Koma Neuro

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

koma

Disusun oleh :
Fida Anis Basyasyah (17360241)
Pembimbing : dr. Filemon Tarigan, Sp.S
Definisi
• Koma merupakan penurunan kesadaran yang
paling rendah. Dengan rangsang apapun tidak
ada reaksi sama sekali, baik dalam hal
membuka mata, bicara, maupun reaksi
motorik.
Etiologi
• Menurut mekanisme gangguan serta letak
lesi
Gangguan kesadaran pada lesi supratentorial
Gangguan kesadaran pada lesi infratentorial
Gangguan difus (gangguan metabolik)
SEMENITE.

• S : Sirkulasi
• E : Ensefalitis
• M : Metabolik
• E : Elektrolit
• N : Neoplasma
• I : Intoksikasi
• T :Trauma
• E : Epilepsi
Patofisiologi
• Koma supratentorial
• Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua hemisfer
serebri, sedang batang otak tetap normal. Ini
disebabkan proses metabolik.
• Lesi struktural supratentorial (hemisfer). Adanya massa
yang mengambil tempat di dalam cranium (hemisfer
serebri) beserta edema sekitarnya misalnya tumor
otak, abses dan hematom mengakibatkan dorongan
dan pergeseran struktur di sekitarnya; terjadilah :
• 1. Hemiasi girus singuli,
• 2. Hemiasi transtentorial sentral,
• 3. Herniasi unkus.
Koma infratentorial
Ada dua macam lesi infratentorial yang menyebabkan koma.
1) Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau/serta merusak
pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat iskemi, perdarahan dan nekrosis.
Misalnya pads stroke, tumor, cedera kepala dan sebagainya.
2) Proses di luar batang otak yang menekan ARAS.
a. Langsung menekan pons.
b. Hemiasi ke atas dari serebelum dan mesensefalon melaluicelah tentorium dan
menekan tegmentum mesensefalon.
c. Herniasi ke bawah dari serebelum melalui foramen magnumdan menekan medula
oblongata. Dapat disebabkan oleh tumor serebelum, perdarahan serebelum dan
sebagainya.
Koma metabolik
Proses metabolik melibatkan batang otak dan kedua hemisfer serebri. Koma
disebabkan kegagalan difus dari metabolisme sel saraf.
1) Ensefalopati metabolik primer.
Penyakitdegenerasi serebri yang menyebabkan terganggunya metabolisme
sel saraf dan glia. Misalnya penyakit Alzheimer.
2) Ensefalopati metabolik sekunder.
Koma terjadi bila penyakit ekstraserebral melibatkan metabolisme otak, yang
mengakibatkan kekurangan nutrisi, gangguan keseimbangan elektrolit
ataupun keracunan.
Pembagian Kesadaran
Pemeriksaan Koma
• Anamnesa
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan saraf
Pemeriksaan Penunjang
• CT atau MRI scan Kepala : pemberian kontras diberikan
apabila kita curigai terdapat tumor atau abses. Dan
mintakan print out dari bone window pada kejadian
trauma kepala
• Punksi Lumbal : dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, encephalitis, atau perdarahan
subarachnoid bila diagnosis tidak dapat ditegakkan
melalui CT atau MRI kepala.
• EEG : bisa saja diperlukan pada kasus serangan
epileptik tanpa status kejang, keadaan post ictal, koma
metabolik bila diagnosis tidak ditegakkan melalui
pemeriksaan CT dan LP.
Terapi Umum
• Proteksi jalan nafas : adekuat oksigenasi dan ventilasi
• Hidrasi intravena : gunakan normal saline pada pasien dengan edema serebri atau
peningkatan TIK
• Nutrisi : lakukan pemberian asupan nutrisi via enteral dengan nasoduodenal tube,
hindari penggunaan naso gastrik tube karena adanya ancaman aspirasi dan refluks
• Kulit : hindari dekubitus dengan miring kanan dan kiri tiap 1 hingga 2 jam, dan
gunakan matras yang dapat dikembangkan dengan angin dan pelindung tumit
• Mata : hindari abrasi kornea dengan penggunaan lubrikan atau tutup mata dengan
plester
• Perawatan bowel : hindari konstipasi dengan pelunak feses (docusate sodium 100
mg 3x1 ) dan pemberian ranitidin 50 mg iv tiap 8 jam untuk menghindari stress
ulcer akibat pemberian steroid dan intubasi
• Perawatan bladder : indwelling cateter urin dan intermiten kateter tiap 6 jam
• Mobilitas joint : latihan pasif ROM untuk menghindari kontraktur
• Profilaksis deep vein trombosis (DVT) : pemberian 5000 iu sc tiap 12 jam,
penggunaan stoking kompresi pneumatik, atau kedua-duanya
Prognosis
• Prognosis pasien tergantung dari penyebab
utama penyakit dibanding dari dalamnya
suatu koma. Koma yang disebabkan karena
metabolik dan intoksikasi obat lebih baik
prognosisnya dibanding koma yang
disebabkan oleh kelainan struktur intrakranial.

You might also like