1 Dasar Akustik 1

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 51

DASAR-DASAR AKUSTIK

KULIAH : PENGENDALIAN BISING


Proses Mendengar

Medium Penghantar Getaran

Sumber Getar/Suara Penerima


Pembentukan Suara
P(t)
Amplitudo (p)
Tekanan udara max ketika
+p terjadi pemampatan

+ +
Tekanan udara dalam
0 kondisi seimbang
t
- - Periode (T)
Tekanan udara max ketika
-p terjadi perenggangan

pemampatan pemampatan
perenggangan perenggangan
Variable Gelombang Suara
• Tekanan Suara :
Penyimpangan tekanan atmosfir yang terjadi akibat adanya
gelombang suara di udara. Diukur dalam satuan Pascal (Pa)

• Frekuensi :
Jumlah osilasi (satu siklus perapatan dan perenggangan) yang terjadi
pada partikel-partikel udara dalam setiap detik. Diukur dalam satuan
Herzt (Hz)

• Kecepatan Rambat Gelombang :


Perbandingan antara jarak tempuh gelombang dengan waktu yang
diperlukannya untuk mencapai jarak tersebut dari sumber getar.
Diukur dalam satuan meter/sekon (m/s)
Skala dB

• Skala logaritmis yang menunjukkan respons telinga manusia


terhadap suara  tekanan suara selalu dibandingkan dengan
tekanan referensi berupa Ambang Dengar (AD)
– pref = 2 x 10-5 N/m2
– Iref = 10-12 watt/m2
– Wref = 10-12 watt
• Skala logaritmis dianggap relevan karena :
– Rentang skalar besaran fisis yang dihitung p, I, W sangat lebar 
rentang terbesar adalah rentang antara AD dan AS (Ambang Sakit)
 pAS = 2 x 102 IAS = 102 watt/m2 WAS = 102 watt
– Respons telinga manusia juga logaritmis  untuk dB yang sama
menghasilkan respons yang berbeda tergantung dari daerah tingkat
tekanan suara yang terjadi
 dB = 5 antara 60 dB dan 65 dB didengar tidak berbeda
 dB = 5 antara 90 dB dan 95 dB didengar sangat berbeda
Faktor Arah

Permukaan bola Permukaan 1/2 bola Permukaan 1/4 bola Permukaan 1/8 bola
(sumber titik (sumber titik diatas (sumber titik pada (sumber titik di sudut
pada posisi permukaan keras) garis pertemuan dua pertemuan tiga
bebas) permukaan keras) permukaan keras)

dimana Q = faktor arah


Rangkaian Pembobot

Kurva pembebanan linier

Skala dB A : untuk bising lingkungan luar dan dalam bangunan


Skala dB B : untuk tingkat bising yang lebih tinggi
Skala dB C : untuk bising industri yang tinggi dari mesin
Skala dB D : untuk tingkat bising pesawat udara.
Pembobotan dBA
Frekuensi Kurva A (dB) Kurva B Kurva C Kurva D
(Hz) (dB) (dB) (dB)
16 -56.7 -28.5 -8.5 -22.4
31.5 -39.4 -17.1 -3.0 -16.5
63 -26.2 -9.3 -0.8 -11
125 -16.1 -4.2 -0.2 -6.0
250 -8.6 -1.3 0 -2.0
500 -3.2 -0.3 0 0
1000 0 0 0 0
2000 +1.2 -0.1 -0.2 +8.0
4000 +1.0 -0.7 -0.8 +11.0
8000 -1.1 -2.9 -3.0 +6.0
16000 -6.6 -8.4 -8.5 -4.0
PROPAGASI SUARA DALAM RUANG TERTUTUP

Engineering Principles of Acoustics


Douglas D. Reynolds, Chap 10 pp 384 – 407
Suara dalam Ruangan
Contoh Simulasi Pantulan suara dalam Auditorium

Selubung Ruangan

Sumber Suara
Radiasi Suara dari titik Sumber dan Penerima
Suara pantul
titik S sumber

Suara langsung

titik P penerima

Energi suara langsung dan pantul yang


tiba pada titik P dianalogikan sebagai P Suara pantul
‘volume’ energi berbentuk bola
dengan tebal tertentu atau ½ bola jika
titik P terletak pada suatu permukaan Suara
(dinding) langsung
Kerapatan Energi Suara Pantul
Beberapa Asumsi :

1. Suara pantul yang diterima oleh titik pengamatan dianggap


datang dari berbagai arah radial sehingga permukaan gelombang
datang diasumsikan berbentuk bola

2. Total kerapatan energi suara pantul tersebut merupakan


penjumlahan energi suara pantul dari permukaan-permukaan
(dinding, lantai, ceiling) ruangan setelah mengalami penyerapan
setiap saat mengenai permukaan tersebut.

3. Setiap titik pada permukaan-permukaan selubung ruangan


(dinding, lantai, ceiling) dianggap menerima suara datang
dari berbagai arah berbentuk permukaan setengah bola
Kerapatan Energi Suara Datang pada
Dinding
suara datang
ke dinding

suara pantul suara datang ke titik P


dari dinding berasal dari suara
pantul dinding-dinding

Dibutuhkan 3 analisa keseimbangan energi :


Dinding Ruangan (1) Analisa energi suara datang ke dinding
(2) Analisa energi suara pantul oleh dinding
(3) Analisa energi suara datang ke titik P
Waktu Dengung
• Waktu Dengung :
Waktu yang dibutuhkan oleh ruangan tersebut untuk
meluruhkan energi suara sebesar 60 dB, dihitung
tepat setelah sumber suara dimatikan.

It/I LP rel
1 0
Sumber ‘off’

Sumber ‘off’
Sumber ‘on’

Sumber ‘on’
10-6 - 60

RT Waktu [dt] Waktu [dt]


RT
Anechoic Chamber
Bagian pintu
RT<<
Jenis : Full dan Half-Full

Baji-baji bahan penyerap


suara : glass wool

Sumber Bising
yang sedang
diukur

Bagian Lantai dari


bahan penyerap
suara
Reverberation Chamber
RT>>
Diffusor tambahan

Dinding dan lantai


Pemantul Suara

Obyek Pengukuran
Ruang Semi-Reverberant
Contoh : Ruang Monitoring Studio Rekaman

Refleksi suara : difuse  dibutuhkan diffusor


Ruangan pada umumnya mempunyai Waktu Dengung
(RT) = 0.7 – 0.8 detik

Absorber

Diffusor
Contoh Rancangan Akustik Ruang

Class Room

Sport Arena

Home Theater
Rancangan Akustik Sport Halls

Indoor Swimming Pool


Rancangan Concert Halls

Music Auditorium

Stage Design
Contoh Rancangan Akustik Ruang Ibadah

Praying Hall

Diffusing Dome
Contoh Rancangan Akustik Ruang Ibadah

Choir area

Back walls
Transmisi dan Absorpsi Suara
Fenomena Transmisi dan Absorpsi Suara
Berkas suara
diserap Berkas suara
datang

Bahan
Pemantul Suara
Berkas suara Berkas suara
Berkas suara datang
ditransmisikan pantul

Bahan Penyerap Berkas suara


Suara ditransmisikan

Berkas suara
diserap Berkas suara
pantul
Gejala Absorpsi Suara
Gejala refleksi, transmisi dan absorpsi
    1 Bahan penyerap suara

intensitas suara
Koefisien absorpsi suara : yang diserap ( Ia )

I intensitas suara
  a datang ( Ii )
Ii

Koefisien refleksi suara :


intensitas suara
Ir yang dipantulkan ( Ir )
 
Ii intensitas suara
datang
Koefisien transmisi suara :

It
  1
 
Ii intensitas suara
yang dipantulkan

intensitas suara yang


ditransmisikan ( It )
Ada 3 macam penyerap suara yang secara teknis sering digunakan :

1. Bahan Porus : penyerapan energi suara secara mikroskopis sebagai akibat


perubahan energi suara tersebut menjadi energi lain  vibrasi, kalor atau perubahan
momentum

2. Membran penyerap : lembar bahan solid (tidak porus) yang dipasang dengan
lapisan udara dibagian belakangnya (air space backing). Bergetarnya panil ketika
menerima energi suara serta transfer energi getaran tersebut ke lapisan udara
menyebabkan terjadinya efek penyerapan suara  bass trap (low frequency
absorber)
3. Rongga penyerap : rongga udara dengan volume tertentu dapat dirancang
berdasarkan efek resonator Helmholzt. Efek osilasi udara pada bagian leher (neck)
yang terhubung dengan volume udara dalam rongga ketika energi suara
menghasilkan efek penyerapan suara.
1. Penyerapan Suara oleh Bahan Porus dan Serat

Bahan Porus

Energi
suara Ilustrasi ‘penyerapan’
datang energi suara oleh bahan porus

Bahan serat

Energi
suara
datang
Ilustrasi ‘penyerapan’ energi
suara oleh bahan berserat
Mekanisme Penyerapan Energi Suara
Vibrasi skeleton (baca : Kinsler 4th ed. Chapter 8)

Energi disipasi molekuler


Energi disipasi molekuler (Classical Abrosption)
(Classical Abrosption)

Bahan penyerap berporus 


setiap porus diasumsikan sebagai ruang
kecil yang mengandung medium udara

Penyerapan : terjadinya perubahan


energi akustik menjadi energi dalam
bentuk lain
 kalor konduksi
 vibrasi
 gerakan molekuler medium dll

Skeleton (rangka) ruang porus


Contoh-contoh

Bass Trap
Diffusor

Absorber
Barrier
kriteria kebisingan

• merupakan bunyi latar yang


diperkenankan gar aktivitas tak
terganggu atau tingkat kebisingan
terendah yang dipersyaratkan
untuk ruang tertentu menurut
fungsi utamanya
perbandingan tingkat bunyi beberapa
sumber
tingkat kebisingan
yang
bunyi ambien :
diperkenankan
bunyi total dalam
dalam suatu ruang
suatu ruang
tanpa mengganggu
aktivitas lain

loudness: kekuatan
transmition loss :
bunyi yang dapat
media penghambat
dirasakan telinga
bunyi
manusia

bising
• penyerap
frekuensi tinggi
• penyerapan • penyerap • bergantung
bunyi pada
frekuensi karakteristi
menengah k fisik
• penyerap
bahan nya
frekuensi
rendah
prosedur perancangan

• mengenali fungsi utama ruang


sebagai titik tolak pertimbangan akustik bisa
jadi membutuhkan penataan bisa juga tidak
memudahkan menentukan :
a. waktu dengung
b. kriteria kebisingan

yang harus dilakukan:


1. menentukan bentuk ruang
2. volume
3. bahan permukaan dinding lantai dan
plafond
prosedur perancangan

• mengenali lingkungan sekitar


ruang
dapat menentukan seberapa jauh ruangan harus kedap suara dan
seberapa besar penanganan penutup ruang untuk menghindari
bising

yang harus dilakukan:


1. menentukan transmission loss penutup
bangunan
2. mengatur pengelompokan ruang (z0nning)
untuk menentukan daerah terlindung dari
kebisingan
prosedur perancangan

• merancang detail
lebih ke karakteristik bahan bahan penutup
ruang yang pas dari segi penyerapan
frekuensi dimana yang memiliki koef serapan
bunyi yang disesuaikan dengan fungsi
ruangnya
strategi penanganan kebisingan

• menangani kebisingan pada


sumbernya dengan cara
memberikan penutup yang
dapat menghambat suara
• menghambat rambatan bunyi
dengan material yang
permukaannya tidak
memantulkan bunyi
• ear protector melindungi telinga
dari kebisingan berat
strategi penanganan kebisingan luar
strategi penanganan kebisingan ruang
dalam
strategi untuk ventilasi
pemilihan bahan akustik

You might also like