Board Committee Roles and Responsibilities

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 58

Board Committee Roles and Responsibilities

Relevance of Board Committees

The establishment of board committees


can bring more focus to the board’s
oversight function by giving proper
authority and responsibilities and by
demanding accountability for these
committees
Audit Committee

Definition (SOX):
 A committee (or equivalent body) established
by and amongst the board of directors of an
issuer for the purpose of overseeing the
accounting and financial reporting processes
of the issuer and audits of the financial
statements of the issuer; and if no such
committee exists with respect to an issuer, the
board of directors of the issuer
Komite Audit

Komite Audit bertugas membantu Dewan


Komisaris untuk memastikan bahwa:
 laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
 struktur pengendalian internal perusahaan
dilaksanakan dengan baik
 pelaksanaan audit internal maupun eksternal
dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang
berlaku
 Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh
manajemen
Komite Audit

Komite Audit memproses calon auditor


eksternal termasuk imbalan jasanya untuk
disampaikan kepada Dewan Komisaris
Jumlah anggota Komite Audit harus
disesuaikan dengan kompleksitas
Perusahaan dengan tetap memperhatikan
efektifitas dalam pengambilan keputusan.
Komite Audit

Komite Audit diketuai oleh Komisaris


Independen dan anggotanya dapat terdiri
dari Komisaris dan atau pelaku profesi dari
luar perusahaan. Salah seorang anggota
memiliki latar belakang dan kemampuan
akuntasi dan atau keuangan.
Audit Committee Responsibility

Corporate governance
Internal controls
Financial reporting
Audit activities
Code of ethics conduct
Whistleblower program
Enterprise risk management
Financial statement fraud
Nominating Committee

Usually responsible for evaluating and


nominating a new director to the board,
and it also facilitates the election of the
new director by shareholders
Nominating Committee

Responsible for:
 Reviewing the performance of current
directors
 Assessing the need for new directors
 Identifying and evaluating the skills,
background, diversity, and knowledge of
candidates
 Having an objective nominating process for
qualified candidates
 Assisting in the election of qualified new
directors
Komite Nominasi dan Remunerasi

Bertugas membantu Dewan Komisaris dalam


menetapkan kriteria pemilihan calon anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta sistem
remunerasinya
Bertugas membantu Dewan Komisaris
mempersiapkan calon anggota Dewan
Komisaris dan Direksi dan mengusulkan
besaran remunerasinya.
 Dewan Komisaris dapat mengajukan calon tersebut
dan remunerasinya untuk memperoleh keputusan
RUPS dengan cara sesuai ketentuan Anggaran
Dasar
Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi diketuai


oleh Komisaris Independen dan
anggotanya dapat terdiri dari Komisaris
dan atau pelaku profesi dari luar
perusahaan
Compensation Committee

Usually formed to determine the compensation


and benefits of directors and executives
Responsibilities:
 Evaluation of directors
 Design and implementation of director compensation
plans
 Evaluation of senior executives
 Design and implementation of executive
compensation plans
 Compensation committee report
Komite Kebijakan Risiko

Bertugas membantu Dewan Komisaris


dalam mengkaji sistem manajemen risiko
yang disusun oleh Direksi serta menilai
toleransi risiko yang dapat diambil oleh
perusahaan
Anggota Komite Kebijakan Risiko terdiri
dari anggota Dewan Komisaris, namun
bilamana perlu dapat juga menunjuk
pelaku profesi dari luar perusahaan.
Corporate Governance Committee

Responsible for developing and


monitoring the company’s governance
principles, including the roles and
responsibilities of directors and officers
Should ensure a proper power sharing
balance between the board and
management, the board and shareholders,
and management and shareholders
Komite Kebijakan
Corporate Governance
Bertugas membantu Dewan Komisaris
dalam mengkaji kebijakan GCG secara
menyeluruh yang disusun oleh Direksi
serta menilai konsistensi penerapannya,
termasuk yang bertalian dengan etika
bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social
responsibility)
Komite Kebijakan
Corporate Governance
Anggota Komite Kebijakan Corporate
Governance terdiri dari anggota Dewan
Komisaris, namun bilamana perlu dapat
juga menunjuk pelaku profesi dari luar
perusahaan;
Bila dipandang perlu, Komite Kebijakan
Corporate Governance dapat digabung
dengan Komite Nominasi dan
Remunerasi.
Peraturan Terkait
Peraturan Terkait di Indonesia

Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5:


Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
Tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum
 Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2007
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang
Penerapan Praktek Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
Komite Audit
Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:


 Melakukan penelaahan atas informasi
keuangan yang dikeluarkan perusahaan
 Melakukan penelaahan atas ketaatan
perusahaan atas peraturan perundang-
undangan di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya
 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan
pemeriksaan oleh auditor eksternal
Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:


(Lanjutan)
 Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko
yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan
manajemen risiko oleh direksi
 Melakukan penelaahan dan melaporkan
kepada komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan emiten
 Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan
informasi perusahaan
 Membuat pedoman kerja komite audit (audit
committee charter)
Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5

Komite audit wajib bekerja sama dengan


pihak yang melaksanakan fungsi internal
audit
Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5

Minimal 3 Orang:
 Minimal 1 orang komisaris independen 
Ketua Komite Audit
 Minimal 2 orang pihak independen dari luar
emiten
Salah seorang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan
Anggota komite audit yang merupakan
komisaris independen bertindak sebagai
ketua komite audit
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006

Tugas dan tanggung jawab:


 Komite Audit melakukan pemantauan dan
evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan
audit serta pemantauan atas tindak lanjut
hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di


atas, Komite Audit paling kurang melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap:
 pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
 kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan
Publik dengan standar audit yang berlaku;
 kesesuaian laporan keuangan dengan standar
akuntansi yang berlaku;
 pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik,
dan hasil pengawasan Bank Indonesia, guna
memberikan rekomendasi kepada dewan
Komisaris.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006

Komite Audit wajib memberikan


rekomendasi mengenai penunjukan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik kepada dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006

Minimal 3 Orang:
 Minimal 1 orang komisaris independen  Ketua
Komite Audit
 Minimal 1 orang dari pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang keuangan atau akuntansi
 Minimal 1 orang dari pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang hukum atau perbankan
Komisaris Independen dan Pihak Independen
yang menjadi anggota Komite Audit tersebut
paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus)
dari jumlah anggota Komite Audit
Komite audit diketuai oleh komisaris independen
Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas,
akhlak, dan moral yang baik.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Kewajiban pembentukan komite audit di
BUMN berlaku untuk:
 BUMN yang mempunyai kegiatan usaha di
bidang Asuransi dan Jasa Keuangan Lainnya;
 BUMN yang menjadi PT Terbuka;
 BUMN yang berada dalam persiapan
privatisasi; dan
 BUMN yang asetnya bernilai sekurang-
kurangnya Rp. 1.000.000.000.000,- (satu
triliun rupiah).
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Pada BUMN lain, Komisaris/Dewan
Pengawas dapat membentuk Komite Audit
yang bekerja secara kolektif dan berfungsi
membantu Komisaris/Dewan Pengawas
dalam melaksanakan tugasnya.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002

Bertugas membantu Komisaris/Dewan


Pengawas dalam memastikan efektivitas
sistem pengendalian intern dan efektivitas
pelaksanaan tugas eksternal auditor dan
internal auditor
Kepmen BUMN Nomor: KEP-117/M-
MBU/2002

Salah seorang anggota Komite Audit


adalah anggota Komisaris yang sekaligus
berkedudukan sebagai Ketua Komite.
Komite Lain
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Dalam rangka mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya, Dewan Komisaris wajib
membentuk paling kurang:
 Komite Audit;
 Komite Pemantau Risiko;
 Komite Remunerasi dan Nominasi.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2007
Anggota Komite Remunerasi paling
kurang terdiri dari:
 seorang Komisaris Independen;
 seorang Komisaris; dan
 seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi
sumber daya manusia atau seorang
perwakilan pegawai.
Diketuai oleh Komisaris Independen.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2007
Anggota Direksi dilarang menjadi anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi
Dalam hal anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi ditetapkan lebih dari 3 (tiga)
orang maka anggota Komisaris
Independen paling kurang berjumlah 2
(dua) orang.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Tugas dan tanggung jawab komite
remunerasi dan nominasi paling kurang:
 terkait dengan kebijakan remunerasi:
 melakukan evaluasi terhadap kebijakan
remunerasi ; dan
 memberikan rekomendasi kepada dewan
Komisaris mengenai:
 kebijakan remunerasi bagi dewan Komisaris dan Direksi
untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham;
 kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada
Direksi;
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Tugas dan tanggung jawab komite
remunerasi dan nominasi paling kurang:
 terkait dengan kebijakan nominasi:
 menyusun dan memberikan rekomendasi
mengenai sistem serta
 prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota
dewan Komisaris dan Direksi kepada dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham;
 memberikan rekomendasi mengenai calon
anggota dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada
dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham;
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Tugas dan tanggung jawab komite
remunerasi dan nominasi paling kurang:
 terkait dengan kebijakan nominasi:
 memberikan rekomendasi mengenai Pihak
Independen yang akan menjadi anggota Komite
dewan Komisaris.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2007
Komite Remunerasi dan Nominasi dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab
terkait dengan kebijakan remunerasi
paling kurang wajib memperhatikan:
 kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
 prestasi kerja individual;
 kewajaran dengan peer group; dan
 pertimbangan sasaran dan strategi jangka
panjang Bank.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Komite Pemantau Risiko paling kurang
melakukan:
 evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut;
 pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, guna memberikan
rekomendasi kepada dewan Komisaris.
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Anggota Komite Pemantau Risiko paling
kurang terdiri dari:
 seorang Komisaris Independen;
 seorang Pihak Independen yang memiliki
keahlian di bidang keuangan; dan
 seorang Pihak Independen yang memiliki
keahlian di bidang manajemen risiko.
Diketuai oleh Komisaris Independen.
Anggota Direksi dilarang menjadi anggota
Komite Pemantau Risiko
Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006
Komisaris Independen dan Pihak
Independen yang menjadi anggota Komite
Pemantau Risiko paling kurang 51% (lima
puluh satu perseratus) dari jumlah
anggota Komite Pemantau Risiko.
Anggota Komite Pemantau Risiko wajib
memiliki integritas, akhlak, dan moral yang
baik.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dapat
mempertimbangkan untuk membentuk
Komite lain yang terdiri dari Komite
Nominasi, Komite Remunerasi, serta
Komite Asuransi dan Resiko Usaha guna
menunjang pelaksanaan tugas
Komisaris/Dewan Pengawas.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Komite Nominasi bertugas menyusun
kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi
anggota Komisaris/Dewan Pengawas,
Direksi dan para eksekutif lainnya di
dalam BUMN yang bersangkutan,
membuat sistem penilaian dan
memberikan rekomendasi tentang jumlah
anggota Komisaris/Dewan Pengawas dan
Direksi BUMN yang bersangkutan.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Komite Remunerasi bertugas menyusun
sistem penggajian dan pemberian
tunjangan serta rekomendasi tentang:
 penilaian terhadap sistem tersebut;
 opsi yang diberikan, antara lain opsi atas
saham;
 sistem pensiun; dan
 istem kompensasi serta manfaat lainnya
dalam hal pengurangan karyawan.
Kepmen BUMN Nomor: KEP-
117/M-MBU/2002
Komite Asuransi dan Resiko Usaha
bertugas melakukan penilaian secara
berkala dan memberikan rekomendasi
tentang resiko usaha dan jenis serta
jumlah asuransi yang ditutup oleh BUMN
dalam hubungannya dengan resiko usaha.
Perkembangan Keberadaan Komite
Audit

Abad ke-19  Inggris


1939: NYSE mengusulkan pembentukan komite
audit
1978: menjadi persyaratan untuk listing di NYSE
1987: rekomendasi Treadway Commission
1999: rekomendasi Blue Ribbon Committee
2002: The Sarbanes-Oxley Act 2002
Peraturan Terkait di Indonesia

Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5:


Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
Tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang
Penerapan Praktek Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
Peraturan Bapepam-LK
No. IX.1.5

Minimal 3 Orang:
 Minimal 1 orang komisaris independen 
Ketua Komite Audit
 Minimal 2 orang pihak independen dari luar
emiten
Salah seorang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006

Minimal 3 Orang:
 Minimal 1 orang komisaris independen  Ketua
Komite Audit
 Minimal 1 orang dari pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang keuangan atau akuntansi
 Minimal 1 orang dari pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang hukum atau perbankan
Komisaris Independen dan Pihak Independen
yang menjadi anggota Komite Audit tersebut
paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus)
dari jumlah anggota Komite Audit
Kepmen BUMN Nomor :
KEP-117/M-MBU/2002

Salah seorang anggota Komite Audit


adalah anggota Komisaris yang sekaligus
berkedudukan sebagai Ketua Komite.
Peraturan Bapepam-LK
No. IX.1.5

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:


 Melakukan penelaahan atas informasi
keuangan yang dikeluarkan perusahaan
 Melakukan penelaahan atas ketaatan
perusahaan atas peraturan perundang-
undangan di pasar modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya
 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan
pemeriksaan oleh auditor eksternal
Peraturan Bapepam-LK
No. IX.1.5

Tugas dan tanggung jawab, antara lain:


(Lanjutan)
 Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko
yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan
manajemen risiko oleh direksi
 Melakukan penelaahan dan melaporkan
kepada komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan emiten
 Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan
informasi perusahaan
Peraturan Bapepam-LK
No. IX.1.5

Komite audit wajib bekerja sama dengan


pihak yang melaksanakan fungsi internal
audit
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006

Tugas dan tanggung jawab:


 Komite Audit melakukan pemantauan dan
evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan
audit serta pemantauan atas tindak lanjut
hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006

 Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas,


Komite Audit paling kurang melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap:
 pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern;
 kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
dengan standar audit yang berlaku;
 kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang
berlaku;
 pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan
Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank
Indonesia, guna memberikan rekomendasi kepada dewan
Komisaris.
 Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
kepada dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham
Kepmen BUMN Nomor :
KEP-117/M-MBU/2002

Bertugas membantu Komisaris/Dewan


Pengawas dalam memastikan efektivitas
sistem pengendalian intern dan efektivitas
pelaksanaan tugas eksternal auditor dan
internal auditor
Peraturan Lain

 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga


Keuangan Nomor: KEP-134/BL/2006 Tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan
Publik
 Laporan tahunan wajib memuat uraian singkat mengenai

penerapan tata kelola perusahaan yang telah dan akan


dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode laporan keuangan
tahunan terakhir
 komite audit, mencakup antara lain:
a) nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite audit;
b) uraian tugas dan tanggung jawab;
c) frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran masing-masing
anggota komite audit; dan
d) laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit

You might also like