Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Dr.

Ali Muhammad Ash-Shalabi


 Dr. Ali Ash-Shallabi. Ulama, ahli sejarah, dan analis politik
eklahiran Benghazi Libia (1963). Meraih gelar sarjana 9Lc.)
dari Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam
Madinah dengan predikat cum laude (1992/1993).
Melanjutkan studi pascasarjana di program Magister Tafsir
dan Ulumul Qur’an di Universitas Islam Umum Dumam,
Sudan, dengan tesis berjudul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-
Karim (1996). Gelar doktor di bidang Studi Islam pun berhasil
diraih dari almameter yang sama lewat disertasi berjudul Fiqh
At-Tamkin fi Al-Qur’an Al-Kari (1999). Tak kurang dari lima
puluh karya tulisnya telah diterbitkan dalam bentuk kitab,
yang meliputi disiplin ilmu akidah, dakwah, sejarah, biografi,
maupun tafsir tematik.
Kata tamkin berasal dari asal kata makkana
yang terdiri dari huruf –m-k-n—yang berarti
ajeg, mapan.
Secara bahasa tamkin berarti: sulthan
(kekuasaan) dan mulk (kerajaan).
Allah mengisyaratkan hal ini dalam firman-
Nya mengenai Dzul Qarnain:
“Sungguh Kami telah memberi kedudukan
kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan
jalan kepadanya (untuk mencapai) segala
sesuatu.” (QS.Al-Kahfi:84)
Maknanya adalah bahwa Allah telah memberikan
kedudukan dan kekuasan kepada hamba yang
shalih di muka bumi, memberikan kekuasaan yang
kuat, memberikan kemudahan kepadanya segala
sarana yang mendukung kekuasaannya,
memberikan segala potensi yang dapat digunakan
untuk memperkokoh dan melanggengkan
kekuasaannya.

Demikian pula halnya dengan ungkapan AL-Qur’an


saat membicarakan tentang Yusuf bin Ya’qub.
Allah telah memberikan kekuasaan di muka bumi
sebagaimana firman-Nya:
“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri ini (Mesir) untuk tinggal di
mana saja yang dia kehendaki.” (QS. Yusuf: 56)
 Studi tentang macam-macam Tamkin, syarat-
syaratnya, sebab-sebabnya, tahapan-
tahapannya, tujuan-tujuannya dan rintangan
yang akan dihadapinya serta pilar-pilar
kembalinya umat menuju kedudukan,kekuasaan
dan kedudukan dimuka bumi ini.
 Syaikh DR. Abdul Halim, mendifinikan: “Yaitu
tujuan utama dari setiap bentuk kerja dalam
Islam, dakwah dalam berbagai bentuk
tahapannya, tujuan dan sarananya, gerakan yang
menuntut kerja keras dan kesungguhan, tandzim
dan segala sesuatu yang menjadi tujuan dan misi
dakwah dan gerakan. (Fiqh Al-Mas’uliyah, Hal. 538)
 Ustadz Fathi Yakan, mendefinisikan: Tamkin
adalah sampainya pada kondisi kemenangan,
memiliki kekuatan yang cukup, meraih
kekuasaan dan kedudukan, mendapatkan
dukungan umat/masyarakat, simpatisan dan
pengikut. Ini merupakan bentuk pengokohan
eksistensi di atas bumi dan kemuliaan dalam
semua urusan. (Majalah Al-Mujtama, edisi 1249, 6
Muharram 1418 H/13 Mai 1997)
I. Macam-macam Tamkin dalam Al-Qur’an (4
Pasal) -> 11 Pembahasan
II. Syarat-syarat Tamkin dan Sebab-sebabnya
(2 Pasal):
I. Syarat-Syarat Tamkin (4 Pembahaan)
II. Sebab-sebab Tamkin (3 Pembahasan)
III. Fase-fase Pembangunan Kejayanaan dan
Tujuan-tujuannya (2 pasal)
A. Iman kepada Allah dan Amal Shaleh
B. Realisasi Ibadah
C. Perang terhadap Kemusyrikan
D. Takwa kepada Allah
 ‫ت‬ ‫َّللاُ الهذِينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َو َع ِملُوا ال ه‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ ‫َو َع َد ه‬
 ‫ضى لَ ُه ْم َولَيُ َب ِدلَنه ُهم ِمن َب ْع ِد‬ ْ ‫ف الهذِينَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم َولَيُ َم ِكن هَن لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الهذِي‬
َ َ ‫ارت‬ ِ ‫لَ َي ْست َ ْخ ِلفَنه ُهم ِفي ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ض َك َما ا ْست َ ْخل‬
‫خ َْو ِف ِه ْم أ َ ْمنًا‬

 َ ‫يَ ْعبُدُونَنِي ََل يُ ْش ِر ُكونَ بِي‬


‫ش ْيئًا‬

 َ‫َو َمن َكفَ َر بَ ْع َد َذ ِل َك فَأ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬

 Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh
 bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa.
 Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Aku.
 Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik. (QS. An Nuur, 24:55)
 Hakikat iman: Bahwa iman adalah yang dibenarkan dalam
hati, diucapkan pada lisan, dan diamalkan dalam
perbuatan.
 Atau iman adalah keyakinan, ucapan dan perbuatan, Tiga
hakikat tersebut harus selalu beriringan dan menjadi satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
 Dengannya Allah menerima segala perbuatan dan
mewujudkan janji-janji Allah berupa kemenangan.
 Syarat Kemenangan: mewujudkan keimanan dengan
berbagai nilai-nilainya yang terdapat di dalamnya dan
komitmen dengannya, serta menghindar dari yg
merusaknya.
 Al-Qur’an al-karim dan sunnah nabawiyah telah
menjejaskan secara rinci tentang makna iman, rukun-
rukun, syarat-syarat dan tuntutan-tuntutan yang terdapat
di dalamnya.
 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
ialah mereka yang bila disebut nama Allah,
gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.
 (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat
dan yang menafkahkan sebagian dari rezki
yang Kami berikan kepada mereka.
 Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya”. (Al-Anfal:2-4)
A. Perintah Mengambil Sebab (ikhtiar) dan
Anjuran Al-Qur’an untuk Persiapan
B. Sebab-sebab Maknawi
C. Sebab-sebab Material

You might also like