Professional Documents
Culture Documents
Asma Residen
Asma Residen
Asma Residen
NOVA KURNIATI
INFLAMMATION
INFLAMMATION
Airway
Hyperresponsiveness Airflow Obstruction
Allergic disease
in 1 parent
Th1
Th2
Intracellular Pathogens Extracellular
Pathogens
(TNF, IFN gamma, IL-12) (IL-4, 5, 10)
Promote inflammation & Promote IgE
production &
intracellular killing eosinophil recruitment
Early Allergic Response
IL-5
Sneeze
Itch
Histamine Mucus
PGD2 Smooth
EOSIN
muscle
Tryptase
Congestion
TNF
ICAM-1
Late
Arachidonic Acid
Allergic
Response
5-LO
Oedema
LT-A4
Mucus
LT-C4
Chemotaxis
LT-D4
LT-B4 Sm muscle stim
LT-E4
Chemotaxis BHR
Eosinophilia
Mechanism of early and late phase
allergic reaction
0 1 6 8 24 48 (h)
Early phase Late phase Very late phase
APC
Epithelium
Ag TNF-
MBP, ECP, IL-
FcεRI EDN, CLC etc
IL-3 RANTE
S
Mast cells IL-4 MBP, ECP,
MCP-4 EDN, CLC etc
Th2 B cells
IL-5 Eotaxin
IL-8
Eos GM-CSF
IL-4
Histamin, PGD 2, IL-3
LTs etc TNF- IL-4
IL-4
Th0 IL-5 IL-5
IL-8 Th2 IL-6
GM-CSF IL-13
MIP-1 RANTE
S
MCP-3
IL-4
RANTE S Baso IL-13 RANTE
S
Eotaxin MIP-1 Eotaxin
IL-8 Histamin, LTC 4 IL-8
VCAM-1 GM-CSF
EndotheliumGM-CSF
PAF PAF
ICAM-1
Endothelium
VCAM-1
E-selectin Eos Th2 Baso Eos
Rangsangan Non IgE Mediated Rangsangan IgE Mediated
(virus, fisik, kimia, stres, dll) (alergen)
Aktivasi Sel
Mediator Inflamasi
ASMA
TUJUAN PENATALAKSANAAN
ASMA
Menghilangkan dan mengendalikan
gejala asma
Mencegah eksaserbasi penyakit
Meningkatkan faal paru mendekati
normal
Mempertahankan faal paru
Menghindari efek samping obat
Mencegah obstruksi yang ireversibel
Mencegah kematian karena asma
• NON FARMAKOLOGI
• FARMAKOLOGI
LANGKAH-LANGKAH
PENATALAKSANAAN ASMA
1
EDUKASI PENDERITA DAN
KELUARGANYA TENTANG ASMA
7 Masalah Edukasi Penyakit Asma :
1. Mempelajari dan memahami pengertian dasar
dari penyakit asma
2. Mempelajari dan memahami faktor – faktor
pencetus serangan asma serta mengetahui
cara mengendalikan lingkungan
3. Dapat menilai atau memantau berat / ringan
penyakit asmanya dan berat / ringan serangan
asmanya serta pengelolaan yang dianjurkan.
4. Dapat memahami dan memantau pengobatan
pencegahan asma jangka panjang
5. Dapat memahami dan melaksanakan rencana
pengobatan emergenci untuk mengatasi
serangan asma yang mendadak (eksaserbasi
akut asma)
6. Berlatih olahraga secara teratur untuk
menaikkan kebugaran badan (physical fitness)
7. Melakukan kontrol teratur kepada dokter
pribadinya
8. Mengendalikan Stres Agama
2
MENENTUKAN
KLASIFIKASI ASMA
KLASIFIKASI ASMA
Ditentukan oleh
Frekuensi serangan
Serangan asma malam
Gangguan aktiviti
Nilai faal paru (VEP1 atau APE)
Variabiliti harian
ASMA INTERMITEN
Gejala < 1 kali seminggu
Gejala asma malam < 2 kali sebulan
Serangan singkat tidak mengganggu
aktiviti
Nilai VEP1 atau APE > 80% nilai prediksi
Variabiliti < 20%
ASMA PERSISTEN
RINGAN
Gejala > 1 kali serangan tapi < 1 kali
sehari
Eksaserbasi dapat mengganggu aktiviti
dan tidur
Gejala asma malam > 2 kali sebulan
Nilai APE / VEP1 > 80% nilai prediksi
Variabiliti 20 – 30%
ASMA PERSISTEN
SEDANG
Gejala tiap hari
Gejala asma malam > 1 kali seminggu
Eksaserbasi mengganggu aktiviti dan
tidur
Nilai VEP1 atau APE > 60% tetapi
< 80% nilai prediksi
Variabiliti > 30%
ASMA PERSISTEN
BERAT
Gejala berkepanjangan
Eksaserbasi sering
Gejala asma malam sering
Aktiviti fisik terbatas
Nilai APE / VEP1 < 60% nilai prediksi
Variabiliti > 30%
3
MENGHINDARI FAKTOR
PENCETUS
MENGENALI FAKTOR
PENCETUS
Alergen
Non alergen
MECHANISM of ALLERGY
SENSITISATION
Risk Factors: Early Allergen
Eposure
Globally important allergens
MENGHINDARI IRITASI
BERLEBIHAN
JANGAN MEROKOK
4
PENGOBATAN YANG OPTIMAL
OBAT PELEGA NAPAS
Bersifat bronkodilator
OBAT PELEGA NAPAS
Inhalasi agonis beta-2 :salbutamol (Ventolin),
fenoterol ( Berotec ), terbutalin
Inhalasi antikolinergik :
ipratropium bromide ( Atrovent )
Agonis beta-2 oral
Derivat xantin
OBAT PENGONTROL
ASMA
Dipakai rutin setiap hari
Symbicort)
Short acting :
1. Terbutaline Bricasma MDI 0,25 ug 4x2 200
Turbuhaler 0,25 ug 4x2 200
Nebuhaler 0,25 ug 4x2 200
2. Fenoterol Berotec MDI 100 & 200 ug 4x2 1600
Long acting :
6. Salmeterol Serevent MDI 25 ug 2x2 100
Diskhaler 50 ug 2x1 100
Kerja langsung
Mobilisasi lendir
KESALAHAN
PEMAKAIAN INHALASI
Koordinasi kurang
Tidak dihirup
PENGOBATAN ASMA
INTERMITEN
OBAT PENGONTROL
Tidak perlu
OBAT PELEGA
Bronkodilator aksi singkat
Inhalasi agonis beta-2 bila perlu (Ventolin,
Berotec)
PENGOBATAN ASMA
PERSISTEN RINGAN
OBAT PENGONTROL
Inhalasi kortikosteroid < 500 g
EKSASERBASI AKUT
EKSASERBASI AKUT
Cara nebulisasi lebih disukai
Inhalasi agonis beta-2 kerja
singkat : Ventolin, fenoterol
( BEROTEC)
Inhalasi anti kolinergik : ipratropium
(ATROVENT )
Inhalasi salbutamol + ipratropium
(COMBIVENT UDV)
COMBIVENT UDV
Kombinasi 2 bronkodilator dalam 1 UDV :
2.5 mg Salbutamol
0.5 mg Ipratropium bromida
Pengobatan awal:
Inhalasi agonis 2 kerja singkat tidak lebih dari 3 kali dalam 1 jam.
(Pasien dengan risiko tinggi berupa asthma related death harus menemui dokter segera
setelah mendapat pengobatan awal)
Respon baik bila … Respon tidak sempurna bila Respon buruk bila …
Gejala berkurang tapi timbul …
Gejala berkurang setelah Gejala menetap atau memburuk
lagi dalam waktu kurang dari 3 pengobatan awal dan tidak walaupun telah mendapat peng-
jam setelah peng-obatan awal. terjadi serangan ulang selama obatan awal dengan 2 agonis
APE 60-80% perkira-an 4 jam APE < 60% perkiraan
Tindakan: APE > 80% perkiraan Tindakan:
Tambahkan tablet atau sirup Tindakan: Tambahkan tablet atau sirup
kortiko-steroid 2 agonis diterus- kan tiap 3- kortiko-steroid
Teruskan 2 agonis 4 jam selama 1-2 hari. Ulangi pemberian 2 agonis
Hubungi dokter segera untuk Hubungi dokter untuk segera
mem-peroleh petunjuk. instruksi lebih lanjut. Secepatnya dibawa ke unit
gawat darurat di rumah sakit.
Tabel 2. Pengelolaan Serangan Asma di Rumah Sakit Menurut GINA
Penilaian Pertama : Tentukan berat ringannya serangan asma (lihat tabel 1)
Penanganan Permulaan :
- Inhalasi short acting -2 agonist dengan nebulisasi, 1 dosis selama 20’ dlm 1 jam.
- Oksigen untuk mencapai saturasi 0 – 90% (95% pada anak-anak)
- Kortikosteroid sistemik, jika tidak ada respons segera atau jika ada pasien baru
mendapat steroid per oral, atau jika serangan asmanya berat
- Sedasi merupakan kontra indikasi pada penanganan serangan akut / eksaserbasi
Ulangi Penilaian
Jika APE 50% dan terus menerus Jika tidak ada perbaikan dalam
dalam pengobatan peroral / inhalasi 6 – 12 jam
6
KONTROL PENGOBATAN
BERKALA
IDENTIFIKASI
PERBURUKAN
PENYAKIT
PEMERIKSAAN FAAL
PARU
Evaluasi pengobatan
Menentukan prognosis
EVALUASI
PENGOBATAN
DENGAN LATIHAN/OLAHRAGA
PENUTUP
Asma penyakit inflamasi kronik
saluran napas
Manifestasi klinik bervariasi
Klasifikasi berat penyakit
menentukan pengobatan
Anti inflamasi perlu pada asma
persisten
Terapi inhalasi sangat
dianjurkan
Keberhasilan pengobatan
ditentukan oleh :
~ berat penyakit
~ jenis dan dosis obat
~ kepatuhan penderita
Pada dasarnya pengelolaan penderita
asma dapat kita bagi atas 2 bagian
besar :
1. Pengelolaan asma waktu dalam
keadaan serangan (attack)
2. Penatalaksanaan asma di luar
serangan (di poliklinik / di praktek).