Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Anemia Aplastik

dr. Ariosta Setyadi

Bagian Patologi Klinik


Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
Anemia aplastik
 Definisi : suatu keadaan dimana terdapat
kegagalan sumsum tulang dalam
memproduksi sel darah  ditandai
dengan pansitopeni
 Etiologi :
– Primer : anemia fanconi
– Sekunder : (paling sering)
Anemia Fanconi
 suatu keadaan anemia aplastik kongenital
yang sangat jarang,
 ditemukan pertama kali oleh Fanconi pada
pangamatan terhadap 3 saudara laki-laki
yang semuanya terkena anemia saat
dilahirkan.
 Diturunkan secara autosomal resesif.
Biasanya disertai dengan mikroencephaly,
retardasi mental, perwakan pendek dan
kelainan genetic lainnya.
Anemia sekunder
– Obat-obatan; misal: chlorampenicol,
sulfonamide, phenytoin, prophyltiouracil,
chloroquin, thiazides
– Zat kimia; misal: bensin, pelarut organic, TNT,
insektisida, cat rambut
– Sinar radiasi; isotop radioaktif
– Infeksi; infeksi virus hepatitis A, hepatitis non
A-non B, TBC milier. Parasit
Patogenesis
1. Absent or defective stem cells (stem cell
failure).
2. Abnormal marrow micro-environment.
3. Inhibition by an abnormal clone of
hemopoietic cells.
4. Abnormal regulatory cells or factors.
5. Immune mediated suppression of
hematopoiesis.

It is believed that genetic factors play a role. There is a


higher incidence with HLA (11) histo comp.
Antigen. Immune mechanism is involved.
Pathogenesis
Potential mechanisms:

– Absent or defective stem cells (stem cell failure).


– Abnormal marrow micro-environment.
– Inhibition by an abnormal clone of hemopoietic cells.
– Abnormal regulatory cells or factors.
– Immune mediated suppression of hematopoiesis.

Faktor genetik juga sangat berpengaruh


Gejala klinis
 Gejala klinis terjadinya anemia aplastik ini
dapat perlahan-lahan atau akut (terjadi
secara tiba-tiba), gejala yang timbul sama
seperti anemia pada umumnya, dan sering
kali disertai dengan infeksi. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar limfonodi, hati
maupun limpa.
Clinical Features
 Pemeriksaan Hematologi:
– Anemia normositik-normokromik; dapat
juga hipokrom
– Pemeriksaan hitung retikulosit cenderung
rendah.
– Leukopenia; ada penurunan selektif pada
seri granulositik, namun kadang-kadang
dapat juga terjadi penurunan seri limfosit.
– Trombositopenia
– Pada sediaan hapus darah tepi tidak
ditemukan sel-sel abnormal.
 Pemeriksaan Kimia Darah:
– Serum iron normal,
– Bilirubin baik direk maupun indirek juga
normal.
 Pemeriksaan Sumsum Tulang:
– Pada aspirasi sumsum tulang didapatkan
gambaran hiposeluler, dengan pengurangan
jumlah sel hematopoetik
– Pada biopsy sumsum tulang didapatkan suatu
gambaran hipoplasia atau aplasia, dimana
selularitas akan menurun dan digantikan oleh
jaringan lemak lebih dari 75%.
Therapy

 Menghindari penyebab agen


 Simtomatis
 Mengembalikan sumsum tulang
– Bone marrow transplant
– Immunosuppressive treatment
- Prednisolone - Antilymphocyte glob.
- Cyclosporin - Anti T cells abs.
- Splenectomy
– Androgens
– Growth factors
Clinical Course

 Usually fatal in constitutional type.


In the acquired type depends on severity:
defined by retic count, months or years
depending on the severity.
 Stable course: constant over a long period.
 Progressive, fluctuating.
 Unstable: Associated with abnormal clones.
Thank You For Your
Attention!

You might also like