Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 86

FISIKA DASAR II

Oleh :
Soebyakto
FISIKA
1. FISIKA MURNI / FISIKA TEORI
2. FISIKA INSTRUMENTASI
3. FISIKA INTI / FISIKA NUKLIR / FISIKA
KUANTUM
4. TEKNIK FISIKA / PHYSICAL ENGINEERING
5. FISIKA TERAPAN / APPLIED PHYSICS
6. FISIKA BUMI / GEOPHYSICS / GEOFISIKA
7. FISIKA MODERN
FISIKA DASAR II
1. LISTRIK STATIS
2. LISTRIK DINAMIS
3. LISTRIK BOLAK-BALIK
4. KEMAGNETAN
5. GELOMBANG
6. OPTIK
7. FISIKA MODERN
Every science has a unique vocabulary
associated with it, and physics is no
exception. Precise definition of basic
concepts forms a sound foundation for the
development of a science and prevents
possible misunderstandings.
Finally, we present an intuitive systematic
problem-solving technique that can be used
as a model in solving engineering
problems.
KKNI
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
Teori Praktek
1) Karakter ( 20 % ) ( 20% )
2) Ketrampilan ( 30 % ) ( 50% )
3) Pengetahuan ( 50 % ) ( 30% )

ILMU PENGETAHUAN ALAM / NATURAL SCIENCE,


NATURAL WORLD
INTUITIVE SYSTEMATIC PROBLEM-SOLVING
TECHNIQUE

Kamis, 13 Juni 2019 Soebyakto, 2014, Fisika 1, FT-UPS Tegal 5


Introduction of Applied Physics II
• College Physics provides students with a clear
and logical presentation of the basic concepts
and principles of physics.
• The authors include a broad range of
contemporary applications to motivate
students understanding of how physics works
in the real world.
Pendahuluan Fisika Dasar II
• College Physics, memberikan mahasiswa
presentasi yang jelas dan logis dari konsep
dasar dan prinsip-prinsip fisika.
• Para penulis mencakup berbagai aplikasi
kontemporer untuk memotivasi mahasiswa
memahami bagaimana fisika bekerja di dunia
nyata.
• Finally, we present an intuitive systematic
problem-solving technique that can be used as
a model in solving engineering problems.
• collaborative learning dan individual learning
• Contextual Teaching Learning (CTL)
• sistem PDL (Personal Desk Laboratory)
Our first goal of physics is to increase your ability
to enjoy the world around you by giving you an
increased understanding of it. In particular, to
increase your enjoyment in living on an island of
Java in Indonesia by knowing more about the
physics in all its aspects. Second, the lecture is
designed to give you some feeling for what
industrial engineer do, and what they are
interested in, these days, and why. Beyond this,
to give you insights into science as a human
activity.
Menentukan Gravitasi Setempat
Materi Fisika II
1. Listrik Statis -------> C = Kapasitor (F)
2. Listrik Dinamis  R = Resistor ( Ohm)
3. Listrik Bolak-balik  Z = Impedansi (Ohm)
4. Kemagnetan  B = Induksi Magnetik (T)
5. Gelombang  Gelombang eletromagnetik
6. Optik  datar, cekung, cembung, lensa
7. Fisika Modern  Sinar Laser
Listrik Statis
1. Hukum Coulomb
2. Kuat Medan Listrik
3. Potensial Listrik
4. Energi Potensial Listrik
5. Dua buah keping sejajar
6. Kapasitor
7. Energi yang tersimpan dalam kapasitor
Hukum Coulomb
“Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-
menolak antara dua benda yang bermuatan
listrik sebanding dengan besarnya masing-
masing muatan dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda bermuatan
tersebut”.
F = gaya coulomb (newton)
Q.q
F k 2 Q, q = muatan listrik ( C )
k = tetapan coulomb
r k = 9 x 109 N.m2/C2
1
k o = permitivitas udara atau ruang hampa
4. . o o = 8,85 x 10-12 C2/N.m2
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Fe-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au.

Deret unsur-unsur di atas disebut deret potensial logam


yang lebih dikenal dengan nama Deret Volta.
ALFABET YUNANI

Alpha   Nu N 
Beta B  Xi  
Gamma   Omicron  
Delta   Pi  
Epsilon E  Rho P 
Zeta Z  Sigma  
Eta H  Tau T 
Theta   Upsilon  
Iota   Phi  , 
Kappa K  Chi X 
Lambda   Psi  
Mu M  Omega  

K
o
K = tetapan dielektrik
 = permitivitas suatu medium
(bukan udara atau ruang hampa)

1 Elektron = -1,6 x 10-19 coulomb


1 Proton = 1,6 x 10-19 coulomb
Gambarkan
garis-garis gaya !
q1q3 (q2 )( q3 )
F13  k 2 F23  k 2
r13 r23

F  F  F  2F13.F23. cos 
2
13
2
23
Hitung F, jika diketahui :
q1 = 4 C = 4 x 10-6 C = 0,000004 C
q2 = - 5 C = - 5 x 10-6 C = - 0,000005 C
q3 = 3 C
1 C = 10-6 C
k  9x10 9
1 cm = 10-2 m
r13 = 2 cm = 2 x 10-2 m
r23 = 3 cm
 = 60o
Berapa gaya
Coulomb di titik C ?

AB 2  BC 2  AC 2  2 BC . AC. cos 

BC 2  AC 2  AB 2
cos  
2.BC . AC
qA = 4 C = 4 x 10-6 C = 0,000004 C
qB = - 5 C = - 5 x 10-6 C = - 0,000005 C AB  ( xB  x A ) 2  ( y B  y A ) 2

qC = 3 C BC  ( xB  xC ) 2  ( yB  yC ) 2

AC  ( xC  xA ) 2  ( yC  y A ) 2
Kuat Medan Listrik
Kuat medan listrik (E) didefinisikan sebagai hasil
bagi gaya Coulomb yang bekerja pada muatan
uji dengan besar muatan uji tersebut.
Q.q

F Q
E Ek 2 F k 2
q r r

E = kuat medan listrik (N/C)


Hukum Gauss
“Jumlah garis medan yang menembus suatu
permukaan tertutup sebanding dengan jumlah
muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan
tertutup itu”.
q
  E. A. cos  
o
•  = jumlah garis medan listrik (fluks listrik)
• E = kuat medan listrik pada permukaan tertutup
•  = sudut antara E dan garis normal bidang
• q = muatan yang dilingkupi permukaan tertutup
• o = permitivitas udara
=ExA
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas bidang yang ditembus (m2)
 = fluks listrik (weber)
ALFABET YUNANI

Alpha   Nu N 
Beta B  Xi  
Gamma   Omicron  
Delta   Pi  
Epsilon E  Rho P 
Zeta Z  Sigma  
Eta H  Tau T 
Theta   Upsilon  
Iota   Phi  , 
Kappa K  Chi X 
Lambda   Psi  
Mu M  Omega  
Potensial Listrik
Setiap titik dalam medan listrik selalu memiliki
kuat medan listrik yang merupakan besaran
vektor dan potensial listrik yang merupakan
besaran skalar.
V = E.r n


V V
i 1
i

Q Q
V  k 2 .r  V k
r r
V  V1  V2  V3
Energi Potensial Listrik

W = F.S Q.q
W  k 2 .r  k
Q.q
W = F.r r r
 Q2 Q1 
W12  q k  k 
 r2 r1 

W  q.V

W  q.V
Dua keping logam masing-masing mempunyai
potensial V1 = 6 volt dan V2 = 2 volt. Berapa usaha
yang diperlukan oleh sebuah elektron untuk
berpindah dari V1 ke V2 ?
Penyelesaian : V1 = 6 volt
V2 = 2 volt

19
q  1,6 x10 C
W  q(V2  V1 )
19 19
W  1,6 x10 (2  6)  6,4 x10 joule
Dua Keping Sejajar Bermuatan
Besarnya kuat medan listrik antara kedua keping
sejajar adalah : V = E.d
  
q
E
o A

E = kuat medan listrik (N/C)


 = rapat muatan, yaitu banyaknya muatan tiap satuan luas (C/m2)
o = permitivitas udara atau ruang hampa
= 8,85 x 10-12 C2/N.m2.
Kapasitor
• Kapasitor atau kondensator adalah komponen
listrik yang digunakan untuk menyimpan
muatan listrik.
Q.d o AQ
V   C
 o .A d V

C 
A   K . o
d
• Bahan dielektrikum biasanya terbuat dari
bahan-bahan isolator seperti mika, kertas,
plastik, cairan, udara.
Susunan Kapasitor
1) Kapasitas Kapasitor disusun Seri

q1  q2  q3  q

V  V1  V2  V3
q q
C  V
V C
q q q q
  
C g C1 C2 C3  1

1

1

C g C1 C2 C3
1
2) Kapasitas Kapasitor disusun Paralel

V1  V2  V3  V

q  q1  q2  q3

q
C   q  C.V
V
C g .V  C1 .V  C 2 .V  C3 .V

C g  C1  C 2  C3
Energi yang tersimpan dalam Kapasitor
W  q.V
0 V 0  q C q
V    1
2
2 2 C
q
W  q.( 2 )
1
C
2
q
W  12
C
2
q
W  .C.V  .q.V  .
1
2
2 1
2
1
2
C
LISTRIK DINAMIS
• Listrik Dinamis = listrik arus searah /DC (Direct
Current)
• Hukum Ohm : V = R.I
V = tegangan atau beda potensial (volt)
I = kuat arus ( Ampere )
R = hambatan listrik atau resistor ( ohm atau  ).

q
I
t
Susun Hambatan
1) Seri
2) Paralel
3) Gabungan
Latihan Mid Sem
Sebuah bola lampu yang memiliki hambatan 440
ohm dipasang pada suatu tegangan 220 volt.
Berapakah kuat arus yang mengalir melalui
lampu itu ?
Penyelesaian :
V 220
R = 440 ohm I   0,5 A
R 440
V = 220 volt
I = …. ?
Susunan Hambatan Seri

I1 = I2 = I
V = V1 + V2
Rg = R1 + R2
Susunan Hambatan Paralel
V1  V2  Vab
I  I1  I 2

Vab Vab Vab


 
RP R1 R2

1 1 1
 
RP R1 R2
Tiga buah hambatan masing-masing 4 ohm, 3 ohm
dan 6 ohm disusun paralel dan dihubungkan
dengan sumber tegangan 24 volt. Hitung kuat arus
yang keluar dari sumber tegangan, beda potensial
dan kuat arus pada tiap-tiap hambatan !
Penyelesaian :
R1 = 4 ohm, R2 = 3 ohm dan R3 = 6 ohm
V = 24 volt
Hambatan pengganti paralel :
1 1 1 1 1 1 1 6  8  4 18
       
RP R1 R2 R3 4 3 6 24 24

24 4
RP   
18 3
Vab 24 3
I   24 x  18 A
RP 4 3 4

V1  V2  V3  Vab  V  24Volt

V 24
I1    6A
R1 4

V 24
I2    8A
R2 3

V 24
I3    4A
R3 6
Materi UAS Fisika 2
1) Listrik Dinamis : Rangkaian Listrik DC – gabungan
2) Listrik Bolak-balik : (a) Osiloskop, Rangkaian
listrik R-C, R-L, R-L-C
3) Kemagnetan : (a) Medan magnet disekitar arus
listrik, (b) Medan magnet di sekitar batang
magnet
4) Gelombang : (a) Refraksi, (b) Refleksi, ( c )
interferensi, (d) Polarisasi.
5) Optik : (a) Cermin, (b) Lensa
Rapat Arus
Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar
A, maka rapat arus J dapat ditulis :
dt 2
J
I A ( )
A 2
E

J

Hambatan Jenis
Hambatan jenis didefinisikan sebagai perbandingan antara
kuat medan listrik dengan rapat arusnya.
Hambatan jenis adalah sifat penghantar dari suatu bahan.
Kuat arus dalam suatu penghantar tergantung dari kuat
medan listrik E di dalam penghantar.
E
 E = kuat medan listrik (N/C)
J
J = rapat arus listrik (A/m2)
V = E.L  = hambatan jenis bahan (m)

V V = beda potensial (Volt)


E
L L = panjang kawat ( m )
E V L V
   V = I. R
J I A I .L A

V
I
 .L A R = hambatan suatu kawat penghantar ()
L
R  = Ohm
A
1 inch ( 1 dim ) = 2,54 cm
Eksplorasi metode Restivity
Alat : Restivity Meter 1 ons = 100 g
V tembaga  1,68x108 m
R
I
V = beda potensial (Volt)
L L = panjang kawat ( m )
R
A R = hambatan / resistor (Ohm)
Praktikum Menentukan Hambatan
dt 2
A ( )
2
L
tembaga  1,68x10 m
8 R
A

Bahan : kawat tembaga, diameter dt = …..mm


Alat : Jangka sorong, meteren/penggaris,
multitester / Ohm meter
dp
S  2 ( )
2

L  n.S
L L
R  1,68 x10 8  1,68 x10 8 3
A 3,14 x(10 )2
2

1,68 x10 8 L 4 x1,68 x10 8 L 6,72x10 -2 L


R 6
 6

3,14(10 ) 3,14 x10 3,14
4
Hukum Kirchoff I
“Jumlah arus yang masuk pada suatu titik
percabangan sama dengan jumlah arus yang
keluar dari titik percabangan itu”.

I masuk   I keluar

I1  I 2  I 3  I 4
Hukum Kirchoff II
“Dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah
aljabar gaya gerak listrik (E) sama dengan
jumlah aljabar penurunan potensial listriknya (
I.R )”.
Secara matematika dapat dirumuskan :

 E   (I .R)
E = gaya gerak listrik (ggl) dengan satuan volt.
I = kuat arus listrik ( A ).
R = hambatan penghantar atau resistor ( ohm ).
Energi dan Daya Listrik
W = q.V W W  F.S
P
q t W  12 m(vt2  vo2 )
I
t P = V.I W  Q  m.c.t
V  R.I P  I .R2
P  F.v
W = V.I.t V2 v  .r  2 . f .r
P
W = I2.R.t R n
f 
t
6000 6000
f  6000 rpm    100 Hz
1menit 60 F  m.g
E1  E2  E3  I1 ( R1  r1  r2 )  I 2 ( R2  r3 )

E3  E4  I 2 ( R2  r3 )  I 3 ( R3  r4  R4 )
I1  I 3  I 2
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNET
• Medan Magnet
Medan magnet oleh arus listrik pertama kali
diketahui oleh Hans Christian Oersted (1777 –
1851) dari hasil percobaannya seperti berikut :
• Kaidah tangan kanan atau kaidah sekerup
putar kanan.
Hukum Coulomb untuk Magnet
• “Gaya tolak atau gaya tarik dari dua kutub
magnet berbanding lurus dengan kuat kutub
masing-masing dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya”.
m1 .m2 o
F  k. 2 k  10 7 Wb / Am
r 4.

• F = gaya magnet (N)


• m = kuat kutub magnet
( ampere.meter atau A.m )
• r = jarak antara kedua kutub (m)
• k = konstanta pembanding
Kuat Medan Magnet
• Besarnya gaya yang bekerja pada tiap satuan
kuat kutub utara yang terletak dalam medan
magnet disebut kuat medan magnet.
F m
H H k 2
m' r
• Hubungan kuat medan magnet dengan induksi
magnet atau rapat fluks magnet :
B  = permeabilitas bahan
H
  = 1 untuk hampa udara atau udara ( H = B ).
 >1 untuk bahan-bahan selain udara atau hampa udara.
Induksi Magnetik
• Induksi Magnet di dekat kawat lurus panjang berarus.

 o .I
B
2 .a

• B = induksi magnet pada suatu titik ( weber / m2 atau


tesla )
• I = kuat arus ( A )
• o = 4.10-7 weber/A.m
• a = jarak dari titik p ke kawat berarus ( m )
• Induksi Magnet di sekitar arus melingkar
 o .I .a. sin 
B
2.r 2
a
sin   r  a2  r 2
r

• Besarnya induksi magnet di pusat lingkaran


kawat berarus
 o .I
B Gauss Meter
2.a
Gaya Magnetik

F = B.I.L.sin
F = gaya Lorentz (N)
Azas kerja motor listrik

 = B. I. A
GENERATOR LISTRIK

• Konsep generator pertama kali ditemukan oleh


Michael Faraday yang berkebangsaan Inggris.
ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK
Vm
V  Vm . sin .t Im 
R

V Vm
I  . sin .t I  I m . sin t
R R

V = tegangan sinusoidal (volt)


  2f I = arus sinusoidal (Ampere)

Vm  tegangan maksimum
I m  Kuat Arus Maksimum

sin .t  sudut fasa


Nilai Efektif
Vm Im
Vef  I ef 
2 2

Vef = 0,707.Vm atau Vm = 1,41.Vef

Ief = 0,707.Im atau Im = 1,41.Ief

Ief = Kuat arus efektif (A)


Vm Vef
Vef = Tegangan efektif (Volt) 
I m I ef
Rangkaian Resistif

V  Vm . sin .t I  I m . sin .t


Rangkaian Induktif

Vm
XL 
Im

X L  Reaktansi Induktif ( ohm )


X L  .L  2. . f .L
Rangkaian Kapasitif I  I m . sin( t  90 )
o

V  Vm . sin .t

  2 . f
1
XC 
.C
VC  I C . X C
Rangkaian Seri R-L

XL
V  V V2 2 tg 
VL
tg 
R L VR R

arus I sefase dengan tegangan VR.


Arus I ketinggalan 90o oleh tegangan VL.
Rangkaian Seri R-C

VC
tg 
VR XC
tg 
R
arus I sefase dengan tegangan VR.
arus I mendahului terhadap 90o terhadap tegangan VC

V  VR2  VC2

Z R X 2 2
C
Rangkaian Seri R-L-C

VL  VC XL  XC
tg 
tg  R
VR

V  VR2  (VL  VC ) 2

Z  R2  ( X L  X C )2
Resonansi pada rangkaian seri R-L-C

XL  XC
1
.L 
.C
1
 
2

L.C
1
2. . f 
L.C 1

L.C
1
f 
2. L.C
Gelombang
y = A sin k(x-v.t)
y = Simpangan
v = kecepatan jalar gelombang
k = konstanta

 = 2 /T = 2  f
 = frekwensi sudut (rad/s)
f = frekwensi getaran (Hz)
k = 2/ = bilangan gelombang
e x  e x
tanh x  x
e  e x

 g 2  2 .h
v     tanh
 2   
g. 2 .
v 
2  .

g
v
2

You might also like