Kredit Macet: Hukum Komersial

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

HUKUM KOMERSIAL

Kredit Macet
Oleh :

Merrick Kurniawan 32415231

Robert Halim 32415200

Roy Cahyo 32415042

Nicholas Paul Santosa 32415118

Brian Christopher 32415054


Pengertian dari Kredit Macet ?
Dalam UU No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepatakan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
tahun 1992 Tentang Perbankan, merumuskan pengertian
kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Peluncuran kredit oleh suatu bank seharusnya dilakukan
dengan berpegangan pada beberapa prinsip :

1. Prinsip kepercayaan.

2. Prinsip kehati-hatian.

3. Prinsip 5 C (Collateral, Condition of Economy,


Capital, Capacity, Character)

4. Prinsip 5P (Party, Purpose, Paymen,


Profitability, Protection)

5. Prinsip 3 R (Returns, Repayment, Risk


Bearing Ability )
Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet :
Dari Pihak Nasabah :

1. Kondisi Ekonomi Nasabah


2. Kemauan Debitur untuk membayar utangnya sangat rendah
3. Nilai jaminan lebih kecil dari nilai hutang pokok dan bunga
5. Kredit yang diterima nasabah disalahgunakan
4. Usaha nasabah bangkrut
6. Managemen usaha nasabah sangat lemah
7. Pembinaan kreditor terhadap nasabah sangat kurang
8. Nasabah Beritikad Tidak Baik
Dari Pihak dari Bank :

Bank tidak terlepas dari kelemahan yang dimilikinya. Bank dapat merupakan
salah satu penyebab terjadinya kredit macet. Hal tersebut karena dalam
melakukan analisis, pihak bank melakukan analisis kurang teliti sehingga apa
yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi
akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam
analisisnya dilakukan secara subjektif.
Jenis – jenis Kredit :
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 memberikan penggolongan
mengenai kualitas kredit yang diberikan oleh bank, terdiri dari:

1. Kredit lancar,ada tunggakan < 1 bulan saja


2. Kredit dalam perhatian khusus, ada tunggakan > 3 bulan
3. Kredit kurang lancar, ada tunggakan <6 bulan, kredit
telah jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) bulan
4. Kredit diragukan, tunggakan < 9 bulan, jaminan bernilai
75 % dengan kredit bisa diselamatkan jika jaminan berniali
100 % maka kredit tidak bisa diselamatkan.

5. Kredit macet, tunggakan > 9 bulan, belum ada


penyelamatan dan pelunasan kredit
Cara Penanganan Kredit yang Bermasalah :
1). Penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur
non litigasi

Rescheduling/ penjadwalan
kembali

Reconditioning/Persyaratan
kembali

Recstructing/memberikan
bantuan
2). Penyelesaian Kredit Bermasalah apabila
macet secara Litigasi

a) Mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri


dengan ketentuan Hukum Acara Perdata

b) Eksekusi jaminan kredit

c) Parate Eksekusi Hak tanggungan

You might also like