Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

ASSALAMUAKAIKUM

KEJANG TERHADAP ANAK


A N AT O M I
DEFINISI KEJANG

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang


terjadi pada kenaikan suhu 38oC. Yang disebabkan
oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada
usia 3 bulan-5 tahun.
Kejang demam merupakan gangguan transien pada
anak yang terjadi bersamaan dengan demam.
Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-
anak dan menyerang sekitar 4% anak.
ETIOLOGI KEJANG

Penyebab Febrile Convulsion hingga kini belum


diketahui dengan Pasti, demam sering disebabkan
oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran
kemih
Kejang dapat terjadi pada setiap orang yang
mengalami hipoksemia (penurunan oksigen dalam
darah) berat, hipoglikemia, asodemia, alkalemia,
dehidrasi, intoksikasi air, atau demam tinggi
K L A S I F I KA S I K E J A N G

Kejang demam sederhana


kejang demam sederhana yaitu kejang berlangsung kurang
dari 15 menitdan umum. Jenis ini muncul tanpa gangguan
kesadaran. Pergerakan konvulsif secara dominan hanya
memengaruhi satu area.
Kejang kompleks
Fenomena motorik, sensorik, atau emosional muncul sendiri-
sendiriatau bergabung satu sama lain / bersamaan dengan
kesadaran yang terganggu, Diagnosis dipastikan dengan EGG
yang umumnya menunjukan letupan dari lobus
temporal.Kejang kompleks berlangsung lebih dari 15 menit,
fokal atau multiple(lebih dari 1 kali dalam 24jam).
PA T O F I S I O L O G I K E J A N G

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung


secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran,
tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom
yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang
berlebihan di neuron otak. Mekanisme dasar terjadinya
kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan
pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan
merangsang sel neuron lain secara bersama-sama
melepaskan muatan listriknya
PHATWAY
M A N I F E S TA S I K L I N I S

Suhu tubuh > 380 C


Anak sering hilang kesadaran saat kejang
Kepala anak seperti terlempar ke atas, bola mata
naik ke atas, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian
tubuh anak menjadi berguncang.
Kulit pucat dan mungkin menjadi biru (Eveline &
Nanang, 2010:124)
Ada 2 bentuk tanda dan gejala kejang demam
(menurut Lwingstone), yaitu:
CON,T
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai
berikut :
Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Umumnya berhenti sendiri

Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam


CON,T
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai
berikut :
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG KEJANG
Elektro encephalograft (EEG)
Untuk pemeriksaan ini dirasa kurang mempunyai nilai
prognostik. EEG abnormal tidak dapat digunakan untuk
menduga kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang demam
yang berulang dikemudian hari.
Pemeriksaan cairan cerebrospinal
Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama.
Pada bayi yang masih kecil seringkali gejala meningitis tidak
jelas sehingga harus dilakukan lumbal pungsi pada bayi yang
berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk yang
berumur kurang dari 18 bulan.
CON,T
Darah
> Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi
kejang  (N < 200 mq/dl)
>BUN: Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan
merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian
obat.
> Elektrolit : K, Na
>Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi
kejang
>Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )
>Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )
CON,T
Cairan Cerebo Spinal   : Mendeteksi tekanan
abnormal dari CCS tanda infeksi, pendarahan
penyebab kejang.
 Skull Ray :Untuk mengidentifikasi adanya proses
desak ruang dan adanya lesi
Tansiluminasi    : Suatu cara yang dikerjakan pada
bayi dengan UUB masih terbuka (di bawah 2 tahun)
di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
P E N ATA L A K S A N A A N K E J A N G
1. Pengobatan
> Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah
diazepam yang diberikan melalui interavena atau indra vectal.
Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).
Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang
sama setelah 20 menit.
> Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.
Kompres air PAM / Os
CON,T
> Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis,
terutama pada pasien kejang demam yang pertama,
walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan
pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai
sebagai meningitis, misalnya bila aga gejala
meningitis atau bila kejang demam berlangsung
lama. 
CON,T
> Pengobatan profilaksis
Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis
intermitten / saat demam dan profilaksis terus
menerus dengan antikanulsa setiap hari. Untuk
profilaksis intermitten diberikan diazepim secara
oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/hgBB/hari.
CON,T
> Penanganan sportif
Bebaskan jalan napas
Beri zat asam
Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Pertahankan tekanan darah
CON,T
2. Pencegahan
 Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang
demam sederhana. Beri diazepam dan antipiretika
pada penyakit-penyakit yang disertai demam.
CON,T
Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
Dapat digunakan :
–  Fero barbital
–  Fenitorri
–  Klonazepam
:
:
:
5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis
2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
(indikasi khusus)
KO M P L I KA S I K EJ A N G

Pneumonia aspirasi
Asfiksia
Retardasi mental
TERIMA KASIH

You might also like