Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 48

MARITIME LAW

 M. Husseyn Umar, Hukum Maritim dan


Masalah-masalah Pelayaran di Indonesia,
Buku 2, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
2001.

 UNDANG-UNDANG NO.17 TAHUN 2008 TENTANG


PELAYARAN
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN
2002 TENTANG P E R K A P A L A N
TOPIK I: INTRODUCTION

 Definisi HUKUM MARITIM


 Hubungan dengan HUKUM LAUT
 Fungsi Pokok Hukum Maritim
 Sumber Hukum Maritim
 Governing Law on Marine
Transportation
MARITIME LAW

That system of law which particularly


relates to:
 to business transacted at sea; or
 commerce and navigations;
 relating to navigation, to ships and shipping, to
seamen, to the transportation of persons and
property by sea and to marine affairs generally
 Thelaw relating to harbors, ships and
seamen
 An important branch of the
commercial law of marine nations,
divided into a variety of departments,
such as those:
- About harbors
- Property of ships
- Duties and rights of master and seamen
- Contract of affreightment
- Salvage, etc.
RELATIONS OF INTERNATIONAL LAW
OF THE SEA and MARITIME LAW

Law of the Sea Maritime Law


Public Public
private
commerce

 Jurisdiction (port state/coastal state/flag state)


• Navigation
• Shipping and Registration
Relation Between INTERNATIONAL
LAW OF THE SEA and MARITIME
LAW:

“The law of the sea encompasses all


aspects of the uses and resources of the
oceans. Maritime law constitute that
specialized branch of the law which
governs maritime transport and sea-borne
international trade”
Hukum Maritim Internasional
 International Public Maritime Law/Public
International Maritime Law
concerns the legal relationship between States in
respect of maritime matters.

 Private International Maritime


Law/Conflict of Maritime Laws
is the collection of rules used to resolve maritime
disputes as to choice of law, choice of jurisdiction
and recognition of foreign judgments between
private parties subject to the laws of different
States.
 International Private Maritime Law
concerns the legal maritime relationships between
private parties of different States.
SOURCES OF MARITIME LAW

 International Law (conventions, customary law,


general principle of law, judicial decision, legal
doctrine)

 Community Law (a.l. Hague Rules, custom of


navigation and harbors, ketentuan-ketentuan
IMO, dll.)

 National Law (a.l. undang-undang pelayaran,


undang-undang kepelabuhanan, etc.)

 Contract between parties


Subjects of Maritime Law

 States
 Vessel Operators
 Ship owners’ Associations
 Shipping Associations & Organizations
 Classification Societies
 Ship Registries
 Ports
FUNCTIONS OF MARITIME LAW

 Provides the legal framework for maritime


transport, i.e. the carrying out of a state’s
foreign trade.

 Implement the basic objectives of a State


as a Port State and Coastal State.

 May serve the achievement of certain


economic purposes.
GOVERNING LAW OF MARINE
TRANSPORTATION

 International Law
 Community Law
 Domestic Law

Freedom of navigation
Legal relations
Public authorities
Competition
Technical and professional
certifications
TOPIK 2: LEGAL RELATION OF
NAVIGATION

 Legal Subjects
 Legal Objects
 Means
LEGAL SUBJECTS OF
NAVIGATIONS

– SHIP OWNER Perorangan

Company

– SHIP OPERATOR entrepreneur


engange
in shipping
– SEA MASTER

CREW
LEGAL OBJECTS OF
NAVIGATION
 LAUT sebagai sarana navigasi

 KAPAL as an object

as a subject
- pemilik/operator
- pengguna
- awak kapal

 ACTIVITIES pengangkutan/tranportasi
Transportasi Maritim Indonesia

Semua aktivitas yang berkaitan dengan


angkutan di perairan, kepelabuhanan serta
keamanan dan keselamatannya.

Angkutan di perairan:
kegiatan pengangkutan penumpang dan barang
dengan mengunakan kapal melalui suatu wilayah
perairan (laut, sungai dan danau, dan
penyeberangan) dan teritori tertentu (dalam
negeri dan luar negeri) untuk layanan khusus dan
umum
Teritori Pelayaran:
 Pelayaran Luar Negeri (internasional):
pelayaran dari satu pelabuhan Indonesia yang
terbuka untuk perdagangan luar negeri ke suatu
pelabuhan di luar negeri dan sebaliknya

 Pelayaran dalam negeri


pelayaran domestik dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di wilayah Indonesia
Pelayaran dalam negeri
 Angkutan Khusus:
diselenggarakan hanya untuk melayani
kepentingan sendiri sebagai penunjang usaha
pokok dan tidak melayani kepentingan umum

 Angkutan Umum:
- pelayaran rakyat
- pelayaran nasional
- pelayaran perintis
Aktivitas Penunjang Transportasi
Maritim
 Usaha bongkar muat barang
 Usaha jasa pengurusan transportasi
(freight forwarding) >>> pengiriman dan
penerimaan barang

 Usaha ekspedisi muatan kapal laut


>>> usaha pengurusan dokumen dan pekerjaan
yang berkaitan dengan penerimaan dan
penyerahan muatan
MEANS OF THE LEGAL
RELATIONS
 SHIPS: - as the goods
- as the unit of productions
- as an instrumental good of navigation

 DOCUMENTS Certificate

Log book

 CONTRACTS APPLY TO SHIPPING


CONTRACT APPLY TO SHIPPING

 Leasing agreement
 Charter Agreement
 Transport Contract
 Ship Building Contract
TOPIK III: KEBANGSAAN DAN
PENDAFTARAN KAPAL

State Authority

Flag

Registration
UNCLOS 1982 Pasal 91(1)

“Setiap negara harus menetapkan


persyaratan bagi pemberian kebangsaannya
pada kapal, untuk mendaftarkan di dalam
wilayahnya, dan untuk hak mengibarkan
benderanya. Kapal memiliki kebangsaan
negara yang benderanya secara sah dapat
dikibarkan olehnya. Harus ada suatu kaitan
yang sungguh-sungguh (genuine link)
antara negara dan kapal itu”.
“GENUINE LINK”

 Domestic Law Social economic


factors

 International law effective control


SISTEM REGISTER

 National Register

 Hybrid

 Open Register/Flag of Convenience


NATIONAL REGISTER
Ada persyaratan/pembatasan tertentu
bagi kapal yang akan didaftarkan atau
beroperasi di wilayah negara, a.l:

- ditentukan kepemilikannya

- ditentukan awak kapalnya

- dibatasi hak berlayar di perairan


nasionalnya
OPEN REGISTER
(Flag of Convenience)
 Tidak mensyaratkan adanya “genuine link”
 Menyebabkan terjadinya pertautan unsur asing
dalam satu kapal
 Biasanya dilandasi oleh kepentingan ekonomis
baik oleh pemilik kapal maupun oleh negara
pendaftar
HYBRID

Penggabungan antara sistem national


register dan open register
PENDAFTARAN KAPAL

PASAL 94 UNCLOS 1982

(1) Setiap negara harus melaksanakan


secara efektif yurisdiksi dan
pengawasannya dalam bidang
administratif, teknis dan sosial atas kapal
yang mengibarkan benderanya
(2) Khususnya setiap negara harus:
a. Memelihara suatu daftar (register)
kapal-kapal yang memuat nama dan
keterangan – keterangan lainya
tentang kapal yang mengibarkan
benderanya…
b. menjalankan yurisdiksi berdasarkan
perundang-undangan nasionalnya
terhadap kapal yang mengibarkan
benderanya, nakhoda, perwira, dan
awak kapal menyangkut masalah
administratif, teknis dan sosial
mengenai kapal tersebut
United Nations Convention on
Conditions for Registration of Ships
(Geneva, 7 February 1986)

Art. 5

(1) The flag State shall have a competent


and adequate national maritime
administration, which shall be subject to
its jurisdiction and control.
(2)The flag State shall implement applicable
international rules and standards
concerning, in particular, the safety of
ships and persons on board and the
prevention of pollution of the marine
environment
Definisi Kapal
Kapal adalah kendaraan air dengan
bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin,
tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik
atau ditunda, termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan di
bawah permukaan air, serta alat apung
dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah .
DEFINISI KAPAL (Inggris):
A “Ship” includes every description of vessel
used in navigation not propelled by oars
(Merchant Shipping Act 1894 Sec. 742)

Extended by Merchant Shipping Act 1921:


“Every description of lighter, barge or like
vessel used in navigation in Great Britain,
however propelled”
Definisi ini sesuai dengan rumusan Pasal 309
(1) KUHD bahwa kapal adalah semua alat
berlayar (vaartuuing) apapun nama dan sifatnya
Kriteria alat berlayar (Memorie van
Toleliching KUHD):
 Bisa mengapung
 Bisa bergerak di air

Selain kapal dan perahu, termasuk:


- dok terapung
- Mesin pengeruk lumpur
- Alat pengangkut terapung
- Mesin penyedot pasir laut
- dll
“Kapal Indonesia” adalah kapal yang
memiliki kebangsaan Indonesia sesuai
dengan ketentuan perundangan

“British Ship” is determined by answering in


the affirmative one or other of these two
questions: was it owned (a) entirely by a
British subject or subjects? Or (b) by a
corporation registered in or having its
principal place of business in the UK or
dominions
TUJUAN PENDAFTARAN KAPAL
 Mendapatkan tanda kebangsaan

 Berhak mengibarkan bendera negara


pendaftar

 Mendapatkan keuntungan-keuntungan
sebagai kapal berbendera negara
pendaftar
PERBEDAAN STATUS HUKUM KAPAL
YANG TERDAFTAR DAN TIDAK
TERDAFTAR

 KAPAL TIDAK TERDAFTAR benda


bergerak

 KAPAL TERDAFTAR benda tidak


bergerak

dapatkah kapal yang tidak terdaftar dihipotikkan?


Akibat Hukum Pendaftaran Kapal:
 Status kapal yang semula benda bergerak (Pasal
510 BW) beralih menjadi benda tetap
 Tata cara pengalihan, penyerahan hak milik, dan
perubahan-perubahan terhadap saham atas kapal
harus dilakukan di hadapan pegawai pendaftaran
dan pencatatan balik nama kapal
 Pengikatan kapal sebagai jaminan harus
dilakukan dengan hipotik atas kapal
Failure to Register

A vessel not registered as a British ship is


not entitled to the benefits or privilege
conferred on British ship by the Merchant
Shipping Act but an unregistered British
ship is still subject to liabilities, penalties,
etc imposed by the Act
PENDAFTARAN KAPAL DI
INDONESIA
Kapal yang dapat didaftarkan di
Indonesia adalah:
 kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-
kurangnya GT 7 (tujuh Gross Tonnage);
 kapal milik warga negara Indonesia atau badan
hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
dan berkedudukan di Indonesia; dan
 kapal milik badan hukum Indonesia yang merupakan
usaha patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki
oleh warga negara Indonesia.
TEMPAT PENDAFTARAN

(1) Pendaftaran kapal dilakukan di tempat


yang ditetapkan oleh Menteri.
Kapal yang sedang dibangun pendaftarannya
dilakukan di wilayah hukum kesyahbandaran tempat
galangan kapal berada

(2) Pemilik kapal bebas memilih salah satu


tempat pendaftaran kapal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) untuk
mendaftarkan kapalnya.
Bolehkah didaftarkan di dua tempat? Why?
“Kapal dilarang didaftarkan apabila pada sat
yang sama kapal itu masih terdaftar di
tempat pendaftaran lain “
Kapal asing yang akan didaftarkan di Indonesia
harus dilengkapi dengan surat keterangan
penghapusan dari negara bendera asal
kapal.
Pendaftaran Kapal meliputi:

 Pendaftaran hak milik


 Pembebanan hipotik
 Hak kebendaan lainnya atas kapal
SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN

 Bukti kepemilikan
 Identitas pemilik
 Surat Ukur
 Kapal yang dibeli atau diperoleh dari luar
negeri dan sudah terdaftar di negara asal
harus dilengkapi pula dengan surat
keterangan penghapusan dari daftar kapal
yang diterbitkan oleh pemerintah negara
yang bersangkutan.
Akta Pendaftaran Kapal
 Pendaftaran hak milik atas kapal dilakukan
dengan pembuatan akte pendaftaran oleh Pejabat
Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal.
 Untuk setiap akte pendaftaran hak milik atas
kapal diterbitkan satu grosse akte yang diberikan
kepada pemilik kapal
 Grosse akte tersebut merupakan salinan pertama
dari minut akte yang merupakan asli akte
pendaftaran kapal.
 Akte pendaftaran harus memuat:
a. nomor dan tanggal akte
b. nama dan tempat kedudukan Pejabat pendaftaran
kapal;
c. nama dan domisili pemilik;
d. data kapal; dan
e. uraian singkat kepemilikan kapal.
Surat Ukur Kapal
 Setiap kapal yang digunakan untuk berlayar
wajib diukur.
 Pengukuran kapal dilaksanakan oleh pejabat
Pemerintah yang telah memenuhi kualifikasi
sebagai ahli ukur kapal
 Surat ukur (meetbrief) menyebutkan ukuran-
ukuran terpenting kapal, seperti: ukuran,
lebar, kedalaman, sarah, palka, dll.

You might also like