Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 32

Anatomi Fisiologi Sistem Konduksi

Jantung adalah sebuah sistem Anatomi fisiologi


yang mempunyai otomatisasi
dan irama kontraksi yang sistem konduksi
teratur. Di mana sistem
impuls (daya listrik)
memberikan rangsangan
pada miokard untuk
melakukan kontraksi sebagai
sebuah sistem mekanik.
Kemampuan impuls ini
dilakolisasi oleh jaringan
neuromuskuler spesial yang
disebut sistem konduksi.
Sinoatrial (SA) Node
Internodal atrial
Atrioventrikuler (AV)
node
His Bundle (berkas his)
Right-Left Bundles
Branch (cabang berkas
kanan dan kiri)
System purkinje (serabut
purkinye)
 Bila salah satu dan atau semua pacu jantung alami
tidak memberikan impuls sesuai dengan
kebutuhan, diperlukan suatu alat yang
memberikan impuls buatan dengan tujuan
menaikkan impuls listrik. Pacu jantung ini bersifat
sementara ( TPM-Temporary Pacemaker ) atau
menetap (PPM-Permanent Pacemaker)
Indikasi pemasangan TPM

Disfungsi SA Node :

 Sinus Bradikardi
dengan gejala
 Sinus Arrest
 Sinus Block > 3
detik disertai gejala
 Sinus Sick Sindrom
(Brady Tachy Sinus)
Indikasi pemasangan
TPM

Disfungsi hantaran AV Node

 AVB derajat 3
(intermitten, persisten)
 AVB derajat 2 tipe II
(intermitten, persisten)
 AVB derajat 2 tipe I
disertai dengan gejala
 AF normo respon
 Kongenital CHB
Tanda dan gejala yang menyertai indikasi
pemasangan TPM dan PPM :

Syncope

Pusing

Cepat lelah
Berdebar debar

Bingung

Nafas pendek

Terasa berat di dada

Exercise intolerance

CHF
oTranscutaneous

oTransthoracic

oTransvenous

oEpicardial
 Generator
 Kabel penghubung
 Elektrode
 Fixed rate/ ashynchronous rate/ competitive rate
Generator memberikan pacuan sesuai dengan setting yang diberikan
tanpa melihat adanya impuls dari jantung (own beats)

 Demand / shynchronous rate


Generator akan memberikan impuls sesuai dengan kebutuhan,
dimana terdapat own beats generator tidak akan memberikan
impuls, sedangkan ketika tidak terjadi own beat generator akan
memberikan impuls
PENAMAAN KODE/ MODE PACU
JANTUNG

1 2 3 4 (optional) 5
Posisi Ruang yang Ruang Respon thd Kemampuan Fungsi anti
Fungsi dipacu yang di ruang yang diprogram tachyarrytmi
sense disense a

O (tidak ada) O (tidak O (tidak ada) O (tidak ada) O (tidak ada)


ada)
A (atrium) A (atrium) T (ditrigger) P P (pacu)
(programmable)
V (ventricle) V I (dihambat) M (multi S (shock)
(ventricle) program)
D (keduanya) D D (ditrigger C D
(keduanya) dan (communicating) (keduanya)
dihambatd) R(rate
modulation)
KOMPONEN SETTING/ PROGRAM PACU
JANTUNG

Rate control/ rate pacuan


Menggambarkan berapa kali impuls akan diberikan/ digunakan :
30 – 180 X/menit

 Output control (mA)

 Jumlah kuat arus yang diberikan generator untuk merangsang jantung


berdepolarisasi
 Titik point disebut sebagai threshold ouput/ ambang pacu yang dikuti respon
miokard pada rangsangan (capture)
 Kuat arus 0.1 – 20 mA.

Sensitivity control (mV)


 Seberapa besar kemampuan TPM dapat mendeteksi (sensor) aktifitas intrinsic
listrik jantung.
Dipasang antara 1- 20 mV
Pengukuran treshold ouput

Tentukan pacuan 20% diatas rate pasien (10


beat/menit diatas HR pasien)
Sensitivity pada posisi demand
Control output pada posisi 5 mA (99% selalu
capture) sehingga lampu pacing menyala.
Turunkan nilai output sampai gambaran EKG
tidak capture. Gambaran capture nilai terakhir
adalah ambang output
Setting output adalah dua kali nilai ambang
(treshold)
Pengukuran treshold sensitivity

1) Diberikan 1.5 – 3.0 mV (tanpa diukur – secara ilmiah


dan pengalaman aman)
2) Menggunakan threshold sensitivity
 Tentukan rate pacuan 20% dibawah rate pasien ( 10
beat/menit dibawah HR pasien)
 Tentukan output 5 mA atau nilai yang sudah diukur.
 Lihat lampu sense menyala.
 Pertama nilai sensitivity pada 1 mV. Kemudian
dinaikkan sampai terlihat lampu pacuan menyala dan
gambaran EKG capture disebut sebagai threshold
sensitivity.
Gambaran Pacing dan Sensing
Normal
Gambaran Sensitivity Pacing

Setting sensitivity pada 0.5 nilai threshold sensitivity.semakin kecil nilai


sensitivity yang di setting semakin kecil TPM mendeteksi aktifitas listrik
sehingga dapat mendeteksi gelombang P, dan atau interferensi luar
(artifak) disebut sebagai OVERSENSING.

Semakin tinggi setting sensitivity (tanpa mengukur threshold sentivity)


akan semakin asyncrhronous disebut UNDERSENSING.
PEMECAHAN MASALAH/ THROUBLESHOOTING

Lost of Capture
TPM gagal merangsang jantung untuk
berdepolarisasi. Bisa terjadi antara lain :
1) Generator memberi stimulus dan lampu pacuan
menyala tapi di EKG tidak nampak spike,maka alat
konduktor tidak menghantar impuls ( ekternal
maupun internal ) atau impuls tidak sampai
miokard.
PEMECAHAN MASALAH/ THROUBLESHOOTING

NO KEMUNGKINAN PENYEBAB INTERVENSI

1 Hubungan kabel konduktor Perbaiki sirkuit luar antara generator


penghubung dengan konduktor dan kabel penyambung

2 Hubungan kabel penghubung Perbaiki sirkuit luar antara kabel


dengan electrode penyambung dan elektrode

3 Mobilisasi electrode dengan Bila belum juga terlihat spike


distal miokard masukkan sedikit electrode lewat
sheat; call dokter
4 Battery Failure Ganti baterai
PEMECAHAN MASALAH/ THROUBLESHOOTING

Lost of Capture

2) Bila generator menyala dan gambaran


EKG spike tapi tidak capture
Where’s the QRS?
PEMECAHAN MASALAH/ THROUBLESHOOTING

NO KEMUNGKINAN PENYEBAB INTERVENSI

1 Tahanan tinggi oleh sikatrik/


bekuan pada distal electrode,
infark endokard distal
elektrode
2 Posisi lead berubah Kolaborasi tentang reposisi lead

3 Wire/ lead patah (fracture) Reposisi atau ganti lead

4 Output setting terlalu rendah Naikkan threshold capture sampai


di atas 5 mA
Undersensing
Kegagalan pacu jantung mendeteksi adanya listrik
(gel P atau gel R) dalam jantung dimana pacu
jantung selalu menstimulus sesuai program pacing
rate.
NO KEMUNGKINAN INTERVENSI
PENYEBAB
1 Tidak adekuatnya sinyal
jantung
2 Connecting lepas Cek generator dari baterai,
konekting, wire/lead

3 Lead rusak/ berubah Reposisi atau ganti lead


posisi
4 Setting sensitivity terlalu Setting sensitivity 0.5 dari
tinggi threshold sensitivity
Oversensing
Pacu jantung mendeteksi aktifitas listrik dari sumber
lain, seperti aktifitas listrik otot skeletal, interferensi
elektromagnetik, gel T atau gel P sehingga pacu jantung
selalu dihambat memberi stimulus.
N KEMUNGKINAN PENYEBAB INTERVENSI
O
1 Sensing gel T, gel P, muscle
sensing
2 Lead/ konduktor/ rusak/ patah/ Cek generator dan konekting
robek serta lead. Pastikan terfiksasi
dengan benar

3 Setting sensitivity terlalu tinggi Menaikkan sensitivity sampai


batas aman (1.5 – 3 mV) atau
mengukur 0.5 dari threshold
sensitivity
PEMASANGAN PACU JANTUNG SEMENTARA
Biasanya bersifat emergensi dan
menyangkut hal:

• Fisik : pasien tanpa dipuasakan, cukur daerah


untuk memasukkan lead (insert area). Ukur tanda
vital dan catat.
• Admininstrasi : pemberian pernyataan tindakan
medik dalam bentuk surat ijin dan surat jaminan.
•Mental : pemberian penjelasan tentang
pemasangan pacu jantung tersebut, cara,
maksud, dan tujuan serta komplikasi
TEKNIK PEMASANGAN
ELEKTRODE
Salah
satu teknik emergensi yang paling sering digunakan
dalam pemasangan electrode adalah dengan teknik pemasangan
melalui vena (tranvenous) dengan cara percutaneous dengan
menggunakan vena vena sebagai berikut :

1) Vena femoralis kanan atau kiri


2) Vena mediana cubiti (lengan tangan) kanan atau kiri
3) Vena subklavia kanan atau kiri
4) Vena julgularis kanan atau kiri
5) Vena cephalica kanan atau kiri

Pada umunya menggunankan vena vena sebelah kanan.


Infeksi daerah sekitar punksi (insert area)
Electrode berubah posisi (misplacement)
Ventrikel perforasi (tamponade)
Trombosis – emboli
Pneumothoraks
Malfungsi generator
Alat dan Bahan
• Non steril : generator dan kabel penghubung
• Steril :
• Set diagnostic
• Baju : 2 buah
• Duk bolong
• Laken kecil
• Korentang
• Bengkok
• Beberapa kassa
• Jarum pungsi atau abocath (nomer 18/20)
• Syringe 10 cc untuk Lidokain 2% dan flushing
• Syringe 2,5 cc untuk aspirasi
• Benang jahit dan jarum untuk fiksasi electrode
• Sheath set, electrode bipolar sesuai dengan
ukuran sheath
Setelah semua siap, pasien dibawa ke ruang tindakan.
1) Perekaman EKG 6 sandapan EKG ekstremitas
2) Preparasi dengan bethadine cair dan sterilkan area yang akan
digunakan
3) Operator (dokter) melakukan anestesi local di daerah yang
akan di pungsi
4) Puncture/ pungsi vena yang akan kita pungsi
5) Pastikan vena tersebut terkanulasi, masukkan sheath terlebih
dahulu masukkan wire, kemudian jarum dicabut, tinggal wire,
kemudian masukkan sheath, lalu wire dan dilator dicabut. Jadi
tertingal hanya tinggal sheath. Kemudian diaspirasi sheath
tersebut melalui threeway yang tersedia dan dilakukan
flushing agar terbebas dari bekuan darah.
Masukkan electrode melalui sheath sampai ke ruang ruang jantung yang
kita inginkan (ventrikel kanan), setelah betul lokasi yang kita inginkan
kemudian kita hubungkan electrode tersebut dengan kabel (sebelumnya
kabel telah tersambung ke generator) sesuai muatannya positif ke positif,
negative ke negative.
Set generator :
Pacing rate di atas HR pasien
Output kita pasang 5mA
Sensitivity kita pasang demand atau 1.5 – 3.0 mV
Kemudian kita nyalakan generator, dengan menekan tombol ON
Kemudian kita lihat pada generator lampu pacing menyala/ tidak,
pastikan menyala dan pastikan capture pada gambaran EKG.
Setelah benar benar capture,kita ukur threshold output, ingat threshold
output harus dibawah 1 mA
 Kemudian kita ukur kita ukur threshold
sensitivity, bila pasien dengan hemodinamik
stabil (tidak terganggu). Atau kita pasang pada
daerah yang aman yaitu 1.5 – 3.0 mV
 Setelah selesai semua kita fiksasi sheath dan
electrode tersebut dengan menjahit pada kulit
pasien. Dan kita tutup luka tersebut dengan
kassa steril yang telah diberi betadhin cair
kemudian difiksasi dengan dengan plester.
 Perekaman sandapan EKG 6 sandapan terakhir
 Pasien dipindah ke ruangan.

You might also like