Professional Documents
Culture Documents
Kestabilan Senyawa Ionik Dan Pengaruhnya
Kestabilan Senyawa Ionik Dan Pengaruhnya
Senyawa Ionik
Lattice Energy
A Z + Z- e2
Ecoul =
4πε0r
Madelung Constant
Born Energy
Born suggested the repulsion energy as:
B is repulsion coefficient
n is called Born exponent.
The net stabilization energy (lattice energy, U) as the sum of Ecoul and Erep:
Born-Lande Equation
the equilibrium situation (where r = r 0 ) and the energy can be given as;
Born-Landé equation
Important Points of Born-Lande Equation
120.200 𝑣 𝑍 + 𝑍 − 34,5
𝑈= x 1− kJ/mol
𝑟0 𝑟0
Digunakan memprediksi
kristal yang belum
Dengan: diketahui strukturnya
v : Spesies Ion berdasarkan kisinya
r0 : jari-jari kation dan anion
r0 = r+ + r-
Born-Haber Cycle
• Berdasarkan hukum hess:
Entalpi reaksi nilainya selalu sama, tidak peduli reaksi berlangsung
dalam satu atau beberapa tahapan.
• Born-Haber mengaplikasikan hukum hess dalam perubahan
entalpi pembentukan padatan ionik yang digambarkan melalui
siklus Born-Haber
ΔHIE
M(g) M+(g)
+
ΔHEA X-(g)
ΔHAM X(g)
ΔHAX U0
ΔHf
M(s) + ½X2(g) MX2(s)
• Sehingga:
ΔHf = ΔHAM + ΔHAX + ΔHIE + ΔHEA + U0
Na(s) + Cl2(g) Na(g) + 2Cl(g)
Jari-Jari Na+ = 102
ΔHA(Na) = 107 KJ.mol-1
Jari-Jari Cl- = 181
ΔHD(Cl)= + 121 KJ.mol-1
Born-Haber Summation:
ΔHat(Na) = + 107 KJ.mol-1
ΔHD(Cl) = + 121 KJ.mol-1
ΔHIENa = + 496 KJ.mol-1
ΔHEACl = - 349 KJ.mol-1
U0 = -786 KJ.mol-1
ΔHf = -411 KJ.mol-1
Uion pair = -450,2
U0 = -786
Na+ Cl-(g)
Ulattice = -336,8
Steps of Born-Haber Cycle for NaCl
1. Atomisasi Natrium
Na fasa Solid diubah menjadi fasa Gas Energinya disebut Energi Atomisasi, ΔHA
Na(s) + Cl2(g) Na(g) + Cl2(g) , ΔHA(Na) = 107 KJ.mol-1
Gas Cl2 tidak mengalami perubahan
2. Atomisasi Klorin
Cl2 fasa gas, diatomisasi menjadi atom gas Cl Energinya disebut energy disosiasi,
ΔHD
Na(g) + Cl2(g) Na(g) + Cl(g) , ΔHD(Cl) = 121 KJ.mol-1
Atom Na tidak mengalami perubahan
3. Ionisasi Atom Natrium
Na fasa gas diubah menjadi ion Na+ fasa Gas Energinya disebut Energi Ionisasi,
ΔHIE
Na(s) + Cl(g) Na+(g) + Cl(g) , ΔHIE(Na) = 495,4 KJ.mol-1
Atom Cl tidak mengalami perubahan
4. Ionisasi Atom Klorin
Cl fasa gas, diatomisasi menjadi ion gas Cl- Energinya disebut afinitas elektron,
ΔHEA
Na+(g) + Cl(g) + e Na+(g) + Cl-(g) , ΔHEA(Na) = -348,5 KJ.mol-1
Ion Na+ tidak mengalami perubahan
Steps of Born-Haber Cycle for NaCl (cont.)
5. Pembentukan Pasangan Ion Na+Cl-
Ion Na+ dan Cl- membentuk Pasangan Ion Na+Cl- Energinya disebut Energi
pasangan Ion, UPI
Na+(g) + Cl-(g) Na+Cl-(g) , UIP = -450,2 KJ.mol-1
6. Pembentukan Kisi Kristal NaCl
Pasangan Ion Na+ Cl- membentuk Kisi kristal NaCl Energinya disebut
Energi kisi, Ukisi
Na+Cl-(g) NaCl(s) , Ukisi = -336,8 KJ.mol-1
• Berdasarkan Kaputinskii:
ΔHf > 0 NaCl2 tidak
{120,200 x 3 x 2 x (-1)} 34,5 pernah terbentuk
U0 ≈ U = X 1−
281,4
281,4
Jika NaCl2 dapat disintesis,
tapi cenderung tidak stabil
U0 ≈ U = -2245 kJ/mol
dan mudah terurai menjadi
NaCl dan Cl2
Pembuktian Daur Termodinamika Peruraian NaCl2
ΔHr
NaCl2(s) NaCl(s) + ½Cl2(g)
-U0 (NaCl2) > 0 U0(NaCl) < 0 -½ ΔHD(Cl2) < 0
-ΔHIE < 0
Na2+(g) Na+(g) Cl(g)
+ + -ΔHEA > 0
ΔH = 0
2Cl- (g)
Cl-(g) + Cl-(g)
• Sehingga:
ΔHr = -U0 (NaCl2) - ΔHIE + U0 (NaCl) - ΔHEA + U0 - ½ΔHD(Cl)
Termodinamika Summation:
Secara Termodinamika:
U0 (NaCl2) = -(-2245) KJ.mol-1
ΔGr = ΔHr – TΔSr
ΔHIENa = -4562 KJ.mol-1
Jika TΔSr ≈ 0
U0 (NaCl) = - 787KJ.mol-1
Maka,
ΔHEACl = - (-349) KJ.mol-1
ΔGr = ΔHr
½ΔHD(Cl) = - 121 KJ.mol-1
ΔGr = -2876,4 kJ/mol
ΔHr = -2876,4 KJ.mol-1
Penentuan Jenis Ion Senyawa Ionik
Kristal MgO ion Mg+ dan ion O- atau ion Mg2+ dan ion O2-
Jika ΔGr > 0 maka Mg+O- lebih stabil dibanding Mg2+O2-
Jika ΔGr < 0 maka Mg+O- kurang stabil dibanding Mg2+O2-
• Berdasarkan Kaputinskii:
ΔHr {120,200 x 2 x 1 x (-1)} 34,5
Mg+O- (s) Mg2+O2-(s) U1 = X 1−
210,7
210,7
-U1 (MgO) > 0 U2(MgO) < 0
U1 = -954 kJ/mol
ΔHIE > 0
Mg+(g) Mg2+(g) {120,200 x 2 x 2 x (-2)} 34,5
U2 = X 1−
+ 210,7
+ 210,7
ΔHEA > 0
O-(g) O2-(g) U2 = -3817 kJ/mol
Penentuan Jenis Ion Senyawa Ionik
ΔHr
Mg+O- Mg2+O2-(s) • Berdasarkan Kaputinskii:
(s)
{120,200 x 2 x 1 x (-1)} 34,5
-U1 (MgO) > 0 U2(MgO) < 0 U1 = X 1−
210,7
210,7
ΔHIE > 0 U1 = -954 kJ/mol
Mg+(g) Mg2+(g)
+ + {120,200 x 2 x 2 x (-2)} 34,5
ΔHEA > 0 U2 = X 1−
O-(g) O2-(g) 210,7
210,7
Sumbangan kovalen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jari-Jari Ion
Bilangan Koordinasi
Jari-Jari Kation Bertambah Bilangan Koordinasi bertambah
Gaya tolak Anion Bertambah
Jari-Jari Anion Bertambah Bilangan Koordinasi bertambah
Gaya tolak Kation Bertambah
Jari-Jari Ion
Muatan Ion
Muatan Kation Bertambah Jari-jari semakin Kecil Efek
pemerisai kecil Muatan Inti efektif semakin besar Jari-jari
semakin Kecil
Fe3+ < Fe2+; Al3+ < Mg2+ < Na+
Muatan Anion Bertambah Jari-jari semakin Besar Efek
pemerisai Besar Muatan Inti efektif semakin Kecil Jari-jari
semakin besar
O- < O2-; F- < O2- < N3-
Jari-Jari Ion Poliatomik
Menurut Yatsimirskii:
Jari-Jari ion poliatomik dapat dihitung dari nilai energi kisi
senyawa yang mengandung ion tersebut Daur Born-Haber
ΔHEA2
+ 4O(g)
S2-(g)
Contoh Daur born-Haber K2SO4
Rasio Radius Senyawa Ionik
Bilangan Koordinasi dan Jari-Jari Ionik
Χa = Kelektronegatifan atom A
Χb = Kelektronegatifan atom B
+ -
Daya polarisasi yang lebih kuat cenderung dimiliki oleh atom berukuran kecil
+ - + - + -
Kation muatan positif tinggi dan ukuran kecil Al3+ > Mg2+ > Na+
Anion muatan tinggi dan ukuran besar (Lunak) N3- > O2- > F-
Pengaruh Polarisasi pada Karakter Kovalen
NaCl(s) Na+Cl-(g)
Dalam Gas
1 Na+ digunakan mempolarisasi 1Cl-
Dalam Padatan Kristal
6 Na+ digunakan mempolarisasi 6 Cl-
Ukuran ion Halida semakin besar F- < Cl- < Br-< I- Semakin mudah
terpolarisasi
Pengaruh Polarisasi pada Titik Lebur
Ikatan Kovalen
A + B AB
Ikatan Ionik
A + B A+B- (ionik)
Fenomena Transisi Ikatan
A+B- (ionik) AB (Kovalen)
Panjang ikatan fase gas dan padat < perhitungan Ikatan Kovalen
Panjang ikatan fase gas dan padat > perhitungan Ikatan ionik
H+ F- H+ F-