Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

PRESENTASI KASUS

RUANG IGD
KONSEP DASAR
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan
kelainan susunan jantung yang sudah dalam
kandungan. Tetapi kelainan jantung ini tidak
memberikan gejala yang segera setelah bayi
lahir, tidak jarang kelainan ini, muncul setelah
pasien berumur beberapa bulan atau tahun.
(Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak, hal 118).
• Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum
dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan
(Faktor prenatal dan Faktor genetik)

• Tanda dan Gejala yaitu antara lain bibir, tangan


kebiruan, kulit, jari, dan kaki, terutama biru menjadi
semakin tampak ketika bayi menangis, sesak napas
atau kesulitan bernapas, kesulitan makan, berat lahir
kecil, kadar oksigen rendah atau bayi sering pingsan,
sakit dada, pertumbuhan tertunda, rama jantung
abnormal, pusing, pingsan, pembengkakan pada organ
atau jaringan tubuh, mudah lelah, tidak seaktif anak-
anak seusia
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat
menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
a) Peningkatan kerja jantung, salah satu gejala:
kardiomegali
b) Curah jantung yang rendah, dengan gejala:
gangguan pertumbuhan, intoleransi terhadap
aktivitas.
c) Penurunan saturasi oksigen dengan gejala:
sianosis.
(Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, 1993).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. S DI
RUANG IGD RS. HARAPAN BUNDA
1. IDENTITAS KLIEN
NAMA : By. S
UMUR : 10 bulan 23 hari
JENIS KELAMIN : Pria
AGAMA : Khatolik
Suku : Jawa
ALAMAT : Bandar jaya, terbanggi besar
lampung tengah.
No. RM : 067940
Diagnosa Medis : RDS + PJB sianotik
Keluhan utama : Sesak nafas
Riwayat penyakit :
a) Riw. Kesehatan sekarang
klien datang dengan keluhan sesak napas, lemas,
tampak kebiruan pada jari/kuku, akral dingin,,
b) Riw. Penyakit terdahulu
2 minggu yll klien berobat di RSIA dan dicurigai
mempunyai kelainan jantung, sebelumnya klien
hanya menderita sakit demam batuk pilek.
c) Riw. Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
kelainan jantung atau penyakit jantung.
PRIMARY SURVEY
a) Airway : clear (tidak ada sumbatan)
b) Breathing : sesak napas, RR 72 x/menit,
retraksi didnding dada (+), cuping hidung (+),
spo2 44 % (terpasang 02 via NRM)
c) Circulation : akral dingin, pucat, nadi 160
x/menit, tampak kebiruan pada jari/kuku,
d) Disability : kesadaran ‘somnolen’
Pupil : isokor
PEMERIKSAAN FISIK
• TTV :
a. Nadi : 170 x/menit
b. Suhu : 38,0 celcius
c. RR : 72 x/menit
• BB : 6,5 kg
• HEAD TO TOE : (abnormal)
a. Mata : konjungtiva anemis
b. Dada : tampak pergerakan dinding dada
c. Jantung : terdengar bunyi murmur
d. Ekstermitas : akral dingin, tampa tanda tanda
sianosis (kebiruan pada jari/kuku, CRT > 3 detik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Laboratorium
Hb : 12,6
Ht : 40 %
Leu : 7,1
Trombo : 194
Segment : 53
Gds : 81
Rontgen thorak
Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung
Implementasi :
• Memonitor tanda tanda vital (nadi, pernapasan, suhu)
• Melakukan penilaian terhadap sirkulasi perifer (CRT,
pucat atau sianosis)
• menganjurkan keluarga untuk tidak banyak mengajak
bicara klien
• Berkolaborasi dengan dokter dalam :
 Thrapy obat (ivfd d51/4 ns 24 mgtt)
 Therapy O2 via NRM
– Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali
per menit
– Umur 1 – 6 bulan : 130 kali per menit
KRONOLOGI KEJADIAN
– Umur 6 – 12 bulan
– Umur 1 – 2 tahun
: 115 kali per menit
: 110 kali per menit
– Umur 2 – 6 tahun : 105 kali per menit
1. – Umur
Pasien datang jam6 –10.00
10 tahun : 95 kali per
wib dengan menit sesak napas berat
keluhan
– Umur
RR 72 x/menit 10 – 14
saturasi O2tahun : 85 kali per menit
44 %, kesadaran somnolen.
– Umur 14 – 18 tahun : 82 kali per menit
2. Di IGD terpasang O2 via NRM (saturasi O2 68 %) dan IVFD d5 ¼ ns
– Umur di atas 18 tahun : 60 – 100 kali per
24 mggt
menit
3. Pukul 10.15– Usia
wib Lanjut
klien mengalami
: 60 -70 kalipenurunan
per menit kesadaran “coma”,
saturasi oksigen turundenyut
Jika jumlah menjadi
nadi 20 % kondisi
di bawah
4. Pukul 10.20normal,
wib klien mengalami
maka disebut henti nafas dan henti jantung
pradicardi.
(nadi carotis
Jikatidak
jumlah teraba),
denyut nadidilakukan
di atas kondisitindakan
normal, RJP (5 siklus),
evaluasi, masuk injeksitachicardi.
maka disebut epineprin 0,6 mg, evaluasi nadi masih
belum teraba,
Tujuandilakukan
mengetahuiRJP jumlah(5 denyut
siklus),nadievaluasi, masuk injeksi
epineprin keseseorang
2 sebesar 0,6 mg, evaluasi nadi carotis tidak teraba,
adalah:
nafas tidak *ada,
Untukpupil dilatasi
mengetahui kerjamaksimal,
jantung reflek kornea (-) reflek
cahaya (-), * Untuk menentukan diagnosa
5. Pukul 10.30* Untuk
WIB klien
segera dinyatakan
mengetahui adanya meninggal
kelainan-dihdapan keluarga
dan perawat.kelainan pada seseorang
Tempat-tempat menghitung denyut nadi
adalah:
– Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
TERIMAKASIH

You might also like