Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar
Konsep Dasar
ADMINISTRASI PUBLIK
Kariono
kariono.mapuma@gmail.com
1
DAFTAR PUSTAKA
3
Istilah administrasi berasal dari :
Bahasa Belanda “administratie” = tata usaha atau
urusan pencatatan
Tata Usaha Administrasi dlm arti sempit
Bahasa Inggris “ administration” = seluruh proses
kegiatan dari kelompok-kelompok kerja yang saling
bantu guna mencapai tujuan bersama
Administrasi Publik
What is administration ?
Nigro :
“ cooperative
group effort in a
public or private
setting”
Human activity is
cooperative if it has
effect that would be
absent if the
cooperation did not
take place
What is administration ?
Simon :
• “a type of cooperative
human efforts that has
high degree of
rationality”
• Tindakan rasional =
tindakan yg
diperhitungkan secara
seksama untuk
mewujudkan tujuan yg
diinginkan dengan
kerugian seminimal
mungkin
Wikipedia :
The word "administration" means giving
service or to give a definition it can be
understood as the process of organizing
people and resources so to direct activities
toward common goals.
PENGERTIAN
( S.P. SIAGIAN )
“ Proses K. S antara 2 org / lebih, berdasarkan
rasionalitas ttt.utk mencapai tujuan bersama yg
telah ditentukan ".
ADM PRINSIP-PRINSIP :
1. Kegiatan
2. Banyak orang
3. Utk mencapai tuj. Bersama
TUJUAN
PEKERJAAN POKOK SAAT
TERTENTU
O M K I P F B R
TUJUAN
RANGKAIAN KEGIATAN TERCAPA
KERJASAMA
I
KEPENDUDUKAN
HUKUM PENDIDIKAN DAN LAIN-LAIN
Sumber : The Liang Gie, Pengertian, Kedudukan dan Perincian Ilmu Administrasi, Supersukses,Yogyakarta, 1982.
Rakyat
Hak Memilih / dipilih
Warga Negara
Berdasarkan Ketentuan
Sejumlah Masyarakat
Orang Dibina + Dilayani oleh Ad. P setempat
Penduduk
- Pendataan - Penyebaran - Evakuasi
George Frederickson :
Pra-governmental concept = semua aktivitas
non-privat yg telah dijalankan jauh sebelum
adanya pemerintah/negara (modern)
adj.
Of, concerning, or affecting the community or the people:
the public good.
Maintained for or used by the people or community: a
public park.
Capitalized in shares of stock that can be traded on the
open market: a public company.
Participated in or attended by the people or community:
“Opinions are formed in a process of open discussion and public
debate” (Hannah Arendt).
Connected with or acting on behalf of the people,
community, or government: public office.
Enrolled in or attending a public school: transit passes for
public students.
Open to the knowledge or judgment of all: a public scandal.
N (Nouns)
The community or the people as a
whole.
A group of people sharing a common
interest: the reading public.
Admirers or followers, especially of a
famous person.
APA ARTI “PUBLIC” ?
(Bahasa Inggeris)
Public = umum
• Public ownershhip (milik umum)
• Public effering (penawaran umum)
• Public service (pelayanan umum)
Public = masyarakat
• Public relation (hubungan masyarakat)
• Public interest (kepentingan masyarakat)
Public = negara
• Public authorities (otoritas negara)
• Public finance (keuangan negara)
• Publiv revenue (penerimaan negara)
16
KONTEKS BAHASA INDONESIA
• Dalam Bahasa Indonesia sesuai bila diberi
terjemahan praja (sansekerta) yang berarti
rakyat.
• Pemerintah yang melayani rakyat diberi
istilah Pamong Praja (pelayan rakyat)
• Sejak zaman Belanda kata praja sudah salah
kaprah, praja menadi raja
• Pemerintah yang seharusnya melayani
rakyat, tetapi malah sebaliknya pemerintah
yang minta dilayani oleh rakyat
17
LIMA PERSPEKTIF TENTANG PUBLIK
Dalam wacana ilmu poltik dan administrasi publik, paling tidak dikenal
ada lima perspektif tentang publik (Frederickson : 1997 )
Perspektif pluralis (the pluralist perspective)
Perspektif pilihan publik (the public choice
perspective)
Perspektif legislatif (the legislative perspective)
Perspektif penyedia layanan (the service-providing
perspective)
Perspektif warga-negara (the citizen perspective)
18
Perspektif Pluralis
(The Pluralist Perspektive)
Perspektif ini berakar pada tradisi konflik yang memandang publik sebagai
konfigurasi dari berbagai kelompok kepentingan (interest groups).
Menurut para pendukungnya, setiap orang yang mempunyai kepentingan yang
sama akan bergabung dan membentuk sebuah kelompok kepentingan. Dalam
perkembangan selanjutnya, kelompok-kelompok kepentingan tersebut
berintegrasi dan berkompetisi untuk memperjuangkan kepentingan individu-
individu yang mereka wakili, khususnya dalam konteks pemerintahan.
Pandangan demikian bukannya tanpa kelemahan. Ada berbagai kritik yang
dilontarkan kepada kaum pluralis. Paling tidak ada tiga persoalan baku yang
sering dilontarkan.
Pertama, sistem checks and ballances dalam sistem demokrasi, yang
merupakan model ideal kaum pluralis, sering memperlambat kinerja
pemerintahan. Hal tersebut terjadi karena setiap keputusan yang diambil
membutuhkan konsensus dari berbagai kelompok kepentingan yang diwakili
oleh pemimpin mereka.
Kritik kedua, yang sering dilontarkan kepada kaum pluralis adalah karena
mereka terlalu mengandalkan sistem perwakilan (kritik ini dibahas lebih khusus
di bagian the legislative perspektive.
Kritik ketiga, berkaitan dengan kritik pertama, yaitu terabaikannya masalah
efisiensi dan prinsip ekonomi yang merupakan salah satu esensi dari
administrasi publik yang ideal.
19
Perspektif Pluralis
(The Pluralist Perspektive)
20
Perspektif pilihan publik
(the public choice perspektive)
Secara umum dapat dikatakan, bahwa perspektif ini berakar pada tradisi pemikiran
ulilitarian yang sangat menekankan pada soal kebahagiaan dan kepentingan
indivudu. Setiap orang adalah mahluk rasional, yang mengendalikan perilakunya
berdasarkan tujuan dan selalu memilih cara yang paling efisien untuk mencapainya
berdasarkan informasi terbaik yang tersedia.
Kritik terhadap tradisi pemikiran ini terutama karena dianggap tidak memperhatikan
nilai-nila bersama yang ada di dalam komunitas manusia, termasuk juga hal-hal yang
berkaitan dengan etika dan norma berperilaku dalam kelompok.
Menurut salah satu pendukung utamanya Jeremy Bentham, (1889-1948)
kepentingan komunitas hanyalah merupakan penjumlahan dari kepentingan-
kepentingan individu yang membentuknya. Dalam pemikirannya, masyarakat terdiri
dari individu-individu yang bertindak rasional di mana setiap tindakannya selalu
didorong oleh tujuan-tujuan (goal di rected) dan selalu memilih alternatif yang paling
menguntungkan bagi dirinya.
Pandangan utilitarian ini memandang publik seolah sebagai konsumen dalam sebuah
pasar.
Dengan kata lain perspektif ini mencoba mengaplikasikan prinsip-prinsip ekonomi
pasar ke dalam sektor publik.
Asumsi metodologi utama dari pandangan ini adalah, bahwa tindakan publik harus
dimengerti sebagai tindakan individual yang termotivasi oleh kepentingan yang
berbeda satu sama lain. Menurut mereka tugas pemerintah dan masyarakat adalah
menyediakan lingkungan yang stabil sehingga pilihan-pilihan dapat dilakukan dengan
bebas.
21
Perspektif pilihan publik
(the public choice perspektive)
Seperti juga kritik terhadap pandangan kaum pluralis, the public choice
perspective cenderung tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap
mereka yang kurang memiliki hak khusus dalam masyarakat.
Pengambilan keputusan sangat bergantung pada akses terhadap sumber
daya, termasuk informasi.
Jika seseorang memiliki sarana yang dibutuhkan, termasuk penguasaan
informasi, maka ia akan dengan mudah dapat mengarahkan pilihan
publiknya, dibanding dengan mereka yang tidak memiliki akses terhadap
sumber daya dan informasi. Sebagai akibatnya, institusi-institusi
pemerintahan yang demokratis akan sangat tergantung pada dukungan dari
mereka yang diperintah.
Namun dalam kenyataan, publik biasanya tidak akan bekerjasama dalam
melaksanakan keputusan-keputusan sulit, terutama yang membutuhkan
pengorbanan, apalagi jika mereka tidak memiliki kepercayaan pada institusi
pemerintahan dan pada pejabat-pejabat yang diangkatnya.
Persoalan lebih lanjut adalah, bahwa sikap para pejabat yang cenderung
melayani diri sendiri, seperti yang diasumsikan oleh perspektif ini, akan
merusak dan menghilangkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dengan demikian usaha penggalian konsep publik dari perspektif ini sebagai
dasar revitalisasi merupakan suatu kemuskilan.
22
Perspektif Legislatif
(the legislative perspective)
Dalam kenyataan, kebanyakan pemerintahan yang bersifat demokratis
menggunakan sistem perwakilan tidak langsung. Seperti juga pandangan kaum
pluralis, asumsi dasar yang dianut adalah, bahwa setip pejabat diangkat untuk
mewakili kepentingan publik.
Dengan adanya pengangkatan tersebut, mereka memiliki lejitimasi untuk
mewujudkan perspektif publik di dalam administrasi publik.
Dengan demikian pejabat yang diangkat tersebut dianggap sebagai manifestasi
tunggal dari perspektif publik di dalam administrasi publik.
Meskipun pandangan ini merupakan pandangan yang dianggap realistik dan logis
dalam pelaksanaan demokrasi modern, namun pada akhirnya disadari, bahwa
individu-individu dan kelompok-kelompok warga negara seringkali merasa tidak
terwakili secara efektif oleh orang-orang yang mereka pilih secara tidak langsung.
Mereka mengasumsikan, bahwa setiap kepentingan individu dapat diwakili oleh
kelompok yang biasanya berarti diwakili oleh pimpinan kelompok yang bertindak
untuk dan atas nama publik.
Prinsip perwakilan yang demikian, mengundang persoalan sejauh mana konsep
publik, yakni berbagai kepentingan individu yang beragam, dapat dimunculkan dari
sebuah sistem perwakilan.
Secara singkat representational perspective on the public ini juga dianggap tidak
mencukupi untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan publik, baik dalam teori
apalagi dalam praktek administrasi publik..
23
Perspektif Penyedia Layanan
(the service-providing perspective)
Perspektif lain yang berkembang dalam bidang manajemen pemasaran adalah yang memandang
publik sebagai pelanggan (customers) yang harus dilayani.
Menurut pandangan ini, “street-level bureaucrats” mempunyai tugas sebagai ujung tombak
pelayanan kepada publik yang terdiri dari baik individu maupun kelompok. Sampai derajat
tertentu, penempatan publik yang terdiri dari status individu dan kelompok sebagai customers ini
dapat mendekati gambaran perspektif publik yang ideal. Perspektif ini mengharapkan agar para
pejabat yang berada paling dekat dengan publik (street-level bureaucrats), dapat menjadi
penyokong utama kebutuhan publik mereka.
Para pejabat ini diharapkan menggunakan keahlian, pendidikan, dan pengetahuan mereka untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi publik.
Pandangan seperti ini, merupakan salah satu pintu untuk menggali kembali konsep publik
sebagai titik sentral dari setiap pelayanan yang dilakukan oleh para pejabat publik. Akan tetapi
dalam kenyataannya, “street-level bureaucrats” sebenarnya telah terorganisir menjadi kelompok
kepentingan tersendiri, di Indonesia dalam masa Orde Baru sampai sekarang, pegawai negeri
terorganisasikan dalam sebuah wadah yang disebut dengan KORPRI.
Mereka memperjuangkan kepentingan-kepentingannya melalui proses politik tertentu untuk
mencapai kemenangan yang berarti, yang dalam kasus-kasus tertentu dilakukan dengan cara
memanfaatkan publik yang menjadi customer mereka.
Sehingga pada akhirnya, seperti juga dalam model-model sebelumnya publik yang seharusnya
menjadi titik pusat dari setiap pelayanan publik. Maka konsep publik dalam perspektif inipun
mempunyai kelemahan substansial.
24
Perspektif Warga Negara
(the citizen perspectiv)
Konsep kewarganegaraan (citizenship) merupakan salah satu pusat
perhatian administrasi publik modern. Hal tersebut belum muncul dalam
pembicaraan administrasi publik dekade-dekade yang lalu.
Reformasi administrasi publik di berbagai negara, termasuk juga di
Indonesia akhir-akhir ini, ditandai oleh dua tuntutan penting.
Pertama, tuntutan akan muculnya pelayanan-pelayanan publik yang lebih
terdidik dan terseleksi dengan dasar meritokrasi.
Kedua, tuntutan agar setiap warga negaa diberi informasi yang cukup (well-
informed) agar secara umum mereka dapat aktif dalam berbagai kegiatan
piblik dan memahami konstitusi negara secara baik.
Dalam beberapa literatur, konsep publik dapat diidentifikasikan dengan
konsep masyarakat warga yang merupakan padanan dari civil society.
Sumber kekuatan pendekatan kewarganegaraan ini terutama terletak pada
potensinya untuk meningkatkan dan memuliakan publik yang termotivasi
oleh adanya perhatian bersama bagi kebaikan bersama.
25
Perspektif Warga Negara
(the citizen perspectiv)
26
EMPAT PRINSIP
REVITALISASI KONSEP PUBLIK
Berdasarkan pemahaman terhadap perspektif tentang publik, khususnya
tentang perspektif kewarganegaraan, Menurut Frederickson (1997), ada
empat prinsip yang dapat dijadikan pedoman tentang bagaimana konsep
publik dapat direvitalisasi eksistensinya, baik sebagai ide maupun sebagai
peraktek
Prinsip 1: Konsep publik harus dibangun melalui
pemberdayaan konstitusi
Prinsip 2: Konsep publik harus berdasarkan pada pengertian
tentang warga negara yang berbudi luhur (Virtuous citizen)
Prinsip 3: Konsep publik harus dibangun berdasarkan pada
pembentukan dan usaha mempertahankan sistem dan
prosedur untuk mendengarkan dan merespon kepentingan
publik
Prinsip 4: Konsep publik harus didasarkan pada kebajikan dan
kasih
27
Prinsip Pertama :
Konsep publik harus dibangun melalui pemberdayaan
konstitusi
Setiap tindakan pejabat publik harus berbasis pada konstitusi.
John Rohr (1986), misalnya, menyatakan bahwa administrator publik harus
mempunyai kompetensi, baik secara teknis maupun secara moral, untuk
menjunjung tinggi dan mengabdi pada konstitusi. Menurutnya, kompetensi
moral mereka harus jauh berada di atas kompetensi teknis.
Oleh karena itu, bagi Rohr, yang terpenting bukanlah kemampuan para
pejabat publik untuk menghafal konstitusi pasal-demi pasal. Melainkan
komitmen mereka untuk menjadikan konstitusi sebagai dasar dari setiap
tindakannya.
Rohr juga menyatakan, bahwa keabsahan suatu pemerintahan terutama
dilegitimasi melalui tindakannya untuk menerima dan menjalankan
konstitusi yang berlaku, dan bukan hanya ditentukan melalui proses
pemilihan yang demokratis.
Tindakan pejabat-pejabat pemerintahan tidak hanya diatur oleh keputusan
mayoritas, tetapi oleh prinsip dan moral dasar yang ada di dalam konstutisi.
Dengan demikian tindakan pelecehan terhadap publik oleh para pejabat
pemerintah, dapat dihindari.
28
Prinsip Kedua :
Konsep publik harus berdasarkan pada pengertian tentang
warga negara yang berbudi luhur (Virtuous citizen).
Dalam hal ini berlaku rangkaian kata-kata bijak, bahwa suatu rezim
pemerintahan tidak akan lebih baik dari masyarakat yang mereka wakili.
Oleh karena itu, untuk melahirkan rezim yang baik perlu dibangun warga
negara yang baik pula yang merupakan sumber dari mana pemerintah
tersebut berasal.
Dengan dasar pemikiran tersebut, dapat diidentifikasi ada empat
karakter yang perlu diperhatikan dalam konsep virtuous citizen; yaitu:
1. Setiap warga negara harus mengerti dokumen pendidikan negara dan dapat
menerapkan filsafat moral dalam menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat
oleh para pejabat publik.
2. Setiap warga negara seharusnya mempunyai kepercayaan (believes), bahwa
nilai-nilai yang dianut oleh rezim adalah benar dan tepat, tidak hanya sesuatu
yang diterima secara mayoritas.
3. Setiap warga negara diharapkan mempunyai tanggung jawab moral individu,
sehingga apabila terdapat situasi kompromi dengan nilai-nilai rejim, virtuous
citizen dapat bertindak mempertahankan nilai-nilai yang ingin ia anggap
benar.
4. Setiap warga negara diharapkan mempunyai civility (kesantunan) bertindak
dengan segala aspeknya, terutama kesabaran (forbearance) dan toleransi
(tolerance).
29
Prinsip Ketiga :
Konsep publik harus dibangun berdasarkan pada pembentukan dan usaha
mempertahankan sistem dan prosedur untuk mendengarkan dan merespon
kepentingan publik
31
• ADMINISTRASI NEGARA
• ADMINISTRASI PUBLIK
32
Perbedaan ADMINISTRASI NEGARA dengan
ADMINISTRASI PUBLIK
33
Pergeseran Paradigma
ADMINISTRASI NEGARA
10/2/2019 34
ADMINISTRASI DARI NEGARA
• Menunjukkan bagaimana Pemerintah
berperan sebagai agen tunggal yang berkuasa.
• Pemerintah sebagai regulator yang menangani
semua layanan.
• Pemerintah selalu aktif mengambil langkah-
langkah yang diperlukan, masyarakat pasif &
tunduk menerima layanan
10/2/2019 35
ADMINISTRASI UNTUK
NEGARA/PUBLIK
• Dipersepsikan lebih maju dari yang pertama
(administrasi dari negara/publik)
• Pemerintah berperan dalam mengemban misi
pemberian pelayanan pada publik.
• Pemerintah lebih responsif/tanggap terhadap
apa yang diperlukan masyarakat & memberi
pelayanan terbaik
10/2/2019 36
ADMINISTRASI OLEH NEGARA/PUBLIK
• Berorientasi pada pemberdayaan masyarakat
(empowerment) ---- capacity building
• Lebih mengutamakan kemandirian dan
kemampuan masyarakat.
• Masyarakat berpartisipasai aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
10/2/2019 37
PEMAHAMAN PUBLIK
Publik berasal dari public dalam istilah
public administration atau public
bureaucracy
Semula dalam paradigma lama diartikan
sebagaisesuatu yang berkaitan dengan
pemerintah atau negara (pemerintahan)
Oleh karena itu upaya mengatur masyarakt
senantiasa bermula dan dilakukan oleh
pemerintah
Peran rakyat atau masyarakat sebagai objek
38
PUBLIK DALAM PARADIGMA BARU
39
PENDEKATAN KEKUASAAN
PEMERINTAH
40
PARADIGM SHIFT
PEMERINTAH
41
Apa definisi Administrasi Publik?
43
Nigro dan Nigro (1984)
Administrasi negara secara lebih
khusus dapat dijelaskan sbg Apa
yg dilakukan oleh
pemerintah, terutama lembaga
Eksekutif (dengan sarana
birokrasi), di dalam memecahkan
masalah kemasyarakatan atau
publik
Harmon dan Mayer:
L.D White :
Public administration is detailed and systematic execution
of public law. Every particular of law is an act of
administration
Chandler dan Plano (dalam Yeremias Keban,204)
Proses dimana sumber daya dan personil publik diorganisir
dan dikoordinasikan utk memformulasikan, mengimplemen-
tasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan
dalam kebijakan publik
Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro (1960)
48
Dari berbagai batasan tersebut,, ada beberapa elemen bidang
administrasi publik yang harus dicatat :
Bidang tersebut lebih berkaitan dengan eksekutif,
meskipun juga berkaitan dengan yudikatif dan legislatif;
Bidang tersebut berkenaan dengan formulasi dan
implementasi kebijakan publik;
Bidang tersebut berkenaan dengan berbagai masalah
manusiawi dan usaha kerja sama untuk mengerjakan
tugas-tugas pemerintah;
Bidang tersebut dibedakan dari administrasi swasta tetapi
juga overlapping dengan administrasi swasta;
Berkenaan dengan public goods dan services;
Berkenaan dengan teori dan praktek.
49
CIRI-CIRI ADMINISTRASI PUBLIK
50
kurangnya sentuhan pasar (tidak tergantung dari pasar),
kurang otonom, dan terlalu tergantung dari luar atau pengaruh
formal,
pengaruh politik sangat kuat atau tergantung dukungan dari luar,
bersifat monopolistis,
memberi dampak yang sangat luas,
kegiatannya mendapat penilaian dari publik,
mendapat harapan dari publik agar kegiatan tersebut dilakukan
secara adil, responsif, tanggung jawab, dan jujur,
tujuan dan kriteria yang ditetapkan sangat kompleks, kurang jelas,
tidak begitu mudah diukur,
mendapat otoritas yang terbatas, lemah, dan seringkali memiliki
keengganan untuk mendelegasi wewenang, dan terlalu ditekan
secara politisi dari atasan,
terlalu berhati-hati akhirnya menjadi kaku dalam bertindak, dan
mengalami perubahan yang relatif cepat karena adanya
pengangkatan dan penunjukkan personel yang baru,
lebih sulit menentukan insentif berdasarkan performance atau kinerja
yang ada,
terdapat variasi yang tinggi dari karakteristik pribadi para pekerja,
serta kepuasan kerja dan komitmen yang rendah terhadap
organisasinya
51
Ruang Lingkup Ilmu Administrasi Publik
57
Berdasarkan kedua pendapat di atas dan pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai buku teks administrasi publik, maka
secara garis besar ruang lingkup administrasi publik adalah :
• pelayanan publik
– organisasi publik,
• manajemen publik,
–kebijakan publik, dan
»tanggung jawab moral
58
Kebijakan publik menyangkut proses penentuan tujuan dan
cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Proses tersebut
dapat dianalogikan dengan sistem kerja otak manusia yang
memberikan arahan atau tujuan dari suatu tindakan.
Organisasi publik berkenaan dengan bagaimana melakukan
pembagian tugas antar struktur atau unit untuk mencapai
tujuan dan target. Proses tersebut dapat diumpamakan
dengan sistem organ tubuh manusia, yang siap bergerak
setelah mendapat perintah dari otak.
Manajemen publik menyangkut proses bagaimana kegiatan-
kegiatan yang telah dirancang dapat diimplementasikan
secara efektif. Ini dapat dianalogikan dengan sistem jantung,
yang mulai memompa darah keseluruh tubuh termasuk organ-
organnya untuk memulai bergerak atau bekerja.
Tanggung jawab moral memberikan tuntutan moral terhadap
pelaku (adminitrator) tentang apa yang sebaiknya dan apa
yang tidak sebaiknya dilakukan. Ini diibaratkan dengan sistem
sensor tubuh kita seperti perasaan, insting, suara hati, dsb,
yang sering memberi teguran atau mengendalikan diri kita
59
POSISI ADMINISTRASI PUBLIK
NAMA DISIPLIN ILMU OBJEK
NO
PENGETAHUAN
OBJEK FORMAL
MATERIAL
Keterangan : Objek formal bersifat khusus dan spesifik karena merupakan pusat perhatian suatu disiplin
ilmu pengetahuan (focus of interest). Objek material bersifat umum karena merupakan topik yang di
bahas secara global tentang pokok persoalan (subject matter) 60
ENAM DIMENSI STRATEGIS
ADMINISTRASI PUBLIK (Keban, 2008)
1. Dimensi Kebijakan
2. Dimensi Struktur Organisasi
3. Dimensi Manajemen
4. Dimensi Etika
5. Dimensi Lingkungan
6. Dimensi Akuntabilitas Kinerja
61
HUBUNGAN ATAR DIMENSI STRATEGIS ADMINISTRASI PUBLIK
DIMENSI
MORAL/ETIKA
DIMENSI
ORGANISASI
62
PERAN ADMINISTRASI PUBLIK
Administrasi Publik secara umum di
persepsikan sebagai “ the Work of Government
“ sehingga peran administrasi publik sangat
vital bagi negara
Administrasi Publik mempunyai peran dalam
membantu memberdayakan masyrakat dan
menciptakan demokrasi ( Frederick A.
Cleveland, dan Denhardt ) Bahwa
administrasi publik diadakan untuk memberikan
pelayanan publik dan manfaatnya akan dapat
dirasakan setelah pemerintah Profesional,
bekerja efektif dan efisien serta meanpu
nebcerahkan masyrakat untuk menjalankan
tanggunmg jawab administrasi
63
• Jadi Administrasi Publik merupakan medan para
aparat atau eksekutif melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan drngan sektor publik
khususnya dalam penyediaan pelayanan bagi
kepentingan publik maka peran adm. Publik sangat
menentukan kestabilan, ketahanan, dan
kesejahteraan suatu negara .
• Administrasi publik juga bisa sebagai ajang dimana
bisa disaksikan apakah benar elit-elit birokrasi dan
politisi memenuhi janji-janjinya atau komitmennya
kepada publik yang memilih mereka atu peran untuk
menjaga kepercayaan publik ( public trust ) .
64
KEGIATAN ADMINISTRASI PUBLIK
65
KEGIATAN ADMINISTRASI PUBLIK
66
Tujuan Kegiatan Administrasi Publik
67
Perbedaan Administrasi Publik dan Swasta
68
SOSOK ADMINISTRATOR PUBLIK
69
KOMPETENSI-KOMPETENSI STRATEGIS
ADMINISTRASI PUBLIK
70
Dinensi Manajemen menyangkut
proses bagaimana kegiatan-kegiatan
dirancang dan dapat
diimplementasikan dalam mencapai
tujuan organisasi ( analoginya sistem
jantung dalam tubuh manusia )
Dimensi Etika dan moral menyangkut
tuntutan moral terhadap administrator
tentang apa yang baik dan buruk apa
yang salah dan benar.( suara hati /
nurani )
71
Dimensi Lingkungan suasana dan
kondisi yang mempebgaruhi atau
mewarnai dimensi ( lokasi
berkembangnya manusia )
Dimensi Akuntabilitas kinerja --. Bukti
nyata tentang kehadiran dan kegunaan
riil administrasi publik di dalam suatu
negara
72
KEKHUSUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
(Gerald E. Caiden, 1982)
• Kehadiran Administrasi Publik tak bisa dihindari
• Administrasi Publik mengharuskan kepatuhan
• Administrasi Publik mepunyai prioritas
• Administrasi Publik memmpunyai Kekecualian
• Manajemen Puncak Administrasi Publik adalah
Politik
• Penampilan Administrasi Pulik sulit diukur
• Lebih banyak harapan yang diletakkan pada
Administrasi Publik
73
1. Adm. Publik = tak bisa dihindari
Bersifat memaksa
2. Adm. Publik = menuntut kepatuhan
• Administrator publik
mempunyai tanggung jawab
moral untuk siap setiap saat
dibutuhkan
4. Adm.Publik mempunyai ukuran yang
tidak terbatas
Keuntungan : standarisasi
rutinisasi
spesialisasi
profesionalisme
Kerugian : mudah terjadi penyimpangan
red tape
birokratis
5. Puncak pimpinan adm.negara = politisi
• Politisasi Birokrasi :
- mobilisasi PNS vote getter
- sumber daya/fasilitas kepentingan
politik, dsb
6. Kinerja Adm.Publik sulit diukur
• AN = Public trust
• Publik berharap banyak pada administrasi
publik
Organisasi Publik
Aspek Publik
Adm.Publik = Adm.Pemerintahan
88
89