Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 22

WALK THROUGH SURVEY

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

PERUSAHAAN TORISHIMA GUNA INDONESIA


KELOMPOK B 03. KESEHATAN KERJA DAN ERGONOMI

Disusun Oleh:
dr. Debby Seresthia Silaban
dr. Farrah Erman
dr. Evita Adiningtyas
dr. Andhiky R. Madangsai
dr. Maizar A. Iskandar
dr. Adindha Yulianti
dr. Syafira Andiani
dr. Iryulinda Mukhtiaranti
dr. Amanda Octavia Putri
Latar Belakang
 Kegiatan produksi industri memiliki
potensi bahaya yang berasal dari
bahan baku, cara kerja, proses
produksi dan beban kerja

 Berakhir menjadi kecacatan bahkan


kematian.
 Antisipasi terhadap potensi bahaya tersebut harus
dilaksanakan sedini mungkin. Selain pengamanan
terhadap peralatan/teknologi diperlukan juga
kondisi yang optimal untuk tenaga kerja
Sistem Manajemen K3

Produktivitas
Tempat kerja meningkat
aman dan
efisien
Pengendalian
resiko kerja

Sistem
manajemen
kesehatan dan
keselamatan
kerja
Landasan Hukum
- Undang Undang Dasar tahun 1945 pasal 27 ayat 2
- Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
- Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3
- Permenaker No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
- Permenkes No. 09 Tahun 2014 tentang Klinik
- Permenkes No.15 Tahun 2008 tentang P3K
-Permenaker No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
 UU No 36 Tahun 2009 Bab XII pasal 164
(1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
(2) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas
terjadinya kecelakaan kerja.
(7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas
kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan

Pasal 165
(1) Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Ergonomi

Ergon Nomos
(Kerja) (Aturan)

Aspek manusia dalam lingkungan kerja yang


ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
manajemen dan desain / perancangan.
Aplikasi / penerapan Ergonomik

1. Posisi Kerja
2. Proses Kerja
3. Tata Letak Tempat Kerja
4. Mengangkat Beban
Survei Pengamatan

Tanggal dan Waktu Pengamatan


Jumat, tanggal 23 Oktober 2015 mulai pukul 11.00 hingga pukul 12.30 WIB.

Lokasi Pengamatan
PT. Torishima Guna Indonesia yang merupakan perusahaan manufaktur dibidang pembuatan
pompa yang berlokasi di jl. Selayar II Blok H12 Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat.
Company Profile PT. Torishima Guna Indonesia

Total Karyawan 60 Orang


 Workshop : Jam Kerja : 08.00 – 17.00
 Office : Jam Kerja : 08.00 - 17.00
 Asuransi :
-90% asuransi perusahaan Torishima Grup
-10% BPJS Ketenagakerjaan
Aspek Ergonomi
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran
1 Cara Kerja Pekerja bekerja dalam posisi Pekerja diberikan Pekerja jangan
jongkok. kursi yang sesuai terlalu lama bekerja
dan juga waktu dalam keadaan
untuk melakukan jongkok. Pengadaan
stretching untuk rolling waktu pada
mengatasi cedera pekerja dalam posisi
otot sendi. jongkok.
.

Pekerja bekerja dalam posisi Kursi diganti dengan


duduk pada kursi yang tidak yang tingginya
sesuai. sesuai, bersandar
sehingga pekerja
bisa meluruskan
punggungnya dan
tidak membungkuk.

Pekerja dalam posisi berdiri. Pengaturan


ketingggian alat
kerja harus
disesuaikan dengan
tinggi pekerja.
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran
2 Klinik Tidak memiliki klinik Dibuatkan ruang Merekrut tenaga
kesehatan dan tenaga khusus klinik medis dan
medis kesehatan dan mengalokasikan
penyediaan ruangan untuk
tenaga medis. ruang kesehatan.

Tidak memiliki data Membuat data Dibuatkan keeping


mengenai penyakit atau keeping record.
tersering ataupun penyakit record dari
akibat kerja. pekerja yang
berobat.

Tidak memiliki alat-alat Penyediaan alat- Disediakan alat-


kegawatdaruratan. alat kegawat- alat kegawat-
daruratan. daruratan.
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran
3 Gizi Perusahaan tidak memiliki Penyuluhan gizi Membentuk kantin
catering sehingga tidak kerja, mengukur sehat.
ada pengaturan menu gizi pekerja, dan
makanan, dan jumlah kalori mengusahakan Membuat daftar
bagi pekerja. adanya catering menu makanan
dan kantin sehat disertakan dengan
yang komposisi,
memproduksi kandungan gizi, dan
makanannya jumlah kalori.
dari bahan
mentah sampai
jadi
Beban Kerja
Beban kerja masih dalam batas normal yaitu 8 jam per hari.
Dengan istirahat makan siang selama 45 menit. Perusahaan
juga memberikan hari libur pada hari Sabtu, Minggu, dan
Hari Libur Nasional.
Untuk kegiatan lembur sebenarnya perusahaan memberikan
batasan waktu 20 jam lembur selama 1 bulan. Namun pada
kenyataanya beban kerja pada kegiatan lembur berlebihan.
Kesehatan Kerja
 PT. Torishima Guna Indonesia tidak tersedia fasilitas in-house clinic dan
tenaga medis bagi para karyawan.

 Kasus-kasus penanganan lebih lanjut, RUJUK :


a. RS Karya Medika Bekasi
b. RS Antam Pulo Gadung.

 Perusahaan hanya menyediakan 1 kotak medis dan juga karyawan yang


terlatih untuk melakukan pertolongan pertama.

 Tidak terdapat data tentang laporan 10 penyakit tersering.

 Fasilitas pelayanan kesehatan -> asuransi perusahaan sebesar 90% dan


sisanya berupa BPJS Ketenagakerjaan.
KESIMPULAN
 Beban kerja pada pekerja tidak terjadi, dikarenakan keseluruhan kegiatan
dilakukan oleh bantuan crane dan juga forklift.

 Pembebanan kerja CUKUP:


- 8 jam/hari -> 45 jam/minggu => diatas 40 jam/minggu dalam 5 hari
kerja (PerMen no 102/MEN/VI/2004)
- Namun pembebanan kerja untuk waktu lembur Berlebih
- waktu lembur : 16 jam dalam sehari,
- jam istirahat : 45 menit ≈ jam kerja 8 jam dirasa kurang
(UU no 13/2003) waktu istirahat sekurang-kurangnya setengah jam setelah
bekerja 4 jam selama terus menerus.

 Perusahaan PT Torishima Turbo Engineering Group tidak mengadakan kerja


sama dengan catering untuk pemenuhan kebutuhan gizi para pekerjanya.
Tidak tersedia fasilitas in-house clinic dan tenaga medis bagi para
karyawan
SARAN

 Jam kerja yang diterapkan disesuaikan dengan peraturan


yang berlaku, mengingat lamanya beban jam kerja yang
diterapkan, dapat membuat proses produksi menjadi tidak
efektif.
 Jam istirahat siang ditambah menjadi minimal satu jam
 Merekrut tenaga medis dan mengalokasikan ruangan untuk
ruang kesehatan dan membuat keeping record.
 Disediakan alat-alat kegawat-daruratan
 Membentuk kantin sehat dan membuat daftar menu
makanan disertakan dengan komposisi, kandungan gizi, dan
jumlah kalori.
THANK YOU

You might also like