahnya
1. Derajat 1: mengenai lapisan epidermis, spt
: kena sinar matahari. Tidak perlu terapi.

2. Derajat 2 : mengenai dermis, menyisakan


sel basal, kel keringat / sebacea; Tandanya 
ada bulla.

3. Derajat 3 : seluruh lapisan, subkutis dan


fascia, mengenai otot dan organ
dibawahnya
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
Ketebalan partial superfisial Jilatan api, sinar ultra Kering tidak ada Bertambah merah. Nyeri
(tingkat I) violet (terbakar oleh gelembung.
matahari). Oedem minimal atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.

Lebih dalam dari ketebalan Kontak dengan bahan Blister besar dan lembab Berbintik-bintik Sangat nyeri
partial air atau bahan padat. yang ukurannya yang kurang jelas,
(tingkat II) Jilatan api kepada bertambah besar. putih, coklat, pink,
 Superfisial pakaian. Pucat bial ditekan dengan daerah merah
Jilatan langsung ujung jari, bila tekanan coklat.
 Dalam kimiawi. dilepas berisi kembali.
Sinar ultra violet.

Ketebalan sepenuhnya Kontak dengan bahan Kering disertai kulit Putih, kering, Tidak sakit,
(tingkat III) cair atau padat. mengelupas. hitam, coklat tua. sedikit sakit.
Nyala api. Pembuluh darah seperti Hitam. Rambut mudah
Kimia. arang terlihat dibawah Merah. lepas bila
Kontak dengan arus kulit yang mengelupas. dicabut.
listrik. Gelembung jarang,
dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
Telapak tangan termasuk jari-jari = kira-kira 1%
(0.8%)
1. Lebih dari 10% pada penderita < 10
tahun atau > 50 tahun

2. Lebih dari 20% diluar usia tsb diatas.

3. Mengenai wajah, mata, telinga, tangan,


kaki, genitalia, perineum, persendian
utama.

4. Luka bakar derajat 3 > 5%


5. Luka bakar listrik

6. Luka bakar bahan kimia

7. Trauma inhalasi

8. Pada penderita penyakit kronis :


diabetes, jantung, paru

9. Adanya trauma penyerta


1. Penanganan bersifat
Kompleks.
2. Penanganan secara
umum meliputi:
Jalan Napas,
Pernapasan,
Sirkulasi, Disability,
& Paparan luas luka.
Tissue Management: Debridement
Tissue Management: Debridement
Tissue Management
Inflammation and Infection
 Bacterial Balance
merupakan elemen kedua
dari wound bed preparation

 Infeksi jika 100.000 (10⁵)


atau lebih bakteri/gram
jaringan atau mililiter cairan

 Biopsy atau Punch jaringan


(tipe bakteri secara
Pseudomonas kuantitatif)

 Kultur
Moisture Imbalance:
Moisture balance

Pemilihan dressing yang


tepat:
 Trauma jaringan
minimal
 Absorbsi eksudat yang
berlebihan
 Mengatasi slaf/jaringan
nekrotik
 Hypoalergi
Moisture balance
Umumnya tepi luka akan
dipenuhi oleh jaringan
epitel, berwarna merah
muda.

Kegagalan penutupan
terjadi
jika tepi luka :
 Edema
 Nekrosis
 Hipoksia
 Infeksi
 Trauma
 Hiperkeratosis
 Kallus pada DFU
Edge of wound
Menggunakan Normal Saline /
C Ringer Laktat / Air biasa dan
L juga menggunakan sabun yang
E ringan, kemudian di irigasi
A dengan air.
N
Memperhatikan Rasa Nyeri.
S
I Mengurangi kolonisasi bakteri
N sehingga tidak terjadi infeksi.
G
Menggunakan metode tertutup.
D
R Perawatan luka berbasis
E Moist/Lembab dengan
S mempertimbangkan kondisi
S luka, kedalaman, luas luka, dan
daerah luka bakar.
I
N Tujuannya mampu menjaga
G luka bersih, kering, dan
mencegah infeksi.
Escharotomy
Excision of
the Burn
Wound
Surgical

Skin
Grafts
Management
of Infection

Non
Surgical
Management
by Depth of
Burn
Superficial Thickness Burns

The care of a superficial-thickness burn is


simple, often requiring only the application of a
moisturizer on the wound.

The goal is to provide an environment that


encourages reepithelialization of the wound.
Partial-Thickness Burns
The goal of wound management of partial thickness
burns is to prepare them for primary healing.

First, they should be cleansed.


It is generally felt that small, sturdy blisters can be left
intact, but large or fragile blisters should be
debrided. If there is a concern about infection, then
an antibacterial agent may also be applied to the
wound surface. The most common antimicrobial agents
used on partial-thickness wounds are ointments or
creams.
Full-Thickness Burns

Debridement of full-thickness burn wounds is


accomplished in the operating room as part of surgical
excision and skin grafting.

The clinician’s goal is therefore to prepare the wound for


surgical management by controlling infection, rather
than to promote primary healing.
Subdermal Burns

Subdermal burns are treated with moist


wound healing procedures as described
until surgical coverage of the wound is
completed.
Hydrogels

Silver-impregnated gauze dressings.

Ointment; Bacitracin, Polymyxin B


sulfate, Neomycin.

Antimicrobial agents; Silver


sulfadiazine, Mafenide acetate 0.5%
cream (Sulfamylon)
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
EVIDENCE BASE
HONEY
NEXT.. HONEY
NEXT.. HONEY
NEXT.. HONEY

You might also like