Communication For Baby

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 24

COMMUNICATION

FOR BABY AND CHILDREN

ANDRIA PRAGHOLAPATI, NERS., M.KEP


LEARNING OBJECTIVES
 Cara komunikasi pada bayi dan anak
 Jenis komunikasi pada bayi dan anak
 Teknik komunikasi pada bayi dan anak
 Strategi pada bayi dan anak

Homework:
Definition
 Komunikasi terapeutik: suatu interaksi
interpersonal antara perawat dan klien,
yg selama interaksi berlangsung
perawat berfokus pada kebutuhan
khusus klien untuk meningkatkan
pertukaran informasi yg efektif antara
perawat dan klien.
 Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi
dan anak ketika mereka bermain untuk membuat
mereka berpartisipasi.
Cara Komunikasi Berdasarkan
Tingkat Perkembangan Anak
 Bayi (0–18 Bulan)
 Bayi mengomunikasikan kebutuhan menggunakan cara yang
paling sederhana yaitu menangis. Respons lingkungan terhadap
tangisan bayi mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk
kehidupan bayi di masa datang. Menurut Ericson, respons
lingkungan yang sesuai akan mengembangkan rasa
percaya diri bayi akan perilakunya dan rasa percaya bayi
pada orang lain. Kegagalan pemenuhan kebutuhan pada
masa ini akan mengakibatkan rasa tidak percaya pada
diri sendiri dan orang lain serta perilaku menarik diri.
Karakteristik Normal
 Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
 Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit
 Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yg tidak
dikenalnya
 Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
 Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
 Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat
bertemu dengan orang yg tidak dikenalnya
 Mendengarkan musik atau bernyanyi dgn senang
 Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
 Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
 Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membantingnya
 Prasekolah (18 Bulan–5 Tahun)
 Anak prasekolah mulai membina hubungan dengan lingkungan
di luar keluarganya. Anak membutuhkan dukungan dan bantuan
dari keluarga dalam hal pemberian pengakuan yang positif
terhadap perilaku anak yang adaptif sehingga anak dapat
mengembangkan kemampuan berhubungan yang dimilikinya.
Hal tersebut merupakan dasar rasa otonomi anak yang nantinya
akan berkembang menjadi kemampuan hubungan
interdependen. Kegagalan anak dalam berhubungan dengan
lingkungan dan disertai respons keluarga yang negatif akan
mengakibatkan anak menjadi tidak mampu pengontrol diri,
tidak mandiri, ragu, menarik diri, kurang percaya diri, pesimis,
dan takut perilakunya salah.
 Anak Sekolah (6–12 Tahun)
 Anak sekolah mulai meningkatkan hubungannya pada
lingkungan sekolah. Di usia ini anak akan mengenal kerja sama,
kompetisi, dan kompromi. Pergaulan dengan orang dewasa di
luar keluarga mempunyai arti penting karena dapat menjadi
sumber pendukung bagi anak. Hal itu dibutuhkan karena konflik
sering kali terjadi akibat adanya pembatasan dan dukungan
yang kurang konsisten dari keluarga. Kegagalan membina
hubungan dengan teman sekolah, dukungan luar yang tidak
adekuat, serta inkonsistensi dari orang tua akan menimbulkan
rasa frustasi terhadap kemampuannya, merasa tidak mampu,
putus asa, dan menarik diri dari lingkungannya.
Strategi Komunikasi
 Bayi (0-1 tahun)
Bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal, (mis:
menangis) karena bayi tidak dapat menggunakan kata-kata
Bayi merespons tingkah laku non-verbal pemberi perawatan.
Mereka akan tenang dgn kontak fisik yg dekat.
Bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yg lembut
meskipun kata-katanya tidak dimengerti.
Suara yg keras dan kasar akan membuat bayi ketakutan
Bayi yg agak besar (6bulan) mengalami kecemasan karena
berpisah; karena itu orang tua harus mengawasi ketika bayi
digendong oleh orang asing.
 Todler (1-3 tahun) atau anak pra
sekolah (3-5 tahun)
Anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal
Anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yg
berhubungan dgn dirinya
Anak tidak dapat membedakan fantasi dan kenyataan
Anak memahami analogi hanya secara literal (mis. Anak harus
diizinkan untuk melakukan eksplorasi pada lingkungan)
Anak harus diizinkan menjelajah lingkungan (mis.memegang
stetoskop)
Anak memahami kalimat yg pendek dan sederhana, kata-kata yg
dipahami dan penjelasan yg konkret.
 Anak usia sekolah (umur 5-12 tahun)
Anak mencari alasan dan penjelasan atas segala sesuatu namun
tidak membutuhkan pengesahan
Anak tertarik dalam aspek fungsional objek dan kegiatan (apa yg
akan terjadi, kenapa hal itu terjadi)
Anak memperhatikan integritas tubuh
Anak harus diizinkan untuk memanipulasi perlengkapan (mis.
Memegang palu perkusi)
Anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstasikannya
Anak harus diizinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan
keheranan.
Professional communication
skills for nurses.
 Kembangkan pemahaman sesuai dgn norma perkembangan usia
 Komunikasikan dgn hormat dan jujur
 Kaji dan gunakan kosa kata yg sesuai dgn tingkat pemahaman anak
 Kaji kebutuhan anak berhubungan dgn situasi yg mendesak
 Kaji kapasitas anak untuk berhasil menghadapi perubahan
 Gunakan komunikasi non verbal dan cara lain untuk berkomunikasi (seperti
kontak mata, ekpresi wajah)
 Bekerja untuk mengembangkan rasa percaya melalui kejujuran dan sikap
konsisten
 Interpretasikan tanda non verbal anak dgn mengungkapkannya secara verbal
 Gunakan humor dan mendengar aktif untuk membangun hubungan
 Tingkatkan keterampilan koping dengan memberikan kesempatan untuk kreatif,
permainan yg tidak terstruktur.
 Gunakan teknik komunikasi tidak langsung sesuai usia(contoh, bercerita,
membuat gambar, menulis kreatif)
 Gunakan alat komunikasi alternatif, tambahan pada aanak dengan kebutuhan
khusus (seperti, bahasa tanda, program komunikasi menggunakan komputer).
TEKNIK KOMUNIKASI
 WHALEY&WONG’S, 1995

1. Teknik Verbal
a. Pesan”Saya”  nyatakan perasaan ttg perilaku
bukan “Anda”
Contoh: saya ingin melihat anda menjadi lebih baik
b. Teknik orang ketiga
Pasien infan&toddler  dgn org terdekat pasien.
c. Facilitative Responding (Respon Fasilitatif)
Teknik mendengar dgn perhatian&cerminkan kembali
pada pasien perasaan dan isi pernyataan yg mereka
ungkapkan.
d. Storrytelling (bercerita)
e. Saling Bercerita
f. Bliblioterapi
-Kaji perkembangan emosi dan kognitif u/ memahami kesiapan memahami pesan
dari buku
-Kenali isi buku (pesan yg disampaikan/tujuannya)&usia yg sesuai u/ buku itu
-Bacakan buku tersebut bila si anak tdk dapat membaca
-Gali makna buku itu bersama si anak dgn memintanya u/ melakukan hal2 berikut:
*menceritakan kmbali cerita buku itu
*membaca bagian khusus dgn perawat/orang tua
*melukiskan gambar yg berhubungan dgn cerita dan mendiskusikan gambar tsbt
*membicarakan ttg karakter
*meringkas moral/arti dari cerita.
g. Dreams (mimpi)
h. “Waht if” Questions (bagaimana jika)
i.Three Wishes (Tiga harapan)
j. Permainan Peringkat (1-10, wajah
sedih-senang) kejadian dan perasaan
k. Permainan Asosiasi kata
l. Melengkapi Kalimat : “Yang paling saya
sukai ttg sekolah adalah.......”
m. Pros and cons (Pro dan Kontra/Baik
buruknya) “berada di rs” lima hal yg
baik dan lima hal yg buruk.
2. Teknik Non Verbal
a. Writing (Menulis)

b. Magis

c. Play (bermain)

d. Menggambar
Menggambar
 Evaluasi Gambar
 Gunakan gambar spontan dan evaluasi lebih
dari satu gambar bila mungkin
 Interpretasi dlm pandangan informai lain yg
tersedia ttg anak dan keluarga
 Interpretasi gambar sebagai keseluruhan,
bukan memfokuskan pada detil khusus dari
gambar
Pertimbangkan elemen individual dari
gambar yg mungkin bermakna:
 Jenis kelamin yg digambar pertama 
persepsi ttg peran seksnya sendiri
 Ukuran figur individu mengekspresikan
kepentingan kekuatan/kekuasaan
 Pesan diamana figur digambarkan
mengekspresikan prioritas dlm hal
kepentingan
 Posisi anak dlm hubungannya dgn anggta
keluarga mengekspresikan perasaan ttg
status atau kelompok.
Pertimbangkan elemen individual dari
gambar yg mungkin bermakna:
 Mengesampingkan seorang anggota dpt menunjukkan perasaan
tidak dimiliki/keinginan u/ menyingkirkan
 Bagian-bagian yg menonjol biasanya mengekspresikan
perhatian pd area-area dgn kepentingan khusus
 Tidak ada / adanya lengan dan tangan yg belum sempurna
menunjukkan rasa takut, kepasifan, atau imaturitas intelektual,
gambar kaki yg kecil sekali  tidak stabil dpt merupakan
ekspresi rasa tdk aman, dan tangan yg tersembunyi dpt berarti
perasaan bersalah.
 Penempatan gambar pada halaman dan tipe coretan;
penggunaan kertas yg bebas dan tegas, coretan yg
berkelanjutan mengekspresikan rasa tidak aman.
 Penghapusan, bayangan, atau garis silang mengekspresikan
keraguan, perhatian, atau kecemasan terhadap area tertentu.
Komunikasi Efektif dgn
Keluarga
 Beri kesempatan orangtua
untuk berbicara
 Mendengar dgn aktif apa yg
disampaikan orang tua
 Diam
 Empati
 Anticipary Guidance
(memperluas pemberian
informasi)

You might also like