Tugas Rangkuman Green Construction - Isandre Fajarrachman - F451140041

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

KAJIAN KERANGKA LEGISLATIF PENERAPAN

GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK


KONSTRUKSI GEDUNG DI INDONESIA

Isandre Fajarrachman
F451140041
Pascasarjana Teknik Sipil & Lingkungan
Fenomena Global Warming
Fenomena global warming disebabkan oleh efek gas rumah kaca.
• Tingginya konsentrasi karbondioksida (CO2)
• Konsumsi energi yang besar pertumbuhan 2% per tahun hingga 2020
• Menghasilkan emisi global CO2 dan GRK 2x lipat dari tahun 1965 – 1998

Limbah konstruksi 1 Limbah konstruksi 2

“Indonesia merupakan negara berkembang yang akan banyak membangun


berbagai sektor bangunan seperti : konstruksi Industri, gedung, dll.”
Oleh karena itu, KTT – 13 PBB di Bali, tentang perubahan iklim, menginginkan
Indonesia menerapkan sustainable construction
Sustainable & Green Construction

Tujuan sustainable construction :


menciptakan bangunan berdasarkan desain yang memperhatikan ekologi, menggunakan
sumberdaya alam secara efisien dan ramah lingkungan selama operasional bangunan.
(Counseil International du Batiment, 1994)

Menurut Du Plessis (2002) : bagian dari sustainble construction adalah green construction

Apa itu Green Construction :

“Suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi untuk


meminimalkan dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan
agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan
hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang”
Ervianto (2012)
Faktor Green Construction

Faktor Green Construction dibedakan 16 faktor (Ervianto, 2012) :

 Perencanaan dan penjadwalan konstruksi


 Sumber dan siklus material
 Rencana perlindungan lokasi pekerjaan
 Manajemen limbah konstruksi
 Penyimpanan dan perlindungan material
 Kesehatan lingkungan kerja tahap konstruksi
 Program kesehatan dan keselamatan kerja
 Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi
 Dokumentasi
 Pelatihan bagi subkontraktor
 Pengurangan jejak ekologis tahap konstruksi
 Kualitas udara tahap konstruksi
 Konservasi air
 Tepat guna lahan
 Efisiensi dan konservasi energi
 Manajemen lingkungan konstruksi
Indikator Green Construction

Secara keseluruhan ada 142 indikator green construction :


77 indikator Prioritas I, 65 indikator Prioritas II :

No. Kategori Prioritas I Prioritas II Keseluruhan


1. Perilaku 16% 34,67% 21,43%
2. Minimum waste 27,69% 12,31% 24,29%
3. Maksimum waste 49,33% 60% 54,29%
Indikator green construction (Ervianto, 2012)
Rumusan Masalah

Berdasarkan kesepakatan Indonesia dalam KTT ke -13 tentang Perubahan Iklim


PBB yang diselenggarakan di Bali 2007, melakukan promosi sustainable
construction melalui :

• Penghematan bahan dan pengurangan limbah (bahan sisa)


• Kemudahan dalam pemeliharaan bangunan pasca konstruksi
• Perlunya peraturan berkekuatan hukum sebagai dasar implementasi tingkat
praktis

Tujuan Penelitian
mengidentifikasi serta melakukan kajian terhadap kerangka legislatif yang telah
ada untuk mendukung dalam penerapan green construction pada bangunan
gedung di Indonesia.
Aspek Legislatif pada Green Construction

• Undang – Undang Bangunan Gedung


Nomor 28 tahun 2002.
Tentang Bangunan Gedung

• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 08 Tahun 2010

• Rancangan Peraturan Menteri (Raparmen)


Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis
Bangunan Hijau

• Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor


38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau
Data & Analisis

Untuk mengidentifikasi pasal dan ayat dalam peraturan yang terkait dengan tahan dalam proyek
konstruksi akan dibedakan menjadi dua, yaitu langsung (L), dan tidak langsung (TL) :

(UUD No.28 Tahun 2002 – Tentang Bangunan Gedung)


(PERMEN-LH No.8 tahun 2010)
(PERMEN-LH No.8 tahun 2010)
(Raparmen – Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis Bangunan Hijau)
(PERGUB – Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau
(PERGUB – Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Hijau

Hasil Rekapitulasi Pasal, Ayat yang mengatur Bangunan Hijau. Berdasarkan :


Perencanaan, Pelaksanaan, dan Operasional
Grafik Perbandungan
Kesimpulan :

Berdasarkan Kajian dari masing – masing peraturan tentang bangunan hijau ,


terdapat :
 42 Pasal pada tahap perencanaan
 53 Pasal pada tahap pelaksanaan
 26 Pasal pada tahap operasoonal

“Terbanyak dalam mengakomodasi tentang green construction terbanyak ialah


Rapermen Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis Bangunan Hijau”
Terima Kasih

You might also like