Professional Documents
Culture Documents
Evelline Priscillia P 405140047 Pemicu 1 Neuro
Evelline Priscillia P 405140047 Pemicu 1 Neuro
Evelline Priscillia P 405140047 Pemicu 1 Neuro
Pemicu 1
Evelline Priscillia Pebriyanto 405140047
+ PEMICU 1
Tujuan pembelajaran/Learning objectives
MM
2. Patofisiologi kejang
Generalized seizures
Convulsive seizures Harrisons Principles of Internl Medicine, 18th Ed. 2012
http://www.epilepsy.com/sites/core/files/upload/image/ilae-2017-classification-basic.png
+
Klasifikasi Kejang
http://www.epilepsy.com/sites/core/files/upload/image/ilae-2017-classification-expanded.png
+
Klasifikasi Kejang
+
Generalized seizure
Grand mal seizure (tonic-clonic seizure)
Myoclonic seizure
Minor automatisms
Lip-smacking, chewing, and fumbling movements of the fingers
EEG pattern
Generalized three-per-second spike and wave pattern
Signs
Outbreak of several small, rhythmic myoclonic jerks may appear
with varying frequency as part of absence seizures
As isolated events in patients with generalized clonic-tonic-clonic
or tonic-clonic seizures
Quite benign & respond well to medication
Simple
Consciousness retained
arise from foci in the sensorimotor cortex
Complex
Vertiginous sensations
E/ lesion in the superoposterior temporal region (junction
between parietal and temporal lobes)
sensation of vertigo
With a temporal focus vertigo is followed by an auditory
sensation
Giddiness, or light-headedness, is a frequent prelude of seizure
Gustatory hallucinations
E/ lesions of the insula and parietal operculum
Salivation and a sensation of thirst may be associated
Signs
The aura
focal seizure of simple type / hallucination (visual and
auditory) / perceptual illusion indicating temporal lobe
origin
Objects or persons in the environment may shrink / enlarge in
the distance (micropsia/macropsia); perseverate as the head is
moved (palinopsia)
Dyscognitive state (déjà vu & jamais vu)
Certain old memories or scenes may insert / abrupt
interruption of memory
Emotional experiences (sadness, loneliness, anger, happiness)
Period of altered behavior and consciousness, the patient is later
found to be amnesic
Harrisons Principles of Internl Medicine, 18th Ed. 2012
+
Somatosensory, Visual, and
Other Types of Sensory Seizures
Motor activity to seizure
automatisms such as lip-smacking, chewing or swallowing
movements, salivation, fumbling of the hands, shuffling of the feet
walk around in a daze or act inappropriately
Certain complex acts that were initiated before consciousness is
lost (walking, chewing food, turning the pages of a book, or
driving)
patients are obviously out of contact with their surroundings /
partially responsive patients seizure originate at right temporal
lobe
Postictal behavior
Global and nonfluent aphasia (left sided origin)
Prolonged disorientation for time and place (right sided origin)
Postictal nose wiping is carried out by the hand ipsilateral to the
seizure focus
http://www.epilepsy.com/learn/triggers-seizures
+
LO 4
Diagnosis Banding
+
Diagnosis Banding
Complications
Injuries
Accidents
Status epilepticus
Sudden unexplained death in epilepsy Harrisons Principles of Internl Medicine, 18th Ed. 2012
http://www.livestrong.com/article/74926-complications-seizures/
+
Daftar Putaka
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tumor Intrakranial
TATALAKSANA
Kausal
• Operatif
• Radioterapi
• Kemoterapi
Obat-obat dan tindakan untuk menurunkan tekanan intrakranial
• Deksamethason
• Manitol
• Posisi kepala ditinggikan 20 – 300
Simptomatik (bila diperlukan dapat dibicarakan) :
• Antikonvulsan
• Analgetik / anti peretik
• Sedativa
• Antidepresan bila perlu
Rehabilitasi medik
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Stroke
DEFINISI
Suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis
(defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara
mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke
iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke
perdarahan)
PEMBAGIAN STROKE
1. Etiologis
Infark: aterotrombotik, kardioembolik, lakunar
Perdarahan: Perdarahan Intra Serebral, Perdarahan Subarahnoid,
Perdarahan Intrakranial et causa AVM
2. Lokasi
Sistem Karotis
Sistem Vertebrobasiler
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Stroke
DASAR DIAGNOSIS
1. Anamnesa dari pasien keluarga atau pembawa pasien
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, kesadaran (Glasgow Coma Scale/ kwantitas/
kwalitas), tanda vital, status generalis, status neurologist.
3. Alat Bantu scoring (skala)
Siriraj Stroke Score (SSS ), Algoritme Stroke Gajah Mada
(ASGM)
4. Pemeriksaan penunjang
Pungsi lumbal (bila neuroimejing tidak tersedia)
Neuroimejing : CT Scan, MRI, MRA, Angiografi, DSA
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Stroke
KRITERIA DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang
Tergantung gejala dan tanda,
Anamnesis usia, kondisi pre dan paska
Defisit neurologis yang terjadi stroke, resiko pemeriksaan,
secara tiba-tiba, saat aktifitas/ biaya, kenyamanan
istirahat, kesadaran baik/ pemeriksaan penunjang
terganggu, nyeri kepala/ Tujuan membantu
tidak, muntah/ tidak, riwayat menentukan diagnosa,
hipertensi (faktor risiko strok diagnosa banding, faktor
lainnya), lamanya (onset), risiko, komplikasi, prognosa
serangan pertama/ulang dan pengobatan
RADIOLOGIS
Pemeriksaan Rontgen dada untuk melihat ada tidaknya infeksi
maupun kelainan jantung
Brain CT-Scan tanpa kontras (Golden Standard)
MRI kepala
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Stroke
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Umum
Umum ditujukan terhadap fungsi vital: paru-paru, jantung, ginjal,
keseimbangan elektrolit dan cairan, gizi, higiene
Khusus pencegahan dan pengobatan komplikasi, rehabilitasi,
pencegahan stroke : tindakan promotif, primer dan sekunder
Penatalaksanaan Khusus
Stroke iskemik / infark
Anti agregasi platelet: Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol,
cilostazol
Trombolitik : rt-PA (harus memenuhi kriteria inklusi)
Antikoagulan : heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli)
Neuroprotektan
Perdarahan subarakhnoid
Antivasospasme: Nimodipin
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
Neuroprotektan
+
Stroke
TATALAKSANA
Perdarahan intraserebral
Konservatif:
Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal
hemostasis)
Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan :
Nimodipine
Neuroprotektan
Operatif: Dilakukan pada kasus yang indikatif/memungkinkan:
Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm
pada fossa posterior
Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK
akut dan ancaman herniasi otak
Perdarahan serebellum
Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum
GCS > 7
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tetanus
DEFINISI
Penyakit sistem saraf yang perlangsungannya akut dengan
karakteristik spasme tonik persisten dan eksaserbasi singkat
KRITERIA DIAGNOSIS
Hipertoni dan spasme otot
Trismus, risus sardonikus, otot leher kaku dan nyeri, opistotonus,
dinding perut tegang, anggota gerak spastik
Lain-lain : Kesukaran menelan, asfiksia dan sianosis, nyeri pada otot-otot
di sekitar luka
Kejang tonik dengan kesadaran tidak terganggu
Umumnya ada luka/ riwayat luka
Retensi urine dan hiperpireksia
Tetanus lokal
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tetanus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila memungkinkan, periksa bakteriologik untuk menemukan C. tetani.
EKG bila ada tanda-tanda gangguan jantung
Foto toraks bila ada tanda-tanda komplikasi paru-paru
DIAGNOSIS BANDING
Kejang karena hipokalsemia
Reaksi distonia
Rabies
Meningitis
Abses retrofaringeal, abses gigi, sulbluksasi mandibula
Sindrom hiperventilasi/ reaksi histeri
Epilepsi/ kejang tonik klonik umum
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tetanus
TATALAKSANA Ampisilin dengan dosis 1 gr/8
jam i.v. (TES KULIT
IVFD dekstrose 5% : RL = 1 : 1 SEBELUMNYA)
/ 6 jam Bila alergi terhadap Penilisin
Kausal: dapat diberikan :
Eritromisin 500 mg/6 jam/oral.
Antitoksin tetanus: ATAU
Serum antitetanus (ATS) Tetrasiklin 500mg/6 jam/oral.
diberikan dengan dosis 20.000
Penanganan luka:
IU/hari/i.m. selama 3-5 hari TES
KULIT SEBELUMNYA. ATAU Dilakukan cross incision dan
Human Tetanus lmmunoglobulin irigasi menggunakan H2O2
(HTlG). Dosis 500-3.000 lU/IM
tergantung beratnya penyakit.
Diberikan SINGLE DOSE
Antibiotik:
Metronidazole 500 mg/ 8 jam
drips i.v.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tetanus
TATALAKSANA Nutrisi
Diberikan TKTP dalam bentuk
Simtomatis dan supportif lunak, saring, atau cair. Bila
perlu, diberikan melalui pipa
Diazepam nasogastrik
Setelah masuk rumah sakit, Menghindari tindakan/
segera diberikan diazepam
dengan dosis 10 mg Iiv perlahan perbuatan yang bersifat
2-3 menit. Dapat diulangi bila merangsang, termasuk
diperlukan rangsangan suara dan cahaya
Dosis maintenance : 10 ampul = yang intensitasnya bersifat
100 mg/500 ml cairan infus (10- intermitten.
12 mg/KgBB/hari) diberikan Mempertahankan/
secara drips (syringe pump) membebaskan jalan nafas:
Setiap kejang diberikan bolus pengisapan lendir oro/
diazepam 1 ampul / IV perlahan nasofaring secara berkala
selama 3-5 menit,
Posisi / letak penderita
diubah-ubah secara periodik.
Pemasangan kateter bila
teriadi retensi urin.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Tetanus Neonatorum
Berikan ibu:
Imunisasi tetanus toksoid 0.5 ml (untuk melindungi ibu dan bayi yg
dikandung berikutnya) dan minta utk datang kembali satu bulan
kemudian untuk pemberian dosis kedua
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Pedoman pelayanan medis edisi 2. 2011.
+
Tetanus Neonatorum
PEMANTAUAN
Perawatan lanjut bayi tetanus neonatorum
Rawat bayi di ruang yg tenang dan gelap utk mengurangi rangsangan
yg tidak perlu
Lanjutkan pemberian cairan IV dgn dosis rumatan
Nilai kemampuan minum dua kali sehari dan dianjurkan untuk
menyusu ASI secepatnya begitu terlihat bayi siap utk mengisap
Bila sudah tidak terjadi spasme selama 2 hari, bayi dapat minum baik
makan bayi dapat dipulangkan
Tumbuh kembang
Meskipun angkan kematian tetanus neonatorum masih tinggi (50%
atau lebih), tetapi bila bayi bisa bertahan hidup tidak akan
mempunyai dampak penyakit di masa datang
Preventif
Pelaksanaan pelayanan neonatal esensial terutama pemotongan tali
pusat dgn alat steril
Perawatan pasca neonatal, tidak mengoles atau menabus sesuatu yg
tidak higienis pada tali pusat
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Pedoman pelayanan medis edisi 2. 2011.
+
Eclamptic Seizures
ECLAMPSIA
The development of grand mal seizures in a woman with
gestational HT or PE, which are not attributable to another cause.
May occur in the antepartum or postpartum period
ISSUES TO CONSIDER
Magnesium sulphate (MgSO4) is the anticonvulsant of choice for
the treatment of eclamptic seizures
Rapid infusion of MgSO4 requires ECG monitoring, call MET
Rapid infusion can lead to hypotension, facial flushing, drowsiness, CNS
depression, nausea and decreased foetal heart variability
Caution in patients with impaired renal function or electrolyte
imbalance, heart block, or myocardial damage.
Make sure you have Calcium Gluconate 10 mls 10% solution
(antidote)
ETIOLOGI
Lepasnya sitokin inflamasi (IL-1 beta) atau hiperventilasi alkalosis dan
meningkatkan pH otak kejang
Diturunkan secara genetik eksitasi neuron tjd lebih mudah (keterkaitan
kromosom 19p dan 8q13-21)
Kejang berasal dari proses ekstrakranial, paling sering disebabkan karena
ISPA, otitis media akut, roseola, ISK, infeksi saluran cerna
DIAGNOSIS BANDING
Infeksi intrakranial demam tjd bersamaan atau setelah kejang
Meningitis bayi tampak letargi, ubun-ubun besar mmebonjol, pemerikasaan
darah tepi adanya leukositosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap, gula darah dan elektrolit jika dicurigai hipoglikemi,
ketidakseimbangan elektrolit, infeksi
Pungsi lumbal singkirkan diagnosis meningitis
EEG
X-ray, CT-Scan, MRI
Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Edisi 4. Jakarta: Meida Aesculapius. 2014
+
Kejang Demam pada anak
FAKTOR RISIKO BERULANGNYA KEJANG DEMAM
Riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 12 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Pusponegoro HD, widodo DP, ismael S, editors. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
Jakarta: unit kerja koordinasi neurologi ikatan dokter anak indonesia; 2006.
+
Kejang Demam pada anak
DEFINISI
Penyakit peradangan akut SSP oleh virus rabies, bermanifestasi
sebagai kelainan neurologi yang umumnya berakhir dengan
kematian
ANAMNESIS
Penderita mempunyai riwayat tergigit, tercakar dengan anjing,
kucing atau binatang lainnya yang :
Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka)
Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit (bukan dibunuh)
Tak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh, lari,
sebagainya)
Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan dll)
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Rabies
GAMBARAN KLINIK
Stadium prodromal (2-10 hari)
Sakit dan rasa kesemutan di sekitar luka gigitan (tanda awal rabies),
sakit kepala, lemah, anoreksia, demam, rasa takut, cemas, agitasi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Rabies
PEMERIKSAAN MENUNJANG DIAGNOSIS
PENUNJANG BILA DITEMUKAN
Pemeriksaan laboratorium Darah
Lekosit, hematokrit, Hb, Lekosit : 8.000-13.000/mm3
Albumin urine, dan Lekosit Hematokrit : berkurang
urine, Likuor Serebrospinal Hb : berkurang
bila perlu
Urine
Pemeriksaan radiologik
Albuminuria
Dapat dilakukan
Sedikit lekosit
pemeriksaan CT Scan
kepala untuk menyingkirkan CSF
kausa lain Protein normal atau sedikit
meninggi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Rabies
TATALAKSANA
Masa inkubasi
Masa inkubasi 9-30 hari tergantung pada spesies parasit, paling
pendek pada P. falciparum dan paling panjang pada P. malariae
Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-
masing spesies parasit untuk P. falciparum 12 hari, P. vivax dan P.
ovale 13-17 hari, P. malariae 28-30 hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan apus darah tebal : ditemukan parasit malaria
DIAGNOSIS BANDING
Penurunan kesadaran sebab lain: Hipoglikemi, asidosis berat,
syok karena hipotensi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+
Malaria Serebral
TERAPI
Antimalaria : Kinin dihidroklorida lV
Terapi suportif : antikonvulsan, antipirektika, penanganan
hipoglikemia, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Pencegahan : Anti malaria oral sejak dua minggu sebelum
perjalanan ke daerah endemis
PENYULIT
Hipoglikemia, Asidosis, Edema paru, Syok hemodinamik, Gagal
ginjal
PROGNOSIS
Sequele jangka panjang : Ataksia, buta kortikal, kejang,
hemiparesis
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Standar Pelayanan Medik (SPM). 2013
+