Professional Documents
Culture Documents
Seni Ukir
Seni Ukir
BUDDHA
SENI RUPA & SENI UKIR
Kelompok 5
Nama anggota : Amelia Cahyani Putri
Bintang Nuralamsyah
Louis Elsa Gloria
Merry Yustika Sari
Mutiara Sukma Dewi
Ramadhani Rijal
PERTANYAAN:
B. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu hasil cipta karya manusia yang bertujuan untuk
menghibur masyarakat. Di Indoneisa ada banyak seni yang berkembang,
diantaranya adalah seni rupa, seni tari, dan seni teater. Tetapi seni yang dipengaruhi
oleh kebudayaan Hindu-Buddha adalah seni rupa Hindu-Buddha ditampilkan baik
secara antropomorfik(pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang, tumbuhan, atau
benda mati) maupun non-antropomorfik. Motif yang paling umum digunakan
adalah “teratai” atau padma, yang banyak dijumpai pada seni patung Hindu-
Buddha.
C. Seni Patung
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga terlihat
dari seni patung yang terdapat di Indonesia.
Peninggalan patung di Indonesia mencerminkan ajaran
dari Hindu-Buddha. Peninggalan patung banyak
dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada masa ini,
pembuatan patung dikaitkan dengan candi. Jadi,
patung-patung tersebut digunakan untuk melakukan
pemujaan dan mengabdi pada agama Hindu-Buddha.
SENI RUPA BUDDHA
Seni rupa Buddha atau Seni Buddhis adalah seni rupa yang
dipengaruhi ajaran Agama Buddha. Karya seni ini meliputi beberapa
media seperti: arca, relief, dan lukisan yang menampilkan Buddha,
bodhisatwa, dan entitas lainnya; tokoh-tokoh Buddhis yang terkenal,
baik tokoh sejarah atau pun tokoh mitologis; adegan kisah
kehidupan para tokoh Buddhis; benda-benda yang dikaitkan dengan
praktik ritual Buddha seperti wajra, genta, dan stupa; mandala dan
media pencitraan lainnya; arsitektur candi dan wihara Buddha, juga
termasuk seni rupa Buddha.
Seni rupa Buddha berasal dari anak benua India berdasarkan
sejarah kisah kehidupan dan ajaran Siddhartha Gautama, pada
abad ke-6 sampai ke-5 SM, berkembang dan berevolusi karena
bersentuhan dengan budaya lain, kemudian menyebar ke sebagian
besar wilayah benua Asia dan dunia.
ARCA HINDU BUDDHA
Arca Buddha di Borobudur
Arca Awalokiteshwara
Arca Bodhisatwa
Arca Tara
Arca Kinnara
Arca Wairocana
Arca Wajrapani
Arca Prajnaparamita
STUPA
Di India kuno, bangunan stupa digunakan sebagai makam, tempat
menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh tertentu. Di
kalanganBuddha, stupa menjadi tempat menyimpan abu sang
buddha sendiri. Setelah wafat lalu dikremasi, abu buddha disimpan
dalam delapan stupa terpisah yang didirikan di India Utara.
Dalam perkembangannya, stupa menjadi lambang Buddhisme itu
sendiri. Semasa pemerintahan Ashoka, dibangun banyak stupa
untuk menanandakan kedudukan Budddha sebagai agama utama di
India. Demikian pula di Asia Timur dan Asia Tenggara, stupa didirikan
sebagai bukti pengakuan terhadap Buddhisme di wilayah yang
bersangkutan. Bagi kita sekarang, stupa dapat menjadi petunjuk
seberapa luas Buddhime tersebar di suatu wilayah.
Sebagai lambang peerjalanan sang Budddha masuk ke nirwana,
bangunan terdiri atas 3 bagian, yaitu andah, yanthra, dan cakra.
Pembagian dan maknanya tidak jauh berbeda dengan candi.
Bangunan stupa di Indonesia memiliki kekhasan
tersendiri dibandingkan di India maupun
di Asia Timur. Di tempat lain banyak bangunan
stupa yang berdiri sendiri. Sedangkan di
Indonesia, lebih sering dijumpai bangunan stupa
yang menjadi bagian candi, seperti Candi
Mendut,Candi Borobudur, Candi Jawi. Stupa itu
dijadikan objek(media) pemujaan karena
berdasarkan sejarahnya, memperlakukan stupa
dengan baik akan membawa kebaikan.
Stupa di Pakistan Stupa di Candi Borobudur
Arca yang merupakan salah satu seni rupa
SENI UKIR
Masuknya pengaruh India juga membawa
perkembangan dalam bidang seni rupa, seni
pahat, dan seni ukir. Seni pahat atau seni ukir
yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
Hindu Budha umumnya berupa relief atau
hiasan-hiasan yang dipahatkan pada dinding
candi dan tempat kediaman para dewa.
RELIEF
Relief adalah seni pahat atau ukiran tiga dimensi yang biasanya
dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada
bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno.
Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala
kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada
candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis
buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung.
Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan
sulur-sulur melingkar manjadi sulur gelung.
Ada juga bentuk hiasan berupa bunga teratai biru, merah, dan putih.
Pola-pola teratai ini tidak dibedakan berdasarkan warna, melainkan
detail bentuknya yang berbeda-beda.
Pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru
(semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor hewan atau sepasang
kenari.
Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan
objek-objeknya berbentuk gepeng (dua
dimensi).
Relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan
lekukan-lekukan yang dalam sehingga
memberi kesan tiga dimensi.
JENIS-JENIS RELIEF
Relief Tinggi
jenis relief dengan ukiran yang lebih menonjol
keluar dengan kedalaman dimensi lebih dari
50%. Relief ini hampir menampilkan seni
patung yang utuh yang menempel pada dasar
permukaan dinding. Contoh relief tinggi adalah
kebanyakan arca periode Hindu Buddha Jawa
yang bersandar pada sandaran arca, relief
dewata Lokapala pada candi Prambanan.
Relief Rendah
Jenis relief dengan ukiran yang sedikit
menonjol dari dasar permukaan dinding.
Tonjolan atau kedalaman ukirannya bervariasi
dan biasanya hanya beberapa cm atau kurang
dari 50% kedalaman dimensi ukiran. Contohnya
relief pada candi periode klasik Jawa kuno
(candi Borobudur).
Relief Dangkal
Jenis relief yang lebih dangkal dari relief
rendah. Ukiran relief hanya berupa guratan-
guratan tipis untuk menghilangkan material
latar.
Relief Tenggelam
Jenis relief dimana latar permukaan dinding
dibiarkan utuh dan rata, sementara ukiran figur
digambarkan tenggelam dicukil dalam
permukaan dinding. Jenis relief ini lazim
dikenal dalam kesenian Mesir Kuno.
Relief Tinggi Relief Tenggelam
Relief Rendah
Relief candi Borobudur ada lebih dari 1400 panel relief.
Relief candi ini menceritakan Kormanibhangga,
menggambarkan perbuatan manusia serta hukum-
hukumnya. Misalnya, relief yang dipahatkan pada
dinding-dinding pagar di Candi Borobudur yang berupa
pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha
terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah
panggung dan burung merpati. Pada relief kala makara
pada candi dibuat dibuat sangat indah. Hiasan relief kala
makara, dasarnya adalah motif binatang dan tumbuh-
tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal sejak masa
sebelum Hindu. Binatang-binatang itu dipandang suci,
maka sering diabadikan dengan cara dilukis.
Relief candi Roro Jonggrang menceritakan
kisah Ramayan dan Kresnayana.
MAKNA BERHARGA DALAM KEHIDUPAN MASA
SEKARANG
Makna berharga yang bisa kita ambil dari
kebudayaan seni rupa dan seni ukir untuk
menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia
kaya akan budaya dan mempunyai peradaban
yang tinggi.
Stupa dijadikan sebagai media pemujaan para
dewa dengan mengitari stupa tersebut.