Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

TUGAS TOKSIKOLOGI

Absrobsi toksikan

Dosen pembimbing : Kelompok 3


1. Desi Dinanda P.
Mira Febrina,M.Sc.,Apt (1601093)
2. Indriyani Berutu
(1601102)
3. Nina Rishanti (1601109)
4. Nurpadillah (1301065)
5. Rofa Khalidah
(1601116)
6. Sukma Wirdaningsih
(1601122)
7. Waldy Wijayanto
(1601127)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2017/2018
Pembahasan
1 Pendahuluan

2 Pembahasan

Absorbsi Toksisikan Pada Gastro – Intestinal (Saluran Pencernaan)


Absorbsi Toksisikan Pada Gastro – Intestinal (Saluran Pencernaan)

Absorbsi Toksisikan Pada Paru-Paru (Sauran Pernapasan)


Absorbsi Toksisikan Pada Paru-Paru (Sauran Pernapasan)

Absorbsi Toksisikan Pada Kulit


Absorbsi Toksisikan Pada Kulit
11 Pendahuluan
Pendahuluan

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun, suatu


senyawa kimia atau zat yang beracun, yang dapat merugikan bagi
organisme
Toksikologi adalah ilmuhidup.
yang mempelajari
Pengaruh tentang
yang racun, suatu senyawa
merugikan ini kimia atau
timbul zat yang
sebagai akibat
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang racun, suatu senyawa kimia
beracun, yang dapat merugikan bagi organisme hidup. Pengaruh yang merugikan ini timbul sebagai atau zat yang
beracun, terjadinya
akibat yang
terjadinya interaksi
dapatinteraksi
merugikan diantara diantara
bagi organisme
agent-agent agent-agent
hidup. Pengaruh
toksis toksis
yang
(yang memiliki (yanginimemiliki
merugikan
kemampuan timbul
untuksebagai
kemampuan
akibat
menimbulkan terjadinya
kerusakan untuk
interaksi menimbulkan
diantara
pada organisme agent-agent kerusakan
hidup) dengantoksis pada
(yangbiologi
system memilikiorganisme
darikemampuan hidup)
organisme. untuk
Pada
menimbulkan
beberapa kerusakan
racun, pada organisme
yang bereaksi itu bukan hidup)
agentnyadengan system
sendiri, tetapibiologi dari organisme. Pada
hasil metabolismenya.
dengan
beberapa
system
racun, yang
biologi
bereaksi
dari
itu bukan
organisme.
agentnya
Pada
sendiri,
beberapa
tetapi hasil
racun, yang
metabolismenya.
Penyerapan toksikan-toksikan sesudah pemberian melalui jalan-jalan khusus yakni seperti injeksi
bereaksi
Penyerapan
intraperitoneal, itu bukan
toksikan-toksikan
intramuskuler dan agentnya
sesudah
subkutan. sendiri,
pemberian
melalui melaluitetapi hasil
jalan-jalan
agent-agent metabolismenya.
khusus
beracun yakni seperti
biasanya injeksi
memasuki
aliran Penyerapan
intraperitoneal,
darah toksikan-toksikan
manusiaintramuskuler
sesudah dan subkutan.
penyerapan sesudah
melalui
dari kulit, pemberian
agent-agent
paru-paru, beracun
atau TR.GI melalui
biasanya
(saluran jalan-jalan
memasuki
pencernaaan).
aliran darah manusia sesudah penyerapan dari kulit, paru-paru, atau TR.GI (saluran pencernaaan).
khusus yakni seperti injeksi intraperitoneal, intramuskuler dan subkutan.
melalui agent-agent beracun biasanya memasuki aliran darah manusia
sesudah penyerapan dari kulit, paru-paru, atau TR.GI (saluran
pencernaaan).
2 Pembahasan
GASTRO-INTESTINAL
SALURAN PENCERNAAN

Alur Absorbsi Toksisitas


Alur Absorbsi Toksisitas
dapat Alur Absorbsi
melalui Toksisitas
tiga alur yaitu
dapat
dapat melalui tiga aluryaitu
melalui tiga alur yaitu PARU-PARU
melalui : SALURAN PERNAPASAN

KULIT
GASTRO-INTESTINAL
GASTRO-INTESTINAL
GASTRO-INTESTINAL
SALURAN
SALURANPENCERNAAN
PENCERNAAN
SALURAN PENCERNAAN

Banyak toksikan dapat masuk ke saluran cerna bersama makanan


dan air minum, atau secara sendiri sebagai obat atau zat kimia lain. Kecuali
zat yang kaustik atau amat merangsang mukosa, sebagian besar toksikan
tidak menimbulkan efek toksik kecuali kalau mereka diserap.
Di dalam usus, asam lemah terutama akan berada dalam bentuk
ion dan karenanya tidak mudah diserap. Namun sesampai di darah, mereka
mengion sehingga tidak mudah berdifusi kembali. Sebaliknya, basa lemah
terutama akan berada dalam bentuk non-ion sehingga mudah diserap.
Absorpsi usus akan lebih tinggi dengan lebih lamanya waktu kontak dan
luasnya daerah permukaan vili dan mikrovili usus.
Con’t

Lambung juga merupakan tempat penyerapan yang


penting, Lambungterutama untuk
merupakan tempat asam-asam
penyerapan lemahuntukyang
yang penting, terutama
Lambung merupakan tempat penyerapan yang penting, terutama untuk asam-asam
asam-asamakan
lemah yang akan berada dalam bentuk ion-ion yang larut lipid dan mudah berdifusi. Sebaliknya,
berada
lemah
basa-basa lemahdalam
yang akan bentuk
berada dalam
akan sangat
bentuk ion-ion
ion-ion yang yang
mengion dalam getah
larut lipidlarut
lambung yanglipid danasam
dan mudah berdifusi.
bersifat mudah
Sebaliknya,
dan
basa-basa lemah akan sangat mengion dalam getah lambung yang bersifat asam dan
berdifusi.
karenanya
karenanya
tidak mudahSebaliknya,
diserap. Perbedaanbasa-basa
tidak mudah diserap. Perbedaan
dalam absorpsi inilemahdiperbesarakan
dalam absorpsi ini diperbesar lagi olehsangat
lagi oleh adanya
adanya
plasma yang beredar. Asam-asam lemah terutama akan berada dalam bentuk ion yang
mengion
plasma
terlarut dalam plasma dalam
yang beredar. getahsementara
Asam-asam
dan diangkut, lambung
lemah terutama yang bersifat
akan berada
basa lemah akan berada asam
dalam bentuk
dalam bentuk dan
ion yang
ion-ion
terlarut dalam plasma dan diangkut, sementara basa lemah akan berada dalam bentuk ion-ion
dan karenanya
dapat berdifusi kembalitidak mudah
ke lambung. diserap. Perbedaan dalam
dan dapat berdifusi kembali ke lambung.
contoh pembentukan nitrosamin-nitrosamin yang karsinogenik juga dapat terjadi
contoh pembentukan nitrosamin-nitrosamin yang karsinogenik juga dapat terjadi
absorpsi
didalam lambung ketikaini amin-amin
diperbesar sekunder,lagi oleh
seperti yang adanya
ada dalam ikan,plasma
didalam lambung ketika amin-amin sekunder, seperti yang ada dalam ikan, sayur-sayuran,
yang
sayur-sayuran,
juice buah-buahan, yang berhubungan dengan nitrit, Yang merubah penyerapan gastro
beredar.
juice
terhadap Asam-asam
buah-buahan,
intestinal
yang berhubungan lemah
toksikan-toksikan. Yakni
denganterutama akan
nitrit, Yang merubah
efek pada EDTA yang dapat berada
penyerapan dalam
menaikkan
gastro
penyerapan
intestinal terhadap toksikan-toksikan. Yakni efek pada EDTA yang dapat menaikkan penyerapan
bentuk
basa-basa
basa-basa kuat,ion
kuat, asam-asamyang
asam-asam
kuat, terlarut dalamnetral.
dan senyawa-senyawa
kuat, dan senyawa-senyawa plasma dan bahwa
Dapat dikatakan
netral. Dapat dikatakan diangkut,
EDTA
bahwa EDTA
menaikkan permeabilitas membran dengan pembentukan chelat dan penyingkiran Calcium.
sementara
menaikkan basa
permeabilitas lemah
membran denganakan berada
pembentukan chelatdalam bentukCalcium.
dan penyingkiran ion-ion
dan dapat berdifusi kembali ke lambung.
contoh pembentukan nitrosamin-nitrosamin yang
karsinogenik juga dapat terjadi didalam lambung ketika
amin-amin sekunder, seperti yang ada dalam ikan, sayur-
sayuran, juice buah-buahan, yang berhubungan dengan
nitrit, Yang dapat merubah penyerapan gastro intestinal
terhadap toksikan-toksikan. Yakni efek pada EDTA yang
dapat menaikkan penyerapan basa-basa kuat, asam-asam
kuat, dan senyawa-senyawa netral. Dapat dikatakan bahwa
EDTA menaikkan permeabilitas membran dengan
pembentukan chelat dan penyingkiran Calcium.
PARU-PARU
PARU-PARU
PARU-PARU
SALURAN
SALURANPERNAPASAN
SALURANPERNAPASAN
PERNAPASAN

Tempat utama bagi absorpsi di saluran napas adalah


alveoli paru-paru. Hal ini terutama berlaku untuk gas, misalnya CO,
NO dan SO2; hal ini juga berlaku untuk uap cairan misalnya benzen dan
CCl4. Kemudahan absorpsi ini berkaitan dengan luasnya permukaan
alveoli, cepatnya aliran darah dan dekatnya darah dengan udara
alveoli.
SILIKOSIS adalah hasil-hasil penyerapan dan pengendapan
racun-racun yang ada diudara untuk saluraan pernapasan. Lintasan
penyerapan ini bahkan telah digunakan dalam senjata kimia yaitu
berupa (gas klorin, gas fosgen, lewisite, gas mustard) yang biasanya
digunakan untuk mengeksekusi penjahat-penjahat didalam ruang-
ruang gas (HCN).
Toksikan-toksikan yang diserap oleh paru-paru
biasanya gas-gas seperti : Carbon mono oksida,
Nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida, uap-uap
cairan yang mudah menguap atau dapat diuapkan
seperti benzen dan Carbon tetra chlorida, dan
aerosol-aerosol seperti silica.
Tempat pengendapan dari aerosol-aerosol adalah sangat
tergantung atas ukuran partikel-partikel.
pada partikel berukuran 0,01-10 mm diendapkan dalam
berbagai bagian saluran napas. Partikel yang lebih besar mungkin
diendapkan di nasofaring dan diserap lewat epitel di daerah ini atau
lewat epitel saluran cerna setelah mereka tertelan bersama lendir.
Partikel-partikel yang lebih kecil diendapkan dalam trakea, bronki, dan
bronkioli, lalu ditangkap oleh silia di mukosa atau ditelan oleh fagosit.
Partikel-partikel yang dilempar ke atas oleh silia akan dibatukkan atau
ditelan. Fagosit yang berisi partikel-partikel akan diserap ke dalam
sistem limfatik. Beberapa partikel bebas dapat juga masuk ke saluran
limfe. Partikel-partikel yang dapat larut mungkin diserap lewat epitel
ke dalam darah. Jadi kecepatan penyerapan gas-gas dapat dirubah
dan tergantung atas daya larut gas pada darah dari toksikan.
KULIT
KULIT
KULIT

Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut


atau lewat sel-sel kelenjar keringat atau sel kelenjar
sebasea. Tetapi penyerapan lewat jalur ini kecil sekali
sebab struktur ini hanya merupakan bagian kecil dari
permukaan kulit. Maka absorpsi zat kimia di kulit sebagian
besar adalah menembus lapisan kulit yang terdiri atas
epidermis dan dermis.
1. Fase pertama absorpsi perkutan adalah difusi toksikan
lewat epidermis yang merupakan sawar terpenting, terutama
stratum korneum. Stratum korneum terdiri atas beberapa
lapis sel mati yang tipis dan rapat, yang berisi bahan (protein
filamen) yang resisten secara kimia. Sejumlah kecil zat-zat
polar tampaknya dapat berdifusi lewat permukaan luar filamen
protein stratum korneum yang terhidrasi; zat-zat non-polar
melarut dan berdifusi lewat matriks lipid di antara filamen
protein. Stratum korneum manusia berbeda struktur dan sifat
kimianya dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya, hal ini
tercermin dari perbedaan permeabilitasnya terhadap zat-zat
kimia.
2. Fase kedua absorpsi perkutan adalah difusi
toksikan lewat dermis yang mengandung medium difusi
yang berpori, non-selektif, dan cair. Oleh karena itu,
sebagai sawar, dermis jauh kurang efektif dibandingkan
stratum korneum. Akibatnya, abrasi atau hilangnya
stratum korneum menyebabkan sangat meningkatnya
absorpsi perkutan. Zat-zat asam, basa, dan gas mustard
juga akan menambah aborpsi dengan merusak sawar ini.
Beberapa pelarut terutama dimetil sulfoksid, juga
meningkatkan permeabilitas kulit.
contoh pelarut-pelarut seperti DMSO (Dimetil sulfoxida juga dapat
mempermudah penembusan dari toksikan-toksikan melalui kulit. DMSO
meningkatkan permeabilitas stratum CORNEUM. Sedikit informasi yang
diperoleh
mengenai mekanisme peningkatan permeabilitas oleh DMSO ini.
Bagaimanapun,
telah disarankan bahwa DMSO :
1. banyak menyingkirkan bagian lipid dari stratum corneum yang membuat
lubang-lubang atau shunt-shunt buatan dalam membran.
2. menghasilkan perubahan-perubahan gambaran yang reversible dalam
struktur protein oleh substitusi molekul-molekul air yang tak terpisahkan.
3. Fungsi-fungsi sebagai suatu agent yang menggembungkan.
(Allenby dkk 1969, Dugard dan Embery, 1969).
TERIMAKASIH

You might also like