Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

DO, BOD, DAN COD

OLEH:
HENDRY IGOR SOUHOKA (11-901-002)
RASDY YUDARMAWAN(11-901-006)
I PUTU ADI SUPARSA (11-901-010)
SYAMSUL BAHRI (11-901-0170
PENGERTIAN DO, BOD, DAN COD
 DO (Dissolved Oxygen) atau oksigen terlarut
adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfir /
udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh
mahluk hidup dalam air. Oksigen terlarut atau
sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen
atau Oxigen Demand merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air.
(Ficca. 2009)
PENGERTIAN DO, BOD, DAN COD

 BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau


kebutuhan oksigen biologi untuk memecah
(mendegradasi) bahan buangan didalam air limbah
oleh mikroorganisme didalam air limbah, proses
ini adalah alamiah yang mudah terjadi apabila air
lingkungan mengandung oksigen yang cukup.
(Habib. 2011)
PENGERTIAN DO, BOD, DAN COD

 COD (Chemical Oxygen Demand) atau oksigen


kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan
buangan didalam air, dalam hal ini bahan buangan
organik akan dioksidasi oleh bahan kimia yang
digunakan sebagai sumber oksigen oxidizing
agent. (Habib. 2011)
PERBEDAAN BOD DAN COD
 Analisis BOD dan COD dari suatu limbah akan
menghasilkan nilai-nilai yang berbeda karena kedua uji
mengukur bahan yang berbeda. Nilai COD selalu lebih
tinggi dari nilai BOD. Perbedaan diantara kedua nilai
disebabkan oleh faktor seperti bahan kimia yang tahan
terhadap oksidasi kimia, seperti lignin; bahan kimia yang
dapat dioksidasi secara kimia dan peka terhadap oksidasi
biokimia.
PERBEDAAN BOD DAN COD
 Perbedaan lain

Thus, BOD selalu < COD

Untuk menghitung kapasitas aerasi, Direksi akan menjadi


parameter yang cocok, karena itu langsung berkaitan
dengan konsumsi oksigen. Tetapi dalam hal lain Uji COD
lebih handal daripada hasil BOD.
PRINSIP PEMERIKSAAN COD
 COD (Chemical Oxygen Demand = Kebutuhan
Oksigen Kimia) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang ada
dalam sampel air, dimana pengoksidasi
K2 Cr2 O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing
agent). Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran
air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini
dioksidasi oleh K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang
mendidih optimum. (Anonim, 2011).
PRINSIP PEMERIKSAAN COD
 Oksidi-reduktometri merupakan salah satu macam
titrasi. Oksidi-reduktometri adalah metode titrimetri
berdasarkan reaksi reduksi dan oksidasi dari titran dan
titrat. Oksidi-reduktometri digunakan untuk analisis
logam dalam suatu persenyawaan dan analisis senyawa
organik. Oksidimetri adalah teknik titrasi yang
menggunakan titran sebagai suatu oksidator. Salah satu
teknik iniadalah permanganometri. Pada metode ini,
titran yang digunakan adalah ion permanganat,
khususnya dalam bentuk garam kalium permanganat. Ion
permanganat bertindak sebagai oksidator dengan
hasilreaksi berupa ion Mn 2+(Rezki, 2010).
PRINSIP PEMERIKSAAN COD
 Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis
teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus
tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa menentukan
berapa besar oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7
tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium
sulfat (FAS). Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.

Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir


titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi
coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko adalah
K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung
zat organik yang dioksidasi oleh K2Cr2O7.
PRINSIP PEMERIKSAAN BOD
 Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali
iodida azida, adalah penetapan BOD yang dilakukan
dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen
terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol
tertutup rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur
kamar, dalam metode Winkler digunakan larutan
pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat.
Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida
yaitu dengan cara titrasi, dalam penetapan kadar oksigen
terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali
iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat
memakai indikator amilum (Alaerts dan Santika, 1984).
PRINSIP PEMERIKSAAN BOD
 Pada titrasi iodometri, analit yang dipakai adalah
oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodide) untuk
menghasilkan iod, iod yang terbentuk secara kuantitatif
dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian
diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan
sebagai titrasi kembali. Metode titrasi iodometri
langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu
kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode
titrasi iodometri tak langsung (kadang -
kadang dinamakan iodometr i), adalah berkenaan dengan
titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi
PROSEDUR KERJA COD DAN BOD
 ALAT 9. Sunglite
1. Botol winkler 10. Pipet tetes
2. Botol aqua sedang 11. Pipet ukur 1ml dan 10ml
3. Buret dan standt
4. Botol semprot
5. Erlenmeyer
6. Kaki tiga
7. Gelas kimia
8. Spritus
PROSEDUR KERJA COD DAN BOD
 Bahan 9. Larutan Na2S2O3 0,025N
1. Air limbah (sampel) 10. Tissu
2. Aquadest
3. Larutan alkali iodida
4. Larutan H2SO4 pekat
5. Larutan H2SO4 4N
6. Larutan KMnO4 0,05N
7. Larutan H2C2O4 0,05N
8. Larutan MnSO4 40%
PROSEDUR KERJA COD DAN BOD
Cara kerja DO dan BOD
1. Pengambilam sampel air menggunakan botol winkler tanpa
gelembung
2. Tambahkan 2ml larutan MnSO4 40 % dan diamkan beberapa
menit untuk menghomogenkan
3. Tambahkan 2 ml alkali iodida azida, kemudian diamkan hingga
muncul endapan coklat dan pindahkan larutan kegelas kimia
kemudian kocok
4. Tambahkan 2ml H2SO4 pekat hingga endap larut, lalu ambil
100ml dan pidahkan larutan kedalam erlenmeyer
5. Tambahkan indikator amilum dan titrasi larutan Na2S2O3
0,025N dengan hingga warna biru hilang, kemudian catat
volume titrasi.
PROSEDUR KERJA COD DAN BOD
Cara kerja COD
1. Masukkan 100ml sampel tanpa gelembung kedalam
erlenmeyer
2. Tambahkan Larutan H2SO4 4N 5ml dan tambahkan lagi
dengan Larutan MnSO4 40% sebanyak 100ml lalu panaskan
hingga mendidih kurang lebih 5 menit
3. Tambahkan 100ml larutan H2C2O4 0,05N kemudian titrasi
selagi panas dengan larutan MnSO4 40% hingga larutan
berwarna merah muda.
4. Catat hasil volume titrasi.
CARA PERHITUNGAN COD DAN BOD

 Menghitung BOD

BOD=DO0-DO5
Keterangan
DO0= oksigen terlarut 0 hari
DO5= oksigen terlarut 5 hari
Be O2 = 8
P= pengenceran
CARA PERHITUNGAN COD DAN BOD

 Menghitung COD

Keterangan
A= ml titran blanko
B= ml titrasi sampel
Be O2 = 8
P= pengenceran
CARA PERHITUNGAN COD DAN BOD

 Menghitung penurunan BOD dan COD limbah setelah selesai


perlakuan
1. Penurunan BOD

2. Penurunan COD
THANK YOU

You might also like