Professional Documents
Culture Documents
Askep Lansia Alzheimer
Askep Lansia Alzheimer
Lansia Alzheimer
Kelompok 3:
1. NINDYA ANGGUN S
2. MARYAM Z
3. RENI ARYANTI
4. RAHAYUNING NASTITI
5. LAESA DI
6. PUTRI DWI L
7. ANITA K
8. DWI SAFITRI
9. SRI NOVIA S
10.SEPTY F
DEFINISI
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, gangguan degeneratif
otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan
untuk merawat diri. (Brunner &,Suddart, 2002 ).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan daya ingat, intelektual, dan kepribadian. (Dr. Sofi Kumala
Dewi, dkk, 2008)
Jadi, Alzheimer adalah penyakit kronik, degeneratif yang ditandai
dengan penurunan daya ingat, intelektual, kepribadian yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan merawat diri. Penyakit ini
menyerang orang berusia 65 tahun keatas.
ETIOLOGI
Belum ada penyebab yang pasti mengenai penyakit ini, namun terdapat
beberapa faktor presdisposisi diantaranya :
a. Faktor genetik
b. Usia
c. Infeksi virus lambat
d. Lingkungan
e. Imunologi
f. Trauma
PATHWAYS
Manifestasi klinis:
a.Kehilangan daya ingat/memori
b.Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa
c.Kesulitan berbahasa.
d.Kesulitan tidur
e.Disorientasi waktu dan tempat
f. Penurunan kemampuan dalam memutuskan sesuatu
g.Emosi labil
h. Apatis
i. Tonus otot / kekakuan otot
j. Ketidakmampuan mendeteksi bahaya
Komplikasi:
Infeksi
Malnutrisi
Kematian
Penatalaksanaan Medis
a. Inhibitor kolinesterase
Tujuan: Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase
yang bekerja secara sentral
Contoh: fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine), donepezil (Aricept), galantamin
(Razadyne), & rivastigmin
b. Thiamin
Tujuan : perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama
periode yang sama
Contoh: thiamin hydrochloride
c. Nootropik
Tujuan: memperbaiki fungsi kognisi dan proses belajar
d. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan
noradrenergik kortikal.
Contoh: klonidin (catapres)
e. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu substrat endogen yang disintesa didalam mitokondria dengan bantuan
enzyme ALC transferase.
Tujuan : meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase.
Pemeriksaan Diagnostik
a.Neuropatologi
b.Pemeriksaan Neuropsikologik
c.CT Scan dan MRI
d.EEG
e.Laboratorium darah
Cara mengatasi gejala perilaku alzheimer
pada Lansia:
1. Sulit tidur
Berilah aktivitas yang positif. Selain itu, batasi tidur siangnya dan lakukan higiene tidur..
Misalnya, mengatur kebiasaan makan, minum, olahraga, dan nonton tv. Dari sisi faktor
lingkungan, misalnya mengatur cahaya, suara, suasana, hingga suhu kamar.
2. Perilaku berulang
Penderita alzheimer suka melakukan perilaku berulang seperti mempertanyakan atau
menceritakan sesuatu berulang kali. Untuk mengatasi hal ini, alihkan perhatiannya dengan
aktivitas lain.
3. Suka berkelana
Penderita alzheimer sering "menghilang" dengan berjalan-jalan atau berkelana sendiri ke
luar rumah. Atasi dengan membatasi akses ke luar rumah, berikan tanda pengenal,
ciptakan pula lingkungan yang aman untuk bergerak di dalam maupun luar rumah.
4. BAB/BAK sembarangan
Jika penderita alzheimer melakukan hal ini, terus lah melatih mereka ke kamar mandi
setiap hari.
5. Halusinasi dan delusi
Jika mereka mulai berhalusinasi, coba lah untuk menenangkan dan alihkan perhatian.
Jangan menghadapinya dengan berdebat.
6. Disinhibisi seksual
Jika melakukan hal ini, sediakan lah ruang privasi. Berikan ia pakaian yang nyaman,
tetapi sulit untuk dilepaskan sendiri.
7. Agitasi atau agresi
Agitasi merupakan suatu gangguan yang ditunjukkan dengan aktivitas motorik. Lindungi
keamanan pasien, diri sendiri dan orang di sekitar. Lakukan pula persuasi dan komunikasi
nonverbal.
8. Perlu perawat khusus
Lansia bisa mendapat perawatan khuhus di R.Geriatri RS/ ,Panti Werda, dllnya.
9. Gaya Hidup yang Buruk
Hal tersebut tentu berkaitan dengan berbagai asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Makin baik asupan yang masuk ke dalam tubuh, kemampuan otak juga makin baik
sehingga alzheimer dapat dihindari.
ANTISIPATI KELUARGA TERHADAP LANSIA ALZHEIMER
6. Memasak Sendiri
Dengan memasak sendiri, lansia dapat memastikan makanan yang mereka
konsumsi higenis dan sehat. Dengan metode tersebut kesehatan otak dan tubuh
juga lebih terjaga.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam terjadi peningkatan dalam perilaku berkomunikasi yang efektif
sesuai dengan kondisi dan keadaan klien Kriteria : membuat teknik/ metode komunikasi yang
dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan meningkatakn kemampuan komunikasi
Intervensi :
-Kaji kemampuan klien untuk berbicara
-Mempertahankan kontak mata akan bahasa isyarat
-Buat rekaman pembicaraan kilen
-Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa isyarat
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi tindakan sesuai rencana tindakan keperawatan berdasarkan respon
pasien yang muncul ketika dilakukan pengkajian dan di urutkan berdasarkan masalah
utama yang paling dirasakn oleh klien
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan sesuai jangka waktu perencanaan
evaluasi, dan di evaluasi sesuai respons pasien dan dilanjutkan dengan analisis
perencanaan selanjutnya.