Professional Documents
Culture Documents
7.ekonomi Sumberdaya Hutan
7.ekonomi Sumberdaya Hutan
BP
N=
JV
N = Nilai Ekonomi Hasil Hutan (Rp/unit volume)
BP = biaya pengadaan hasil hutan (Rp/pengambilan)
JV = jumlah volume hasil hutan (unit volume/pengambilan)
Kemampuan sektor kehuatanan dalam perolehan devisa
(menyerap investasi) sejak dilakukan pengusahaan hutan dan
industri kehutanan (Nugraha dan Rudianto, 2008):
“Dalam kerangka
CDM, REDD (Reducing
Pembuatan Hutan Emission from Deforestation
Tanaman and Degradation) dan REDD+
(+ fiksasi karbon) Indonesia
sangat berpotensi dan
memiliki peluang yang sangat
tinggi mengingat
ketersediaan sumberdaya
Menyerap Gas Alat Mitigasi hutannya yang melimpah” .
Rumah Kaca Pembangunan Perubahan
CO2 Hutan Iklim
“Untuk hutan tanaman
dengan jenis cepat tumbuh,
kisaran biomasa yang
dihasilkan sampai tanaman
berumur 8-10 tahun adalah
Clean Development Mechanism 100-150 ton per ha, setara
dengan 225 ton CO2 per ha”.
Peranan sektor kehutanan sebagai penggerak
perekonomian (sebagai “Emas Hijau”) mulai
menurun sejak:
Penilaian Biofisik/Kuantifikasi
Identifikasi Manfaat Indikator Nilai
(menurut ruang dan waktu)
Klasifikasi Nilai
Penilaian Ekonomi Manfaat SDH
Teknik dan Metode Penilaian ESDH:
• Teknik berbasis pasar
– Pendekatan harga pasar (Market Prices)
– Pendekatan harga bayangan (Shadow Prices)
– Metode appraisal
• Teknik berbasis non-pasar
– Model biaya perjalanan (Travel Cost Method)
– Metode harga Hedonik
– Pendekatan fungsi produksi
– Penilaian kontingensi (Contingent Valuation)
– Pendekatan hubungan antar barang (Related Goods Approach)
– Penilaian berdasarkan biaya (Cost-Based Valuation)
Teknik Pemilihan Metode Penilaian Nilai Guna (Fahutan IPB, 1999)
NILAI PELESTARIAN
NILAI PENGGUNAAN NILAI PENGGUNAAN
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
4) Nilai Pelestarian:
n ΣWTPi
NPL = [ ]
i=1 JP
NPL = nilai pelestarian (Rp/thn)
WTPi = nilai kesediaan responden untuk membayar (Rp/thn)
JP = jumlah penduduk yang tercakup dalam wilayah kajian
n = jumlah responden (sample)
Nilai total manfaat hutan kemiri rakyat (HKR)
(Alam, 2007 dalam Alam, dkk., 2009)
Nilai Per Ha Share Total
No Nilai Manfaat Nilai Total (Rp/thn)
(Rp) (%)
1 Nilai kayu hutan kemiri 2.678.112.000,00 288.000,00 2,64 (13,18)*
2 Nilai buah kemiri 14.004.639.922,80 1.506.037,20 13,00 (64,95)
3 Nilai ekowisata 169.555.920,22 18.233,78 0,17 (0,83)
4 Nilai penyerapan karbon 81.180.270.000,00 8.730.000,00 79,98
5 Nilai air domestik 221.664.546,79 23.837,46 0,22 (1,09)
6 Nilai air irigasi 4.053.444.816,98 435.901,15 3,99 (19,94)
Total (+ Nilai Serapan C) 101.503.390.561,29 10.915.516,78 100,00
Total (- Nilai Serapan C) 20.323.120.561,28 2.185.516,78 (100,00)
* Persen nilai total manfaat HKR tanpa menghitung nilai serapan Karbon
Hasil perhitungan nilai ekonomi sumber daya alam di kawasan hutan Batang Toru
Jenis Barang dan Jasa Tehnik Valuasi Nilai Ekonomi/thn NPV (10%, 25 thn)
NILAI GUNA LANGSUNG
Hasil hutan kayu Harga Pasar 7,503,650,000 75,614,581,332,79
Hasil hutan non kayu Harga Pasar 21,127,195,000 212,899,589,487.94
(kemenyan)
Hasil tambang emas Harga Pasar 66,600,000,000 671,130,865,214.08
Hasil tambang panas bumi Harga Pasar 3,306,100,212,000 4,407,139,687,941.82
(PLTP)1
Suplai air bagi kebutuhan Harga Pasar 20,622,967,200 207,818,465,769.03
rumah tangga
Suplai air bagi kebutuhan Harga Pasar 3,084,900,000 31,086,660,752.24
pertanian irigasi
Suplai air bagi pendukung Harga Pasar 38,412,246,675 387,081,746,934.07
perikanan
Potensi pariwisata Asumsi & Estimasi 370,200,000 373,052,214.75
PLTA Harga Pasar 99,257,309,253 1,000,219,877,444
Total Nilai Guna Langsung 3,563,078,680,128 35,905,286,447,750
NILAI GUNA TAK LANGSUNG Benefit Transfer 69,212,225,920 697.454.370.347
TOTAL NILAI EKONOMI 3,632,290,906,048 36,602,740,818,096.20
Skema REDD (Reducing Emission from
Deforestation and Degradation) dan Masa
Depan Ekonomi Hutan
• 26 Mei 2010, Pemerintah Indonesia menandatangani Letter
of Intent (LoI) kepada Pemerintah Norwegia, untuk
mengurangi emisi gas CO2, khususnya dari sektor kehutanan.
• Pemerintah Norwegia akan mengucurkan hibah sebesar US$
1 milliar (sekitar Rp9 triliun) secara bertahap mulai tahun
2013.
• Pasca 2013, Pemerintah Norwegia berkemungkinan akan
membayarkan dana hibahnya berdasarkan skema transaksi
perdagangan karbon yang akan disepakati pasca 2013.
Dinamika REDD
• Pertemuan para pihak (COP=Conference of Parties) setiap tahun
memunculkan gagasan bagi negara-negara industri untuk mengganti
kewajiban penurunan karbon di dalam negerinya sendiri dengan
memberikan hibah kepada negara-negara berkembang yang
memiliki sumberdaya hutan.
• Pada COP-13 Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCC)
(Desember 2007 di Bali) skema REDD mengerucut pemberian
hibah kepada negara berkembang untuk mengurangi laju
deforestasi dan kersukan hutan dianggap mampu mengganti (offset)
kewajiban mengurangi emisi karbon di negara maju meskipun
perundingan dan negosiasi berlangsung sangat alot
• Negara maju menjadi “pembeli karbon” yang berhasil ditambat oleh
negara berkembang melalui pengurangan laju deforestasi dan
kerusakan hutan Negara berkembang menjadi “penjual karbon”
karena hutan dan eksosistem yang dimilinya telah berjasa dalam
menambat gas rumah kaca.
• Desember 2007: REDD REDD+ (ditambah peningkatan
“daya tambat karbon”)
Valuasi
(dihitung nilai ekonominya
dengan Unit Rent)
Konstibusi Kehutanan
Semi Hijau
Menghitung Unit Rent:
• Harga produk per unit Rp. …………
• Biaya produksi per unit:
– Biaya eksploitasi per unit Rp. ………….
– Biaya pemasaran, dsb per unit Rp. …………. +
Rp. …………