Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 12

EKONOMETRIKA

Nur Ain Afrilia Widarni

Ordinary Least Square (OLS)


Metode Kuadrat Terkecil
Ordinary Least Square
• Merupakan metode regresi yang
meminimalkan jumlah kesalahan (error)
kuadrat.

• Prinsip dalam OLS sendiri adalah untuk


meminimalisasi perbedaan jumlah kuadrat
kesalahan (sum of square) antara nilai
observasi Y dengan Yˆ
Model Regresi Linier Berganda

• Penulisan model sangat beragam perlu


dimengerti karena penulisan model sendiri
hanya bertujuan sebagai teknik anotasi untuk
memudahkan interpretasi.
ESTIMASI MODEL
REGRESSI LINIER BERGANDA

Model: Yi = 0 + 1 X1i + 2 X2i + i


Model penduga: Ŷi = b0 + b1 X1i + b2 X2i

b0, b1 dan b2 nilai penduga untuk 0, 1 dan 2.

(yi x1i) (x22i ) – (yi x2i) (x1i x2i)


b1 =
(x21i ) (x22i ) – (x1i x2i)2

(yi x2i) (x21i ) – (yi x1i) (x1i x2i)


b2 =
(x21i ) (x22i ) – (x1i x2i)2

b0 = Yi – b1X1i – b2 X2i
Model Regresi Linier Berganda
• Dalam konsep dasarnya pengujian statistik
SECARA PARSIAL mendasarkan pada hipotesis :

• Uji Konstanta Intersep


H0 : ß0 = 0
H1 : ß0 ≠ 0

• Uji Koeff. Xi
H0 : ßi = 0
H1 : ßi ≠ 0
Contoh :
Tujuan untuk mengetahui KINERJA GURU
SDN 2 KEDIRI dengan Kemampuan Kerja dan
Kepemimpinan Direktif Kepala Sekolah sebagai X1
dan X2

No X1 X2 Y X1.Y X2.Y X1.X2 (X1)2 (X2)2 YPred Y-Ypred (Y-Ypred)2


.
1 10 7 23 230 161 70 100 49
2 2 3 7 14 21 6 6 4
3 4 2 15 60 30 8 8 16
4 6 4 17 102 68 24 24 36
5 8 6 23 184 138 48 48 64

• Penggunaan metode OLS dalam regresi linier
berganda dimaksudkan untuk mendapatkan
aturan dalam mengestimasi parameter yang
tidak diketahui. Prinsip dalam OLS
• sendiri adalah untuk meminimalisasi
perbedaan jumlah kuadrat kesalahan (sum of
square) antara nilai observasi Y dengan Yˆ
• Nilai b1 dan b2 tergantung pada jumlah sampel yang
ditarik. Penambahan atau pengurangan akan
mengakibatkan perubahan rentangan nilai b.
• Perubahan rentang nilai b1 dan b2 diukur dengan
standar error (disturbance) . Semakin besar standar
error mencerminkan nilai b sebagai penduga
populasi semakin kurang representatif.
• Sebaliknya, semakin kecil standar error maka
keakuratan daya penduga nilai b terhadap populasi
semakin tinggi.
• Perbandingan antara nilai b dan standar error
ini memunculkan nilai t, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:

• Nilai t hitung masing-masing parameter, maka dapat digunakan


untuk mengetahui signifikan tidaknya variabel penjelas dalam
mempengaruhi variabel terikat.
• Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel, maka variabel penjelas tersebut signifikan.
• Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil darit tabel, maka
variabel penjelas tersebut tidak signifikan.
PERSYARATAN : BLUE

1. Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi bila paling tidak salah satu var.


bebas berkorelasi dgn var. bebas lainnya.
Multikolinieritas sempurna terjadi bila tdpt hubungan
linear antar variabel bebas.

Akibatnya ?

 Jika tdpt Multikolinieritas sempurna, parameter


tidak dapat diduga dgn metode OLS.
 Nilai varians besar  standar error besar  selang
kepercayaan lebar.
 Uji-t tidak signifikan
 Tanda (sign) parameter bisa berlawanan.
 R2 tinggi, tp banyak variabel yang tidak signifikan
2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila varians i tidak konstan,


tapi berubah-ubah pada setiap pengamatan i.
Untuk model
Yi = 0 + 1 X1i + i
Var(i ) bisa kemungkinan semakin besar atau semakin
kecil dengan semakin besarnya nilai X1i. Var(i ) = i2
Misal:
(1) Model Konsumsi = o + 1 Pendapatan + 
(2) Model Learning process:
Jumlah kesalahan ketik = 0 + 1 pengalaman + 
3. Autokorelasi

Terjadi bila terjadi korelasi antara i dan j.


Terjadi korelasi antara variabel itu sendiri pada
pengamatan yang berbeda.
Umumnya banyak terjadi pada data time series.

i = nilai residual

i = Yi - Ŷi

You might also like