Professional Documents
Culture Documents
Journal Reading: Oleh: Salma Munifah
Journal Reading: Oleh: Salma Munifah
OLEH:
Salma Munifah
PEMBIMBING:
AKBP. Dr. dr. H. Yalta Hasanuddin Nuh, Sp.An
Myoung Hwa Kim, MD, PhD, Min Soo Kim, MD, Jae Hoon Lee, MD, Sang Tae
Kim ,PhD.
ABSTRAK
• Latar belakang
Meskipun pemberian lidocaine dan magnesium secara
sistemik sudah diteliti secara luas sebagai analgesik adjuvan
pada perioperatif , lidocain dan magnesium sudah sangat
jarang dievaluasi sehubungan dengan kualitas pemulihan pada
pasien dengan kondisi yang sama.
Hasil
• Pada grup L, QoR 40 score pada pasien post
operative hari ke 1 = 186,3 (SD 5,5)
• Pada grup M, QoR 40 score pada pasien post
operative hari ke 1 = 184,3 (SD 4,7)
• Pada grup C, QoR 40 score pada pasien post
operative hari ke 1 = 179,4 (SD 5,5)
ABSTRAK
Hasil
• Terdapat perbedaan yang signifiikan antara
kelompok lidocaine dan kelompok kontrol P =
0,018
ABSTRAK
Kesimpulan
Lidokain yang diberikan secara intravena selama
pembiusan mengalami pemulihan yang lebih
baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Pada penelitian ini dosis magnesium yang
digunakan tidak cukup untuk menginduksi
apapun secara signifikan.
Pendahuluan
Subjek
• Penelitian ini merupakan prospektif, dilakukan
secara acak, double blind. Uji klinis telah
diterima oleh Severance Hospital, Yonsei
University.
• Pasien wanita berumur 20-65 tahun dengan
status ASA I atau ASA II yang dilakukan operasi
tiroidektomi pada Desember 2013-Oktober
2014
Metode
Kriteria eksklusi :
• Pasien yang mengalami nyeri sebelum pembedahan
dan mengonsumsi analgesik.
• Hamil dan menyusui
• BMI >30 kg/m2
• Memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, dan hati.
• Gangguan neurologis
• Kontraindikasi atau hipersensitif terhadap lidokain atau
magnesium
Metode
Intervensi :
• Pasien secara acak dibagi menjadi 3 kelompok
dengan rasio 1:1:1 menggunakan nomor acak
dari aplikasi www. Random.org.
• Pembagian kelompok di letakkan di dalam
amplop tertutup.
Metode
• Segera setelah intubasi, pada grup L, lidokain
diberikan dengan dosis 2 mg/kg untuk 15 menit,
dilanjutkan 2mg/kg jam.
• Pada grup M, diberikan magnesium sulfat
20mg/kg selama 15 menit
• Peneliti memberikan lidokain dan magnesium
berdasarkan dosis pada penelitian sebelumnya.
• Pada grup C, saline diberikan pada tingkat yang
sama
Metode
• Manajemen anestesi
Anestesi diinduksi dengan pemberian propofol
(1-2 mg/kg) dan remifentanil 1-2ng/kg).
Recuronium (0,6mg/kg) hanya sekali diberikan
saat intubasi. Ventilator mekanik dengan tidal
volume 8 ml. Anestesi dikonduksi dengan
desfluran 4-7% dan remifentanil 0,05-0,01
ng/kg/menit.
Hasil
The characteristics of change in global QoR-40 scores on POD1 compared with the
preoperative score were remarkable
(Table 3). The patients in group L (−0.63, adjusted P < .001) and group M (−1.49,
adjusted P < .001) showed a significantly lesser decline in QoR-40 score compared to
the group C on POD1 (−7.68).
Hasil
Diskusi
• Peneliti membandingkan dan mengevaluasi
efek dari pemberian lidokain dan magnesium
secara intravena selama pembedahan pada
postoperatif dengan menggunakan QoR 40
• Hasil penelitian mendemonstrasikan
perbedaan skor QoR 40 antara pasien yang
menerima lidokain secara sistemik dan salin
pada POD1 Dan POD 2
Diskusi