Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

DELAYED SPEECH

Language Development and Communication Disorders

RIZKIYA NOVITA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
• Disorders of speech and language are very common in preschool-age children.
Nearly 20% of 2 yr olds are thought to have delayed onset of speech. By age 5 yr,
approximately 6% of children are identified as having a speech impairment, 5% as
having both speech and language impairment, and 8% as having language
impairment. (NELSON)
• Boys are nearly twice as likely to have an identified speech or language impairment
as girls. (NELSON)
• Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan.
Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan
pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami
keterlambatan perkembangan umum. [Bernie Endyarni Medise (Ikatan Dokter Anak
Indonesia)http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-
keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak]
FAKTOR RESIKO
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
Keterlambatan bicara dapat disebabkan:
• Gangguan pendengaran
• Gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif
dan/atau ekspresif)
• Autisme
• Gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata
(dikenal sebagai gangguan artikulasi).

Untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang


teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter
anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara
ETIOLOGI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Diproduksinya Menghambat dan
Rubella
suatu zat Protein
Sel Epitel Menghentikan
Pernapasan
tertentu Mitosis sel pada
Menginfeksi fetus
Ibu hamil di
trimester
awal

Kerusakan
Virus Bereplikasi Nekrosis ↓Multipikasi sel
kromosom
Sel Epitel Jaringan
Pernapasan

Sel Epitel
Pernapasan
Menyebar melalui
Lymp nodes
RUBELLA CONGENITAL SYNDROME

Menginfeksi Insufiensi
fetus melalui
plasenta Vaskuler

NELSON.2016
PATOFISIOLOGI
The viral mechanisms for cell injury and death in postnatal or congenital
rubella are not well understood. Following infection, the virus replicates
in the respiratory epithelium and then spreads to regional lymph nodes
Causes of cellular and tissue damage in the infected fetus may
include tissue necrosis due to vascular insufficiency, reduced cellular
multiplication time, chromosomal breaks, and production of a protein
inhibitor causing mitotic arrests in certain cell types. The most distinctive
feature of congenital rubella is chronicity. Once the fetus is infected
early in gestation, the virus persists in fetal tissue until well beyond
delivery. Persistence suggests the possibility of ongoing tissue damage
and reactivation, most notably in the brain.
(NELSON.2016)
MANIFESTASI KLINIS
Primary disorders of speech and language development are often
found in the absence of more generalized cognitive or motor dysfunction.
Disorders of communication are the most common comorbid
condition in persons with generalized cognitive disorders (intellectual
disability or autism), structural anomalies of the organs of speech
(velopharyngeal insufficiency from cleft palate), and neuromotor
conditions affecting oral motor coordination (dysarthria from cerebral
palsy or other neuromuscular disorders). [NELSON]
DIAGNOSIS
TATA LAKSANA
KOMPLIKASI
1. Emotional and Behavioral Difficulty
Preschoolers with language difficulty commonly express their frustration
through anxious, socially withdrawn, or aggressive behavior.
2. Motor and Coordination Delays
PENCEGAHAN
Orangtua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan
bahasa seorang anak. Kosakata anak berbanding lurus dengan jumlah kata yang didengarnya pada
masa kritikal perkembangan bicaranya. Hal-hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengoptimalkan
perkembangan bicara dan bahasa anak antara lain:

1. Rajin berbicara dan berkomunikasi dengan anak, dimulai pada masa bayi. Kapanpun, di manapun
Anda berada bersama anak Anda, katakanlah apa yang sedang terjadi, apa yang sedang Anda
lakukan, dan sebutkan nama benda-benda yang ditemui. Walau bayi yang sangat muda belum
bisa berbicara, kata-kata yang didengarnya akan menjadi bekal dalam perkembangan bicara dan
bahasanya!
2. Membacakan cerita adalah cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak. Bayi dan anak
kecil biasanya tertarik pada cerita yang bersajak. Sembari membaca, anak dapat diajak menunjuk
gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.

Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM)


http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara
PENCEGAHAN
TANDA BAHAYA
Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
• Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan
terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
• Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
• Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan

Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)


• Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons
• Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan
• Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
PENCEGAHAN
TANDA BAHAYA
Tanda bahaya perkembangan motor kasar
• Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri
dan kanan.
• Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan
• Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot
• Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
• Adanya gerakan yang tidak terkontrol

Tanda bahaya gangguan motor halus


• Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
• Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun
• Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan
setelah usia 14 bulan
• Perhatian penglihatan yang inkonsisten
PENCEGAHAN
TANDA BAHAYA
Tanda bahaya gangguan sosio-emosional
• 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain
• 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
• 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
• 15 bulan: belum ada kata
• 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura
• 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
• Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi

Tanda bahaya gangguan kognitif


• 2 bulan: kurangnya fixation
• 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
• 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
• 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba
• 24 bulan: belum ada kata berarti
• 36bulan: belum dapat merangkai 3 kata

Bernie Endyarni Medise (Ikatan Dokter Anak Indonesia) http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-


anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
PROGNOSIS

You might also like