Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 39

Kerjasama antara

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


dengan Pemerintah Provinsi Jambi
PERUBAHAN PARADIGMA

KEUANGAN KERJA KINERJA


(REALISASI
ANGGARAN) (EFEKTIF & EFISIEN)

KEGIATAN TUJUAN/SASARAN
INPUT
PROSES OUTCOME/OUTPUT

®onn 2017
KOMPONEN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

PERENCANAAN KINERJA PENGUKURAN KINERJA


• Setiap instansi harus memiliki rencana • Setiap instansi melakukan pengukuran
30 kinerja yang baik, tepat, dan jelas sasaran 25 kinerja secara berkala dengan metode
dan tujuannya dengan indikator yang yang tepat dengan membandingkan
tepat baik di level outcome, output antara target dengan capaiannya.
maupun input.

PELAPORAN KINERJA EVALUASI KINERJA


• Setiap instansi melaporkan kinerjanya • Setiap instansi melakukan evaluasi
15 secara berjenjang dari unit terbawah 10 capaian kinerjanya untuk mengidentifikasi
hingga tertinggi. keberhasilan, kegagalan, hambatan, dan
tantangan yang dihadapi pada setiap level
mulai terbawah hingga tertinggi

CAPAIAN KINERJA
• Capaian kinerja yang dihasilkan oleh
20 instansi pemerintah pada kurun waktu
satu tahun.

3
©oaching
MANAJEMEN BERBASIS KINERJA
UU UU
25/04 PP 17/03
SISTEM PERENCANAAN PP 20/04 SISTEM ANGGARAN
21/04
PP
1. PENETAPAN TUJUAN 58/04
1. PENYEDIAAN ANGGARAN
2. HUBUNGAN PROGRAM – PEREN-
SESUAI TARGET KINERJA
TUJUAN
CANAAN 2. STANDAR BIAYA UNTUK

SISTEM PENGUKURAN KINERJA


3. INDIKATOR KINERJA
KINERJA OUTPUT
4. TARGET KINERJA
SISTEM EVALUASI

INPRS7 INPRS5
1. PENILAIAN KINERJA /99 /04
2. PERBAIKAN KINERJA SISTEM 1. PENGUMPULAN DATA
3.EVALUASI
PERBAIKAN PENGU-KURAN
KINERJA
PERENCANAAN
AKUNTABILITAS
KINERJA KINERJA KINERJA
2. PENGUKURAN
4. REDISTRIBUSI KINERJA
ANGGARAN

1. CAPAIAN KINERJA
PELA-PORAN
2. AKUNTABILITAS KINERJA
VS KINERJA
AKUNTABILITAS
KEUANGAN
PP
39/06
UU PP
1/04 SISTEM PERBENDAHARAAN 8/06
®onn 2007
PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL
INSTANSI PEMERINTAH DENGAN NILAI AKUNTABILITAS KINERJA DI BAWAH 70 (50 K/L, 24 PROV., 456 KAB./KOTA)
BERPOTENSI MENGALAMI INEFISIENSI.
> 30% DARI APBN/APBD di luar Belanja Pegawai.

Tidak jelas hasil


yang akan dicapai
Sasaran Pembangunan
Nasional/Daerah 1 Tujuan/sasaran
Tidak orientasi hasil
2 Ukuran kinerja
tidak jelas

Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah Instansi Pemerintah


/SKPD/OPD /SKPD/OPD /SKPD/OPD

Tidak efektif
GOALS

Sasaran Sasaran Sasaran dan efisien


Strategis Strategis Strategis
/Result /Result /Result Tidak ada
3 Keterkaitan antara
Program/Kegiatan
dengan Sasaran
Program Program Program
ACTIVITY

Rincian kegiatan
tidak sesuai
Kegiatan Kegiatan Kegiatan 4 dengan maksud
kegiatan
Anggaran Anggaran Anggaran
5
MANAJEMEN BERBASIS KINERJA

Good
Governance

Result Oriented
Government

SASARAN TIDAK 1
Clarity about objectives (Outcomes) ORIENTASI HASIL

UKURAN KINERJA 2
Information on results (performance indicators) TIDAK JELAS

Targets for results PROGRAM/KEGIATAN 3


TIDAK TERKAIT DNG
SASARAN
Link between objectives and means RINCIAN KEGIATAN TIDAK 4
SESUAI DNG MAKSUD
6 KEGIATAN
RESULT ORIENTED GOVERNMENT

1. Clarity about objectives (Goal Setting)


2. Information on results (Measurement Setting)
3. Targets for results (Target Setting)
4. Link between objectives and means (Program Setting)

CASCADING
ANTARA
TUJUAN
TIDAK KINERJA KINERJA DENGAN
ORIENTASI SASARAN
TIDAK TIDAK DAN ANTARA
HASIL JELAS LEVELNYA ORGANISASI
DENGAN
UNIT KERJA
TIDAK LOGIS

®onn 2012
KINERJA VS KERJA

• Kondisi positif yang • Tujuan


ingin diwujudkan • Sasaran
KINERJA • Kondisi Negatif yang • Outcome
ingin dihilangkan • Hasil

• Strategi/cara • Program, Kegiatan,


KERJA untuk mencapai Sub-kegiatan,
kinerja komponen, dan
anggaran
PENERAPAN KINERJA vs KERJA

KINERJA KERJA
TUJUAN/ INDIKATOR TARGET
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
SASARAN KINERJA
KINERJA atau KERJA?
PERNYATAAN KONDISI YANG INGIN DIWUJUDKAN:

1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam KINERJA


pembangunan
2. Terlaksananya bimbingan teknis penyusunan KERJA
laporan keuangan
3. Terwujudnya pemanfaatan teknologi tepat KINERJA
guna dalam sektor pertanian
4. Tersalurkannya bantuan hibah pendidikan KERJA
kepada masyarakat terpencil
5. Menurunnya kecelakaan yang terjadi di KINERJA
lingkungan kerja
6. Terbangunnya perumahan rakyat di wilayah KERJA
pesisir
OUTCOME vs OUTPUT
TERSUSUNNYA
LAKIP

KEGIATAN OUTPUT OUTCOMES

PENYUSUNAN
LAKIP
?
MNINGKATNYA
AKUNTABILITAS

PENYUSUNAN TERSUSUNNYA
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAKIP ?
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAKIP

®onn 2006
KEJELASAN TUJUAN/SASARAN

Meningkatnya kinerja
pengawasan
?
Meningkatnya efektivitas
pengendalian
?
Terwujudnya optimalisasi
pembinaan
? ®onn 2016
RESULT ORIENTED GOVERNMENT

1. Clarity about objectives (Goal Setting)


2. Information on results (Measurement Setting)
3. Targets for results (Target Setting)
4. Link between objectives and means (Program Setting)

TERLALU TINGGI
KINERJA
TIDAK
LEVELNYA

TERLALU RENDAH

®onn 2012
POLA PROGRAM LOGIC

INPUT KEGIATAN OUTPUT OUTCOME


PERFORMANCE BASED PLANNING


DIMULAI DARI HASIL YANG INGIN
DICAPAI, BUKAN DARI INPUT YANG
DIMILIKI

INPUT KEGIATAN OUTPUT OUTCOME



®onn 2016 ©oaching
POLA PROGRAM LOGIC

INPUT KEGIATAN OUTPUT OUTCOME


✔✖

UNTUK MENGHASILKAN OUTCOME


TIDAK BISA LANGSUNG OUTPUT.
TERDAPAT SERANGKAIAN OUTCOME
ANTARA YANG MENJEMBATANI
OUTCOME AKHIR DENGAN OUTPUT

INPUT KEGIATAN OUTPUT


IMMEDIA
TE
OUTCOME
INTER-
MEDIATE
OUTCOME
ULTIMATE
OUTCOME ✔
®onn 2016 ©oaching
POLA PROGRAM LOGIC

INPUT KEGIATAN OUTPUT


IMMEDIA
TE
OUTCOME
INTER-
MEDIATE
OUTCOME
ULTIMATE
OUTCOME ✔✖
VARIABEL YANG MENYEBABKAN
OUTCOME TIDAK SELALU LINIER
HANYA BERASAL DARI SATU INPUT.

OUTCOME BIASANYA TERJADI DARI


KOMBINASI BERBAGAI OUTCOME
YANG LEBIH RENDAH, OUTPUT,
PROSES KEGIATAN, DAN INPUT


IMMEDIA INTER-
ULTIMATE
INPUT KEGIATAN OUTPUT TE MEDIATE
OUTCOME
OUTCOME OUTCOME

IMMEDIA INTER-
INPUT KEGIATAN OUTPUT TE MEDIATE
OUTCOME OUTCOME ®onn 2016 ©oaching
POHON KINERJA

OUTCOME OUTCOME OUTCOME

INTERMED INTERMED INTERMED


OUTCOME OUTCOME OUTCOME

INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED


OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME

OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT
-PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT

OUT OUT OUT OUT OUT OUT


-PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT

©oaching
onn 2016
POHON KINERJA

PEMDA OUTCOME OUTCOME OUTCOME

INTERMED INTERMED INTERMED


SKPD OUTCOME OUTCOME OUTCOME

INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED


BDANG OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME

SUB OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT OUT
-PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT
BDANG

OUT OUT OUT OUT OUT OUT


-PUT -PUT -PUT -PUT -PUT -PUT

©oaching
onn 2016
CONTOH PERENCANAAN TERINTEGRASI

Meningkatkan
Industri Pariwisata

Meningkatkan Pengembangan
Pengembangan Pemasaran dan Pengembangan Pengembangan
Rasa Aman sarana dan
Produk Wisata Promosi Aksesbilitas Usaha
Wisatawan prasarana

Peningkatan Peningkatan
Peningkatan pemasaran dan Perbaikan dan Peningkatan
Peningkatan kemudahan akses
manajemen promosi melalui peningkatan kualitas
keamanan angkutan umum/
pengelolaan penyebaran sarana dan pelayanan
khusus daerah kendaraan
pariwisata secara informasi di prasarana yang kepada
wisata berbagai media, pribadi untuk
lebih profesional mencapai obyek ada di obyek pengunjung
baik media cetak
wisata wisata. obyek wisata
maupun elektronik

Perlu diadakan
Pengelola dan Peningkatan Pengembangan
upaya pemberian
pelaku usaha wisata kemudahan akses obyek wisata yang
insentif untuk
perlu melakukan informasi agar obyek masih berupa
memotivasi
diversifikasi atau wisata dapat diakses potensi menjadi
pengelola obyek
pengembangan dengan mudah dari obyek wisata yang
wisata dalam
usaha produk wisata berbagai macam
meningkatkan riil dalam
secara beragam yang sumber
pengelolaan obyek mendukung PAD.
inovatif dan kreatif
wisata.

Koperasi dan Perhubungan dan


SATPOL PP Pariwisata Dinas PU Dinas Pariwisata
UKM Informatika

Sumber Daya
Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya
yang
yang dibutuhkan yang dibutuhkan yang dibutuhkan yang dibutuhkan yang dibutuhkan
dibutuhkan
1. SDM 1. SDM 1. SDM 1. SDM 1. SDM 1. SDM
2. Anggaran 2. Anggaran 2. Anggaran 2. Anggaran 2. Anggaran
©oaching
2. Anggaran
Contoh Keselarasan Kinerja
Meningkatkan Industri Pariwisata
RPJMD PDRB sektor pariwisata
Target : 10%

Keamanan Daya saing Konektifitas antar Kualitas


Renstra Daya saing UKM
wisatawan pariwisata daerah lingkungan hidup
SKPD
Angka kriminalitas % UMKM yang sehat Kunjungan wisatawan Indeks aksesibilitas Indeks LH
follow result

Target : 5% Target 70% Target : 6 juta Target : 8 Target: 80


Program

e-budgeting
Pencegahan Iklim usaha Pemasaran Layanan Kesehatan lingkungan
kriminalitas kondusif pariwisata angkutan hidup
Program % potensi kriminalitas Jumlah UMKM % peningkatan % penumpang % penumpang yang
yang dicegah baru wisatawan yang dilayani dilayani
Target : 90% Target : 2000 Target : 5% Target : 90% Target : 90%

1.Pelatihan 1.Penyelenggaraan 1.Pemantauan 1.Pengelolaan


1.Patroli keamanan
Money follow

usaha baru promosi angkutan jalan sampah


Kegiatan 2.Sosialisasi
program

2.Bantuan 2.Penyelenggaran 2.Uji KIR 2.Sosialisasi


pencegahan
koperasi travel dialog Kendaraan hidup sehat

Dinas Koperasi Dinas Dinas Lingkungan


SKPD Sat Pol PP Dinas Pariwisata
dan UKM Perhubungan Hidup

Anggaran Rp.4.000.000.000 Rp.2.000.000.000 Rp.3.000.000.000 Rp.1.500.000.000


©oaching
Rp.900.000.000
PENYELARASAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH
RPJMD
Sasaran : Meningkatnya sektor Pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
Indikator Kinerja : Pertumbuhan PDRB sektor pertanian

Sasaran: Sasaran: Sasaran: Sasaran:


Terjaganya fungsi lahan Meningkatnya produksi Meningkatnya kualitas Meningkatnya Usaha
sesuai peruntukannya. pertanian. dan Kuantitas Sarana Koperasi dan Usaha
dan prasarana Kecil Menengah
Indikator Kinerja: Indikator Kinerja: Indikator Kinerja: Indikator Kinerja:
% Lahan pertanian Jumlah produksi Panjang jalan dengan Jumlah koperasi aktif
terhadap luas wilayah pertanian kualitas baik. bidang pertanian.
Target: 20% Target: 100.000 ton Target: 95% Target: 100 Koperasi

Kegiatan: Kegiatan: Kegiatan: Kegiatan:


Menetapkan lahan •Menerapkan teknologi •Membangun jalan Penyaluran kredit
pertanian agar pertanian. akses ke sentra usaha mikro bidang
digunakan sesuai •Penggunaan bibit pertanian pertanian.
dengan fungsinya. unggul.

2
Anggaran: Anggaran: Anggaran: Anggaran:
1 150.000.000
Rp. Rp. 2.000.000.000 Rp. 4.000.000.0000 Rp. 1.500.000.000
21
BAPPEDA DINAS PERTANIAN DINAS PU ©UKM
DINAS KOPERASI DAN oaching
CONTOH PENGINTEGRASIAN PERENCANAAN KINERJA
DENGAN PENGANGGARAN
22

KEMISKINAN RPJM
ANGKA KEMISKINAN
Target : 5%
D
Meningkatny Meningkatny Meningkatny
Terwujudnya Meningkatnya a a
pemenuhan a
penyerapan kebutuhan pemenuhan pemenuhan pemenuhan RENS
tenaga kerja pangan rumah layak
% keluarga atas
APK target atas
Angka kalori per TRA
follow Result

Penganggura kapita huni


memiliki pendidikan
100% Cakupan
kesehatan
layanan SKPD
Program

n Target : 2100 Rumah Layak APM target


Target : 4% kk Huni 100% kesehatan
Target : 90% Target : 100%
e-budgeting
Program Program Program Program Program
perluasan peningkatan pembangunan peningkatan pengingkatan
kesempatan produksi rumah kualitas sarana kualitas sarana
%
kerja pangan rumahmurah
layak pendidikan kesehatan
Rasio PROGR
Penyerapan Produksi padi huni yang Rasio ruang puskesmas thd AM
Angkatan Target : dibangun kelas terhadap satuan
kerja 1000juta ton Target : 1000 siswa penduduk
Money follow

Target : 40% Rumah Target 1:30 Target : 1 : 500


program

1. Pelatihan 1. Percetakan 1. Pengadaan 1. Pembangun 1. Pembangun


tenaga kerja sawah rumah an sekolah an KEGIA
2. Penyaluran 2. Distribusi murah 2. Pemeliharaa Pukesmas
bantuan pupuk 2. Subsidi n ruang 2. Pengadaan TAN
modal 3. dst rumah sekolah alat
3.Dinas
dst Tenaga Dinas murah Dinas
3. dst kesehatan
3. Dinas
dst PU 3. dstDinas SKPD
Kerja Pertanian Pendidikan Kesehatan
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. ANGGA
500.000.000 1500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 ©oaching
RAN
RESULT ORIENTED GOVERNMENT

1. Clarity about objectives (Goal Setting)


2. Information on results (Measurement Setting)
3. Targets for results (Target Setting)
4. Link between objectives and means (Program Setting)

SASARAN LEBIH TINGGI CASCADING


DARIPADA TUJUAN ANTARA
TUJUAN
DENGAN
SASARAN TIDAK SASARAN
DAN ANTARA
RELEVAN DNG TUJUAN ORGANISASI
DENGAN
UNIT KERJA
SASARAN TIDAK CUKUP UNTUK TIDAK LOGIS
MENCAPAI TUJUAN
®onn 2012
KESATUAN DAN
SISTEM POLITIK PERSATUAN DAN
STABILITAS POLITIK

KOORDINASI
SINERGITAS PUSAT PEMERINTAHAN
DAERAH UMUM DAN
KEBIJAKAN PUBLIK

AKUNTABILITAS,
KREDIBILITAS
TRANSPARANSI,
PEMERINTAHAN
RESPONSBILITAS

PERTUMBUHAN KETERPADUAN
ANTAR DAERAH PUSAT DAN DAERAH

KEMAMPUAN,
KEMANDIRIAN, MASYARAKAT MAJU
KEMAJUAN DAN MANDIRI
MASYARAKT

KAPASITAS
SISTEM ADM PENGELOLAAN DAN
PEMERINTAHAN ADM PENYELENGGA
? ? ? ? ? ?
KESELARASAN TUJUAN - SASARAN

RAAN
®onn 2009
RELEVANSI TUJUAN - SASARAN

Meningkatkan Partisipasi
masyarakat pada semua
jenjang pendidikan

?
Pemenuhan pendidikan Pra
Sekolah

®onn 2016
KECUKUPAN TUJUAN - SASARAN

Meningkatkan kualitas kesehatan


masyarakat

?
Terpenuhinya pelayanan
kesehatan dasar dan

? rujukan yang berkualitas


serta upaya pencegahan
dan promosi kesehatan
?
®onn 2016
Kasus 1:
Sasaran Strategis tidak berorientasi hasil

Sasaran
Pembangunan
Nasional SASARAN:
• Berorientasi output, tidak
berorientasi hasil
• Tidak menjawab amanat UU

Instansi
Pemerintah /
SKPD/OPD

Sasaran Strategis: TERLAKSANANYA KAJIAN


GOALS

Sasaran
KEBIJAKAN
Strategis
/Result

Program A
Program
ACTIVITY

Kegiatan Kegiatan A.1

Anggaran Rp. xxx.xxx.,-

©oaching
TIPE
INDIKATOR KINERJA
- KUALITATIF
(TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS)
- KUANTITATIF ABSOLUT
(JUMLAH PASIEN)
- PERSENTASE
(PERSENTASE PASANGAN USIA SUBUR YANG MENJADI AKSEPTOR KB)
- RASIO
(RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK)
- RATA-RATA
(ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)
- INDEKS
(INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA/HDI)

©oaching
®onn 2006
INDIKATOR KINERJA YANG TIDAK DAPAT DIUKUR
SECARA OBYEKTIF

SASARAN INDIKATOR KINERJA


Meningkatnya peran serta tokoh Tingkat KEBERDAYAAN
masyarakat dalam mewujudkan masyarakat pedesaan.
kehidupan yang harmoni. Tingkat KEPEKAAN masyarakat
terhadap informasi.
Meningkatnya peran dan fungsi Meningkatnya PERANAN tokoh
rumah ibadah dalam berbagai agama dan ormas dalam
kegiatan ekonomi, kepemudaan, pembangunan agama.
kesenian, dan lain-lain.
Berkembangnya pola pembinaan Tercapainya KEAMANAN dan
keamanan dan ketertiban KENYAMANAN Lingkungan.
masyarakat secara mandiri. Terciptanya situasi yang
KONDUSIF dan TERKENDALI.
Terciptanya KERUKUNAN umat
beragama.
©oaching
INDIKATOR KINERJA YANG TIDAK RELEVAN

SASARAN INDIKATOR KINERJA

Meningkatkan partisipasi tiap Meningkatnya kompetensi tenaga


jenjang Pendidikan. pendidik.
Meningkatnya perekonomian Terlaksananya pengelolaan dan
berbasis potensi daerah. pemanfaatan hutan.
Terciptanya masyarakat yang cinta
lingkungan / alam.
Terlatihnya petani dan pelaku
agribisnis.
Meningkatnya daya saing produk Terpenuhinya monitoring, evaluasi,
pertanian dan perkebunan. dan pelaporan.
Terkumpulnya data perkebunan
yang benar.

©oaching
HUBUNGAN ANTARA
INDIKATOR KINERJA DENGAN KINERJA

KONDISI:
MENINGKATNYA PRODUKSI, PRODUKTIVITAS, DAN NILAI
TAMBAH PERTANIAN

?
INDIKATOR INDIKATOR
INDIKATOR
KINERJA: KINERJA:
KINERJA:
PRODUKTIVITAS NILAI TAMBAH
PRODUKSI
PERTANIAN

? ? ®onn 2009
Kasus 2:
Sasaran Strategis tidak berorientasi hasil

Sasaran
Pembangunan
Nasional Indikator:
• Berorientasi output, tidak
berorientasi hasil
• Tidak menjawab amanat UU

Instansi
Pemerintah /
SKPD/OPD

Sasaran Strategis: Meningkatnya kontribusi Koperasi


GOALS

Sasaran
dan UKM dalam perekonomian
Strategis
Indikator : Paket fasilitasi pendampingan untuk promosi dan
/Result
pemasaran bagi usaha mikro kecil

Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis


Program
Usaha Mikro
ACTIVITY

Kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran bagi usaha


mikro.

Anggaran Rp. xxx.xxx.,-

©oaching
CONTOH INEFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

SASARAN: Meningkatnya pemenuhan hak anak, termasuk tindakan


afirmasi bagi anak dalam kondisi khusus
Indikator:
• Jumlah kebijakan pemenuhan hak anak
• Jumlah K/L Pemda yang melaksanakan kebijakan pemenuhan hak
anak

PROGRAM: Program Perlindungan Anak


KEGIATAN: Pengawasan
KEGIATAN: Perlindungan anak KEGIATAN: Perlindungan hak anak atas
Pelaksanaan Perlindungan Anak
berkebutuhan khusus kesehatan dan kesejahteraan
(KPAI)c
Indikator: Uji coba model lembaga
Indikator: Identifikasi dan persiapan pembinaan anak yang berhadapan Indikator: Pelatihan Perlindungan Anak
model lembaga pembinaan anak dengan hukum Terpadu Berbasis Masyarakat
yang berhadapan dengan hukum
Anggaran:
Anggaran: Rp637,920,0000
Anggaran: Rp548,440,000 Rp308,000,000

Indikator keberhasilan sasaran tidak tepat. Hal ini menyebabkan


program/kegiatan tidak memiliki arah/fokus
©oaching
PENETAPAN TARGET
KEADAAN SEKARANG: TERLALU
TINGGI
• MEMBUTUHKAN DATA KINERJA YANG
ANDAL
KEADAAN YANG INGIN DICAPAI:
• MEMPERHITUNGKAN SUMBER DAYA YANG
DIMILIKI
– ANGGARAN
– KEWENANGAN
– STRUKTUR ORGANISASI
– SUMBER DAYA MANUSIA
– TEKNOLOGI
• MEMANFAATKAN PIHAK EKSTERNAL
SEBAGAI SUMBER DAYA
– KOORDINASI
– KERJASAMA TERLALU
– EDUKASI RENDAH
©oaching
®onn 2002
E-Performance Based Budgeting

e-Performance Based Budgeting

PRIORITAS PROGRAM
ANGGARAN
NASIONAL KEGIATAN

Program Follow Result Money Follow Program

meningkatkan efektifitas dan mencegah program/ kegiatan


mengurangi pemborosan “siluman” dan mencegah
anggaran penyimpangan
©oaching
©oaching
CONTOH INEFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN
Badan Keamanan Laut

SASARAN: Meningkatnya keamanan dan keselamatan di wilayah


perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia
Indikator:
• % Menurunnya Tingkat Gangguan Keamanan dan Pelanggaran
Hukum yang terjadi di wilayah
• % tingkat kepatuhan para pengguna kepentingan di laut
• % jumlah penyelesaian perkara/kasus tindak pidana di wilayah
perairan Indonesia

PROGRAM: Program Peningkatan Keamanan dan Keselamatan di Laut

Indikator:
• % menurunnya Tingkat Gangguan Keamanan dan Pelanggaran Hukum yang terjadi di wilayah
perairan Indonesia
• % tingkat kepatuhan para pengguna kepentingan di laut
• % jumlah penyelesaian perkara/kasus tindak pidana di wilayah perairan Indonesia dan wilayah
yurisdiksi indonesia yang diproses/ditangani
KEGIATAN: Penyiapan Kebijakan Keamanan Dan KEGIATAN: Peningkatan Pengelolaan Informasi, Hukum Dan
Keselamatan Laut Kerjasama Keamanan Dan Keselamatan Laut
Indikator: Indikator:
• Jumlah rekomendasi kebijakan keamanan dan • Jumlah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dan
keselamatan laut informasi kamla
• Jumlah dokumen strategi keamanan dan keselamatan • Jumlah kegiatan advokasi dan penegakan hukum kamla
laut • Jumlah kegiatan dan forum kerjasama kamla
• Jumlah laporan litbang keamanan dan keselamatan
laut Anggaran: Rp9,675,000,000
Anggaran: Rp20,164,000,000
Kegiatan dan indikator keberhasilannya tidak relevan dalam mendukung Sasaran/hasil/outcome yang ingin
dicapai sehingga berpotensi menimbulkan inefisiensi
©oaching
CONTOH INEFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN
Kab. Deli Serdang

SASARAN: Meningkatnya persentase penduduk yang memiliki


jaminan kesehatan
Indikator: % penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

PROGRAM: Program upaya kesehatan masyarakat

Indikator:
• % penduduk yang memiliki jaminan kesehatan;
• Jumlah puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan masyarakat

KEGIATAN: Pelayanan Kefarmasian


dan Alat Kesehatan KEGIATAN: Peningkatan KEGIATAN: Peningkatan
Kesehatan Masyarakat Pelayanan dan Penanggulangan
Indikator: Jumlah Petugas Analis Masalah Kesehatan
Indikator: Jumlah Puskesmas yang
Puskesmas yang mengikuti Indikator: Jumlah puskesmas yang
Dibina
Workshop Pemantapan mengikuti pertemuan
Penggunaan Alat Laboratorium Anggaran:
Anggaran:
Anggaran: Rp126,000,000
Rp5,428,000,000
Rp40,000,000
Program/Kegiatan tidak memiliki kaitan langsung dengan
Pencapaian Sasaran
©oaching
CONTOH INEFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN
Kementerian dan Pemuda Olahraga

SASARAN: Meningkatnya Prestasi olahraga di tingkat regional dan


internasional
Indikator: Perolehan medali pada multi event olahraga
internasional
SASARAN PROGRAM: Meningkatnya Prestasi olahraga di
tingkat regional dan insternasional
Indikator: Perolehan medali pada multi event olahraga
internasional

SASARAN KEGIATAN: Pembibitan dan IPTEK Olahraga


Indikator:
• Jumlah naskah kebijakan
• Jumlah fasilitasi bidang pengkajian iptek olahraga
• Jumlah fasilitas uji coba dan pendayagunaan iptek olahraga
• Jumlah fasilitas desiminasi iptek olahraga
Anggaran: Rp22.886.000.000

Kegiatan yang dilaksanakan tidak memiliki kaitan dengan pencapaian sasaran strategis

©oaching

You might also like