27 Asuhan Masa Nifas - Dr. Monika F.farid, SpOG, M.kes

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 19

dr. Monika Fitria Farid, Sp.

OG
Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik
mampu :
 Melakukan asuhan nifas
 Keterampilan :
 Melakukan asuhan nifas normal
 Menatalaksana kelainan payudara pada masa
nifas
 Menatalaksana sepsis puerpuralis
 Menatalaksana kelainan psikiatri pasca persalinan
Tujuan Pembelajaran Metode Penilaian
1. Memahami fisiologi nifas Ujian lisan dan tulis

2. Memahami batasan, etiologi, diagnosis, Ujian lisan dan tulis


penatalaksanaan kelainan payudara, sepsis
peurpuralis dan kelainan psikiatri pasca
persalinan
3. Mampu melakukan asuhan nifas normal Ujian lisan dan tulis

4. Mampu menatalaksana kelainan payudara Penilaian kompetensi  daftar tilik


pada masa nifas Penilaian selama diskusi, praktik dan kinerja
Pemenuhan syarat dan jumlah keterampilan
yang tertera di dalam buku log
5. Mampu menatalaksana sepsis puerpuralis Penilaian kompetensi  daftar tilik
Penilaian selama diskusi, praktik dan kinerja
Pemenuhan syarat dan jumlah keterampilan
yang tertera di dalam buku log
6. Mampu menatalaksana kelainan psikiatri Penilaian kompetensi  daftar tilik
pasca persalinan Penilaian selama diskusi, praktik dan kinerja
Pemenuhan syarat dan jumlah keterampilan
yang tertera di dalam buku log
 Masa puerperium atau masa nifas adalah
masa yang dimulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan
tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu
3 bulan.
 Lokia adalah secret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina dalam masa nifas.
 Secara mikroskopis, lokia terdiri dari
eritrosit, sisa sel decidua, epitel dan bakteri.
 Lokhia memiliki bau yang khas 1-3.
Macam-macam lokia:
 Kruenta = rubra – hari ke 2
 Sanguinolenta = hari ke 3 – 7
 Serosa = kuning hari ke 7 – 14
 Alba = putih – setelah 2 minggu
 Purulenta = cairan seperti nanah, berbau 
terjadi infeksi
 Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum.
 Berat normal : 1000 gr
 1 minggu postpartum  500 g
 2 minggu postpartum  300 g
 6 minggu postpartum  40 – 60 g
 8 minggu postpartum  30 g (Normal)
 Pasca persalinan, perhatikan tinggi fundus
 Setelah janin lahir  setinggi pusat
 Setelah plasenta lahir  2 jari bawah pusat
 Hari 5  7 cm di atas simfisis / ½ simfisis – pusat
 Hari 12  tak teraba
 Persalinan  regangan (terutama rugae)

 Normal vagina  kembali 3 minggu


 OUE besar & retak  robek samping
 OUE / OUI  terbuka
 Batas korpus uteri & serviks cincin
 PD : teraba berbentuk bibir
 Ligamentum
 Fascia Teregang
 Diafragma pelvis
 Posisi uterus bisa ke belakang / retrofleksi 
lig. rotundum menjadi tegang
 Episiotomi
 Medial
 Mediolateral Bisa sembuh
 Lateral kecuali ada infeksi
 Pada vagina
 Pada serviks
 Dipengaruhi oleh lactogenic hormone (LH) 
rangsang air susu
 Setelah persalinan, pengaruh supresi
estrogen dan progesteron menurun, maka
timbul pengaruh hormon laktogenik atau
prolaktin yang akan merangsang air susu.
 Dengan meningkatnya prolaktin, terjadi
produksi air susu, sementara oksitosin
menyebabkan kontraksi mamma yang
membantu pengeluaran ASI.
 Infeksi pada dan melalui traktus genitalis
setelah persalinan.
 Suhu ≥ 38C antara hari ke 2 – 10 postpartum
dan diukur per oral sedikitnya 4 kali sehari
disebut sebagai morbiding puerperalis.
 Kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam
masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika
tidak kditemukan sebab-sebab ektragenital
 kurang gizi atau malnutrisi
 anemia
 higiene
 proses persalinan bermasalah:
 partus lama/macet
 korioamnionitis
 persalinan traumatik
 kurang baiknya proses pencegahan infeksi
 periksa dalam yang berlebihan
 Infeksi dapat berupa :
 Vulvitis
 Vaginintis
 Servisitis
 Endometritis

 Dapat lebih jauh menjadi :


 Septikemia / piemia
 Peritonitis
 Parametritis
 PENCEGAHAN
 Selama kehamilan
▪ Perbaiki gizi
▪ Koitus pada hamil tua sebaiknya tidak dilakukan (pecah
ketuban infeksi)
 Selama persalinan
▪ Membatasi kemungkinan masuknya kuman-kuman kedalam
jalan lahir
▪ Mencegah persalinan tidak berlarut-larut
▪ Tindakan persalinan dengan trauma sesedikit mungkin
▪ Mencegah terjadinya perdarahan banyak
 Antibiotika:kultur dan test sensitivitas
 Antibiotika tetap diberikan sebelum hasil kultur
(+)
 Dapat diberikan antibiotika spektrum luas
 PROGNOSIS
 Tergantung dari virulensi dan luasnya infeksi

You might also like